Anda di halaman 1dari 5

ANTIOKSIDAN DALAM PEGAGAN

Delia Wahyu Pangesti (170342615524)


Jurusan Biologi FMIPA, UniversitasNegeri Malang
Pangestidelia98@gmail.com

Abstrak. Dengan seiring perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan


beserta teknonlogi, memungkinkan manusia untuk mengembanagkan pemanfaatan
tumbuhan di sekitarnya, seperti halnya tumbuhan pegagan Centella asiatica (L.)
Senyawa antioksidan makin meluas penggunaannya seiring dengan semakin
besarnya pemahaman masyarakat tentang peranannya dalam menghambat penyakit
degenerative.Pegagan (Centella asiatica (L) Urb) merupakan tanaman yang banyak
tumbuh di Indonesia dan mengandung golongan senyawa antioksidan dengan
mekanisme penangkapan radikal bebas.

Kata kunci. Pegagan, Centella asiatica (L.), Kesehatan,Antioksidan


Radikal bebas merupakan salah satu dari sekian banyak penyebab
kerusakan sel dan jaringan dalam tubuh. Radikal bebas dalam bentuk reactive
oxygen species (ROS) mengakibatkan stres oksidatif yang menimbulkan
kerusakan sel. Pada proses penuaan, peningkatan produksi radikal bebas berperan
dalam proses stres oksidatif yang berdampak pada penurunan kerja sel. Selain
pada proses penuaan, radikal bebas juga berperan dalam berbagai patogenesis
penyakit kardiovaskular, gangguan neurologis, dan kanker. Menurut laporan
Global Status Report on Noncommunicable Diseases 2010, penyakit
kardiovaskular merupakan penyakit dengan mortalitas tertinggi diikuti oleh
kanker. Untuk menangani radikal bebas tersebut, tubuh membutuhkan antioksidan
yang dapat menetralkan reaksi oksidatif dari radikal bebas.

Tubuh manusia memiliki mekanisme untuk menetralkan reaksi oksidatif


dengan membentuk zat antioksidan yang disebut antioksidan endogen. Selain
dihasilkan di dalam tubuh, antioksidan juga dapat berasal dari luar tubuh yang
disebut antioksidan eksogen. Antioksidan eksogen memiliki efek penting karena
membantu antioksidan endogen menghadapi radikal bebas.

Antioksidan eksogen dapat berasal dari bahan kimia maupun alamiah.


Secara alamiah, terdapat berbagai sumber antioksidan yang umumnya berasal dari
bahan pangan. Contoh bahan pangan yang menghasilkan antioksidan adalah
buahbuahan dan tanaman terutama tanaman obat. Sebagai salah satu sumber
antioksidan, tanaman obat memiliki kemampuan untuk melawan radikal bebas
Pegagan memiliki efek neuroprotektif yang melindungi otak dari reaksi oksidasi.

Pegagan dapat ditemukan tumbuh di halaman rumah dan digunakan


sebagai sayuran serta mengobati penyakit. Saat ini, banyak perusahaan farmasi
yang memproduksi ekstrak berbagai jenis herbal, termasuk pegagan dalam bentuk
kapsul dan pil dengan tujuan agar mudah dikonsumsi. Produsen mengklaim
bahwa produk jadi tersebut selain mengandung antioksidan juga dapat mengobati
pikun, melancarkan peredaran darah, dan sebagai nutrisi bagi otak. Dari klaim
produsen tersebut muncul pertanyaan apakah tingkat dan kandungan antioksidan
pada ekstrak herbal tersebut sama dengan kandungan antioksidan ekstrak air dan
etanol herbal pegagan hasil ekstraksi sendiri.
ANTIOKSIDAN

Antioksidan secara umum dikenal sebagai penangkal radikal bebas,


sedangkan menurut KBBI Antioksidan merupakan zat yang menghambat proses
oksidasi terhadap sistem atau penyusun utama sistem, antioksidan bersifat
melindungi tubuh dari radikal bebas

Secara biologis, pengertian antioksidan adalah senyawa yang dapat


menangkal atau meredam dampak negatif oksidan. Antioksidan bekerja dengan
cara mendonorkan satu elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan
sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut dapat di hambat (Winarti, 2010).

Berdasarkan sumbernya anti oksigen dibagi menjadi dua yakni


antioksidan alami dan anti oksidan sintetis,
Antioksidan alami adalah antioksidan yang diperoleh secara alami yang
sudah ada bahan pangan, baik yang terbentuk selama dari reaksi-reaksi selama
proses pengolahan maupun yang diisolasi dari sumber alami yang tidak dapat
dimakan dan digunakan sebagai bahan tambahan makanan. Contohnya vitamin A,
avitamin C, Vitamin E dsb.
Antioksidan Sintetis adalah antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis
reaksi kimia dan telah diproduksi untuk tujuan komersial. Contohnya Butil
Hidroksi Anisol (BHA) Butil Hidroksi Toluen (BHT) Propil galat,Tert-Butil
Hidoksi Quinon (TBHQ), Tokoferol, dsb

PEGAGAN
.
Pegagan (Centella asiatica) merupakan tanaman liar yang banyak tumbuh
di perkebunan, tepi jalan, di daerah persawahan, di sela-sela rumput, di tanah yang
agak lembab ataupun agak ternaungi, dan dapat ditemukan di dataran rendah
sampai dataran tinggi (2500 m dpl). Pegagan termasuk salah satu tumbuhan yang
paling banyak dipakai sebagai bahan ramuan obat tradisional. Pegagan berasal
dari daerah Asia tropik dan tumbuh besar di berbagai negara seperti Filipina, Cina,
India, Sri Langka, Madagaskar, Afrika, dan Indonesia (Depkes RI, 1977).
Pegagan adalah tanaman tidak berbatang, menahun, mempunyai rimpang
pendek dan stolon-stolon yang merayap, panjang 10-80 cm, akar keluar dari setiap
buku- buku, banyak percabangan yang membentuk tumbuhan baru, daun tunggal,
bertangkai panjang, dan terdiri dari 2-10 helai daun. Helaian daun berbentuk
ginjal, tepi bergerigi atau beringgit dan agak berambut. Bunga tersusun dalam
karangan berupa payung, tunggal atau 3-5 bunga bersama-sama keluar dari ketiak
daun, dan berwarna merah muda atau putih. Buah kecil bergantung, berbentuk
lonjong, pipih, panjang 2-2,5 mm, baunya wangi, dan rasanya pahit. Daunnya
dapat dimakan sebagai lalap untuk penguat lambung. Pegagan dapat diperbanyak
dengan pemisahan stolon dan biji (Depkes RI, 1977; Jayusman, 2005). Secara
ilmiah klasifikasi pegagan menurut Lasmadiwati (2004) adalah sebagai berikut.
Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub-divisi : Angiospermae Kelas :
Dikotiledonae Ordo : Umbellales Family : Umbelliferae Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica.

ANTIOKSIDAN PADA PEGAGAN

Dalam 100 g pegagan terdapat 34 kalori; 8,3 g air; 1,6 g protein; 0,6 g
lemak; 6,9 g karbohidrat; 1,6 g abu; 170 mg kalsium; 30 mg fosfor; 3,1 mg zat
besi; 414 mg kalium; 6580 ug betakaroten; 0,15 g tiamin; 0,14 mg riboflavin; 1,2
mg niasin; 4 mg askorbat dan 2,0 g serat. Kandungan kimia pegagan terbagi
menjadi beberapa golongan, yaitu asam amino, flavonoid, terpenoid, dan minyak
atsiri. Asam amino terdiri atas sejumlah besar alanin flavonoid terdiri atas
quercetin, kaempferol, dan bermacam-macam glikosida (Dalimartha, 2006).

Penelitian terhadap herba pegagan (Centella asiatica) telah banyak


dilakukan, yaitu uji aktivitas fraksi air dan fraksi etanol herba pegagan dengan
metode TBA (Fatmawati, 2005). Penelitian ini menunjukkan bahwa fraksi air dan
fraksi etanol herba pegagan mempunyai kemampuan menghambat oksidasi. Hasil
identifikasi struktur flavonoid dengan kromatografi kertas yang bertanggung
jawab pada aktivitas ini adalah (a) flavon dan flavonon yang tidak mengandung 5-
OH bebas dan (b) flavonol tanpa 5-OH bebas tetapi tersubstitusi pada 3-OH
(Fatmawati, 2005). Penelitian lain menyebutkan bahwa ekstrak etanol herba
pegagan mempunyai aktivitas penangkap radikal bebas yang lebih tinggi
dibandingkan ekstrak etanol daun pegagan (Herlina, 2007).

Penelitian yang lain menunjukan aktivitas antioksidan ekstrak etanol herba


pegagan dengan mekanisme reaksi redoks. Metode uji aktivitas antioksidan yang
digunakan menggunakan fosfomolibdat secara spektrofotometri visible. Aktivitas
antioksidan dinyatakan dalam kesetaraan terhadap quersetin (mg ekivalen
quersetin/ gram ekstrak). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol
herba pegagan memiliki aktivitas antioksidan dalam menghambat terjadinya
reaksi oksidasi. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol adalah 43,198 ± 2,048 mg mg
QE/g ekstrak. (Nina Salamah, dkk).

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai