Anda di halaman 1dari 51

PERTEMUAN I

PENGANTAR FITOKIMIA
FITOKIMIA

– Definisi
– Lingkup
– Tahapan skrining fitokimia
– Metode
– Pentingnya fitokimia dalam
penemuan obat
Definisi Fitokimia
Fito: Tanaman, fitokimia: kandungan kimia tanaman

Fitokimia mempelajari aspek kimia yang berkaitan


dengan proses hidup dari tanaman termasuk
produk kimia tanaman

Kandungan senyawa organik dalam tanaman,


biokimia tanaman dan hubungan diantara
keduanya

Fitokimia mempelajari komponen dari tanaman


yang mempunyai aktivitas biologis yang dapat
menyembuhkan atau mencegah suatu penyakit.
Sejarah (Evans, 2000)
- 1645-1715 : Nicholas Lemery: Proses ekstraksi
dengan pelarut alkohol
- Pertengahan abad -18 dipisahkan senyawa
organik dari makhluk hidup
- 1742- 1786Karl Wilhelm Scheele isolasi
senyawa sederhana( gliserol, asam-asam oksalat,
laktat, tartrat, sitrat dari tumbuhan dan binatang
- 1747: A.S. Margraff: isolasi sukrosa dari tanaman
- 1803: Narkotik, alkaloid pertama yang diisolasi:
morphin, strychnine, emetine
- 1813-1823: Chrevreul: elusidasi lemak dan
campuran minyak.
- Pertengahan abad 20 : telah dilakukan isolasi dan
elusidasi berbagai komponen kimia
Latarbelakang
• Indonesia adalah salah satu
laboratorium tanaman obat terbesar di
dunia, sekitar 80% herbal dunia tumbuh
di di negara ini. Indonesia memiliki
sekitar 35.000 jenis tumbuhan tingkat
tinggi, 3500 diantaranya dilaporkan
sebagai tumbuhan obat.
Apa itu senyawa Fitokimia ?
• Merupakan senyawa unsur dan bagian dari tumbuhan yang
bersifat bukan nutrisi tetapi memberikan manfaat bagi
kesehatan tubuh manusia, sebagian bersifat sebagai Anti
Tumor dan Anti Kanker. Para ahli menyebutkan Fitokimia
sebagai unsur nutrisi ke-8 selain karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, mineral, serat dan air.
• Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa
yang ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan
untuk fungsi normal tubuh, tapi memiliki efek yang
menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki peran aktif
bagi pencegahan penyakit.
Tujuan
• Melatih mahasiswa agar mampu menjelaskan
tentang kandungan kimia dalam tumbuhan,
ruang lingkup metabolit primer, sekunder
dan identifikasinya, metode ektraksi dan
isolasi kandungan senyawa alkaloid,
flavonoid, terpenoid, minyak atsiri, steroid
dan triterpenoid serta biosintesanya.
Pendukung
• Pada semua pekerjaan tersebut
diperlukan metode pemisahan,
pemurnian dan identifikasi kandungan
yang terdapat dalam tumbuhan yang
sifatnya berbeda – beda dan yang
jumlahnya banyak itu.
Strategi dalam penemuan senyawa
bioaktif dari tanaman
• Pendekatan etnobotani
Etnobotani : studi pengunaan tanaman obat
tertentu secara empiris oleh masyarakat disuatu
daerah
Misal : Aspirin, quinine, camphor, digitalis
Obat malaria artemisinintelah
digunakan
secara tradisional di Cina Artemisia
annua L.
• Pendekatan kemotaksonomi Tanaman dari
familia yang sama mempunyai kandungan kimia
yang hampir sama.
Misal : Tanaman Solanum mamosum, Solanum
grandifilorum Familia Solanaceae Solasodin
• Pendekatan kimia ekologi Berkaitan dengan
tempat hidup tanaman. Interaksi kimia antara
spesies tanaman yang berbeda, antara tanaman
dan organisme lain menghasilkan penemuan
komponen aktif yang potensial bagi kesehatan
manusia
Kandungan kimia akar Sorghum yang bervariasi
dari tiap spesies tetapi kandungan sorgoleone
yang dominan dan struktur masing-masing
komponen yang saling terkait, misalnya
ethoxysorgoleone
• Pendekatan Anatomi
Bagian tanaman yang berkaitan akumulasi
kandungan metabolit sekunder. Dalam tanaman
adalah trikoma grandular, lacticiver, idioblast,
resin canal, dan nectaries
Misal: terpenoid banyak didapatkan pada peltete
glands
Pengertian
Bahan Alam
Metabolit Primer Metabolit Sekunder
Sebagai Komponen Esensial Sebagai lead compounds
atau sumber dan cadangan dalam penemuan dan
energi untuk kelangsungan pengembangan obat-obat baru,
hidup organisme tersebut. sebagai pestisida dan
insektisida, dan juga sebagai
bahan untuk produk industri
seperti shampo, sabun, parfum
dan sebagainya.
Kandungan Kimia Tanaman
Metabolit Primer Metabolit sekunder
- Penyusun utama: Selalu Spesifik untuk tiap
ada pada setiap makhluk spesies(Identitas)
hidup. Berperan dalam
- Berperan dalam proses- kelangsungan hidup
proses kehidupan yang suatu spesies,
esensial. pertahanan diri, daya
- Polisakarida,protein, tarik.
lemak, dan asam amino Dibentuk melalui alur
biosintesa khusus
metabolit
sekunder.
Alkaloid, Flavonoid,
glikosida, terpenoid.
ADA 3JALUR

Biosintesis
SINTESIS

Metabolit
Sekunder
Klasifikasi Metabolit
sekunder

TERPENOID FLAVONOID ALKALOID


TERPENOI
DTerpenoid adalah turunan molekul terpen yang mengandung
atom karbon dan hidrogen, biasanya mengandung atom
oksigen dalam bentuk gugus hidroksil, karbonil, karboksilat
Sumbernya terdapat pada tumbuhan

Struktur Isoprena C5H8 (2metil-1,3Butadiena)


Klasifikasi
Terpenoid
1. Monoterpenoid

Rumus Kimia : C10H16

Contoh : Minyak Atsiri lavender (geranly


pyrophosphate) dan lemon (Limonen)
 
Khasiat : Anti nyamuk, aromaterapis
Minyak Atsiri lavender (geranly pyrophosphate)  

O O
O P O P O
O O
Struktur geranyl pyrophosphate
2. Seskuiterpenoid
Rumus Kimia : C15H24
 
Sumber : Berbagai tanaman contohnya
Jahe
 
Contoh : Minyak Atsiri dari jahe
Zingiberene,Farnesol, santonim.
 
Khasiat : Anti Oksidan dan Aromaterapis,
insektisida, antimikroba, antibiotik dan
toksin.

Minyak Esensial
Minyak Esensial Serai (Farnesol)  

OH

Struktur Farnesol
3. Diterpenoid

Rumus Kimia : C20H32


 
Sumber : Tumbuhan dan Hewan
 
Contoh : Retinol dan Phytol
 
Khasiat : Memiliki banyak efek
farmakologis,

Sumber Vitamin A
Retinol (Vitamin A) 

OH

Struktur Retinol

Keju Minyak Ikan


Phytol (Vitamin E) 

OH

Struktur Phytol

Minyak Ikan
4. Triterpenoid
Rumus Kimia : C30H48
 
Sumber : Hewan seperti daging dan telur
 
Contoh : Kolesterol dan Sterol
 
Khasiat : Pembentuk sel, hormon dan
membantuk memproduksi vitamin D, serta
menjaga fungsi otak.

Hewani
5. Tetraterpenoid
Rumus Kimia : C40H64
 
Sumber : Tumbuhan  
 
Contoh : -Karoten
 
Khasiat : Sumber bahan pewarna alami,
sumber provitamin A dan sebagai
antioksidan yang penting.
6. Saponin
Sumber : Tumbuhan
 
Contoh : sapogenin
 
Khasiat : komponen busa dalam shampo,
bahan untuk menangkap ikan
Daun Tuba sebagai racun Ikan
FLAVONOID
Flavonoid merupakan kelompok
senyawa fenolik yang terdiri dari
15 atom karbon dengan dua cincin
aromatik.
O
Sumber flavonoid dapat
ditemukan dihampir seluruh
tumbuhan yang pada umumnya
terdapat pada jaringan epidermis
daun dan kulit buah
Rosella Tapak Darah Mahkota Dewa
Meningkatkan Mempercepat Sebagai antioksidan
Insulin pada tubuh. proses dan mempunyai
penyembuhan luka bioaktifitas sebagai
obat
ALKALOID
Alkaloid merupakan senyawa
metabolit yang mengandung atom
Nitrogen dalam struktur kimianya.

Sumber alkaloid adalah pada


tanaman berbunga dan juga pada
tumbuhan monokotil. Alkoloid
pada umumnya memberikan rasa
pahit pada suatu bahan alam
KOPI
N N O

N
N
O

Struktur kimia kafein

Manfaat
Kafeina merupakan obat
perangsang sistem pusat
saraf sehingga dapat dapat
mengusir rasa kantuk secara
sementara
OPIUM

Struktur kimia Morfin

Manfaat
Menghilangkan rasa nyeri.
Namun sering
disalahgunakan.
Metabolit Sekunder
Banyak dimanfaatkanberperan dalam
memberikan efek farmakologis tertentu

Akaloid Tanaman
Epedra sinica, Epedra vulgaris
( Gnetaceae) mengandung
epedrinbroncodilator.

Flavonoid  tanaman Pinus


sylvertisFlavone, quercetin antibakteri,
antioksidan
Glikosida beberapa glikosida dipecah
menjadi steroid, Cardiac glikosida 
Menentukan Senyawa Aktif dari Tanaman
• Bioassay
• Analytical Instrument: HPLC, LC-MS: NMR
• Informatic: Modern instrumentations 
database profil bioassay untuk komponen
yang diketahui; automated biassay
• Optimasi aktivitas biologis  Quantitative
Structure-Activity Relationship (QSAR).

Menentukan Senyawa Aktif dari Tanaman
• QSAR dapat digunakan untuk mempelajari
hubungan antara struktur molekul dengan aktivitas
biologisnya yang dinyatakan secara kuantitatif.
Bidang pendesainan obat adalah yang paling banyak
menggunakan ruang lingkup ini. Metode QSAR
mampu mengurangi biaya dan resiko dalam industri
obat-obatan .
• Metode ini sangat cocok untuk memprediksikan
senyawa obat untuk penyakit-penyakit yang
mematikan
Bioassay
Aktivitas farmakologi secara in vitro/ in vivo
test.
1. Brine shrimp letality test aktivitas
sitotoksisitas dan pestisidal.
2. Antibiotic activity:
3. Plant grow regulator activity
4. Immunostimulating activity
5. Antimalarial activity

- Faktor penting kelarutan zat uji pemilihan


pelarutDMSO
Pengembangan produk dari bahan alam

Fitofarmaka

Herbal
terstandar

JAMU
Bagaimana

memperoleh
Komponen
kimia
tanaman

Pemisahan
Ekstraksi /fraksinasi & Identifikasi
pemurnian
Ekstraksi
Ekstraksi: penetrasi pelarut ke dalam sel tanaman,
menyebabkan sel mengembang, melarutkan
komponen yang diekstraksi, dan difusi komponen yang
terlarut keluar dari sel tanaman.

1. Jenis bahan yang diekstraksi


– Bahan segar
– Bahan kering
2. Pelarut yang digunakan dapat melarutkan zat yang
diinginkan
3. Metode ekstraksi
Tergantung bahan yang akan diekstraksi
Bahan yang diekstraksi

1. Segar /kering
• Bahan segar sebelum digunakan bahan
dicuci dengan alkohol mendidih dalam
beberapa menit
• Bahan kering kondisi pengeringan terkontrol,
dapat disimpan dalam lama
2. Bagian yang digunakan
Herba, daun, buah, biji, batang kulit batang,
rhizoma dll.
Pelarut
Pelarut:
Non polar : n-heksana, petroleum eter,
kloroform
Semi polar : etil asetat, aseton, asetonitril
Polar : metanol, etanol
Pelarut yang digunakan tergantung pada senyawa
yang ingin diperoleh pelarut harus dapat
melarutkan zat yang diinginkan dan dapat
memisahkan zat dari komponen lainnya
Pelarut bersifat selektif, mudah penanganannya,
aman, ekonomis, tidak merusak lingkungan.
Konstanta dielektrik atau permitivitas listrik relatif,
adalah sebuah konstanta dalam ilmu fisika. Konstanta ini
melambangkan rapatnya fluks elektrostatikdalam suatu
bahan bila diberi potensial listrik. Konstanta dielektrik
merupakan perbandingan energi listrikyang tersimpan
pada bahan tersebut jika diberi sebuah potensial, relatif
terhadap vakum (ruang hampa).

Dalam ilmu kimia, konstanta dielektrik dapat dijadikan


pengukur relatif dari kepolaran suatu pelarut. Misalnya
air yang merupakan pelarut polar memiliki konstanta
dielektrik 80,10 pada 20 °C sedangkan n-heksana
(sangat non-polar]] memiliki nilai 1,89 pada 20 °C.
• Berdasarkan kepolaran pelarut, maka para ahli
kimia mengklasifikasikan pelarut ke dalam
tiga kategori yaitu :
a. Pelarut Protik Polar
Protik menunjukkan atom hidrogen yang
menyerang atom elektronegatif yang dalam hal
ini adalah oksigen. Dengan kata lain pelarut
protik polar adalah senyawa yang memiliki
rumus umum ROH. Contoh dari pelarut protik
polar ini adalah air H2O, metanol CH3OH, dan
asam asetat (CH3COOH).
b. Pelarut Aprotik Polar
Aprotik menunjukkan molekul yang tidak
mengandung ikatan O-H. Pelarut dalam kategori ini,
semuanya memiliki ikatan yang memilki ikatan dipol
besar. Biasanya ikatannya merupakan ikatan ganda
antara karbon dengan oksigen atau nitorgen. Contoh
dari pelarut yang termasuk kategori ini adalah aseton
[(CH3)2C=O] dan etil asetat (CH3CO2CH2CH3).
c. Pelarut Nonpolar
Pelarut nonpolar merupakan senyawa yang
memilki konstanta dielektrik yang rendah dan tidak
larut dalam air. Contoh pelarut dari kategori ini adalah
benzena (C6H6), karbon tetraklorida (CCl4) dan dietil eter
(CH3CH2OCH2CH3).
Metode Ekstraksi
1. Metode berdasarkan keseimbangan konsentrasi
Semua proses hasil dari keseimbangan konsentrasi
antara larutan dan residu. Misalnya pada maserasi.
Maserasi ekstraksi dengan merendam komponen
yang diekstraksi menggunakan pelarut tertentu
selama beberapa hari sambil di ‘shaking’ pada suhu
kamar.
Pada metode maserasi dapat digunakan homogeneser
kecepatan tinggi(turbo extraction) atau ultrasound
extraction (menggunakan bantuan gel ultrasonik
20000HZ.
2. Metode ekstraksi habis-habisan/menyeluruh
 Perkolasi
Proses difusi tergantung pada kecepatan aliran
pelarut, selektivitas pelarut, temperatur
3. Ekstraksi dengan gas superkritikal
Menggunakan temperatur dan tekanan tertentu,
dapat menarik komponen tanaman secara maksimal.
Dapat mengunakan tempatur rendah sehingga
sesuai untuk komponen yang tidak stabil, bnyk
digunakan utk skala besar, hemat pelarut,
selektivitasnya lebih baik
Pemisahan dan Isolasi Komponen
1. Kromatografi lapis tipis
2. Kromatografi kolom : kolom gravitasi,
kolom vakum
3. Kromatografi lapis tipis preparatif
4. HPLCPemisahan, Identifikasi
5. Counter Courentkromatografi cair-cair
centrifugal
6. GC komponen yang dianalisis harus
dapat membentuk gas yang kemudian akan
kontak dengan fase diam
Identifikasi
1. TLC dengan penampak noda warna spot, Rf
2. UV-Vis Spectra  Ikatan rangkap terkonjugasi
3. IR gugus fungsi senyawa
4. NMR/RMI  1H, 13C, P
- Penentuan stuktur senyawa didasarkan oleh serapan
gelombang radiofrekwensi oleh inti atom dibawah pengaruh
medan magnet.
- Penentuan jumlah gugus metoksi dan posisinya,
jumlah atom karbon, penentuan jumlah/adanya
glikosida, mendeteksi rantai samping karbon
hidrokarbon
- 2D NMR COSY, TOCSY, NOESY, HSQC, HMBC
5. MS molekul senyawa didasarkan fragmentasi
molekul/
pola pecahannya
Biassay direct
isolation

Bioassay

Activity, further No activity


No Activity
fractionate
Bioassay

No No Yes No No

Compare with bioassay database

Matches Known profile New profile

Discard Structure elucudation


KLT
Kromatografi kolom lambat
Identifikasi KLT
Kromatogram
dengan spot dan
Rf sama
digabung
Identifikasi dengan Instrument

NMR

MS
Contoh Aplikasi isolasi senyawa Flavonoid
Ekstrak diklorometana
S t e mb ark of Artocarpus
champeden

Fraksinasi
F I F II d e n gFaIIIn V L C , F IV F VI

K Bioassay
L
No No Yes No T No

I s o l a ss i T L C P r e p a r a t i f
p
o
t
F. III.1 F .III.2 F .III.3 F III.4 F .III.5

s
Bioassay
a
No Y es No No m No
a

Is o la t d
a kt i f i
g
a
Identifikasi isolat/
b
Elusidasi struktur
u
H P L C , IR, N M R
n
g

Anda mungkin juga menyukai