Anda di halaman 1dari 13

JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021 31

REVIEW ARTIKEL: AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN


KELOR (Moringa oleifera Lam.)

Desak Putu Putri Satriyani 1

ABSTRACT
The presence of free radicals triggers atherosclerosis, coronary heart disease,
stroke, cancer, kidney failure, and aging process of humans. Compounds have
a role in scavenging free radicals are called antioxidant. Antioxidant is to
donate single electrons or hydrogen atoms to stabilize free radicals. Natural
sources of antioxidant can be obtained from plants. One of the plants that is
used for its activity as an antioxidant is the leaves of Moringa (Moringa
oleifera Lam). Moringa leaf extract has antioxidant activity because it contains
flavonoids and beta carotene compounds. The purpose of this review article is
to determine the antioxidant activity contained in Moringa leaves. This review
article was made using the scientific literature study method using libraries
from national journal, international journal, scientific national seminar, and
scientific book published over the last ten years through a literature search
process related to the antioxidant activity of Moringa leaf extract. Previous
studies have shown that Moringa leaf extract has potential as a natural
antioxidant because it contains compounds that have antioxidant activity,
namely flavonoids and beta carotene.

Keywords : Antioxidants, Moringa Leaves, Flavonoids, Beta Carotene

ABSTRAK
Keberadaan radikal bebas memicu terjadinya arterosklerosis, penyakit
jantung koroner, stroke, kanker, gagal ginjal, dan proses penuaan pada
manusia. Senyawa yang berperan dalam menangkap radikal bebas disebut
sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang menyumbangkan
elektron tunggal atau atom hidrogen untuk menstabilkan radikal bebas.
Sumber antioksidan alami dapat diperoleh dari tanaman. Salah satu tanaman
yang dimanfaatkan aktivitasnya sebagai antioksidan yaitu daun kelor
(Moringa oleifera Lam). Ekstrak daun kelor mempunyai aktivitas antioksidan
karena mengandung senyawa flavonoid dan beta karoten. Tujuan artikel
review ini adalah untuk mengetahui potensi antioksidan yang terdapat dalam
daun kelor. Review artikel ini dibuat menggunakan metode studi literatur
ilmiah menggunakan pustaka yang berasal dari jurnal nasional, jurnal
internasional, seminar nasional ilmiah, dan buku ilmiah yang diterbitkan
selama sepuluh tahun terakhir melalui proses pencarian pustaka terkait
aktivitas antioksidan ekstrak daun kelor. Berbagai penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa ekstrak daun kelor berpotensi sebagai antioksidan alami
karena mengandung senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan yaitu
flavonoid dan beta karoten.

Kata kunci : Antioksidan, Daun Kelor, Flavonoid, Beta Karoten

1. Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana


32 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021

PENDAHULUAN Senyawa yang berperan


Keberadaan radikal bebas dalam menangkap radikal bebas
memicu terjadinya arterosklerosis, disebut sebagai antioksidan.
penyakit jantung koroner, stroke, Antioksidan merupakan senyawa
kanker, gagal ginjal, dan proses yang menyumbangkan elektron
penuaan pada manusia. Radikal tunggal atau atom hidrogen untuk
bebas merupakan salah satu menstabilkan radikal bebas
bentuk atom atau molekul yang (Rabeta dan Faranisa, 2013).
memiliki elektron tidak Antioksidan juga dijelaskan
berpasangan di kulit terluarnya, sebagai suatu senyawa atau
sehingga bersifat sangat reaktif komponen kimia yang dalam
mencari pasangan dengan cara kadar atau jumlah tertentu
menyerang dan mengikat elektron mampu menghambat atau
yang berada disekitarnya memperlambat kerusakan akibat
(contohnya: lipid, protein, DNA, proses oksidasi. Secara kimia
dan karbohidrat) sehingga bersifat senyawa antioksidan adalah
toksik terhadap molekul senyawa pemberi elektron
biologi/sel. Apabila molekul non (elektron donor). Sumber
radikal bertemu dengan radikal antioksidan alami dapat diperoleh
bebas, maka akan terbentuk suatu dari tanaman. Salah satu tanaman
molekul radikal yang baru yang dimanfaatkan aktivitasnya
(Wedhasari, 2014). Radikal bebas sebagai antioksidan yaitu daun
juga berperan dalam proses kelor (Moringa oleifera Lam).
degenerasi yang menyebabkan Daun kelor termasuk ke dalam
menurunnya kemampuan jaringan famili Moringaceae yang banyak
secara perlahan-lahan dalam terdapat di Indonesia dan tersebar
mengganti maupun memperbaiki luas di beberapa negara Asia
diri untuk mempertahankan fungsi Selatan, Asia Tenggara,
normalnya. Perubahan-perubahan Semenanjung Arab, Tropis Afrika,
tersebut dapat terjadi pada sistem Amerika Tengah, Karibia, dan
muskuloskeletal, saraf, Tropis Amerika Selatan (Dani dkk,
kardiovaskular, respirasi, sistem 2019). Di Indonesia, daun kelor
indra (pengelihatan, pendengaran, memiliki banyak sebutan seperti
pengecap, dan peraba), dan kelor, kelo, keloro, moltong, onge,
sistem integumen (Sulaiman dan dan marangghi (Putra dkk, 2016).
Anggriani 2017). Daun kelor telah diteliti memiiki
beberapa aktivitas farmakologi
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021 33

yaitu aktivitas antioksidan, Selain itu, kajian literatur juga


antiinflamasi, hipolipidemia, dapat memberikan informasi
hepatoprotektif, antihiperglikemia, mengenai potensi antioksidan yang
antikanker, dan antihipertensi terkadung dalam daun kelor.
(Verawati dkk, 2020 dan
Aekthammarat et al, 2018). Daun METODE PENELITIAN
kelor (Moringa oleifera) Metode pencarian sumber data
mengandung flavonoid, polifenol, artikel review ini menggunakan
likopen, dan ß-karoten. Flavonoid studi literatur ilmiah. Proses
utama yang terdapat pada Moringa pengumpulan sumber data
oleifera yaitu kuersetin (Makita et diperoleh melalui Google Scholar,
al, 2016). Konsentrasi kuersetin Google, dan Science Direct secara
dalam daun kelor yaitu 384,61 online dengan kata kunci
mg/100 g (Bhagawan et al, 2017). “Antioksidan”, “Aktivitas
Kuersetin merupakan senyawa Antioksidan pada Ekstrak Daun
antioksidan kuat yang terdapat Kelor (Moringa oleifera Lam.)” atau
pada daun kelor, dimana “Antioxidant”, “Antioxidant
kekuatannya 4-5 kali lebih tinggi Activities of Moringa Leaves Extract
dibandingkan dengan vitamin C (Moringa oleifera Lam.).
dan vitamin E (Jusnita dan Syurya, Penyusunan artikel review ini
2019). menggunakan pustaka yang
Tanaman kelor dimanfaatkan berasal dari jurnal nasional, jurnal
sebagai obat tradisional di internasional, seminar nasional
Indonesia. Di bali, masyarakat ilmiah, dan buku ilmiah yang
sering membudidayakan kelor di diterbitkan selama sepuluh tahun
pekarangan rumah ataupun lahan terakhir. Jurnal referensi sebanyak
kosong dan dimanfaatkan sebagai 33 jurnal, seminar nasional ilmiah
bahan pangan untuk memenuhi referensi sebanyak 4, dan buku
kebutuhan nutrisi maupun obat- ilmiah referensi sebanyak 2
obatan. Banyaknya populasi daun disajikan dalam bentuk review
kelor di Bali maka perlu dilakukan studi literatur dengan jumlah jurnal
kajian tentang aktivitas utama sebanyak 15 jurnal.
farmakologi terutama aktivitas
antioksidannya. Kajian literatur ini HASIL DAN PEMBAHASAN
merupakan upaya pengembangan Kandungan Kimia Daun Kelor
antioksidan alami yang didapatkan
dari tanaman yaitu daun kelor.
34 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021

2015). Zat lain yang sudah


diidentifikasi dalam daun kelor
antara lain: senyawa polifenol
(asam galat, asam klorogenat,
asam elegat, asam ferulat,
kuersetin, kaempferol,
proantosianidin dan vanilin),
vitamin E, β-karoten, zink dan
selenium (Darmawan dkk, 2018).
Gambar 1. Daun Kelor (Moringa
oleifera Lam.) (Berawi dkk, 2019). Daun kelor kaya akan mineral
seperti kalsium, kalium, seng,
Daun kelor (Moringa oleifera magnesium, zat besi dan tembaga.
Lam.) termasuk ke dalam famili Vitamin seperti vitamin A, vitamin
moringaceae dengan morfologi B seperti asam folat, piridoksin dan
daunnya berbentuk bulat telur asam nikotinat, vitamin C, D, dan
dengan ukuran relatif kecil, helai E, serta β-karoten (Berkovich et al,
daun memiliki warna hijau muda, 2013). Analisis kualitatif dengan
daun majemuk dan tersusun metode kromatografi lapis tipis
berselang-seling, dan beranak yang dilakukan dengan cara
daun gasal (Berawi dkk, 2019) menoltolkan sampel dan
seperti yang ditunjukkan pada pembanding (β-karoten baku) pada
gambar 1. Daun kelor mengandung plat KLT menunjukkan pada
vitamin A, vitamin C, vitamin B, lempeng muncul noda berwarna
kalsium, kalium, besi dan protein kuning dengan nilai Rf sampel
dalam jumlah sangat tinggi yang 0,781 cm dan nilai Rf baku 0,745
mudah dicerna dan diasimilasi oleh cm. Hal ini menunjukkan bahwa
tubuh manusia (Yulianti dkk, sampel ekstrak daun kelor positif
2016). Kandungan vitamin C pada mengandung β-karoten. Analisis
daun kelor sebesar 220mg/100g kualitatif menggunakan
daun. Kandungan vitamin C daun spektrofotometri UV-Vis pada
kelor ini hampir 4 kali lebih banyak panjang gelombang 450 nm
daripada daun lainnya seperti daun memberikan kadar rata-rata β-
kenikir yang memiliki kandungan karoten sebesar 3,31 mg/g (Tahir
vitamin C 64,6mg/100g daun dan dkk, 2016).
daun papaya yang memiliki Daun kelor (Moringa oleifera
kandungan vitamin C Lam.) mengandung antioksidan
61,8mg/100mg daun (Cheng et al, antara lain alkaloids, saponin,
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021 35

fitosterols, tannins, fenolik, dilakukan dengan


polyphenol dan flavonoid. Daun membandingkannya dengan nilai Rf
kelor yang dianalisis menggunakan standar kuersetin yaitu 0,4 dan
spektrofotometer UV-Vis didapatkan hasil bahwa ekstrak
menunjukkan terdapatnya senyawa menunjukkan rf yang sama
flavonoid dengan memberikan pita sehingga dapat disimpulkan secara
serapan pada panjang gelombang kualitatif ekstrak daun kelor
250 nm karena dalam Markham mengandung kuersetin (Laksmiani
(1988) dijelaskan bahwa senyawa dkk, 2020).
flavonoid berada pada serapan
250-280 nm. Serapan pada
panjang gelombang 250 terjadi
karena adanya transisi elektron
yang tidak berikatan ke orbital σ
anti-ikatan (n  σ*) oleh suatu Gambar 2. Struktur Kimia

auksokrom yang tidak terkonjugasi Kuersetin (Depkes RI, 2017).

yang diduga adalah gugus


fungsional hidroksil (OH). Analisis Antioksidan

daun kelor menggunakan spektrum Radikal bebas merupakan

inframerah (IR) menunjukkan senyawa yang menganggu

adanya gugus fungsi OH terikat, produksi DNA, produksi

C=O, C=C aromatik, C-H alifatik, prostaglandin, mempengaruhi

C-O alkohol dan C-H aromatik yang pembuluh darah, dan lapisan lipid

merupakan ciri khas senyawa pada dinding sel karena radikal

flavonoid (Salimi dkk, 2017). bebas mengandung satu atau lebih

Kadar Polyphenol dan flavonoid elektron yang tidak berpasangan

pada daun kelor diketahui lebih sehingga selalu berusaha

tinggi dibandingkan daun lain mengambil elektron dari molekul di

seperti daun labu silam dan daun sekitarnya sehingga radikal bersifat

pakis (Boshra dan Tajul, 2013). toksik terhadap sel (Wedhasari,

Flavonoid utama yang terdapat 2014).

pada Moringa oleifera yaitu Molekul biologi umumnya tidak

kuersetin (Makita et al, 2016). bersifat radikal. Molekul non radikal

Analisis kualitatif adanya flavonoid jika bertemu dengan radikal bebas

yaitu kuersetin pada ekstrak daun dapat membentuk ikatan kovalen

kelor menggunakan metode dan menghasilkan molekul radikal

kromatografi lapis tipis (KLT) yang baru. Radikal bebas dapat


36 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021

menyebabkan mutasi pada DNA yaitu tanaman kelor (Moringa


jika mengambil elektron dari DNA. oleifera Lam.).
Mutasi DNA yang berlangsung lama Antioksidan dapat diuji
menyebabkan terjadinya kanker. aktivitasnya menggunakan metode
Radikal bebas juga berkaitan DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil),
dengan penuaan karena CUPRAC, dan FRAP. Metode DPPH
diproduksinya Reactive Oxygen sering digunakan karena metode
Species (ROS) yang reaktif hasil ini paling sederhana, mudah
dari proses inisiasi radikal bebas di digunakan dan memberikan hasil
mitondria. Radikal bebas berasal yang akurat (Langi dkk, 2020).
dari zat kimia pada makanan, hasil Metode DPPH akan memberikan
penyinaran UV, asap rokok, dan hasil potensi antioksidan
asap kendaraan sehingga berdasarkan nilai IC 50. Nilai IC 50
diperlukan suatu senyawa yang menunjukkan konsentrasi ekstrak
dapat menekan radikal bebas yaitu yang dapat menghambat 50%
antioksidan (Wedhasari, 2014). oksidasi. Senyawa dinyatakan
Antioksidan merupakan sebagai antioksidan kuat jika nilai
senyawa yang dapat menangkal IC 50 (50 ppm – 100 ppm) dan
radikal bebas dalam tubuh, antioksidan sangat kuat jika nilai
mengurangi terjadinya oksidasi IC 50 (< 50 ppm) (Tristantini dkk,
pada sel dan terjadinya kerusakan 2016).
sel (Langi dkk, 2020). Antioksidan
memiliki sifat yang sangat mudah Karakteristik Senyawa
teroksidasi, sehingga antioksidan Antioksidan
akan dioksidasi oleh radikal bebas Senyawa antioksidan yang
dan melindungi molekul lain dalam terkandung dalam daun kelor yaitu
sel dari kerusakan akibat oksidasi beta karoten dan flavonoid. Beta
oleh radikal bebas. Tubuh manusia karoten merupakan pigmen merah
biasanya dapat menekan radikal oranye, oranye, dan kuning yang
bebas jika jumlahnya tidak terdapat dalam daun kelor. Beta
berlebihan dengan mekanisme karoten tidak larut dalam air, larut
pertahanan antioksidan endogen. dalam lemak, dan mudah rusak
Apabila antioksidan endogen tidak karena teroksidasi pada suhu
dapat menekan radikal bebas maka tinggi. Beta karoten mampu
tubuh perlu antioksidan dari luar. menurunkan risiko penyakit kanker
Berbagai tanaman dapat berperan dan penyakit jantung (Kusbandari
sebagai antioksidan, salah satunya dan Susanti, 2017).
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021 37

Flavonoid utama yang terdapat antioksidan nanoemulsi daun kelor


pada Moringa oleifera yaitu yang dianalisis menggunakan
kuersetin. Kuersetin merupakan metode DPPH (2,2-diphenyl-1-
senyawa antioksidan kuat yang picrylhydrazil), dinyatakan bahwa
terdapat pada daun kelor. ekstrak daun kelor dengan
Kuersetin berasal dari golongan konsentrasi 20% dalam sediaan
flavonol dengan nama IUPAC memiliki aktivitas antioksidan yang
3,3',4',5,7-pentahydroxyflavanone. kuat (IC50= 89,87 ppm)
Rumus struktur kuersetin adalah sedangkan konsentrasi 30% dalam
C15H10O7. Kuersetin memiliki titik sediaan memiliki aktivitas sangat
lebur yaitu 310°C sehingga tahan kuat (IC50= 25,4 ppm).
terhadap pemanasan (Daud, dkk, Penelitian Alimsyah dkk (2020)
2011). Kuersetin merupakan salah tentang uji antioksidan ekstrak
satu jenis flavonoid yang berlimpah daun kelor dengan metode DPPH
dengan aglikon yang berwarna menunjukkan bahwa ekstrak daun
kuning sitron dan salah satu jenis kelor termasuk ke dalam
flavonoid yang melimpah. antioksidan yang kuat karena
Kuersetin memiliki bioaktivitas mempunyai nilai IC 50 sebesar 79
yang luas seperti antioksidan, ppm. Ekstrak daun kelor
antiinflamasi, antiviral, mengandung senyawa antioksidan
antibakterial, antikarsinogenik, kuat seperti flavonoid yaitu
liver-protecting, dan antiplatelet. kuersetin dan beta karoten yang
Selain itu, kuersetin memiliki efek memiliki atom H yang banyak yang
kardioprotektif terhadap kerusakan dapat didonorkan untuk
iskemik miokardia. Senyawa ini menetralkan oksidan sehingga
dapat menghambat aktivitas enzim akan memberikan aktivitas
pengonversi angiotensin, antioksidan yang tinggi.
meningkatkan relaksasi pembuluh Penelitian Fachriyah et al,
darah, dan mengurangi stress (2020) tentang uji aktivitas
oksidatif (Grande et al,2016). antioksidan ekstrak etanol daun
kelor dengan metode DPPH
Aktivitas Antioksidan Daun menunjukkan kuersetin yang
Kelor terkandung dalam ekstrak etanol
Aktivitas ekstrak daun kelor daun kelor memiliki nilai IC 50
sebagai antioksidan diteliti dalam sebesar 3,5076 ppm yang berarti
penelitian Jusnita dan Syurya ekstrak etanol daun kelor
(2019) tentang uji aktivitas
38 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021

mempunyai aktivitas antioksidan menunjukkan ekstrak air daun


yang sangat tinggi. kelor menghasilkan IC 50 sebesar
Penelitian Tekle et al, (2015) 57,5439 ppm yang termasuk ke
tentang uji aktivitas antioksidan dalam golongan antioksidan kuat,
ekstrak etanol daun kelor dengan sedangkan ekstrak etanol daun
metode DPPH menyatakan bahwa kelor menghasilkan IC 50 sebesar
ekstrak etanol daun kelor pada 22,1818 ppm yang termasuk ke
konsentrasi 150 ug/2 ml dalam golongan antioksidan sangat
memberikan aktivitas antioksidan kuat.
tinggi yaitu sebesar 94 ± 0,14%. Penelitian Susanty dkk (2019)
Penelitian Torres et al, (2013) tentang uji aktivitas antioksidan
tentang uji antioksidan ekstrak air ekstrak daun kelor (Moringa
dan ekstrak etanol daun kelor oleifera) dengan metode DPPH
dengan metode DPPH menyatakan menyatakan bahwa ekstrak daun
ekstrak air memberikan aktivitas kelor mempunyai nilai IC 50
antioksidan tinggi yaitu sebesar 85 sebesar 4,289 ppm yang
± 0,001 % dan ekstrak etanol menunjukkan ekstrak daun kelor
memberikan aktivitas antioksidan mempunyai aktivitas antioksidan
tinggi sebesar 89,67 ± 0,75%. yang sangat kuat.
Penelitian Khouj et al, (2020) Penelitian Dehshahri et al,
tentang skrining aktivitas (2012) tentang uji aktivitas
antioksidan ekstrak daun kelor antioksidan ekstrak metanol daun
dengan metode DPPH menyatakan kelor dengan metode DPPH
bahwa ekstrak etil asetat dan menunjukkan ekstrak daun kelor
ekstrak metanol daun kelor termasuk ke dalam golongan
termasuk ke dalam golongan antioksidan yang sangat kuat
antioksidan sangat kuat karena karena memiliki nilai IC 50 sebesar
menghasilkan 50% efficient 47,93 ± 1,33 µg/mL.
concentration (EC 50) sebesar 24 Penelitian Fitriana dkk (2016)
µg/ml untuk ekstrak etil asetat tentang uji aktivitas antioksidan
daun kelor dan sebesar 44 µg/mL ekstrak daun kelor menyatakan
untuk ekstrak metanol daun kelor. bahwa ekstrak metanol daun kelor
Penelitian Rizkayanti dan Jura memiliki aktivitas antioksidan yang
(2017) tentang uji aktivitas tinggi dengan bukti memiliki nilai
antioksidan ekstrak air dan ekstrak IC 50 sebesar 49,30 µg/mL.
etanol daun kelor (Moringa oleifera Penelitian Rajanandh et al,
Lam) dengan metode DPPH (2012) menunjukkan bahwa
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021 39

ekstrak daun kelor memiliki jumlah sel nekrosis pada otot


aktivitas antioksidan dengan bukti jantung tikus hingga 0,026 satuan.
dosis 100 mg/kgBB dan 200 Penelitian Kumala dkk (2016),
mg/kgBB dapat meningkatkan SOD menyatakan bahwa ekstrak daun
(superoksida dismutase) secara kelor dapat berpotensi sebagai
signifikan masing-masing sebesar antioksidan dengan bukti bahwa
10,11 U/mg protein; 11,87 U/mg dapat menurunkan kadar MDA
protein dan memberikan (Malondialdehyd) pada tikus yang
penurunan MDA (Malondialdehyd) diinduksi dengan parasetamol dosis
secara signifikan masing-masing toksik. Pengaruh 3 dosis ekstrak
sebesar 324 n mol/mL; 296 n daun kelor yang digunakan
mol/mL. terhadap kadar MDA pada tikus,
Penelitian Alverina dkk (2016) maka didapatkan hasil bahwa dosis
menyatakan bahwa ekstrak daun rendah (A= 0,25 gr/200 mg BB),
kelor berpotensi antioksidan dosis sedang (B=0,50gr/200 mg
dengan bukti dapat menurunkan BB) dan dosis tinggi yaitu dosis C
kadar lipid dalam darah (LDL) (1gr/200 mg BB) dapat
pemicu terjadinya nekrosis menurunkan kadar MDA secara
kardiomiosit. Kerusakan pada signifikan dengan nilai p-
kardiomiosit merupakan tanda valuemasing-masing sebesar 0,05,
terjadinya hiperkolesterolemia 0,01 dan 0,001.
yang dapat menyebabkan Aktivitas flavonoid yaitu
aterosklerosis dan penyakit kuersetin dalam ekstrak daun kelor
kardiovaskuler (penyakit jantung berpotensi sebagai antioksidan
coroner, gagal jantung, hipertensi, karena dapat mengurangi senyawa
infark miokard akut, dan stroke). radikal bebas dengan cara
Pemberian ekstrak etanol (70%) mencegah dan menghilangkan
daun kelor sebanyak 400 mg/KgBB kerusakan oksidatif dari molekul
secara signifikan dapat mencegah target dengan menurunkan kadar
nekrosis kardiomiosit pada hewan enzim pembentukan radikal bebas
uji tikus putih (Rattus novergicus) dan menstimulasi enzim
yang mengalami antioksidan internal. Kuersetin
hiperkolesterolimia hingga 78,5%. yang termasuk golongan flavonoid
Pada penelitian tersebut, setiap mampu mencari dan
pemberian dosis 1 mg ekstrak mengumpulkan ROS kemudian
daun kelor akan menurunkan melakukan pengkhelatan radikal
bebas dengan menyumbangkan
40 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021

atom hidrogen atau transfer memiliki aktivitas antioksidan yaitu


elektron tunggal. Senyawa flavonoid dan beta karoten.
kuersetin juga dapat digunakan
untuk pengkhelatan elemen logam DAFTAR PUSTAKA
transisi karena flavonoid memiliki Aekthammarat, D., Pannangpetch,
P., and Tangsucharit, P. 2018.
sifat pengkhelat yang diaktifkan
Moringa oleifera Leaf Extract
untuk mengikat ion logam pada Lowers High Blood Pressure by
Alleviating Vascular
tubuh manusia seperti
Dysfunction and Decreasing
pengkhelatan ion logam Fe2+dan Oxidative Stress in L-NAME
Hypertensive Rats.
Cu2+yang berperan penting dalam
Phytomedicine,1: 1-25.
formasi radikal bebas (Liu & Guo,
Alimsyah, F., Suguhartini, N.,
2015).
Susanti,H. 2020. Optimasi
Kandungan beta karoten pada Campuran Ekstrak Etanol Buah
Pepaya (Carica papaya L) dan
ekstrak daun kelor juga berpotensi
Ekstrak Etanol Daun Kelor
sebagai antioksidan karena (Moringa oleifera) dalam Krim
Sebagai Antiaging. Jurnal Darul
melindungi membran lipid dari
Azhar, 9: 23-29.
peroksidasi dan sekaligus
Alverina, C., Andari, D. dan
menghentikan reaksi rantai dari
Prihanti, G,S. 2016. Pengaruh
radikal bebas. Mekanisme beta Pemberian Ekstrak Daun Kelor
(Moringa oleifera Lam.)
karoten sebagai antioksidan terjadi
Terhadap Sel Kardiomiosit
tidak langsung yaitu mencegah Pada Tikus Putih (Rattus
Novergicus Strain Wistar)
peroksidasi lipid pada membran sel
Dengan Diet Aterogenik. Jurnal
dengan melakukan perlindungan U.M.M, 12: 30-37.
membran sel dan menjaga
Berawi, K.N., Wahyudo, R. dan
integritas membran sel dengan Pratama, A.A. 2019. Potensi
Terapi Moringa oleifera (Kelor)
radikal bebas (Kamilatussaniah
pada Penyakit Degeneratif. JK
dkk, 2015). Unila, 3: 210-214.

Berkovich, L., G. Earon, I. Ron, A.


KESIMPULAN Rimmon, A. Vexler, and S.
Lev-Ari. (2013). Moringa
Berdasarkan studi literatur
oleifera Aqueous Leafe Extract
yang telah dilakukan tentang Down-Regulates Nuclear
Factor-KappaB and Increases
aktivitas antioksidan daun kelor
Cytotoxic Effect of
(Moringa oleifera Lam) dapat Chemotherapy in Pancreatic
Cancer Cells. BMC
disimpulkan bahwa daun kelor
Complementary and
mempuyai potensi sebagai Alternative Medicine, 13: 1-7.
antioksidan alami karena
Bhagawan, W. S., R. Atmaja, S.
mengandung senyawa yang Atiqah. 2017. Optimization and
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021 41

Quercetin Release Test of peregrina (Forss.) Fiori.


Moringa Leaf Extract (Moringa Res.Pharm.Sci, 7: 111-118.
oleifera) in Gel-Microemulsion
Preparation. J. Islamic Pharm, Depkes RI. 2017. Farmakope
2: 34-42. Herbal Indonesia. Edisi II.
Departemen Kesehatan
Boshra V, Tajul AY. 2013. Papaya – Republik Indonesia. Jakarta.
An Innovative Raw Material for
Food and Pharmaceutical Fachriyah, E. Kusrini, D., Haryanto,
Processing Industry.Health and I.B., Wulandari, S.M.B.,
The Enviromental Journal, 4: Lestari, W.I., Sumariyah.
68-75. 2020. Phytochemical Test,
Cheng SH, Barakatun-Nisak MY, Determination of Total Phenol,
Joseph A, Ismail A. 2015. Total Flavonoids and
Potential Medicinal Benefits Of Antioxidant Activity of Ethanol
Cosmos Caudatus (Ulam Raja): Extract of Moringa Leaves
A Scoping Review. (Moringa oleifera Lam). Journal
WoltersKluwer, Malaysia pp: of Scientific and Applied
1000-1006. Chemistry, 23: 290-294.

Dani, B.Y.D., Wahidah, B.F., dan Fitriana, W.D., Ersam, T., Shimizu,
Syaifudin, A. 2019. Etnobotani K., dan Fatmawati, S. 2016.
Tanaman Kelor (Moringa olifera Antioxidant Activity of Moringa
Lam.) di Desa Kedungbulus oleifera Extracts. Indones. J.
Gembong Pati. Journal of Chem, 16: 297-301.
Biology and Applied Biology, 2:
44-52. Grande, F., O. Parisi, R.A.
Mordocco, C. Rocca, F. Puoci,
Darmawan, W., Kurnaesih, E., dan L. Scrivano, A.M. Quintieri, P.
Multazam, A. 2018. Pengaruh Cantafio, S. Ferla, A. Brancale,
Pemberian Kapsul Daun Kelor C. Saturnino, M.C. Cerra, M.S.
Terhadap Penurunan Kadar Sinicropi, and T. Angelone.
Kolesterol Pada Ibu Menopause 2016. Quercetin Derivatives as
Di Wilayah Kerja Puskesmas Novel Antihypertensive Agents:
Tamamaung. Jurnal Synthesis and Physiological
Mitrasehat, 8: 381-388. Characterization. European
Journal of Pharmaceutical
Daud, M.F., E.R. Sadiyah, dan E. Sciences, 82: 161-170.
Rismawati. 2011. Pengaruh
Perbedaan Metode Ekstraksi Jusnita, N dan Syurya W. 2019.
Terhadap Aktivitas Antioksidan Karakterisasi Nanoemulsi
Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Ekstrak Daun Kelor (Moringa
(Psidium guajava L) Berdaging oleifera Lamk.). Jurnal Sains
Buah Putih. Prosiding Seminar Farmasi dan Klinis, 6: 16-24.
Nasional Penelitian dan PKM
Sains, Teknologi, dan Kamilatussaniah., Yuniastuti, A.,
Kesehatan, Bandung: Halm 55- Iswari, R.S. 2015. Pengaruh
62. Suplementasi Madu
Kelengkeng Terhadap Kadar
Dehshahri, S., Wink, M., TSA dan MDA Tikus Putih yang
Afsharypuor, S., Asghari, G., Diinduksi Timbal (Pb). Jurnal
Mohagheghzadeh, A. 2012. MIPA, 38: 108-114.
Antioxidant Activity of
Methanolic Leaf of Moringa Khouj, W.W., Rahimuddin, S.A.,
Aishamrani, R., Najjar,
42 JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021

A.A.,Hejin, A.A.A., dan Zaher, Makita, C., L. Chimuka, P.


G.F. 2020. Screening of Steenkamp, E. Cukrowska, E.
Antimicrobial and Antioxidant Madala. 2016. Comparative
Activities of Moringa oleifera Analyses of Flavonoid Content
Lam. Leaf Extract Against in Moringa oleifera and Moringa
Multidrug Resistant Patogenic ovalifolia with The Aid of
Bacteria. UHPLC-qTOF-MS
Biosc.Biotech.Res.Comm, 13: Fingerprinting. South African
1021-1030. Journal of Botany, 105: 116-
122.
Kumala, N., Masfufatun., dan
Emilia, D.D.R. 2016. Potensi Putra, I.W.D.P., Dharmayudha,
Ekstrak Daun Kelor (Moringa A.A.G.O., danSudimartini, L.M.
oleifera) sebagai 2016, Identifikasi Senyawa
Hepatoprotektor pada Tikus Kimia Ekstrak Etanol Daun
Putih (Rattus Novergicus) yang Kelor (Moringa oleifera L). di
Diinduksi Parasetamol Dosis Bali. Indonessia Medicus
Toksis. Jurnal Ilmiah Veterinus, 5: 464-473.
Kedokteran, 5: 58-66.
Rabeta, M.S., dan Faraniza, N.
Kusbandari, A. dan Susanti, H. 2013. Total Phenolic Content
2017. Kandungan Beta Karoten and Ferric Reducing
dan Aktivitas Penangkapan Antioxidant Power of The
Radikal Bebas Terhadap DPPH Leaves and Fruits of Garcania
(1,1-difenil 2-pikrilhidrazil) atrovirdis and Cynometra
Ekstrak Buah Blewah (Cucumis cauliflora. International Food
melo var. Cantalupensis L) Research Journal, 20: 1691-
Secara Spektrofotometri UV- 1696.
Visibel. Jurnal Farmasi Sains
dan Komunitas, 14: 37-42. Rajanandh MG, Satishkumar MN,
Elango K, Suresh B. 2012.
Laksmiani, N.P.L., Widiantara, Moringa oleifera Lam. A Herbal
I.W.A., Adnyani, K.D., Medicine for Hyperlipidemia: A
Pawarrangan, A.B.S. 2020. Pre-clinical Report. Asian
Optimasi Metode Ekstraksi Pasific Journal of Tropical
Kuersetin Dari Daun Kelor Disease, 12: 790-795
(Moringa oleifera L.). Jurnal
Kimia, 14: 19-23. Rizkayanti, A.W.M.D., dan Jura,
M.R. 2017. Uji Aktivitas
Langi, P., Yudistira, A., Mansauda, Antioksidan Ekstrak Air dan
K.L.R. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kelor
Karang Lunak (Nepthea sp.) (Moringa oleifera LAM).
dengan Menggunakan Metode J.Akad.Kim, 6: 125-131.
DPPH (1-1-difenil-2-
pikrilhidrazil). Pharmacon, 9: Salimi, Y.K., Bialangi, N., dan
425-431. Saiman. 2017, Isolasi dan
Identifikasi Senyawa Metabolit
Liu, Y. Z. and Guo, M. Q. (2015). Sekunder Ekstrak Metanol
Studies on Transition Metal- Daun Kelor (Moringa oleifera
Quercetin Complexes Using Lamk.). Jurnal Ilmiah Media
Electrospray Ionization Tandem Publikasi Ilmu Pengetahuan
Mass Spectrometry. Molecules, dan Teknologi, 6: 132-143..
20: 8583-859.
Sulaiman, S. dan Anggraini. 2017.
Sosialisasi Pencegahan Kasus
JURNAL FARMASI MALAHAYATI Vol 4 No 1, Januari 2021 43

Stroke pada Lanjut Usia Di Detection, Antioxidants,


Desa Hamparan Perak Enzymes and Antifungal
Kecamatan. Jurnal Pengabdian Properties. International
Kepada Masyarakat, 1: 70-74. Journal of Experimental
Botany, 82: 193-202.
Susanty, Ridnugrah, N.A.,
Chaerrudin, A., Yudistriani, Tristantini, D., Ismawati, A.,
S.A. 2019. Aktivitas Pradana, B.T., Jonathanm J,G.
Antioksidan Ekstrak Daun Kelor 2016. Pengujian Aktivitas
(Moringa oleifera) sebagai Zat Antioksidan Menggunakan
Tambahan Pembuatan Metode DPPH pada Daun
Moisturizer. Seminar Nasional Tanjung (Mimusops elengi L.).
Sains dan Teknologi. Jakarta: Prosiding Seminar Nasional
Halm 1-7. Teknik Kimia “Kejuangan”.
Tahir, M., Hikmah, N. dan Yogyakarta:Halm 1-7.
Rahmawati. 2016. Analisis
Kandungan Vitamin C dan β- Verawati., Sari, T.M., dan Savera,
karoten dalam Daun Kelor H. 2020. Pengaruh Perbedaan
(Moringa olifera Lam.) dengan Metode Ekstraksi terhadap
Metode Spektrofotometri UV- Aktivitas Antioksidan dan
Vis. Jurnal Fitofarmaka Kadar Fenolat Total dalam
Indoenesia, 3: 135-140. Ekstrak Daun Kelor (Moringa
oleifera Lam.). Jurnal Farmasi
Tekle, E.W., Sahu, N.P. dan Indonesia, 17: 90-97.
Makesh, N. 2015. Antioxidative
and Antimicrobial Activities of Wedhasari, A. 2014. Peran
Different Solvent Extracts of Antioksidan Bagi Kesehatan.
Moringa oleifera: an In Vitro Jurnal Biotek Medisiana
Evaluation. International Indonesia, 3: 59-68.
Journal of Scientific and
Research Publications, 5: 1-12. Yulianti, H., Hadju, V., dan Alasiry,
E. 2016. Pengaruh Ekstrak
Torres, C.J.A., Garcia, S.R.S., Daun Kelor Terhadap
Avila, G.C.G. M., Flores, Peningkatan Kadar Hemoglobin
A.B.L.,Gonzalez, E.S., Arzola, Pada Remaja Putri Di Smu
V.A., et al. 2013. Moringa Muhammadiyah Kupang. JST
oleifera: Phytochemical Kesehatan, 6: 399-404.

Anda mungkin juga menyukai