Anda di halaman 1dari 24

Mekanisme Pembelahan

(Morulasi, Blastulasi)
Makalah

Disusun untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Embriologi Hewan
Dosen Pengampu : Iseu Laelasari P, M.Pd.

Disusun oleh:
1. Romlah Roaeni (1810810056)
2. Iin Uswatun Hasanah (1810810057)
3. Siti Nur Shofiyah (1810810061)
4. Ika Zahrotus Sholihah (1810810066)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGAM STUDI TADRIS BIOLOGI
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peleburan atau pertemuan sel
sperma dengan sel ovum atau kita menyebutnya dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi
merupakan penggabungan dari sel telur dan sperma sehingga menghasilkan telur yang
telah difertilisasi atau dibuahi yang kita sebut dengan zigot.
Setelah zigot terbentuk, zigot akan terus membelah secara mitosis. Pembelahan
zigot ini terjadi sepanjang perjanannya dari tuba falopii menuju ke uterus. Zigot akan
membelah dari mulai satu sel menjadi dua sel, empat sel, enam belas dan seterusnya.
Dalam perkembangannya, embrio berkembang melalui dua tahapan, yaitu fase
fertilisasi, terjadi ketika sel sperma bertemu dengan sel ovum sehingga terbentuklah zigot
yang kemudian akan membelah. Fase yang kedua adalah fase embrionik yaitu fase
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali
fertilisasi hingga akhirnya terbentuk janin di dalam tubuh induk betina.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembelahan (cleavage)?
2. Bagaimana proses morulasi?
3. Bagaimana proses blastulasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses pembelahan (cleavage)
2. Untuk mengetahui proses morulasi
3. Untuk mengetahui proses blastulasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Cleavage
1. Pengertian Cleveage atau Pembelahan
Zigot adalah hasil dari proses fertilisasi ovum dengan spermatozoa yang memiliki
sifat diploid. Zigot pada bagian dalam terdapat satu sel kromosom, hal ini disebabkan
oleh proses fertilisasi sel sperma yang membawa setengah informasi genetic ayah dan
setengah dari ibu yang sama-sama bersifat haploid (n + n = 2n). Zigot memiliki dua
kutub yaitu kutub animal dan kutub vegetal.

(Gambar Zigot)

Animal pole atau kutub animal di dalamnya terdapat sel sel yang disebut dengan
mikromer dan banyak mengandung sitoplasma. Vegetal pole atau kutub vegetal di
dalamnya terdapat sel yang disebut dengan makromer dan banyak mengandung yolk
yang memiliki fungsi sebagai sumber makanan untuk sel-sel yang sedang membelah.
Zigot berperan sangat penting dalam proses pembelahan karena merupakan bahan
dasar yang memicu pembelahan terjadi, sehingga organisme multiseluler dapat
terbentuk.1

Cleveage atau pembelahan adalah proses pembelahan sel yang paling awal setelah
terjadinya proses fertilisasi selesai yang dialami oleh sel tunggal zigot menuju proses
kedewasaan. Cleveage akan membentuk embrio multiseluler atau blastula dari zigot.
cleveage juga disebut dengan segmentasi dengan proses pembelahan yang di aktivasi
oleh hormone Enzim MPF. Setelahan pembelahan terjadi akan membentuk zigot
uniseluler berubah bentuk menjadi multiseluler.

1
Suberata, I wayan. 2014. Fertilisasi, Cleveage dan Impla. diakses dari
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir pada tanggal 05 Oktober 2020 pada pukul 10.00 WIB
Gambar proses pembelahan sel secara mitosis perubahan bentuk zigot uniseluler menjadi
blastomer multiseluler
2. Bidang Pembelahan
Bidang pembelahan merupakan proses bidang yang dilalui oleh arah pembelahan
ketika zigot mengalami mitosis terus menerus hingga menjadi banyak sel. Ada 4
macam bidang bidang pembelahan, yaitu :
a. Meridian, bidang pembelahan yang melewati poros kutub animal dan poros kutub
vegetal, sehingga menghasilkan dua blastomer dengan ukuran yang sama.

Gambar Meridian
b. Vertikal, bidang pembelahan yang lewat dengan tegak mulai dari kutub animal
sampai kutub vegetal.

Gambar Vertikal
c. Ekuator, bidang pembelahan yang tegak lurus dengan poros kutub animal sampai
kutub vegetal dan pertengahan antara kedua kutub, sehingga membelah embrio
menjadi empat anakan dan empat blastomer vegetal.
Gambar Equatorial

d. Latitudinal, bidang pembelahan yang sejajar dengan bidang ekuator.

Gambar Latitudinal
3. Sifat Pembelahan
a. Daerah deutoplasma yang padat (lapisan yolk) tidak mudah dilewati oleh
pembelahan. sehingga pembelahan hanya dapat terjadi pada daerah germinal disc
pada telur megalecithal.
b. Bidang ekuator serat gelendong setiap pembelahan selalu terdapat pada
pertengahan dan tegak lurus dengan poros (memanjang) sel induk.
c. Setelah pembelahan kedua sel anak yang terjadi sama besar.
4. Macam Pembelahan (Cleavage)
Macam – macam pembelahan ada tiga, yaitu:
1)
2) Holoblastik, adalah pembelahan yang mengenai seluruh daerah zigot. terdapat
pada telur homolecithal dan medio lecithal.
Gambar Holoblastik
dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Holoblastik teratur (Equal)
Adalah pembelahan yang berlangsung dengan teratur baik dalam
bidang pembelahan maupun proses pembelahan. Terdapat pada
Asterias (bintang laut), Amphioxus, dan Anura (katak).
Pembelahan yang pertama melewati bidang meridian, pembelahan
kedua melewati bidang meridian dengan tegak lurus pada bidang
pembelahan pertama, maka terbentuklah 4 sel dengan ukuran sama
besar. Pembelahan ketiga melewati bidang latitudinal sedikit pada
bagian atas bidang ekuator sehingga terbentuk 8 sel, 4 sel berada di
atas lebih kecil disebut micromere, dan 4 sel berada di bawah disebut
macromere.
Pembelahan ke empat melalui bidang meriditian secara bersamaan
membagi dua menjadi delapan sel, maka terbentuklah 16 sel yang
terdiri dari 8 micromere dan 8 macromere.
Pembelahan ke lima melewati bidang latitudinal bagian atas dan
bawah bidang ekuator. yang membentuk blastomere 32 sel. Sel–sel
micromere dan macromere menjadi 2 lapisan masing-masing, dengan
sel macromere lapis bawah lebih besar daripada lapis atas.
Pembelahan ke enam melalui bidang meridian bersamaan untuk
semua sel yang 32 buah, sehingga terbentuk 64 sel, pembelahan
ketujuh dan kedelapan sudah sangat sulit untuk diikuti. Pada akhir
pembelahan ke delapan gumpalan sel berubah menjadi semakin besar,
yang terdiri dari 70 sel yang memiliki bentuk seperti buah pir yang
disebut dengan morula. Morula itu masih yang pada bagian dalamnya
buta tidak berongga.

Gambar Pembelahan pada katak


2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, 32 sel, blastula, irisan blastula
b. Holoblastik yang tidak teratur (unequal)
adalah pembelahan yang tidak sama masa pembelahannya terjadi
pada berbagai zigot. Terdapat pada Eutheria, seperti kelinci, babi,
kera, orang.
Pembelahan pertama melalui bidang latitudinal dengan sedikit
diatas bidang ekuator, yang membagi zigot menjadi 2 sel pada sebelah
kutub animal berukuran lebih kecil.
Pembelahan kedua melalui bidang meridian yang hanya
berlangsung pada micromere di kutub vegetal yang menjadikan 3 sel,
kemudian micromere melalui bidang meridian dengan terbentuknya
tingkat 4 sel.
Pembelahan selanjutnya terjadi pada salah satu macromere yang
membentuk tingkat 5 sel lalu sel setingkatnya terbentuk 6 sel,
kemudian micromere membelah terbentuk tingkat 7 sel, micromere
satu lagi membentuk tingat 8 sel.
Pembelahan selanjutnya lebih sulit diikuti dan tetap tidak bersama.
sehingga terbentuk blastomere yang terdiri dari 60-70 sel yang berupa
gumpalan yang masih disebut morula.
Gambar Pembelahan pada mamalia

Gambar Pembelahan holoblastik equal dan unequal


c. Meroblastik
Adalah pembelahan yang hanya terjadi pada zigot disebagian kecil
kutub animal, pada bagian seluruh germinal disc dan mengenai sedikit
yolk. pembelahan pertama melalui bidang meridian yang membentuk
tumpukan sel pada daerah germinal disc yang berasal dari 8 sel di
tengah dan 12 sel di pinggir sel tengah yang masih berhubungan
dengan yolk dibawah. sedangkan sel yang berada dipinggir sebagian
besar lepas dari yolk kecuali daerah yang sangat tepi. pada proses ini
telur sampai pada uterus yang telah dilapisi dengan albumen dan
shell.2

2
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi & Embryologi. Bandung : Tarsito
Gambar Meroblastik

Gambar Pembelahan pada ayam

d. Perantara Holo dan Meroblastik


Adalah pembelahan yang tidak pada seluruhnya mencapai pada
ujung kutub vegetal, terdapat pada telur megalesital.

Gambar perantara Holo dan Meroblastik

B. Perbedaan Cleavage pada Hewan Asterias, Amfibi, Aves dan Mamalia


1. Pada Hewan Sea Urchin/Asterias/Bintang Laut
Tipe pembelahan sel telur pada asterias adalah tipe Holoblastik teratur.
Pembelahan pertama lewat bidang meridian, yang kedua lewat bidang meridian juga
tetapi tegak lurus pada bidang pembelahan pertama dan terbentuklah 4 sel yang sama
besar. Pembelahan ketiga lewat bidang latitudinal sedikit saja atau diatas bidang
ekuator, mulai terbentuklah 8 sel, 4 sel sebelah atas lebih kecil disebut mikromer dan
4 Cell sebelah bawah disebut makromer. Pembelahan keempat lewat bidang-bidang
meridian, yang serentak membagi 2 ke 8 sel, terbentuklah 16 sel yang terdiri dari 8
mikrometer dan 8 makrometer. Pembelahan kelima lewat bidang latitudinal atas dan
bawah bidang ekuator secara serentak. Akhirnya pada pembelahan kelima ini
terbentuklah blastomer yang terdiri dari 32 sel. Sel-sel mikrometer dan makrometer
ini terdiri dari dua lapis masing-masing sel makromer lapis bawah lebih besar
daripada yang lapisan atas. Pembelahan ke-6 lewat bidang-bidang meridian serentak
untuk semua sel yang jumlahnya 32, sehingga terbentuk menjadi 64 sel. Pembelahan
keenam dan ketujuh sudah sukar diikuti. Akhir pembelahan kedelapan, gumpalan sel-
sel itu mulai membesar yang terdiri dari sekitar 70 sel, yang berbentuk seperti buah
pir disebut dengan morula. Morula tersebut masif (dalamnya tak berongga).3

2. Pada Hewan Amfibi


3
Wildan Yatim, 1994, Reproduksi dan Embryologi, (Tarsito: Bandung), 154-155
Tipe pembelahan sel telur pada amfibi adalah tipe Holoblastik sempurna/teratur.
Pembelahan pertama lewat bidang meridian, yang kedua lewat bidang meridian juga
tetapi tegak lurus pada bidang pembelahan pertama dan terbentuklah 4 sel yang sama
besar. Pembelahan ketiga lewat bidang latitudinal sedikit saja atau diatas bidang
ekuator, mulai terbentuklah 8 sel, 4 sel sebelah atas lebih kecil disebut mikromer dan
4 Cell sebelah bawah disebut makromer. Pembelahan keempat lewat bidang-bidang
meridian, yang serentak membagi 2 ke 8 sel, terbentuklah 16 sel yang terdiri dari 8
mikrometer dan 8 makrometer. Pembelahan kelima lewat bidang latitudinal atas dan
bawah bidang ekuator secara serentak. Pembelahan pada makromer lama baru
mencapai ujung kutub vegetal. Akhirnya pada pembelahan kelima ini terbentuklah
blastomer yang terdiri dari 32 sel. Sel-sel mikrometer dan makrometer ini terdiri dari
dua lapis masing-masing sel makromer lapis bawah lebih besar daripada yang lapisan
atas. Pembelahan ke-6 lewat bidang-bidang meridian serentak untuk semua sel yang
jumlahnya 32, sehingga terbentuk menjadi 64 sel. Pembelahan keenam dan ketujuh
sudah sukar diikuti. Akhir pembelahan kedelapan, gumpalan sel-sel itu mulai
membesar yang terdiri dari sekitar 70 sel, yang berbentuk seperti buah pir disebut
dengan morula. Morula tersebut bagian dalamnya berisi cairan.4

4
Wildan Yatim, 1994, Reproduksi dan Embryologi, (Tarsito: Bandung),154-155
3. Pada Hewan Aves
Ayam merupakan amniota, yaitu vertebrata yang didalamnya terdapat amnion
seperti reptil dan mamaliaaves dan reptil memiliki perkembangan yang hampir sama,
tetapi perkembangan aves lebih maju dari reptil.5 Cleavage pada ayam (Gallus gallus)
ini lebih sukar dan terbatas pada satu keping pada kutub anima dan berlangsung
cleavage partial atau meroblastis. Sel-sel yang telah membelah tersebut membentuk
cangkang yang berbentuk cakram yang disebut dengan blastodis yang merupakan
blastomer sentral yang melepaskan diri dari detoplasma dibawahnya dan terbentuk
rongga sempit yang merupakan bagian pingir, blastomer tidak jelas terpisah dari
detoplasmadan blastomer terus menerus kedalam detoplasma.6
Sel tunggal (ovum) terdiri dari bagian kuning telur beserta blastodiskusnya.
Besarnya sel telur ini disebabkan oleh banyaknya timbunan zat makanan cadanngan
(yolk) didalamnya. Komponen lainya terdiri dari putih telur, membran cangkang

5
Gilbert 2010 Gilbert, S. F. (2010). Developmental Biology. 4-th. Edition. Sinauer Association
Inc.,Massachusetts.
6
Wildan Yatim, 1994, Reproduksi dan Embryologi, (Tarsito: Bandung),155
telur, dan cangkang telur yang bersifat nonseluler dan dihasilkan ketika sel telur
melalui reproduksi betina.7
Tipe pembelahan pada aves adalah meroblastik diskoidal, sama seperti pisces dan
juga reptil. Alur dari pembelahannya hanya terjadi pada bagian tengah blastodiskus
(suatu struktur berbentuk cakram atau keping keputihan pada telur yang baru dibuahi
(zigot)). Blastodiskus merupakan protoplasma aktif yang berdiameter ± 3 mm dan
terdapat di kutub animal (daerah seputar blastodiskus tampak gelap dan disebut
periblas).8

Gambar proses pembelahan pada bagian blastodiskus dari embrio aves


(Carlson 1988)
Pada gambar A menunjukkan pembelahan sel I secara vertikal, membelahnya
tepat pada sumbu blastodiskus, namun tidak menembus seluruh permukaan telur.
Pada gambar B menunjukkan pembelahan sel II secara horizontal (tegak lurus dengan
pembelahan I). Pembelahan III secara vertikal memotong alur pembelahan II, baik
sebelah kiri maupun kanan. Pembelahan IV secara sirkumferensial (melingkar) yang
memotong bagian tengah daerah blastomer dari daerah periferal. Pembelahan V

7
Surjono, Perkembangan Hewan. Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2003,
8
Surjono, Perkembangan Hewan. Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2003,
terjadi pada 4 bidang pembelahan vertikal yang asimetris sehingga menghasilkan 23
sel. Pembelahan selanjutnya tidak dapat diikuti.
4. Pada Hewan Mamalia
Tipe pembelahan sel telur pada mamalia adalah tipe Holoblastik tidak sempurna.
Pembelahan pertama melalui bidang latitudinal, sedikit di atas bidang ekuator. Zigot
terbagi menjadi dua sel yang ukurannya pada bidang kutub animal lebih kecil.
Pembelahan kedua melalui bidang meridian tetapi hanya berlangsung pada
mikrometer kutub vegetal. Terjadilah tingkat 3 sel. Kemudian pada mikrometer
melalui bidang meridian terbentuklah tingkat 4 Cell. Pembelahan berikut berlangsung
pada salah satu makrometer. Sehingga terbentuk tingkat 5 sel. Kemudian disusul oleh
sel-sel tetangganya, terbentuklah tingkat 6 sel. Selanjutnya salah satu sel mikrometer
membelah, terbentuklah tingkat tujuh sel. Kemudia bagian mikrometer membelah
satu lagi dan terbentuklah tingkat 8 sel. Pembelahan selanjutnya lebih sulit untuk
diikuti dan tetap tidak serentak. Akhirnya terbentuk blastomer yang terdiri dari 60
sampai 70 sel yang berupa gumpalan yang masif dan disebut morula.
C. Pengaruh Distribusi Yolk Terhadap Pola Cleavage
Salah satu factor yang mempengaruhi pembelahan atau cleavage adalah distribusi
yolk. Berdasarkan kandungan yolk dan tipe pembelahannya, telur dapat dikelompokkan
menjadi:
1. Isolechital atau oligolechital adalah telur dengan kandungan yolk sedikit dan
menyebar secara merata. Tipe pembelahannya adalah holoblastik, artinya blastomer-
blastomer hasil pembelahan terpisah secara sempurna. Pola pembelahannya terdiri
atas:
a. Radial, di mana blastomer yang terdapat pada kutub animal terletak di atas
blastomer yang terdapat pada kutub vegetal. Dijumpai pada Echinodermata dan
Amphioxus.
b. Bilateral, susunan blastomer yang terbentuk adalah bilateral simetris. Dapat
dijumpai pada Ascidian.
c. Spiral, blastomer tidak terletak tepat di atas atau di bawah blastomer yang lain,
tetapi berada di atas pertemuan dua blastomer yang ada di bawahnya. Dapat
dijumpai pada Mollusca.
d. Rotasional, blastomer mengalami rotasi 90º selama pembelahan kedua sehingga
menghasilkan susunan blastomer yang bersilang. Dapat dijumpai pada Mamalia.
2. Mesolechital adalah telur dengan kandungan yolk yang sedang dan tidak tersebar
merata, biasanya terkonsentrasi pada kutub vegetal. Tipe pembelahannya adalah
holoblastik, pola pembelahan radial. Dijumpai pada Amhibia.
3. Telolechital adalah telur yang memiliki kandungan yolk banyak dan tidak tersebar
merata. Tipe pembelahan meroblastic, pola pembelahan bilateral pada Chepalopoda,
Mollusca dan pola pembelahan discoidal yaitu terjadi hanya pada bagian kutub
animal dan morulanya memiliki bentuk seperti piringan (disc). Dapat dijumpai pada
Pisces, Reptilia, Aves.
4. Centrolechital adalah telur dengan kandungan yolk terpusat pada bagian tengah telur,
kandungan yolk tidak terlalu banyak atau banyak. Tipe pembelahannya adalah
meroblastik, pola pembelahan superfisial yaitu inti zigot berada di tengah dan
dikelilingi oleh yolk. Pada bagian permukaan dalam (periderm) terdapat sitoplasma.
Inti yang sudah membelah maka menghasilkan inti anak yang akan bermigrasi ke
arah periderm kemudian setiap inti anak yang sudah berada di periderm akan
dilingkupi oleh sitoplasma. Dapat ijumpai pada serangga dan Arthropoda lainnya.9

Gambar Tipe Yolk


https://www.studocu.com/hk/dokument/

9
Hizkia Jc, Pembelahan (Cleavage) dan Blastulasi, 2014.
http://www.academia.edu/35049266/CLEAVAGE_AND_BLASTULA diakses pada 03 Oktober 2020 pukul 17.00
WIB
Gambar Pola Cleavage
https://www.studocu.com/hk/dokument/
D. Morulasi
Proses morulasi terjadi setelah zigot membelah menjadi 16 sel. Fase ini terjadi
pada hari ke-3 sampai hari ke-4 setelah terjadinya fertilisasi. Morula terdiri dari inner cell
mass dan outer cell mass. Inner cell mass merupakan kumpulan sel-sel di bagian dalam
dan akan tumbuh menjadi jaringan-jaringan embrio sampai janin. Fungsi inner cell mass
adalah untuk membentuk tubuh embrio. Sedangkan outer cell mass merupakan lapisan sel
di bagian luar dan akan tumbuh menjadi trophoblast sampai plasenta. Fungsi outer cell
mass adalah untuk melindungi dan menghubungkan embrio dengan induk.10
Zigot berubah bentuk dari sel tunggal menjadi sebuah masa sel yang solid atau
padat yang disebut morula. Morulasi terjadi setelah sel berjumlah 16 dan akan terus
membelah hingga menjadi 32 sel. Morula adalah suatu bentukan sel seperti bola padat
yang dipenuhi dengan sel-sel hasil pembelahan. Masing-masing sel yang terdapat di
morula disebut dengan blastomer. Setelah mencapai 64 sel, blastomer akan berhenti
membelah kemudian memadat.11 Morula memiliki ukuran yang tidak jauh berbeda
dengan zigot. Hal ini dikarenakan selama proses pembelahan, zona pelusida tetap utuh
dan menyelubungi morula. Blastomer-blastomer yang terdapat pada morula saling terikat
dalam suatu ikatan yang disebut dengan tigmotaksis. Blastomer bergerak bebas dan
saling melekat pada blastomer lain ketika saling bersentuhan sehingga sel-sel tersebut
tidak terpisah antara satu dengan yang lainnya. 12

10
Nelly Karlinah, Efrida Yanti, dkk. Bahan Ajar Embriologi Manusia. (Yogyakarta: Deepublish, 2015).
Hlm. 28
11
Bambang Poernomo, Teratologi pada Hewan Ternak, (Surabaya: Airlangga University Press, 2017),
hlm. 6-8
12
Bambang Poernomo, Teratologi pada Hewan Ternak, (Surabaya: Airlangga University Press, 2017),
hlm. 1-2
Gambar Prose Morulasi
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.amongguru.com

E. Blastulasi
Blastula adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
Proses terbentuknya blastula dinamakan blastulasi. Blastula berkembang selama dua
minggu setelah pecahnya zona pellucida. Zigot akan membelah secara mitosis menjadi
blastomer. Blastula merupakan sekumpulan blastomer yang berbentuk bola berongga
dan mengandung inner cell mass (embryoblast). 13
Kumpulan blastomer yang berbentuk
seperti buah arbei dinamakan morula.Sel-sel pada bagian permukaan blastula disebut
trofoblas dan rongga cairannya disebut blastosol. Terbentuknya blastula ditandai dengan
mulai adanya pelekukan sel-sel morula yang tidak beraturan. Setelah sel-sel tersebut
mengalami pembelahan terus menerus maka terbentuklah rongga di tengah yang makin
lama makin membesar dan berisi cairan.14 Pada blastula sudah terdapat daerah yang
berdifferensiasi membentuk organ-organ tertentu seperti sel saluran pencernaan,
notochord syaraf eksoderm, ectoderm, mesoderm, dan endoderm.15

13
Herlina dkk, 2019, Embriologi Hewan, (UB Press: Malang), 44
14
Charis Moniung, 2017, Blastulasi, diakses pada 3 Oktober 2020 pukul 13.03 WIB,
https://id.scribd.com/document/363891172
15
Endy Muhammad A, 2018, Fikih Kedokteran Kontemporer, (Pustaka Al-Kautsar: Jakarta), 59
https://id.scribd.com/document/363891172
Blastomer terdiri dari 2 bagian, yaitu :
1. Jaringan embryo, merupakan jaringan yang akan tumbuh menjadi embryo.
2. Jaringan periblast, merupakan jaringan yang menyalurkan makanan dari yolk.16
Macam-macam Blastulasi
Berdasarkan bentuk dan susunan blastomernya blastula dibagi atas :
1. Coeloblastula merupakan blastula yang berbentuk bundar yang umumnya memiliki
ovum yang bertipe homolesital dan mediolesital. Kedua macam telur ini umumnya
akan membentuk blastomer dengan pembelahan yang holoblastik equal dengan tipe
pembelahan radial.17 Contoh: blastula pada Synapta sp., Asterias sp., Amphioxus dan
Amphibia.

https://id.scribd.com/document/363891172

16
Charis Moniung, 2017, Blastulasi, diakses pada 3 Oktober 2020 pukul 13.03 WIB,
https://id.scribd.com/document/363891172

17
Eko Prasetya, Pembelahan dan Blastulasi, diakses pada 2 Oktober 2020 pukul 14.22 WIB,
https://jempols.files.wordpress.com/2019/05/pertemuan-5-6-perkembangan-hewan-pembelahan-dan-
blastulasi.pdf&ved
2. Discoblastula merupakan blastula yang berbentuk cakram sering juga disebut
blastula gepeng. Umumnya memiliki ovum bertipe homolesital yang mengalami
pembelahan holoblastik tidak teratur, dan telur megalecithal yang membelah secara
meroblastik. Blastula berada di atas yolk atau jaringan penyalur makanan. Contoh:
blastula pada reptil dan aves.

https://id.scribd.com/document/363891172

3. Stereoblastula yaitu blastula yang berbentuk bola seperti coeloblastula, tapi masif.
Kalaupun terdapat celah dalam selnya itu bukanlah rongga blastocoel. Contoh:
blastula pada Gymnophiona dan Ganoid.18

https://id.scribd.com/document/363891172
4. Blastokista, yaitu blastula yang menyerupai kista. Blastula ini memiliki massa sel-sel
dalam (inner cell mass) pada bagian dalam embrio dan dikelilingi oleh tropoblas.
Contoh: blastula pada mamalia.19

18
Wildan Yatim, 1994, Reproduksi dan Embryologi, (Tarsito: Bandung), 160-161
19
Charis Moniung, 2017, Blastulasi, diakses pada 3 Oktober 2020 pukul 13.03 WIB,
https://id.scribd.com/document/363891172
https://jempols.files.wordpress.com/2019/05/pertemuan-5-6-perkembangan-hewan-
pembelahan-dan-blastulasi.pdf&ved
Pada blastula terdapat 2 daerah utama yaitu :
1. Epiblast, blastomere yang terletak sebelah atas atau daerah kutub animal. Pada
blastula epiblast sebagian besar menumbuhkan ectoderm (kulit luar).
2. Hypoblast, blastomere yang terletak sebelah bawah atau daerah kutub vegetal. Pada
blastula ini menumbuhkan endoderm (kulit dalam).20

20
Wildan Yatim, 1994, Reproduksi dan Embryologi, (Tarsito: Bandung), 162
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Cleveage atau pembelahan adalah proses pembelahan sel yang paling awal setelah
terjadinya proses fertilisasi selesai yang dialami oleh sel tunggal zigot menuju proses
kedewasaan.
Proses morulasi terjadi setelah zigot membelah menjadi 16 sel. Fase ini terjadi
pada hari ke-3 sampai hari ke-4 setelah terjadinya fertilisasi. Morula terdiri dari inner cell
mass dan outer cell mass.
Blastula adalah bentuk lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
Proses terbentuknya blastula dinamakan blastulasi. Blastula berkembang selama dua
minggu setelah pecahnya zona pellucida. Zigot akan membelah secara mitosis menjadi
blastomer. Blastula merupakan sekumpulan blastomer yang berbentuk bola berongga
dan mengandung inner cell mass (embryoblast).
Daftar Pustaka
Gilbert 2010 Gilbert, S. F. (2010). Developmental Biology. 4-th. Edition. Sinauer Association
Inc.,Massachusetts
Hizkia Jc, Pembelahan (Cleavage) dan Blastulasi, 2014.
http://www.academia.edu/35049266/CLEAVAGE_AND_BLASTULA
Karlinah, Nelly. Yanti, Efrida, dkk. Bahan Ajar Embriologi Manusia. (Yogyakarta:
Deepublish, 2015).
Poernomo, Bambang. Teratologi pada Hewan Ternak, (Surabaya: Airlangga University Press,
2017).

Surjono, T.W. 2003. Perkembangan Hewan. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

Yatim, Wildan. Reproduksi & Embriologi, (Bandung: Tarsito, 2017)

Anda mungkin juga menyukai