Anda di halaman 1dari 9

Definisi amitosis adalah penggabungan dari kata a = tidak, mitos = benang jadi amitosis adalah

proses pembelahan sel secara langsung dan dan sederhana, yang didahului dengan pembelahan
inti tanpa pembentukan benang-benang kumparan sperma (kromosom). Pada amitosis, inti
terpecah menjadi dua bagian dan biasanya tidak diikuti oleh pembagian sitosom. Amitosis jarang
terjadi, dan hanya ditentukan pada sel-sel khusus yang berspesialisasi atau sel yang sedang
berdegenerasi. Sel yang berspesialisasi itu contohnya pada sel yang sedang mengalami proses
subdivision nuclear, menghasilkan anak inti pada permukaan inti yang asli. Proses itu
berlangsung pada proses pembagian inti dan menghasilkan sel yang berinti banyak, sehingga
prose situ jarang tersangkut dengan reproduksi sel. Amitosis juga terjadi pada makhluk-makhluk
bersel satu seperti misalnya amoeba.

Mitosis adalah proses pembahagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik
yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi
sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki
distribusi organel dan komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa
mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki
genetik yang sama dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik mengalami mitosis,
sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel telur pada betina)
membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak
memiliki nukleus menjalani pembelahan yang disebut pembelahan biner.
Karena sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan untuk
menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis dan
sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. Hal ini dilakukan
misalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan, sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi
terpisah, misalnya pada tahap tertentu pada perkembangan embrio lalat buah.
[sunting] Garis besar
Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel anakan. Genom
terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin rapat yang mengandung
informasi genetik vital untuk menjalankan fungsi sel secara benar. Karena tiap sel anakan harus
identik secara genetik dengan sel awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum
melakukan mitosis. Proses penggandaan terjadi pada pertengaha intefase, yaitu fase sebelum fase
mitosis pada siklus sel.
Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut sister chromatid, yang
berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer. Sister chromatid itu sendiri tidak
dianggap sebagai kromosom.




Definisi meiosis adalah pengurangan jumlah kromosom menjadi separuhnya sehingga sel anak
yang berdiri sendiri itu hanya mengandung separuh jumlah kromosom yang secara karakteristik
dimiliki oleh suatu jenis hewan. Sel-sel yang hanya mengandung separuh jumlah kromosom
adalah sel kelamin utama spermatozoa dan ovum.
Seperti kita kethaui, semua sel dari suatu jenis hewan mengandung jumlah kromosom tertentu.
Jumlah kromosom yang menentukan karakteristik jenis hewan dipertahankan melalui
pembelahan mitosis. Jumlah kromosom tidak mungkin dipertahankan secara uniform dari suatu
generasi ke generasi berikutnya, kecuali sel-sel kelamin hanya mengandung separuh jumlah
kromosom induk. Pada manusia spermatozoon dan ovum masing-masing hanya mengandung 23
kromosom, pada cacing gelang Ascaris lumbricoides masing-masing sel kelamin hanya
mengandung 4 kromosom. Jadi pembentukan spermatozoa dan ovum itu melalui proses meiosis,
kemudian setelah dua sel kelamin itu bersatu melalui proses meiosis dan kemudian setelah dua
sel kelamin itu bersatu, pelipatgandanya berlangsung melalui mitosis.

Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2104033-pengertian-
meiosis/#ixzz1YbTZh5p3

MIOSIS, MITOSIS DAN AMITOSIS

Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan reduksi).
Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa melalui tahap-tahap
pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang bersifat prokariotik, misalnya
pada bakteri, ganggang biru.
MITOSIS adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu
Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa
istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada tahap
interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase :
Pada tahap ini yang terpenting adalah benang-benang kromatin menebal menjadi kromosom dan
kromosom mulai berduplikasi menjadi kromatid.
2. Metafase:
Pada tahap ini kromosom/kromatid berjejer teratur dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom
/kromatid mudah diamati dan dipelajari.
3. Anafase:
pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju
ke kutub-kutub pembelahan sel.
4. Telofase:
Pada tahap ini terjadi peristiwa KARIOKINESIS (pembagian inti
menjadi dua bagian) dan SITOKINESIS (pembagian sitoplasma
menjadi dua bagian).
Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan seperti pada
mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.

Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis II Baik meiosis I maupun meiosis II
terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap pembagian tahap pada
pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :


Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I dengan profase II
tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan dilanjutkan ke profase I
barulah terdapat fase istirahat atau interface.
PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS
Aspek yang dibedakan Mitosis Meiosis
Tujuan Untuk pertumbuhan Sifat mempertahan-kan diploid
Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak
Sifat sel anak diploid (2n) haploid (n)
Tempat terjadinya sel somatis sel gonad
Pada hewan dikenal adanya peristiwa meiosis dalam pembentukan gamet, yaitu Oogenesis dan
Speatogenesis. Sedangkan pada tumbahan dikenal Makrosporogenesis (Megasporogenesis) dan
Mikrosporogenesis.
Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata "sel" itu sendiri
dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah ia mengamati sayatan
gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan Protoplasma. Istilah
protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut Johannes Purkinje protoplasma
dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan Nukleoplasma
Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang memegang peranan penting
dalam sel,Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel (Omnis Cellula E Cellula).
ANATOMI DAN FISIOLOGI SEL
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
1. Selaput Plasma (Membran Plasma atau Plasmalemma).
2. Sitoplasma dan Organel Sel.
3. Inti Sel (Nukleus).
1. Selaput Plasma (Plasmalemma)
Yaitu selaput atau membran sel yang terletak paling luar yang tersusun dari senyawa kimia Lipoprotein
(gabungan dari senyawa lemak atau Lipid dan senyawa Protein).
Lipoprotein ini tersusun atas 3 lapisan yang jika ditinjau dari luar ke dalam urutannya adalah :
Protein - Lipid - Protein Trilaminer Layer.
Lemak bersifat Hidrofebik (tidak larut dalam air) sedangkan protein bersifat Hidrofilik (larut dalam air);
oleh karena itu selaput plasma bersifat Selektif Permeabel atau Semi Permeabel (teori dari Overton).
Selektif permeabel berarti hanya dapat memasukkan /di lewati molekul tertentu saja.
Fungsi dari selaput plasma ini adalah menyelenggarakan Transportasi zat dari sel yang satu ke sel yang
lain.
Khusus pada sel tumbahan, selain mempunyai selaput plasma masih ada satu struktur lagi yang letaknya
di luar selaput plasma yang disebut Dinding Sel (Cell Wall).
Dinding sel tersusun dari dua lapis senyawa Selulosa, di antara kedua lapisan selulosa tadi terdapat
rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle Lamel) yang dapat terisi oleh zat-zat penguat seperti
Lignin, Chitine, Pektin, Suberine dan lain-lain
Selain itu pada dinding sel tumbuhan kadang-kadang terdapat celah yang disebut Noktah. Pada
Noktah/Pit sering terdapat penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang fungsinya hampir
sama dengan fungsi saraf pada hewan.
2. Sitoplasma dan Organel Sel
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma khusus untuk cairan yang berada dalam inti sel
dinamakan Nukleoplasma), sedang bagian yang padat dan memiliki fungsi tertentu digunakan Organel
Sel.
Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai
media terjadinya reaksi kirnia sel.
Organel sel adalah benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat
hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).

Gbr. a. Ultrastruktur Sel Hewan, b. Ultrastruktur Sel Tumbuhan
Organel Sel tersebut antara lain :
a. Retikulum Endoplasma (RE.)
Yaitu struktur berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel.
Dikenal dua jenis RE yaitu :
RE. Granuler (Rough E.R)
RE. Agranuler (Smooth E.R)
Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E. hanya dapat
dilihat dengan mikroskop elektron.


b. Ribosom (Ergastoplasma)
Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat sepanjang R.E.
dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang tersuspensi di dalam sel.
Fungsi dari ribosom adalah : tempat sintesis protein.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.
c. Miitokondria (The Power House)
Struktur berbentuk seperti cerutu ini mempunyai dua lapis membran.
Lapisan dalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan Krista

Fungsi mitokondria adalah sebagai pusat respirasi seluler yang menghasilkan banyak ATP (energi) ;
karena itu mitokondria diberi julukan "The Power House".
d. Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu
enzi nnya itu bernama Lisozym.
e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop cahaya biasa.
Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.
f. Sentrosom (Sentriol)
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun Meiosis). Sentrosom
bertindak sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis.
Struktur ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.

g. Plastida
Dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Dikenal tiga jenis plastida yaitu :
1. Lekoplas
(plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan),
terdiri dari:
Amiloplas (untak menyimpan amilum) dan,
Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak).
Proteoplas (untuk menyimpan protein).
2. Kloroplas
yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan
klorofil dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas
yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
Karotin (kuning)
Fikodanin (biru)
Fikosantin (kuning)
Fikoeritrin (merah)
h. Vakuola (RonggaSel)
Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat dengan
mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas.
Vakuola berisi :
Garam-garam organik
Glikosida
Tanin (zat penyamak)
Minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar
Zingiberine pada jahe).
Alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
Enzim
Butir-butir pati
Pada boberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non kontraktil.
i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan sebagai "rangka
sel".
Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan Selain itu mikrotubulus berguna
dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.
j. Mikrofilamen
Seperti Mikrotubulus, tetapi lebih lembut. Terbentuk dari komponen utamanya yaitu protein aktin dan
miosin (seperti pada otot). Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel.
k. Peroksisom (Badan Mikro)
Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel lain, dan banyak
mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel hati).
3. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
Selapue Inti (Karioteka)
Nukleoplasma (Kariolimfa)
Kromatin / Kromosom
Nukleolus(anak inti).



Berdasarkan ada tidaknya selaput inti kita mengenal 2 penggolongan sel yaitu :
Sel Prokariotik (sel yang tidak memiliki selaput inti), misalnya dijumpai
pada bakteri, ganggang biru.
Sel Eukariotik (sel yang memiliki selaput inti).
Fungsi dari inti sel adalah : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat
kromosom yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.

A. Pembelahan sel secara Amitosis 12.1
Dari Crayonpedia
Pembelahan sel secara Amitosis
Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan pembelahan sel pada eukariotik. Pada
prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel,
duplikasi materi genetic, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului dengan
pembentukan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian dinamakan amitosis, amitosis adalah
pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.
Kromosom hasil duplikasi, awalnya akan menempel pada membrane plasma. Selanjutnya, akan terjadi
pertumbuhan antara dua tempat perlekatan kromosom untuk melakukan pemisahan materi inti.
Kemudian akan terjadi sitokenesis yang diikuti dengan terbentuknya dinding sel baru hingga dua sel
anakan terbentuk, pembelahan yang demikian juga sering disebut dengan pembelahan biner (binary
fision) atau pembelahan sel secara langsung.


Gambar Pembelahan Sel Secara Amitosis



Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang
dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan
membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel anakan yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang nyaris sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fase mitosis (fase M) pada siklus sel,
di mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik mengalami mitosis,
sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan atau sel telur pada betina) membelah
diri melalui proses yang berbeda yang disebut meiosis. Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus
menjalani pembelahan yang disebut pembelahan biner.
Karena sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering digunakan untuk
menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang melakukan mitosis dan sitokinesis
secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan beberapa inti. Hal ini dilakukan misalnya oleh fungi dan
slime moulds. Pada hewan, sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi terpisah, misalnya pada tahap
tertentu pada perkembangan embrio lalat buah.
Garis besar
Hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada dua sel anakan. Genom terdiri dari
sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang berpilin rapat yang mengandung informasi genetik vital
untuk menjalankan fungsi sel secara benar. Karena tiap sel anakan harus identik secara genetik dengan
sel awal, sel awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis. Proses
penggandaan terjadi pada pertengaha intefase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada siklus sel.
Setelah penggandaan, tiap kromosom memiliki kopi identik yang disebut sister chromatid, yang
berlekatan pada daerah kromosom yang disebut sentromer. Sister chromatid itu sendiri tidak dianggap
sebagai kromosom.
Yang dimaksud dengan peta kromosom adalah gambar skema sebuah kromosom yang
dinyatakan sebagai sebuah garis lurus dimana diperlihatkan lokus setiap genyang terletak pada
kromosom itu. Sentromer dari kromosom biasanya dianggap sebagai pangkal, maka diberi tanda
0 (angka 0). Pada lokus setiap gen dibubuhkanangka yang menunjukkan jarak antara gen itu
dengan sentromer atau jarak antara satu gen dengan gen yang lain.
Misal pada lokus gen p tertulis angka 6,2. Ini berarti bahwa jarak antara sentromer ke gen p ialah
6,2 unit. Pada lokus gen q tertulis angka 10, berarti bahwa jarak sentromer dengan gen q ialah 10
unit. Dengan sendirinya dapat diketahui jarak antara gen p dan gen q ialah 10 6,2 = 3,8 unit.
Jarak antara gen p dan gen q disebut jarak peta. Peta kromosom tanpa menunjukkan letak
sentromer dinamakan peta relatip.
Gambar di atas memperlihatkan peta relatip. Jarak antara gen r s = 4,7 unit ; s t =8,5 unit ; r
t = 13,2 unit.
A. Membuat Peta Kromosom dengan Gen Rangkap Tiga Drosophila Melanogaster.
Jika hanya dengan menggunakan dua gen yang terangkai, adanya pindah siang ganda tidak dapat
diketahui dari keturunan hasil uji silang. Untuk itu, dalam membuat peta kromosom sebaiknya
kita menggunakan gen rangkap tiga waktu di lakukan uji silang.
Contohnya sebagai berikut :
Mula-mula kita mengawinkan Drosophila betina homozigotik untuk gen-gen resesip cu (sayap
berkeluk), sr (tubuh bergaris), dan e (tubuh hitam) dengan lalat jantan tipe lia (normal)
homozigotik, yaitu Cu ( sayap lurus), Sr (tubuh tak bergaris), E (tubuh kelabu). Gen-gen tersebut
terdapat pada kromosom no. III. Lalat betina trihibrid F1 kemudian diuji silang dengan lalat
jantan yang sama sekali resesip, yaitu sayap berkeluk, tubuh bergaris, tubuh hitam. Hasilnya
berupa lalat-lalat F2 yang nampak pada gambar X-12.
Setelah mendapatkan lalat-lalat F2 sebagai hasil uji silang itu, kita mengambil langkah sebagai
berikut :
Tetapkan genotip parental dengan jalan :
Jika mungkin, mengadakan rekonstruksi perkawinan lalat-lalat perental
Memperhatikan kelas fenotip yang paling banyak dalam keturunan itu, tetapi hanya berguna bila
data parentalnya tidak diketahui.
Tetapkan tipe-tipe rekombinasi yang dihasilkan oleh adanya pindah silang ganda. Kemudian kita
kita tetapkan urutan letak gen yang sebenarnya.
Cari jarak antara peta antara gen-gen tersebut.
Pindah silang (Ps) antara gen cu dan sr menghasilkankelas fenotip 3, 4, 7 dan 8. jumlah tipe
rekombinasi dari kelas ini adalah 107 + 97 + 1 + 2 = 207 .
Karena itu, Ps antara cu dan sr = 207 / 1926 = 10,75%.
Ps antara gen sr dan e menghasilkan kelas fenotip 5, 6, 7 dan 8. jumlah tipe rekombinasi dari
kelas ini adalah 86 + 94 + 1 + 2 = 183.
Karena itu, Ps antara sr dan e = 183 / 1926 = 9,50%.
Jadi : jarak cu sr = 10,75 unit.
Jarak sr e = 9,50 unit.
gambar peta kromosom relatip adalah sebagai berikut :
Penggunaan rangkap tiga ini hanya akan bermanfaat apabila letak gen satu dengan lainnya yang
terangkai tidak terlalu dekat, sehingga masih di mungkinkan berlangsungnya pindah silang
ganda. Para ahli genetika Drosophila telah menetapkan bahwa batas minimum itu adalah 10
unit,. Jadi apabila jarak antara satu gen dengan gen lainnya kurang dari 10 unit, maka tidak akan
terjadi pindah silang ganda.
B. Koinsidens dan Interferensi
Terjadinya pindah silang antara segmen-segmen dari kromosom tertentu kebanyakan merupakan
fenomena secara kebetulan saja, tetapi distribusinya tidak acak-acakan. Berdasarkan hukum
kemungkinan, maka terjadinya dua pindah silang secara simultan sama dengan hasil perkalian
dan besarnya kemungkinan untuk tiap pindah silang yang berlangsung secara terpisah di dua
tempat itu. Suatu pindah silang yang terjadi pada suatu tempat tentu menghambat terjadinya
pindah silang lainnya yang berdekatan dinamakan Interferensi. Untuk mencari interferensi,
terlebih dahulu harus dicari Koefisien Koinsidens (di singkat KK), yaitu perbandingan antara
banyaknya pindah silang ganda yang sesungguhnya dengan banyaknya pindah silangganda yang
diharapkan. Singkatnya :
Banyaknya pindah silang ganda yang sesungguhnya
KK = -------------------------------------------------------------
Banyaknya pindah silang ganda yang diharapkan
Koefisien Koinsidens (disingkat KI) = 1 KK
Jadi apabila terdapat interferensi lengkap, tidak akan menghasilkan pindah silang ganda, dan
koinsidens dengan nol. Sebaliknya, apabila tidak terjadi interferensi, maka KK = 1.
Dari contoh gambar di muka ( Gambar X 12) maka :
- pindah silang ganda yang sesungguhnya = = 0,0016
- pindah silang yang diharapkan = 0,1075 x 0,095 = 0,0102
0,0016
KK = --------- = 0,16
0,0102
KI = 1 0,16 = 0,84
Ini berarti bahwa pindah silang ganda yang terjadi itu hanya 16% saja dari pindah silang ganda
yang diharapkan. Interferensi akan kecil apabila gen-gen yang bersangkutan letaknya saling
berjauhan. Apabila KK melebihi 1, maka interferensi menjadi negatip.
C. Berangkai, pindah silang dan peta kromosom pada manusia.
Mudah dimengerti kiranya bahwa mempelajari berangkai dan pindah silang serta pembuatan peta
kromosom pada manusia jauh lebih sukar daripada dengan menggunakan bahan lalat Drosophila
dan tumbuh-tumbuhan. Ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain :
Pada manusia tidak dapat dilakukan percobaan dengan cara mengawinkan manusia seperti
kehendak kita;
Gen-gen yang telah diketahui menimbulkan kelainan / penyakit pada manusia yang jarang
dijumpai dan biasanya pengaruh dari gen yang merugikan itu baru akan nampak setelah beberapa
generasi;
Jumlah kromosom di dalam inti sel tubuh manusia terlalu besar (yaitu 46 kromosom), sehingga
kemungkinan adanya gen-gen yang terangkai sangat kecil.
Meskipun demikian pada manusia dikenal suatu penyakit semacam buta malam tetapi dapat
berakaibat buta, yaitu penyakit retinitis pigmentosa. Penyakit ini disebabkan oleh gen dominan R
yang terangkai tak sempurna pada kromosom-X.
Seorang perampuan yang menderita penyakit itu dan menikah dengan laki-laki normal akan
mempunyai anak yang semuanya menderita penyakit tersebut.

Anda mungkin juga menyukai