OLEH
cepat, tahan penyakit dan mudah dalam pemeliharaannya (Rahardjo et al., 2008).
Permintaan pasar untuk ikan ini terus meningkat, mulai dari tingkat lokal dan
2011) dengan harga yang cukup tinggi yaitu sekitar Rp.60.000,-/kg. Pembenihan
bawal bintang telah berhasil dilakukan yang pertama kali di Indonesia pada tahun
2007 di Balai Budidaya Laut Batam. Kebutuhan benih semakin meningkat seiring
Ketersediaan induk matang gonad merupakan syarat utama yang harus dilakukan
yang matang gonad merupakan kendala dalam usaha pembenihan, sehingga perlu
dicari solusi yang tepat dalam menangani permasalahan ini. Teknik manipulasi
hormonal ke dalam tubuh ikan secara injeksi merupakan salah satu cara yang tepat
maturase (pematangan) gonad pada ikan adalah Gonadotropin. Hormon hCG dan
testosteron dan estradiol. Hormon PMSG banyak mengandung unsur daya kerja
Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan sedikit Luteinizing Hormone (LH) (Basuki,
1990; Techakumphu et al., 1999) sehingga baik digunakan untuk menginduksi proses
lingkungan yang diterima oleh sistem syaraf pusat yang kemudian akan diteruskan ke
hormone (GnRH) dalam kelenjar hipofisis yang selanjutnya hipofisis ini akan
penetasan telur. Pemberian antidopamin ini juga dapat menstimulasi perilisan FSH
1.2 Tujuan
bintang
bawal bintang
2. PEMBAHASAN
gepeng dan ramping dengan ekor bercagak. Tubuhnya berwarna putih keperakan
pada bagian lateral dan ventral. Pada bagian dorsal berwarna abu-abu kehijauan.
Mulutnya sub terminal dan bisa berkatup yang dilengkapi dengan gigi beludru halus.
Permukaan tubuh bawal bintang ditutupi sisik kecil bertipe sisir (stenoid) dan
memiliki gurat sisi yang melengkung mengikuti profil punggung. Bentuk bawal
periode, kualitas air (suhu, oksigen terlarut, pH, kesadahan, dan alkalinitas), air pasang,
hujan, subtrat pemijahan, kecukupan nutrisi, penyakit serta kehadiran ikan lain. Faktor
tersebut merupakan sinyal lingkungan yang akan diterima oleh otak dan disampaikan ke
dengan melepaskan Gonadotropin releasing hormone (GnRH). Aksi GnRH pada kelenjar
bekerja di lapisan teka pada oosit dan secara bersama dengan Luteinzing hormone (LH/
Oogenesis pada teleost terdiri atas dua fase, yaitu pertumbuhan oosit dan
pematangan oosit. Perkembangan oosit diawali dari germ cell yang terdapat dalam
lamela dan membentuk oogonia. Oogonia yang tersebar dalam ovarium menjalankan
prose pembelahan mitosis dan ditahan pada "diploten" dari profase meiosis pertama
yang biasa disebut oosit primer. Dalam masa pertumbuhannya oosit primer terbagi
menjadi dua fase. Fase Pertama adalah previtelogenesis, ketika ukuran oosit
belum terjadi akumulasi kuning telur. Fase kedua adalah vitelogenesis, yaitu proses
deposisi kuning telur atau vitelogenin. Vitelogenin (vg) disintesis dihati dibawah
2006). Pada beberapa spesies ikan, rangsangan hormon estrogen (seperti : estradiol -
2008).
utama dari oosit yang sudah tumbuh berupa glikoposfoprotein dan mengandung kira-
kira 20% lemak, terutama posfolipid, trigliserida serta kolesterol (Gambar 3). Fase
vitellogenesis merupakan tahap yang penting karena pada prosesnya akan mendukung
pertumbuhan oosit hingga 90% mendekati ukuran telur. Oleh sebab itu faktor – faktor
seperti kualitas pakan, lingkungan dan aktifitas hormon sangat besar peranannya
1. Fase I. oogonia
Sel – selnya berbentuk oval dan berukuran kecil (7,5 µm – 10 µm). Pada
tahap ini terlihat adanya nucleolus kromatin (cn) dan tahap awal
perinukleolus (ep).
Telur sendiri merupakan hasil akhir proses gametogenesis yang terjadi setelah
dilepaskan oleh kelenjar adenohipofisis. Ada 2 hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
pada tahap akhir. Prosesnya adalah, FSH yang terbawa aliran darah dan masuk
parakrin testosteron akan masuk ke sel granulosa dan oleh enzim aromatase dirubah
vitelogenin yang terbawa oleh aliran darah akan diserap secara selektif dan disimpan
sebagai oosit berwarna kuning didalam gonad. Pada saat vitelogenesis berlangsung,
granula kuning telur bertambah dalam jumlah dan ukurannya, sehingga volume oosit
ketika oosit telah mencapai ukuran maksimal. Menurut Nagahama et al. (1995),
proses pematangan oosit terjadi karena adanya rangsangan LH pada folikel, yang
menyebabkan terjadinya proses sintesa hormon - hormon steroid pada sel teka yang
inilah yang mempunyai peranan sebagai mediator kematangan oosit lebih lanjut.
pregnen - 3 - one (17α, 20β - DP) sehingga oosit mengalami GVBD (germinal vesicle
break down) yang berakhir pada ovulasi. Fase pembentukan kuning telur dimulai
sejak terjadinya penumpukan bahan-bahan kuning telur dalam sel telur dan berakhir
setelah telur tidak mengalami perubahan bentuk selama beberapa saat (dorman). Fase
pembentukan telur biasanya diikuti pula peningkatan tahap kematangan gonad dalam
tubuh ikan. Effendie (1997) mengemukakan bahwa umumnya pertambahan bobot
gonad ikan betina pada saat stadium matang gonad dapat mencapai 10% - 25% dari
bobot tubuh, namun secara tepat Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan layak
tidaknya induk dapat dipijahkan adalah dengan mengamati telur yang diambil
berasal dari serum pada plasenta kuda hamil, yang mengandung glikoprotein dan
molekulnya tersusun dari sub unit alfa dan sub unit beta (Maurel et al. 1992).
Komposisi PMSG terdiri dari 75% FSH dan 25% LH dan memiliki aktivitas biologi
serupa FSH dan LH dimana pengaruh FSH nya lebih besar (Hardjopranjoto
1995). Aksi fisiologis PMSG dalam tubuh selain dapat menyebabkan penekanan
produksi LH, juga mempunyai waktu paruh yang panjang sekitar 123 jam
(Menzer dan Schams 1979 dalam Supriatna et al. 1998 ), Menurut Bolamba et al.
(1992), pada konsentrasi tertentu dalam darah, PMSG akan mampu mengaktifasi
proses – proses pada FSH dan LH sehingga dapat merangsang kenaikan produksi
GnRH dan hal ini akan mempengaruhi kelenjar pituitary untuk memproduksi
terdapat dalam saraf pusat dan bertindak sebagai aktifator modulasi neuronal yang
dijelaskan lebih lanjut bahwa modulasi akan berlangsung jika terjadi rangsangan
sensorik pada retina atau organ penciuman sehingga hipotalamus mengatur perilaku
seksual dan kelenjar hipofisis akan mengatur pelepasan prolaktin, di luar musim
Vidal dkk., (2004) mengatakan bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan
(LH). Merangsang Gonadotropin endogen (Gth), dosis kombinasi antara GnRHa dan
efektif dalam menginduksi proses ovulasi berbagai jenis ikan seperti common carp
yang berporos pada hipotalamus dan pituitari dalam mendukung pematangan gonad.
Pengaruh penyuntikan PMSG pada dosis tertentu selain akan menaikan kadar
FSH juga memicu vitologenesis yang berlangsung dalam organ gonad dan hati, serta
RH. Sehingga, akibat sekresi FSH dari pituitari dan penyuntikan PMSG akan
sensorik dari retina dan organ penciuman, sehingga kerja fisiologis kelenjar
3.1. Kesimpulan
b) Pengaruh penyuntikan PMSG pada dosis tertentu selain akan menaikan kadar
FSH juga memicu vitologenesis yang berlangsung dalam organ gonad dan
Zalinge V, Nicolas, Sopha L, Ngor PB, Kong H and Jorgensen V B.2002. Status
of the Mekong Pangasianodon hypophthalmus resources, with special
reference to the stock shared between Cambodia and Vietnam. Technical
paper , No.1, Mekong River Commission, Phnom Penh. 29 pp.