Anda di halaman 1dari 10

SPERMASI DAN OVULASI

OLEH KELOMPOK 3 :

 M LAHMUDIN NOR
 MHD RIDHO PUTRA
 WAHYUDI ANDRITO
 SRI DEVIANTI

PASCASARJANA ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2018
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur kepada-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.

Adapun makalah fisiologi reproduksi mengenai spermiasi dan ovulasi ini


telah kami usahakan semaksimal mungkin. Kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada dosen pembimbing matakuliah fisiologi reproduksi
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini. Namun terlepas dari
semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi
penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu bagi pembaca yang
ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan semoga dari makalah ini kita dapat


mengambil manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 22 September 2018

Kelompok III
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fisiologi adalah adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana


kehidupan berfungsi secara fisik dan kimiawi. Istilah ini dibentuk dari kata
Yunani Kuna physis, "asal-usul" atau "hakikat", dan logia, "kajian". Fisiologi
menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel,
jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan
fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.

Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan


sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Reproduksi
merupakan aspek biologis yang terkait mulai dari diferensiasi seksual hingga
dihasilkan individu baru. Sistem reproduksi terdiri dari komponen kelenjar
kelamin atau gonad, dimana pada ikan betina disebut ovarium sedang pada jantan
disebut testis. Sementara beberapa kelenjar endokrin mempunyai peranan dalam
mengatur sistem reproduksi.

Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki
ukuran telur sendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan
menentukan jumlah telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ukuran telur ikan
banyak ditentukan oleh ukuran kuning telurnya. Makin besar kuning telur makin
besar pula peluang embrio untuk bertahan hidup.

Testis adalah organ reproduksi jantan yang terdapat berpasangan dan


terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan berbentuk seperti kantong dengan
lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu lapisan sel spermatogenik
(spermatosit).

1.2. Rumusan Masalah

1) Apa yang di maksud dengan spermiasi dan ovulasi ?

2) Bagaimana proses terjadinya spermiasi dan ovulasi pada ikan ?


3) Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi proses spermiasi dan ovulasi ?

1.3. Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian dari spermiasi dan ovulasi.

2) Untuk mengetahui tahapan-tahapan dan proses terjadinya spermiasi dan


ovulasi.

3) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses spermiasi dan


ovulasi.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Spermasi

2.1.1. Pengertian

Spermiasi adalah proses keluarnya sel sperma yang telah mengalami


pematangan dari folikel dan masuk ke dalam rongga testis atau rongga perut.
Pelepasan ini mungkin disebabkan oleh kenaikan tekanan hydrostatik di dalam
lobul untuk mengeluarkan cairan-cairan oleh sel-sel sertoli dibawah rangasangan
gonadotropin. Spermatozoa kemudian di dorong kedalam sistem pengeluaran, di
sini akan bercampur dengan sperma (milt).Perangsangan perkembangbiakan
sperma tidak lepas dari peran serta hormon androgen, yakni testosteron.
Sedangkan testosteron yang memegang peranan utama pada spermatogenesis dan
spermiasi adalah 11- ketotestosteron (11- KT). 11 KT selanjutnya akan
merangsang sel-sel sertoli sehingga aktif menstimulasi pembelahan mitosis
spermatogonia dan menyempurnakan spermatogenesis.(Lestari, 2012).

Setiap spermatid akan berdifferensiasi menjadi spermatozoa (sperma).


Proses pertumbuhan disebut spermiasi. Spermatid menjadi sperma ketika pertama
kali dibentuk, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel apitel, namun setelah
spermatid mulai memanjang menjadi sperma akan terlihat bentuk yang terdiri dari
kepala dan ekor.(Balia, 2015).

Saluran sperma terdiri dari dua bagian: bagian pertama berbatasan dengan
testis, berguna untuk membuka lobule (juxtatesticular part) dan yang lainnya
adalah saluran yang sederhana dimana berhubungan dengan bagian posterior dari
testis ke genital papilla.(Balia, 2015).

2.1.2. Proses terjadinya Spermiasi

Sebelum terjadi spermiasi, terjadi proses spermiogenesis. Spermiogenesis


adalah proses differensiasi sel spermatid menjadi spermatozoa dewasa. Tahapan
prosesnya ada 4 yaitu (Andre, 2012) :
a) Golgi Phase, yaitu tahap saat butiran proakrosom terbentuk dalam alat Golgi
spermatid. Butiran atau granula ini nanti bersatu membentuk satu butiran
akrosom. Butiran ini dilapisi membran dalam gembungan akrosom. Gembungan
ini melekat ke salah satu inti yang bakal jadi bagian depan spermatozoon.

b) Cap Phase, yaitu tahapan saat gembungan akrosom makin besar, membentuk
lipatan tipis melingkupi bagian kutub yang bakal jadi bagian depan. Akhirnya
terbentuk semacam tutup atau topi spermatozoon.

c) Acrosomal Phase, pada tahap ini Terjadi redistribusi bahan akrosom.


Nukleoplasma berkondensasi, sementara itu spermatid memanjang. Bahan
akrosom kemudian menyebar membentuk lapisan tipis meliputi kepala kutub,
sampai akrosom dan tutup kepala membentuk tutup akrosom.

d) Maturation Phase, pada maturation phase terjadi perubahan bentuk spermatid


sesuai dengan ciri spesies. Ketika akrosom terbentuk di depan spermatozoa,
sentriol bergerak ke kutub berseberangan. Sentriol terdepan membentuk
flagellum, sentriol satu lagi membentuk kelepak sekeliling pangkal ekor.
Mitokondria membentuk cincin-cincin di bagian middle piece ekor.Sel Sertoli
mulai memfagosit sitoplasma dari spermatid.

sel sperma yang telah mengalami pematangan dari folikel dan masuk ke
dalam rongga testis (Spermiasi) (Lestari, 2012).

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi spermiasi

Hormon steroid dan GtH berguna untuk mengatur komposisi ion pada
cairan seminal, akibatnya terjadi perubahan – perubahan selama periode proses
spermiasi.Perangsangan perkembangan sperma tidak terlepas dari peran serta
hormon androgen, yakni testosteron. Sedangkan, testosteron yang memegang
peranan utama pada dan spermiasi adalah 11-Ketotestestosteron (11-KT). 11-
ketotestosteron merangsang sel-sel sertoli sehingga aktif menstimulasi
pembelahan mitosis spermatogonia dan menyempurnakan spermatogenesis.(Jaya,
2011).
2.2 Ovulasi

2.2.1. Pengertian

Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur yang telah mengalami


pematangan dari folikel dan masuk ke dalam rongga ovarium atau rongga perut.
Proses ovulasi terjadi dengan cepat setelah telur mengalami pematangan dan
mengakibatkan pecahnya dinding folikel, pada waktu bersamaan sel-sel mikrofil
yang menutupi lubang mikrofil berpisah sehingga spermatozoa dapat menembus
korion setelah telur dikeluarkan (oviposition). (Jaya, 2011).

Gonad ikan betina disebut ovarium. Di dalam ovarium sel telur dibentuk
hasil dari diferensiasi sel-sel germ primordial yang terdapat dalam epithelium
luminal ovary. Perkembangan telur ini disebut oogenesis. Pertumbuhan oosit
adalah proses yang kompleks, secara keseluruhan merupakan pengumpulan
kuning telur. Pertumbuhan awal adalah terjadinya pelepas hormon gonadotropin
(GtH-independent) dan dicirikan dengan bertambahnya ukuran nucleus,
bertambahnya jumlah nucleus dan akumulasi yang kompleks oleh DNA untuk
berbagai struktur dan penimpanan partikel-partikel yang bertanggung jawab untuk
pembentukan sel-sel basopil oleh sitoplasma. Jumlah yang besar dari RNA (5s
RNA dan transfer RNA) disimpan didalam sitoplasma oosit, oleh karena itu
embrio akan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan protein dari dirinya
sendiri sebagai cadangan. (Balia, 2015).

Pada tahap vesicle diperkirakan sebagai awal tahap ketergantungan


terhadap hormone gonadotropin (GtA-dependent). Tahap ini dicirikan dengan
terbentuknya vesicle yang akhirnya akan membentuk cortical alveoli, yang
meliputi reaksi kortex dan menyebabkan kejukan osmotic pada fertilisasi. Vesicle
ini tidak mengandung kuning telur yang sebenarnya sehingga istilah yolk vesicle
tidaklah dianjurkan. Tahap ini juga dicirikan dengan dimulainya pembentukan
zona radiate, perkembangan ekstra cellular, dan bakal korion sel-sel granolosa
menjadi “coboidal” dan sel-sel theca kembali diratakan. (Balia, 2015).

Gonad ikan betina disebut ovarium. Di dalam ovarium sel telur dibentuk
dari hasil diverensiasi sel-sel germ primordial yang terdapat pada epitalium
luminal ovary. Pertumbuhan oosit adalah proses yang kompleks, secara
keseluruhan merupakan pengumpulan kuning telur.(Balia, 2015).

Setelah tahap akhir ikan akan mengalami proses ovulasi, tanda-tanda ikan
yang sudah mengalami ovulasi dan siap dikeluarkan telurnya yaitu ikan terlihat
gelisah, sering muncul di permukaan air dan ikan sering berpasangan. (Balia,
2015).

2.2.2. Faktor yang mempengaruhi Ovulasi

Terjadinya ovulasi sangat dipengaruhi aktivitas hormonal di dalam tubuh


ikan, terutama hormon gonadotropin. Keluarnya sel telur dari folikel dipengaruhi
oleh hormon prostaglandin, Prostaglandin mungkin merupakan mediator aksi
gonadotropin terhadap ovulasi atau pecahnya dinding folikel. (Lestari, 2012).
BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1) Spermiasi adalah proses keluarnya sel sperma yang telah mengalami


pematangan dari folikel dan masuk ke dalam rongga testis atau rongga perut.
Ovulasi adalah proses keluarnya sel telur yang telah mengalami pematangan dari
folikel dan masuk ke dalam rongga ovarium atau rongga perut.

2) Proses spermiasi dimulai dengan tahapan spermiogenesis dari Golgi Phase,


Cap Phase, Acrosomal Phase, dan Maturation Phase, kemudian sperma dewasa di
lepaskan ke dalam rongga testis.Proses Ovulasi terjadi dengan cepat setelah telur
mengalami pematangan dan mengakibatkan pecahnya dinding folikel, pada waktu
bersamaan sel-sel mikrofil yang menutupi lubang mikrofil berpisah sehingga
spermatozoa dapat menembus korion setelah telur dikeluarkan (oviposition).

3) Faktor yang mempengaruhi spermiasiantara lain hormon steroid khususnya 11-


ketotestosteron dan hormon Gonadotropin. Ovulasi dipengaruhi oleh hormon
prostaglandin dan gonadotropin.

3.2. Saran

1) Sebaiknya jika memberi tugas, jangka waktu pengumpulan tidak terlalu pendek
agar tugas dapat selesai dengan sebaik-baiknya.

2) Sebaiknya jika memberi judul tugas, setidaknya yang bahan-bahannya mudah


dicari baik buku maupun internet.
Daftar Pustaka

Andre. 2012. Spermiogenesis. http://andre4088.blogspot.com diakses 20 Maret


2015

Balia, R. 2015. Spermiasi dan Ovulasi. http://rangkeum.blogspot.com diakses 21


Maret 2015

Jaya, R. 2011. Reproduksi Pada Ikan. http://academia.edu diakses 21 Maret 2015

Lestari.2012. Sistem Reproduksi dan Embriologi Ikan. http://www.


Tasawuf.blogspot.com. di akses 26 oktober 2014.

Anda mungkin juga menyukai