Anda di halaman 1dari 31

PENGEMBANGAN

OBAT BARU
DRG II PUJI HERIANTO, SKG, SFARM, MKM, MM

ARTRETRO
PENGEMBANGAN OBAT

Usaha penemuan obat baru pada umumnya


besifat coba-coba (trial and error)

Biaya pengembangan obat baru sangat


mahal dan memakan waktu yang lama
RANCANGAN OBAT RASIONAL
 DEFINISI

 Usaha untuk pengembangan obat yang telah ada,


yang sudah diketahui struktur molekul dan
aktivitas biologisnya, atas dasar penalaran yang
sistematik dan rasional, dengan mengurangi
faktor coba-coba seminimal mungkin
TUJUAN RANCANGAN OBAT
RASIONAL
 Mendapatkan obat baru dengan aktivitas
yang lebih baik dengan biaya yang layak
secara ekonomi, efek samping yang minimal,
bekerja lebih selektif, masa kerja lebih lama
dan meningkatkan kenyamanan pemakaian
obat.
Pendekatan penemuan obat baru
 Modifikasi kimia dari molekul yang diketahui
 Penapisan secara acak untuk aktivitas biologis dari
sejumlah produk alami
 Perencanaan desain obat yang rasional berdasarkan pada
pengertian mekanisme biologis dan struktur kimia
 Bioteknologi dan cloning menggunkan gen untuk
menghasilkan peptida dan protein yang lebih besar
Bahan uji

Penapisan efek Farmakologi Uji toksisitas akut


(pra klinik)

Uji stabilitas Uji toksisitas subkronis


Uji farmakologi lanjutan
Farmakokinetik (pra klinik) Uji teratogenitas
Pd hewan
Uji mutagenitas
Pengembangan &
stabilitas Uji toksisitas kronis
bentuk sediaan obat
Uji klinik
• Tahap I
Farmakokinetik
• Tahap II
Pd manusia • Tahap III
Izin

• Tahap IV
Peredaran Obat
Uji Farmakologis

1. Uji farmakologi pada organ terpisah


2. Pada hewan uji (uji praklinik)
3. Bila ditemukan bermanfaat : perlu uji
lebih lanjut.
Praklinik (pada hewan coba)

1. Meneliti sifat farmakodinamika


2. Meneliti sifat farmakokinetika
3. Meneliti efek toksis
4. Dibutuhkan beberapa tahun
Praklinik (pada hewan coba)

Studi farmakodinamik

FARMAKODINAMIKA
Ilmu yg mempelajari pengaruh obat terhadap tubuh.

Cara kerja obat, efek obat terhadap organ, pengaruh obat


thd reaksi biokimia & struktur organ
Praklinik (pada hewan coba)

Studi farmakokinetika
Pengembangan teknik analisis untuk mengukur kadar obat dan
metabolitnya dalam cairan biologis.
Memperkirakan dosis efektif

Studi toksikologi pada hewan


Dilakukan dalam 3 tahap masing-masing 2-3
spesies`hewan
1. Toksisitas`akut : bertujuan mencari besarnya
dosis tunggal yang menyebabkan 50% dari
sekelompok hewan coba mati (LD50)
Diamati gejala toksis dan perubahan patologi
pada hewan uji tsb
Praklinik (pada hewan coba)

Studi toksikologi pada hewan

2. Toksisitas jangka panjang. Meneliti efek


toksis pada hewan coba setelah pemberian
obat secara teratur dam jangka panjang
dengan cara pemberian yang disesuaikan
pada manusia.
3. Toksisitas khusus, meliputi penelitian thd
sistim reproduksi termasuk teratogenik,
karsinogenik dan mutagenisitas serta uji
ketergantungan
Kewajiban uji teratogenik
Contoh
Talidomid
Pada ♀ hamil menyebabkan terhentinya perkembangan
anggota badan janin
Misal:
Lahir tanpa tangan dan kaki
Anggota badan terbentuk sebagian
Bentuk-bentuk tidak sempurna dari hidung, mata, telinga
Jantung dan saluran pencernaan tidak berfungsi dengan
baik
HASIL UJI PRAKLINIK
Hasil uji praklinik adalah
- Kepastian dosis lazim penggunaan untuk sediaan obat
- Dosis maksimum
- Dosis Letal
- Efek samping
- Oksitoksik (menyebabkan efek samping berbahaya,
namun belum diketahui zat apa yang menyebabkan efek
berbahaya)
Uji farmakologi klinis

Acuan dosis : berdasarkan


uji farmakologi pra klinis
Menggunakan manusia
(sukarelawan)
Diamati oleh para ahli klinis
Uji farmakologi klinis
Tahap I :
Pada sukarelawan sehat
Data yang diperoleh :
Kecepatan obat yang diabsorpsi
Kecepatan dan tingkat kadar obat dalam darah
Cara dan kecepatan eliminasi dari tubuh
Efek toksik (jika ada) dalam jaringan tubuh dan organ
utama
Perubahan dalam darah
Perubahan dalam proses-proses fisiologi normal
 Tujuan fase ini : menentukan besarnya dosis tunggal yang
dapat diterima, tidak menimbulkan efek samping yang
serius.
 Dosis 1/50 dari dosis minimal pada hewan uji yang
menimbulkan efek.
 Dosis berikutnya ditingkatkan sedikit-sedikit sampai
diperoleh efek farmakologi atau sampai timbul efek yang
tidak diinginkan.
 Untuk mengetahui efek toksis :

 Pemeriksaan hematologi, faal hati, ginjal, urine dan

pemeriksaan lain yang lebih spesifik.


 Juga diteliti sifat farmakodinamik dan farmakokinetiknya
pada menusia.
 Hasil farmakokinetik digunakan untuk meningkatkan
ketepatan pemilihan dosis untuk fase selanjutnya.
 Juga dibandingkan dengan spesies hewan coba, yang
memperlihatkan sifat farmakolgi yang sama dengn
manusia. Dan dilakukan uji toksisitas` jangka panjang
pada spesies hewan coba tsb.
 Uji klinik fase I dilakukan secara terbuka tanpa
pembanding.
 Totak subjek 20-50 orang
Uji farmakologi klinis
Tahap II
Pada sukarelawan sakit
Subtitle
Tujuan utama : Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo
ligula eget dolor. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
Menentukan efektivitas obat dalam mengurangi dan
Aenean commodo ligula eget dolor.
menghilangkan penyakit
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo
Mencari efek samping dan
ligula gejala
eget dolor. toksik
Lorem ipsum dolor sit yang
amet tidak muncul
pada uji dengan hewan atau pada sukarelawan sehat
 Pda fase II awal dilakukan secara terbuka (relawan tahu apa yang
diberikan).
 Dilajutkan uji klinik komparatif : dibandingkan dengan plasebo
(bila tidak memenuhi layak etik) atau obat standar yang telah
dikenal.
Subtitle
 Pada akhir fase II, seleksi relawan dan monitoring , uji menjamin
validitas uji klinik komparatif.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo
 Penderita di acak dan ligula pemberian obat
eget dolor. Lorem ipsum dolordilakukan dgadipiscing
sit amet, consectetuer tersamarelit.
ganda (uji klinik acak Aenean
tersamarcommodo ganda berpembanding).
ligula eget dolor.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo
> Pada fase ini tercakup dosis-efek.
ligula eget dolor. Lorem ipsum dolor sit amet

> Dosis optimal yang akan digunakan pada proses selanjutnya srta
eliminasi dan metabolisme
> Jumlah subjek 100-200 orang
Uji farmakologi klinis
Tahap II (lanjutan)
Tambahan data : Subtitle
Pola absorpsi obat Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo
Eksresi obat ligula eget dolor. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.

Metabolit obat yangAenean


kemungkinan terjadi
commodo ligula eget dolor.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo
Efek samping yang timbul
ligula eget dolor. Lorem ipsum dolor sit amet

Tingkat dosis (pasien tidak tahan efek toksik /


pengaruh bahaya obat) → untuk batas keamanan
Uji farmakologi klinis
Tahap III
Dokter-dokter praktek swasta diikutsertakan bersama-sama
dengan ahli klinis berpengalaman → untuk menentukan
manfaat obat baru di kalangan dokter swasta
Dapat melibatkan ribuan pasien
Tahap III (lanjutan) :
Dokter-dokter praktek swasta yang ikut serta melaporkan
penemuan kepada badan penyelidik
Melaporkan informasi dan evaluasi kepada instansi
pemerintah yang berwenang (Badan POM)
Instansi pemerintah yang berwenang mengevaluasi dan
hasilnya disebarkan kepada dokter-dokter swasta yang ikut
dalam penelitian
Jika data tidak menjamin, uji klinis dapat dihentikan
Jika selama 3 tahap uji, obat cukup aman dan terapi baik
→ dapat dituliskan surat permohonan registrasi obat
kepada Instansi pemerintah yang berwenang
Tahap III (lanjutan) :
Badan POM berwenang
memberi keputusan apakah obat
tersebut diijinkan dipasarkan atau
tidak
Masih dimintai data tambahan
sebelum diberi keputusan
Badan POM berwenang menarik obat
dari pasaran : sementara atau tetap
Kegagalan obat memasuki pasaran

Toksisitas tidak dapat diterima


Gagal menghasilkan efek terapi yang diharapkan
Potensi pasar untuk penjualan tidak menutupi biaya
pengembangan

 Tingkat pemasaran suatu obat baru tidak menghentikan


upaya penelitian yang dilakukan, misalnya oleh suatu
perusahaan farmasi tertentu
 Uji berlanjut ke tahap IV
Uji farmakologi klinis
Tahap IV :
Menambah pengertian mekanisme kerja obat
Menunjukkan penyembuhan atau indikasi baru
Jika obat tsb menunjukkan kemanfaatan dalam
mengobati para penderita dari penyakit-penyakit lain
yang tidak direncanakan : → dapat diajukan ke
instansi yang berwenang untuk memperoleh izin
mempromosikan dan memasarkan obat karena ada
indikasi baru
Menentukan pola penggunaan dimasyarakat serta pola
efektivitas dan keamanan pada penggunaan yang sebenarnya.
Survey tdak terikat, besar dosis dan lama pemberian.
Merupakn survey epidemiologi menyangkut efek samping
dan efektivitas obat.
Yang diamati :
1. Efek samping yang frekuensinya rendah atau yang
timbul setelah pemakaian bertahun-tahun.
2. Efektivitas obat pada penderita berpenyakit berat atau
penyakit ganda, anak atau orang tua atau pengguan
berulangkali jangka lama.
3. Masalah penggunaan berlebihan, penyalahgunaan dll.

Studi fase IV bisa uji klinik jangka panjang dalam skala besar
untuk menentukan morbiditas dan motalitas untuk
menentukan status obat bersangkutan dalam terapi.
Uji klinik fase IV juga ditemukan kemungkinan manfaat lain
yang mulanya muncul sebagai efek samping.
THANK YOU FOR
LISTENING AND WATCHING
drg Ii Puji Herianto, SKG, SFarm, MKM, MM

Anda mungkin juga menyukai