Anda di halaman 1dari 39

VARIASI FITOKIMIA PADA

SPESIES TANAMAN
“ANALISIS SENYAWA METABOLIT SEKUNDER
DAN UJI TOKSISITAS EKSTRAK ETANOL BATANG
TANAMAN PATAH TULANG (Euphorbia tirucalliL.)
DENGAN METODE Brine Shrimp Lethality
Test(BSLT
Anggota kelompok :
Hilda maulina
Arief
Rahmayatul yasirorh
• Pendahuluan

• Jurnal
APA SIH ITU
FITOKIMIA?

SENYAWA
APA SAJA
YANG
DIHASILKAN
FITOKIMIA?
Fitokimia merupakan suatu ilmu yang mempelajari
berbagai senyawa organik yang ada pada tumbuhan baik
tentang struktur kimia, perubahan dan metabolisme,
biosintesis, fungsi biologis dari senyawa organik dan
penyebaran secara alami.

Skrining fitokimia merupakan suatu cara yang dilakukan


untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif yang belum
terlihat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan yang
dapat memisahkan dengan cepat antara bahan alam
yang mempunyai kandungan fitokimia tertentu. Metode
skrining fitokimia dilakukan dengan cara melihat reaksi
pengujian warna dengan menggunakan suatu pereaksi
warna
• Analisis fitokimia merupakan suatu bagian dari ilmu
farmakognosi yang mempelajari metode dan cara analisis
kandungan kimia yang terdapat dalam tumbuhan maupun
hewan, termasuk cara isolasi dan pemisahannya.
Fitokimia atau kimia tumbuhan pada saat ini telah
berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri, berada
antara biokimia tumbuhan dan kimia organic bahan alam
dan berkaitan dengan keduanya. Senyawa metabolit
sekunder ini dapat diidentifikasi dengan suatu metode
yaitu metode skrinning fitokimia.

BACK
Macam macam senyawa yang yang dihasilkan
fitokimia
1. Flavonoid
Senyawa flavonoid memiliki struktur C6-C3-C6, dimana
gugus C6 merupakan cincin benzene.
Senyawa yang termasuk kedalam flavonoids antara lain
catechin, anthosianin, flavon, flavonol, isoflavon.
Flavonoids umumnya terdapat pada setiap bagian dari
tanaman seperti biji, buah, benang sari, akar dan
sebagainya.
Flavonoid sebagai senyawa yang berasal dari tanaman
banyak memiliki dampak positif diantaranya bertindak
sebagai antioksidan alami dan memiliki efek pada banyak
penyakit seperti : anti tumor, antiinflamasi, anti alergi, anti
diabetik. Flavonoid juga telah banyak digunakan dalam
bahan tatarias (kosmetik). Flavonoid meningkatkan hidrasi
kulit, menghaluskan permukan kulit dan menginduksi sel-
sel kulit untuk tumbuh. Flavonoid juga digunakan sebagai
obat jerawat, ketombe, komedo, mencegah kebotakan, dan
memperlambat proses penuaan karena mengandung
antioksidn dan antibakteri.
2. Karatenoid
Senyawa karotenoid merupakan pigmen yang bewarna kuning
jingga atau merah. Pigmen yang banyak terdapat dalam tanaman
maupun hewan. Pigmen tersebut disebut lipokromik pigmen karena
dapat larut dalam minyak.

• Karotenoid merupakan pewarna alami yang larut dalam lemak,


metabolit sekunder dari jenis terpenoid yaitu berupa suatu
poliisoprenoid panjang (terdiri atas 40 atom karbon/tetraterpen)
yang mengandung ikatan rangkap dan tersusun dari rantai
poliisoprena simetris terhadap pusat ikatan.
• Karotenoid dapat ditemukan dalam tumbuhan, beberapa jenis
hewan, alga, bakteri dan jamur. Pigmen karotenoid pada
tumbuhan mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai pigmen pembantu
dalam fotosintesis dan sebagai pewarna dalam bunga dan buah.
Karotenoid merupakan pigmen yang berwarna kuning, oranye
atau merah, sehingga dapat diidentifikasi melalui warnanya
Warna yang terdapat pada karotenoid dipengaruhi oleh
ikatan rangkap yang ada pada kerangka dasarnya. Untuk
menghasilkan warna karotenoid butuh tujuh buah ikatan
rangkap. Semakin banyaknya ikatan rangkap maka warna
karotenoid semakin kuat atau pekat
3. Steroid
Steroid mengadung gugus molekul besar yang disebut
cyclopentano perhydrophenanthrene. Senyawa alami yang
tergolong steroid seperti sterol, asam empedu, hormone
seks, adrenal cortical hormone, cardiac glycoside dan
sapogenin .
• Steroid dibagi berdasarkan jumlah atom karbonnya yaitu :
a. Steroid dengan jumlah atom karbon 27, misalnya
zimasterol
b. Steroid dengan jumlah atom karbon 28, misalnya
ergosterol
c. Steroida dengan jumlah atom karbon 29, misalnya
stigmastero
4. Terpenoid
• Terpen adalah suatu golongan senyawa yang sebagian
besar terjadi dalam dunia tumbuh-tumbuhan. Di dalam
tanaman banyak terdapat senyawa terpenoids. Terpenoid
merupakan oligomer dan isoprena. Terpenoid memiliki
banyak jenis tetapi dapat digolongkan menjadi enam
kelompok :
• 1 Monoterpene (2 isoprene) C10H16
• 2.Sesquiterpene (3 isoprene) C15H24
• 3.Diterpene (4 isoprene) C20H32
• 4.Triterpene (6 isoprene) C30H48
• 5.Tetraterpene (8 isoprene) C40H64
• 6.Polyterpene (2n isoprene) (C5H8)n
Sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka karbon
yang dibangun oleh dua atau lebih unit C-5 yang disebut
sebagai unit isoprene. Unit C-5 dinamakan demikian
karena kerangka karbonnya sama seperti isoprene.
5. Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa organik yang mempunyai nilai N
heterosiklis yang bersifat basa yang tidak larut dalam air
namun larut dalam pelarut organik. Secara sederhana
alkaloid dalam tumbuhan memiliki rasa pahit dilidah.
Alkaloid merupakan senyawa metabolit sekunder yang
terdapat di dalam tanaman. Biasanya dijumpai pada bagian
daun, ranting, biji, dan kulit batang. Alkaloid memiliki efek
yang baik untuk kesehatan diantaranya pemicu system
syaraf. Menaikan tekanan darah, mengurangi rasa sakit,
antimikroba, obat penenang dan obat penyakit jantung
Sistem klasifikasi alkaloid yang banyak diterima adalah
pembagian alkaloid menjadi 3 golongan yaitu alkaloid
sesungguhnya, protoalkaloid dan pseudoalkaloid. Suatu
cara mengklasifikasikan alkaloid adalah cara yang
didasarkan jenis cincin heterosiklik nitrogen yang
merupakan bagian dari struktur molekul. Jenisnya yaitu
pirolidin, piperidin, kuinolin, isokuinolin, indol, piridin dan
sebagainya
6. Tanin
• Tanin adalah senyawa organik yang terdiri dari campuran
senya!a polifenol kompleks, dibangun dari elemen C,H,
dan O sering membentuk molekul besar dengan berat
molekul lebih besar dari 2000. Tanin yang terdapat pada
kulit kayu dan kayu dapat berfungsi sebagai penghambat
kerusakan akibat serangan serangga dan jamur, karena
memiliki sifat antiseptik . Dari struktur kimianya, tanin
dapat digolongkan menjadi duamacam, yaitu tanin
terhidrolisis dan tanin terkondensasI.
7. Saponin
Saponin merupakan triterpena atau steroid yang terutama
terdapat sebagai glikosida. Saponin merupakan senyawa
aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, dapat dideteksi
berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan
menghemolisis sel darah.
Dikenal juga jenis saponin yaitu glikosida triterpenoid dan
glikosida struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai
spirotekal. Kedua saponin ini larut dalam air dan etanol,
tetapi tidak larut dalam eter. Aglikonya disebut sapogenin,
diperoleh dengan hidrolisis dalam suasana asam atau
hidrolisis memakai enzim
8. Kuinon
kuinon adalah senyawa berwarna dan mempunyai
kromofor dasar seperti kromofor pada benzokuinon, yang
terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi dengan
dua ikatan rangkap karbon- karbon.
untuk memastikan adanya suatu pigmen termasuk kuinon
atau bukan,reaksi warna sederhana masih tetap berguna.
reaksi yang khas ialah reduksi bolak balik yang mengubah
kuinon menjadi senyawa tanwarna, kemudian warna
kembali lagi bila terjadi oksidasi oleh udara
BACK
Telah dilakukan penelitian mengenai analisis senyawa
metabolit sekunder dan uji toksisitas pada batang tanaman
Patah tulang (Euphorbia tirucalliL.). Analisis senyawa
metabolit sekunder dilakukan dengan skrining fitokimia
yaitu senyawa alkaloid, flavonoid, triterpenoid, steroid,
saponin dan tanin pada ekstrak segar dan kering batang
tanaman Patah tulang. Penentuan toksisitas ekstrak etanol
batang tanaman Patah tulang menggunakan metode Brine
Shrimp Lethality Test(BSLT). Uji toksisitas digunakan
hewan uji Artemia salina Leach sebagai bioindikator. Pada
skrining fitokimia diperoleh positif flavonoid, tanin dan
steroid sedangkan alkaloid, saponin dan triterpenoid
negatif.
Tanaman menghasilkan senyawa-senyawa metabolit
sekunder yang bersifat toksik dan dapat digunakan untuk
mengobati berbagai jenis penyakit pada manusia. Golongan
senyawa metabolit sekunder adalah alkaloid, flavonoid, saponin,
tanin, steroid dan triterpenoid . Senyawa metabolit sekunder
yang dihasilkan oleh tanaman dapat dianalisis kemampuan
sitotoksiknya melalui metode Brine Shrimp Lethality Test(BSLT).
Metode BSLT adalah salah satu cara yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan toksik terhadap sel (sitotoksik) dari
suatu senyawa, yang dihasilkan oleh ekstrak tanaman dengan
menggunakan larva udang Artemia salinaLeach sebagai
bioindikator . BSLT lazim digunakan karena lebih murah, mudah,
cepat dan hasilnya akurat. Selain itu, metode ini telah terbukti
memiliki hasil yang berkorelasi dengan kemampuan sitotoksik
senyawa anti kanker
salah satu tanaman obat yang digunakan oleh
masyarakat adalah tanaman Patah tulang (Euphorbia
tirucalli L.) yang merupakan salah satu spesies dari famili
Euphorbiaceae .Menurut informasi dari masyarakat Bitung,
tanaman Patah tulang ini merupakan tanaman obat yang
digunakan secara empiris untuk mengobati patah tulang
akibat kecelakaan atau terjatuh. Cara penggunaannya,
batang tanaman ditumbuk halus dan ditempelkan pada
daerah yang sakit. Tanaman Patah tulang juga dapat
digunakan sebagai antikanker, anti-tumor, anti-inflamasi,
penyakit kulit, dan pengobatan penyakit sifilis
alat -alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
evaporator, desikator, pemanas listrik, timbangan digital,
alat penggiling, alat-alat gelas, kertas saring, termometer,
aerator, lampu, kaca pembesar (lup), senter, wadah uji,
aluminium foil dan ayakan65 mesh. Bahan-bahan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah batang tanaman
Patah tulang, telur A. salina Leach, dan akuades. Bahan-
bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah
etanol 96% p.a, merkuri(II) klorida, kalium iodida, bismut
sub nitrat, besi(III) klorida, asam klorida pekat, bubuk
magnesium, asam asetat glasial, asam sulfat pekat dan
garam dapur.
Preparasi Sampel
Sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu sampel
segar dan sampel kering. Sampel segardicuci bersih,
ditiriskan lalu dikeringanginkan kemudian dipotong kecil-
kecil dan dihaluskan. Sampel kering, batang dicuci bersih
kemudian ditiriskan lalu dikeringanginkan selama beberapa
hari dan dipotong kecil-kecil, setelah itu diblender sampai
halus dandisaring dengan ayakan 65 mesh
Ekstraksi Batang Tanaman Patah tulang
Metode ekstraksi yang digunakan untuk sampel segar
dan sampel kering adalah maserasi. Sebanyak 100 g
sampel yang telah dihaluskan direndam dalam 500 mL
etanol 96% p.a selama 2x24 jamsambil sesekali dikocok
kemudian disaring, residu direndam kembali dengan etanol
96% p.a sebanyak 250 mL lalu dikocok dan disimpan
selama 2x24 jam, kemudian disaring. Filtrat yang diperoleh
pada maserasi pertama dan kedua dicampur dan
dievaporasi, lalu dimasukkan dalam oven pada suhu 40-
500C untuk diperoleh ekstrak kental.
Skrining Fitokimia
Sampel yang digunakan untuk skrining fitokimia adalah
ekstrak etanol batang segar dan kering tanaman Patah
tulang. Masing-masing pengujian dibuat duplo.
Uji Alkaloid
Sebanyak 2 mL ekstrak diuapkan di atas cawan
porselin. Residu yang dihasilkan kemudian dilarutkan
dengan 5 mL HCl 2 M. Larutan yang diperoleh dibagi ke
dalam 3 tabung reaksi. Tabung pertama berfungsi sebagai
blanko, ditambahkan dengan 3 tetes HCl 2 M. Tabung
kedua ditambahkan 3 tetes pereaksi Dragendorff dan
tabung ketiga ditambahkan 3 tetespereaksi Mayer. Pada
pereaksi Dragendorff akan terbentuk endapan berwarna
jingga sedangkan pereaksi Mayer akan terbentuk endapan
kuning yang menandakan positif adanya alkaloid.
Uji Flavonoid
Sebanyak 2 mL ekstrak ditambahkan dengan airpanas
secukupnya, kemudian dididihkan selama 5 menit lalu
disaring. Filtrat sebanyak 5 mL ditambahkan 0,05 mg
serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat, kemudian dikocok kuat-
kuat. Uji positif ditunjukkan dengan terbentuknya warna
merah, kuning atau jingga (Harborne, 1987).
Uji Tanin
Sebanyak 1 mL ekstrak ditambahkan dengan beberapa
tetes larutan besi(III)klorida 10%. Jika terjadi warna biru tua
atau hitam kehijauan menunjukkan adanya tanin.
Uji Steroid dan Triterpenoid
Sebanyak 2 mL ekstrak ditambahkan CH3COOH glasial
sebanyak 10 tetes dan H2SO4pekat sebanyak 2 tetes.
Larutan dikocok perlahan dan dibiarkan selama beberapa
menit. Adanya steroid ditunjukan oleh warna biru atau
hijau, sedangkan triterpenoid memberikan warna merah
atau ungu (Harborne, 1987).
Uji Saponin
Sebanyak 2-3 mL ekstrak dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, kemudian ditambahkan 10 mL air panas lalu
didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik
lalu ditambahkan 1 tetes HCl 2 N. Uji positif ditunjukkan
dengan terbentuknya buih yang stabil setinggi 1-10 cm
selama tidak kurang dari 10 menit
• Uji Toksisitas Menggunakan Metode BSLT
• Sampel yang digunakan untuk uji toksisitas adalah
ekstrak etanol batang segardan kering tanaman Patah
tulang. Masing-masing pengujian dibuat duplo.Penyiapan
larva A. salina LeachSebanyak 1 g telur A. salina Leach.
ditimbang kemudian direndam dalam 1 L air garam
buatan untuk penetasan dan diberi penerangan serta
diaerasi selama 48 jam.Air garam buatan dibuat dengan
cara melarutkan 20 g garam dapur dalam 1 L air
kemudian disaring
Penyiapan Larutan Stok
Untuk pembuatan larutan stok, ekstrak dari sampel
segar ditimbang sebanyak 200 mg kemudian dilarutkan
sampai 100 mL dengan airgaram buatan, selanjutnya dari
larutan stok 2000 ppm dibuat pengenceran 1000 ppm, 500
ppm, 100 ppm, 50 ppm, 25 ppm, 12,5 ppm dan 0 ppm
sebagai kontrol tanpa penambahan ekstrak. Perlakuan
yang sama dibuat untuk ekstrak sampel kering
Uji Toksisitas dan Analisis Statistik
Disiapkan 6 wadah pengujian dan 1 wadah sebagai
kontrol untuk masing-masing konsentrasi ekstrak sampel
segar. Kemudian tiap konsentrasi larutan dimasukan 10
ekor larva udang A. salinaLeach. Pengamatan dilakukan
selama 1x24 jam terhadap kematian larva udang.
Pengamatan jumlah larva udang yang mati dihitung tiap
selang waktu 1 jam pada 6 jam pertama kemudian selang
waktu 6 jam pada jam ke-12, 18 dan 24. Perlakuan yang
sama dilakukan untuk ekstrak sampel kering. Data hasil
penelitian uji toksisitas diolah dengan analisis probit
menggunakan SPSS 20.0 for Windowsuntuk mengetahui
harga LC50.
pembahasan
• Alkaloid
Alkaloid yang diuji dengan menggunakan pereaksi
Dragendorff akan menghasilkan endapan berwarna
jingga, sedangkan dengan pereaksi Mayer akan
menghasilkan endapan berwarna putih kekuningan,
penambahan asam klorida bertujuan untuk mengekstrak
alkaloid yang bersifat basa dengan menggunakan larutan
asam . Hasil skrining fitokimia menunjukan tidak adanya
endapan, yang berarti bahwa kedua ekstrak etanol
batang tanaman Patah tulang tidak terdapat senyawa
alkaloid.
Tanin
Identifikasi terhadap senyawa tanin dilakukan melalui
penambahan FeCl3. Senyawa tanin adalah senyawa yang bersifat
polar karena adanya gugus OH, ketika ditambahkan FeCl310%
akan terjadi perbahan warna seperti biru tua atau hijau kehitaman
yang menandakan adanya senyawa tanin
Saponin
Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang mudah
terdeteksi melalui kemampuannya dalam membentuk busa.
Komponen ikatan glikosida yang terdapat didalam saponin
menyebabkan senyawa ini cenderung bersifat polar (Harborne,
1987; Sangi et al., 2008). Keberadaan saponin positif jika ekstrak
yang diuji membentuk busa setinggi 1-10cm dengan selang waktu
±10 menit (Depkes RI, 1995). Berdasarkan hasil skrining fitokimia
menunjukan ekstrak etanol batang tanaman Patah tulang tidak
terdapat saponin karena tidakmembentuk busa.
• Flavonoid
• Flavonoid dapat diuji keberadaannya menggunakan Mg dan
HCl pekat. Senyawa flavonoid dapat menghasilkan warna
merah, kuning atau jingga ketika tereduksi dengan Mg dan
HCl . Hasil skrining fitokimia menunjukan kedua ekstrak
etanol batang tanaman Patah tulang berwarna kuning dan
positif terdapat flavonoid.
• Uji Toksisitas Penelitian ini menunjukan bahwa kedua
ekstrak etanol batang tanaman Patah tulang masing-masing
memiliki kemampuan toksik yang dapat membunuh larva
Artemia salinaLeach.Konsentrasi yang diuji dalam penelitian
ini untuk ekstrak etanol batang tanaman Patah tulang segar
dan kering adalah 1000, 500, 100, 50, 25 dan 12,5 ppm.
• Steroid Dan Triterpenoid
• Pengujian steroid dan triterpenoid dalam CH3COOH
glasial dengan H2SO4 pekat didasarkan pada
kemampuan senyawa
• steroid dan triterpenoid dalam membentuk warna biru
atau hijau untuk steroid, dan merah atau ungu untuk
triterpenoid. Steroid dan triterpenoid merupakan senyawa
yang dapat terekstraksi dengan pelarut non polar atau
semi polar .Hasil skrining fitokimia menunjukan kedua
ekstrak etanol batang tanaman Patah tulang memberikan
warna hijau dan positif terdapat steroid. Warna hijau yang
terbentuk disebabkan oleh ekstrak etanol batang tanaman
Patah tulang yang bereaksi terhadap asam (CH3COOH
glasial dan H2SO4 pekat)
• KESIMPULAN
1. . Analisis senyawa metabolit sekunder pada ekstrak
etanol batang segar dan kering tanaman Patah tulang
positif terdapat senyawa flavonoid, steroid dan tanin
2. Uji toksisitas dengan metode BSLT terhadaplarva
Artemia salinaLeach menunjukan bahwa ekstrak etanol
batang segar dan kering tanaman Patah tulang bersifat
sitotoksik serta memiliki nilai LC50berturut-turut 7,994ppm
dan 9,940ppm.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai