Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/309818153

Astaxanthin: Senyawa Antioksidan Karoten Bersumber dari Biota Laut

Article · May 2006


DOI: 10.15578/squalen.v1i1.71

CITATIONS READS

0 2,364

2 authors, including:

Ifah Munifah
Ministry of Marine Affairs and Fisheries
15 PUBLICATIONS   4 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

R-Phycoerythrin from Indonesian Marine Red Algae and Microalgae View project

All content following this page was uploaded by Ifah Munifah on 14 August 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Squalen Vol. 1 No. 1, Desember 2006

lfah Munifah dan Thamrin Wikanta


Balai Besar Riset Pengotahan produk dan Bioteknotogi
Kelautan dan perikanan

PENDAHULUAN

Meskipun berbagai jenis


antioksidan dalam makanan telah
berkontribusi dalam pencegahan
penyakit, namun sejumlah riset
yang telah ditakukan lebih
memfokuskan pada tiga jenis
antioksidan yaknivitamin E, vita-
min C dan karotenoid karena
berperan penting sebagai nutrien
yang diperlukan dalam metabolis-
me tubuh manusia.
Karotenoid merupakan se-
kelompok pigmen merah, oranye,
dan kuning yang dapat ditemukan
baik pada buah, umbi maupun
daun tanaman, juga dalam daging
hewan yang mengkonsumsi
tanaman yang mengandung
karoten. Senyawa karotenoid
memiliki aktivitas antioksidan,
beberapa diantaranya adalah
sebagai prekursor vitamin A.
Sejumlah karoten yang penting
yaitu berupa 6-karoten, p-karoten,
likopen, lutein, zeaxanthin, dan
B-cryptoxanthin (Langseth, 1 995;
Zhao et al., 2004: Schulz et at.,
2005). Beberapa sumber se-
nyawa karoten yaitu: 6-karoten
pada wortel, B-karoten pada
sayuran hijau dan buah buahan
benvarna kuning-oranye, likopen echinenone
pada tomat dan sayuran hijau,
lutein dan zeaxanthin pada .. !^]=*\------ry-" tunaxanthin
jagung dan sayuran benrvarna hijau o.

gelap, misalnya brokoli dan -ffi-r___*-',


---^x^ astaxanthin
bayam, B-cryptoxanthin pada
buah jeruk. Lebih dari 400 jenis Gambar 1. struktur kimia senyawa-senyawa karotenoid (Rodriguez,
senyawa karoten telah ditemukan 2001; Schulz et at..2005).
dalam tumbuhan tingkat tinggi,
alga, dan juga bakteri. Karoten dari dan bertanggung jawab terhadap bunga. selain itu karoten inijuga
tumbuhan merupakan komponen pewarnaan merah, oranye, dan merupakan prekursoruntukproses
esensial untuk proses fotosintesis kuning pada buah, sayuran dan pigmentasi pada hewan laut,
L Munifah dan T. Wikanta

ii
kuning telur, dan lemak globulin dari karotenoid. Beberapa hewan (2003) telah mempelajari efek
yang bertindak sebagai sumber laut seperti salmon dan udang protektif dari astaxanth in, B-karoten
vitamin A (Rodriguez,2001; Park pemakan tumbuhan yang me- dan retinol dalam melawan foto-
et al.,2062\. ngandung lebih dari 700 jenis oksidasi akibat paparan sinar UV.'
Karotenoif, merupakan se- senyawa yang merupakan Hasilnya memperlihatkan bahwa
nyawa yang memilikistruktur kimia penyusun kelompok karotenoid, astaxanthin lebih efektif dalam hal
tetraterpen C40 yang tersusun dari menyebabkan hewan tersebut mengurangi terbentuknya senyawa
satuan isoprena (C5), termasuk memiliki warna yang cerah. polyamine, yaitu suatu senyawd
pada kelas hidrokarbon, dapat Karotenoid bukan hanya sekedar yang dapat menyebabkan
juga berupa turunan senyawa ber- pigmen, namun juga merupakan kerusakan kulit. Pada suatu
oksigen seperti senyawa antioksidan. Di antara senyawa kelompok percobaan (treatment
xantophylls (Rodriguez, 2OO1 : karoten tersebut yang memiliki group) yang telah mengkonsumsi
Masaya, 2004). Gambar 1 aktivitas paling baik sebagai astaxanthin, terbentuk jdnis
merupakan struktur kimia senyawa antioksidan adalah astaxanthin senyawa polyamine lebih sedikit
karoten. (Kurashige, 1990; Naguib, 2000). dari kelompokkontrol, sedangkan
kelompok yang tidak meng-
Jenis senyawa karoten yang Astaxanthin konsumsi astaxanthin (control
paling berlimpah di alam adalah group) akan tidak terlindungi dari
B-karoten yang merupakan Astaxanthin adalah senyawa paparan UV sehingga mengalami
senyawa provitamin A, memiliki pigmen dari laut dengan struktur kerusakan kulit akibat dari
aktivitas antioksidan sangat kuat. molekul sedemikian rupa sehingga terbentuknya senyawa polyamine
Senyawa antioksidan akan membuatnya menjadi aktif sebesar 4,1 kali lipat lebih besar
berinteraksi dalam tubuh manusia sebagai antioksidan. Antioksidan dari kelompok percobaan yang
secara sinergis dengan senyawa merupakan suatu agen yang bisa telah mengkonsumsi astaxanthin.
antioksidan lain untuk melindungi menghambat terjadinya proses Studi ini menyimpulkan bahwa
kerusakan yang diakibatkan oleh oksidasi. Sejumlah produk nutrien astaxanthin bekerja dengan cara
reaksi oksidasi. Sebagai contoh, alami dapat menetralisir efek menghasilkan enzim yang meng-
vitamin E dapat memproteksi oksidasi dari radikal bebas dan uraikan senyawa polyamine akibat
molekul B-karoten dari peristiwa senyawa beracun lainnya. Studi dariproses radiasi UV (Stahl ef a/.,
oksidasi (sparing effects) banding antara astaxanthin dan 2000)
(Paniagua & Lifran, 2000). jenis karoten lainnya telah mem- Penelitian juga menunjukkan
Proses terjadinya reaksi perlihatkan bahwa astaxanthin bahwd aStaxanthin memiliki
oksidasi oleh radikal bebas memiliki aktivitas antioksidan 10 aktivitas cardioprotecfive melalui
kemungkinan berkontribusi pada kali lebih kuat dari kelompok kemampuannya menurunkan
pembentukan kanker dan berbagai
karoten berupa p-karoten, oksidasi HDL (kolesterol baik) yang
jenis penyakit lain yang bersifat canthaxanthin, lutein, dan zea- merupakan agen pentransfer
xanthin (Naguib, 2000). Studi kolesterol dalam darah. Untuk
non bakterial dan non viral. Studi
banding lainnya juga telah membentuk fungsi jantung yang
awal telah mengindikasikan dilakukan yakni antara senyawa sehat maka diperlukan kandungap
bahwa beberapa antioksidan astaxanthin dan vitamin E HDL yang tinggi. dan kandungan
khususnya B-karoten sangat
bermanfaat bagi penderita kanker
sebagai pencegah oksidasi pada LDL (kolesterol jahat) yang
lemak, hasilnya menunjukkan rendah dalam aliran darah.
tahap awal seperti oral-leuko- bahwa astaxanthin memiliki Asupan astaxanthin selama 30 hari
plakia, kanker paru-paru, larynx, efektivitas 100-500 kali lebih baik akan meningkatkan kandungan
kanker payudara, esophagus dan dari vitamin E dalam hal kolesterol HDL menjadi 57mg/
juga pencegah penyakit jantung pencegahan peroksidasi lemak dL, sedangkan kandungan LDL
(Langseth, '1995; Svilaas, et at., secara in vivo (Kurashige, 1 990). menurun dari 12,5 mg/dL menjadi
2004).
Kandungan astaxanthin dalam 9,6 mg/dL (Murillo dalam Hawkins,
Karotenoid merupakan se- rumput laut memiliki aktivitas 2003). Persyaratan untuk jantung
kelompok pigmen alami larut lemak menghambat paparan sinar UV yang sehat adalah kandungan
yang dapat ditemukan dalam dan juga memiliki efek protektif HDL minimal42,4 mgldL.
fitoplankton dan beberapa jenis terhadap terbentuknya radikal Astaxanthin dapat ditemukan
fungiserta bakteri. Warna merah, bebas yang diproduksi oleh foto- pada biota laut diantaranya pada
oranye, dan kuning yang nampak oksidasi akibat paparan sinar UV. alga hijau Haematococcus
pada buah dan sayuran berasal Stahl ef al.,(2000) dan Hawkins pluvialis, pada beberapa jenis

2
Squalen Vol. 1 No. 1, Desember 2006

ikan seperti ikan salmon, tuna larut dalam pelarut organik berupa pendegradasian dan roOifif""l
dan trout, juga terdapat pada aseton, alkohol, etil eter, petroleum struktur (Rodriguez, 2001 ; lsaacson
kelompok krustasea (misal eter, heksan, toluena, kloroform, et al.,2004).
udang, lobster, dan kepiting/ dan etil asetat. Senyawa karoten
rajungan) serta ragi Phaffia Spektroskopi UV-Visible
berupa xantophyll akan larut lebih merupakan instrumen yang paling
rhodozyma. Penelitian terhadap baik dalam metanol dan etanol,
ekstrak lobster Homarus asfacus sering digunakan untuk
sedangkan karotenoid berbentuk mdnganalisa senyawa karoten
menghasilkan suatu senyawa aktif
kristal akan sulit untuk dilarutkan (Rodriguez, 2001; Zhao et at.-,
yang terkarakterisasi sebagai
dalam pelarut di atas tetapi akan 2004). Sebagian besar senyawa
astaxanthin (Naguib, 2000; lebih mudah larut dalam oelarut
Paniagua & Lifran; 2000). Hasil karoten akan mengabsorbsi pada
benzena dan diklorometan. 3 panjang gelombang yang
penelitian tersebut menyimpulkan
Kelarutan p-karoten, xantophyll, berbeda, sehingga menghasilkan
bahwa keberadaan astaxanthin
dan lutein dalam pelarutTHF (tetra 3 spektra. Semakin besar bilangan
berlimpah di alam ini, namun
hampir semuanya terdapat dalam
hidro furan) akan lebih baik konjugasi pada ikatan rangkap,
(Rodriguez, 2001; Schulz et al., maka akan semakin besar nilai l"
konsentrasi yang rendah. Biota
laut yang paling memungkinkan
2005). max. Gambar 2 dan 3 mem-
sebagai sumber astaxanthin perlihatkan spektra lJV-Visible dari
Absorpsi Cahaya beberapa senyawa karoten.
adalah alga hijau Haematococcus
pluvialis yang juga mengandung
Struktur kimia dengan ikatan Sifat Adsorpsi dan Partisi
jenis senyawa karoten lainnya
rangkap terkonjugasi yang
berupa lutein, likopen dan B-
merupakan gugus kromopor Terdapatnya subtituen oksigen
karoten. Keberadaan astaxanthin
menyebabkan karotenoid memiliki akan meningkatkan sifat adsorpsi,
dalam mikroalga ini biasanya
spektrum absorpsi visible yang sifat ini akan tergantung pada tipe,
berupa ester dari berbagai
macam asam lemak. Senyawa bermanfaat sebagai dasar jumlah, dan lokasi dari gugus fungsi
perantara dalam pembentukan identifikasi dan analisa kuantitatif. yang mengikat oksigen pada
karoten pada biota laut yaitu Warna yang dimilikinya me- senyawa karoten. Hal ini di-
berupa echinenone dan can- mungkinkan analis untuk perlihatkan pada kromatografi
thaxanthin yang sering terdeteksi memonitor langkah-langkah dalam lapisan tipis plat silika dengan
sebagai senyawa karoten minor. menganalisa senyawa karoten. menggunakan pelarut 3% metanol
Senyawa karoten mayor pada Perubahan warna karoten selama dalam benzena atau 5o/o metanol
jenis ikan tuna yaitu tunaxanthin analisa memberikan indikasi pada dalam toluena, semua karoten
(Rodriguez, 2001).
Berdasarkan pemaparan di #.ti I i
-1
atas, maka akan sangat ber- -.1+i

manfaat jika dilakukan penelitian


mengenai isolasi senyawa II 5{"r{r.!*

astaxanthin dalam upaya pe- !t'1


manfaatan biota laut untuk t
menggali potensi organisme laut. it
I

Beberapa Sifat Fisika dan u,j"' 1


a

Kimia dari Senyawa Karoten \ !


t.r;,95
1
Pemahaman yang baik 1

1
mengenai sifat fisika dan kimia iI
pada senyawa karoten akan i\-
memudahkan analis untuk me- L.#_-#"

nentukan karotenoid dengan hasil ---*-T- *- -* "i*"-'-- T*"*' *--T**"- **a


50& r:r 55+ # glil * 6tril.* ?dil ;:j
relibilitas yang lebih baik. $..r +ru*l * r1*fltr
{}c:,1
Sifat Solubilitas
Gambar 2. Spektra UV-Visible dari B-karoten standar (Zhao et al.,
Karotenoid bersifat lipofilik,
2004; Schulz et at.,2005).
artinya tidak larut dalam air tetapi
l. Munifah dan T. Wikanta

',,: -i berwarna merah, or"ny",' O"n


kuning yang dapat ditemukan pada
buah, umbi, maupun daun
tanaman, juga dalam daging hewan
yang mengkonsumsi tanaman
yang-mengandung karoten.
Beberapa jenis karoten yang
telah dikenal antara lain B-karoten,
$ lutein, lycopene, dan astaxanthin.
# Diantara senyawa karoten tersebut
{E yang memiliki aktivitas paling baik
sebagai antioksidan adalah
astaxanthin. Senyawa astaxanthin
memiliki aktivitas antioksidan 1O
kali lebih kuat.dari kelompok
karoten berupa B-karoten,
canthaxanthin, lutein, dan zeaxan-
€5G
Ebrsk€t+* {.srli thin, juga berpotensi sebagai
,:.:;.i:.l]']!.:::-i'.]l:i.:1i:,,11..:1...1....:.... card io prote cflye. Astaxanthin dapat
Gambar3. Spektra UV-Visible dari Likopen (_), y-karoten ditemukan pada biota laut di
C---), B-karoten (-.-.-) dan cr-karoten (....) dalam pelarut antaranya pada alga hijau
petroleum eter (Rodrigu ez, 2001 ). H aematococcus pluvialls, pada
beberapa jenis ikan seperti ikan
salmon, tuna dan trout, juga
dalam sampel akan terelusi absorbsi pada daerah visible.
terdapat pada kelompok krustasea
bersamaan dengan bergeraknya maka akan sangat memungkinkan
(udang, lobster, dan kepiting/
pelarut pada plat silika, sedangkan terjadi interferensi dari senyawa non
karoten. Untuk mengurangi rajungan) serta ragi Phaffia
xantophyll akan terdistribusi dalam
plat tergantung pada jumlah dan kesalahan tersebut, maka rhodozyma. Sebagai upaya
jenis substituen yang ada di menggali potensi organisme laut,
diperlukan teknik analisa tersendiri.
maka akan sangat bermanfaat jika
dalamnya (Zhao et a1.,2004). Misal, untuk antosianin bersifat
larut dalam air. Senyawa ini tidak
dilakukan penelitian mengenai
Gugus hidroksil banyak isolasi senyawa astaxanthin dari
mempengaruhi proses adsorpsi akan terekstraksi dengan karoten
biota laut mengingat potensinya
akan tetapi pada reaksi metilasi, dan akan terpisahkan selama
proses partisi. Untuk pigmen sebagai antioksidan, bersifat
asetilasi, dan silisasi akan cardioprotective dan sebagai UV-
mengurangi efek ini. Affinitas gugus klorofil, dapat dieliminasi melalui protector.
karbonil lebih kecil daripada gugus proses saponifikasi, jika proses ini
hidroksil. Kontribusi gugus tidak berhasil maka langkah DAFTARPUSTAKA
fungsional pada affinitas adsorpsi selanjutnya adalah kromatografi
akan meningkat sesuai dengan kolom. Melalui kromatografi kolom Hawkins, E.B. 2003.'Astaxanthin and
urutan berikut: ini, klorofil harus dapaf terpisahkan oxidative stress. Journal of Natu-
dari karoten. Masalah umum yang ral Pharmacy. October. p.20-21
-OR < -C=O < 2[-C=O]< -OH
sering muncul dalam analisa lsaacson, T., Ohad, 1., Beyer, P. and
< -cooH Hirschberg, J.2004. Analysis in
senyawa karoten adalah adanya
Berdasarkan sifat kimia dan vitro of the enzyme CRTISO es-
fisika yang telah dipaparkan interferensi suatu jenis karoten tablishes a poly-cis-carotenoid
tersebut, maka diharapkan terdapat dengan karoten lainnya selama biosynthesis pathway in plants.
pengukuran dan kesalahan dalam J. Am.Soc.Plant Physiology. De-
beberapa pilihan metode analisa
yang dapat memberikan hasil mengidentifikasi jenis suatu cember (136). p. 4246-4255.
dengan presisi dan akurasi tinggi karotenoid. Kurashige, M. 1990. Inhibition of oxi-
sehingga mendekati yang dative injury of biological mem-
KESIMPULAN branes by astaxanthin. Physi-
sebenarnya (precise a nd accu rate).
ological Chemistry and Physics
Karena senyawa karotenoid Karotenoid merupakan se- and Medical NMR.22 (1):27-38
dianalisa menggunakan cahaya kelompok pigmen alami larut lipid Langseth, L. 1995. Oxidants, Antioxi-
Squaten Vot. 1 No. 1, Desember 2006

dants, and Disease prevention. Park, H., Kreunen, S.S., Cuttriss, A.J.. ultraviolet light induced
International Life Science Insti- Della, P.D. and Pogson, B.J. "r$tf,"r"
in humans. Journal of American
tute Press, Belgium 2002. ldentification of the caro-
Society for Clinicat Nutrition. 71..
Masaya, K.2004. Accummulation of tenoid isomerase provides in-
795-798.
carote[oids and expression of sight into carotenoid biosynthe-
carotenoid biosynthetic genes sis, prolamellar body formation, Svilaas, A., Sakhi, A.K., Andersen.
during matur.ation in citrus fruit. and photomorphogenesis. J. L.F., Svilaas, T., Stro"m, E.C..
J. American Society of plant Bi- American Society of plant Bioto- David, R., Jacobs, Jr., Ose, L. and
o/ogisfs. 2(3\:
824-837, gisfs. 14 (2):321-332. Blomhoff, R. 2004. Intakes of to-
Naguib, Y.M.A. 2000. Antioxidant ac- Rodriguez, D. B. 2001 . A Guide to tal antioxidants in coffee, wine,
tivities of astaxanthin and related Carotenoid Analysis in Food. and vegetables are correlated
carotenoids. Journal of Agricul- lLSl Press. International Life Sci- with plasma carotenoids in hu-
tural Chemicals. 48:1150-11 54 ences Institute. Washington. mans. Journal of American So-
Paniagua-Michael, J. and Liffan- Schulz, M., Baranska, R. and ciety for Nutritional Sciences. 22:
Cabello, M. 2000. Carotenoids Baranski. 2005. Potentialof NtR-
562-567.
and retinoids metabolites as FT-Raman Spectroscopy in Natu-
precursors of receptors-specific ral Carotenoid Analysis. pub- Zhao,B.,Tham, S.Y., Lu, J., Lai, M.H.,
bioactive compounds. Advances lished online 26 January 2005 in Lee, L.K.H. and Moochala, S.M.
in shrimp. Avances en nutrici6n Wiley Inter Science 2004. Simultineous determina-
acuicola Y. Memorias del V (www. i nte rsci e n ce.w i I ey. com). tion of vitamin C, E, anO 6-caro-
Simposium lnternacional de Stahl, W., Heinrich, U., Jungmann, H., tene in human plasma by HpLC
Nutrici6n AcuIcola. 19-22 Sies, H. and Tronnier, H. 2000. with photodiode-array detection.
Noviembre, 2000. M6rida. Carotenoids and carotenoids J. Pharm Paharmaceut Sci. T (2):
Yucat5n, Mexico. plus vitamin e protect against 200-2004.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai