Anda di halaman 1dari 3

Fitokimia sebagai Nutraceutical

Fitokimia adalah senyawa kimia yang terkandung dalam tumbuhan, termasuk tanaman
buah-buah dan sayuran. Senyawa ini dapat mempengaruhi warna atau sifat organoleptik lain
pada tumubhan, seperti warna ungu tua pada blueberry atau bau pada bawang putih. Tumbuhan
berwarna hijau diketahui merupakan tanaman yang mengandung klorofil sehingga warna hijau
ini menutupi tumbuhan lainnya. Berikut ini beberapa senyawa fitokimia yang ada dalam
nutraceutical.

A. Terpenoid
1. Karotenoid Terpenoid
Senyawa karotenoid adalah senyawa yang memberi warna pada tumbuhan.
Seperti warna kuning pada jagung, warna merah pada toman. Selain itu, karotenoid
juga memberikan warna untuk ikan salmon dan ikan emas. membuat jagung menjadi
kuning, wortel jingga- kemerahan, dan tomat bewarna merah. Tumbuhan paprika
memiliki warna yang berbeda-beda menunjukan adanya seleksi karotenoid.
Karotenoid yang berwarna jingga anatara lain adalah α-caroten, β-caroten dan γ-
Carotene. Karotenoid yang bewarna merah adalah licopen dan astaksatin.
Sekitar setengah dari 50 karotenoid di dalam makanan akan diserap ke dalam
aliran darah ketika dimakan. Di dalam aliran darah, karotenoid diangkut ke dalam
partikel kolesterol yang paling kaya akan lipid (LDL). Jaringan yang memiliki paling
banyak reseptor LDL menerima paling banyak karotenoid. Hal ini disebabkan karena
karotene praktis tidak larut dalam air.

1.1 Licopen
Definisi dari licopen adalah suatu bahan fitokimia yang disintesis oleh
tanaman dan mikroorganisme tetapi bukan oleh hewan. Licopen adalah suatu
insomer asiklis β-caroten. Struktur dari licopen lebih panjang daripada karetenoid
lainnya. Hal ini disebabkan karena hidrokarbon pada licopen mengandung 11
ikatan rangkap dua yang terkonjungsi sehingga licopen merupakan ikatan yang
sangat tidak jenuh.
Aktivitas nutrasetikal karotenoid seperti β-caroten berhubungan dengan
kemampuannya untuk membentuk vitamin A di dalam tubuh. Licopen tidak dapat
membentuk vitamin A karena tidak memiliki stuktur cincin β-inone. Licopen
sebagai antioksidan memiliki kemampuan singlet-oxygen-quenching dua kali
lipat dari kemampuan β-caroten dan 10 kali lipat dari kemampuan β–tocoferol.
Licopen berperan dalam sejumlah reaksi kimia yang dihipotesiskan dapat
mencegah karsinogenesis dan antogenesis dengan melindungi biomolekul penting
untuk sel, termasuk lipid, protein, dan DNA.

1.2 β-caroten
β -caroten adalah suatu pigmen pada tanaman yang dapat memberikan warna,
seperti pada wortel. β-caroten juga dapat digunakan sebagai bahan pewarna
untuk makanan, seperti margarine. β-caroten sendiri dapat diubah menjadi
vitamin A (retinol) oleh tubuh yang diperlukan untuk kesehatan mata,
kekuatan sistem imun, dan kesehatan kulit dan selaput lendir. Meskipun
begitu, β-carotene hanya akan diproduksi oleh tubuh sesuai dengan
kebutuhannya. β-caroten didapatkan dalam jumlah banyak melalui makanan.
β-caroten sebagai antioksidan dapat melindungi tubuh dari molekul perusak
yang disebut radikal bebas.

1.3 α-caroten
α -caroten merupakan precursor pada karotenoid yang dapat menciptakan
vitamin A di dalam tubuh.

1.4 Lutein
Lutein adalah suatu jenis xantofil yang ditemukan di dalam sayuran berdaun
hijau seperti bayam dan kangkung.

1.5 Zeaxanthin
Zeaxanthine merupakan salah satu karotenoid alkohol yang paling sering
ditemukan di alam. Zeaxanthin adalah suatu pigmen yang memberikan warna
khas untuk paprika, jagung dan kunyit. Selain itu, zeaxanthin juga berperan
terhadap rasa dan aroma kunyit.

2. Kurkumin
Kurkumin adalah senyawa polifenol yang berasal dari rempah-rempah kunyit dan
memiliki pigmen berwarna kuning. Secara biologis, kurkumin berperan aktif sebagai
antikanker. Hal ini disebabkan karena kemampuannya menghambat produksi sel
kanker dan mendorong apopotosis.

Referensi:

Syamsudin, M. (2013). Nutrasetikal.

Agustin, T. (2021). Efektivitas Nutrasetikal Sebagai Penghambat Kanker Terhadap Progresivitas


Kanker Payudara. Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan, 7(1), 11-16.

Anda mungkin juga menyukai