SAMPAI EMBRIO
ISLAELY AMALYA
105941101417
3) memijah dengan mengorbankan semua fungsi yang lain, jika sesudah itu
individu tersebut akan mati.
Berdasarkan ketiga strategi itu, maka ikan memiliki ukuran dan jumlah telur
yang berbeda, tergantung tingkah laku dan habitatnya. Sebagian ikan memiliki
jumlah telur yang banyak, namun ukurannya kecil, sebagai konsekuensi dari
sintasan yang rendah. Sebaliknya, ikan yang memiliki jumlah telur yang sedikit,
ukuran atau diameter setiap telurnya dipastikan akan berukuran besar, dan kadang
memerlukan perawatan yang lebih dari induknya. Berdasarkan strategi reproduksi
yang dimiliki oleh ikan maka dikenal tipe reproduksi sexual dengan fertilisasi
internal dan reproduksi sexual dengan fertilisasi eksternal. Reproduksi seksual
dengan fertilisasi internal, dilakukan dengan menempatkan sperma ke dalam tubuh
betina sehingga mengurangi kemungkinan kekeringan atau mengatasi kekurang
dekatan sperma dan telur sehingga fertilisasi dapat berlangsung, sedangkan 5
fertilisasi eksternal, merupakan penggabungan dua gamet ( sperma dan telur ) di
luar tubuh masing masing induk secara terkoordinasi. Perkembangan sel telur
(oosit) diawali dari germ cell yang terdapat dalam lamela dan membentuk oogonia.
Oogonia yang tersebar dalam ovarium menjalankan suksesi
pembelahan mitosis dan ditahan pada "diploten" dari profase meiosis
pertama. Pada stadia, ini oogonia dinyatakan sebagai oosit primer. Oosit primer
kemudian berkembang dan tumbuh yang meliputi dua fase. Pertama adalah fase
previtelogenesis, ketika ukuran oosit membesar akibat pertambahan volume
sitoplasma (endogenous vitelogenesis), namun belum terjadi akumulasi kuning
telur. Kedua adalah fase vitelogenesis, ketika terjadi akumulasi material kuning
telur yang disintesis di hati, kemudian dilepas dalam darah dan dibawa ke dalam
oosit secara mikropinositosis. Peningkatan ukuran indeks gonad somatik atau
perkembangan ovarium disebabkan oleh perkembangan stadia oosit. Pada saat
perkembangan oosit terjadi perubahan morfologis yang mencirikan stadianya.
Menurut Nagahama (1983) stadium oosit dapat dicirikan berdasarkan volume
sitoplasma, penampilan nukleus dan nukleolus, serta keberadaan butiran kuning
telur. Berdasarkan kriteria ini, oosit dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas.
Yamamoto dalam Nagahama (1983) membaginya ke dalam 8 kelas, yaitu stadia
kromatin-nukleolus, perinukleolus (yang terdiri atas awal dan akhir nukleolus),
stadium oil drop stadium yolk primer, sekunder, tertier, dan stadium matang.
Telur (Zigot) = embrio Stadia telur (yang dibuahi) adalah output dari
aktivitas pemijahan dan ketika menetas berubah menjadi stadia larva. Telur ikan
setelah keluar dari tubuh induk bersifat melekat (adesif) dan tidak melekat
(nonadesif). Telur yang melekat memiliki lapisan pelekat pada dinding
cangkangnya dan menjadi aktif ketika terjadi kontak dengan air. Sifat pelekatan
telur dibagi menjadi dua macam, yaitu pada objek (substrat) dan antar telur
sehingga membentuk rumpun atau masa telur. Tempat pelekatan (substrat) telur
berupa benda keras dan lunak. Substrat benda keras seperti batu, pipa paralon, dan
kaca akuarium biasanya digunakan untuk penempelan telur ikan siklid seperti ikan
diskus, manvis, louhan, nila dan 66 mujair. Benda lunak seperti ijuk, akar eceng
gondok, daun tanaman air dan lempeng akar pakis sering digunakan sebagai
substrat penempelan telur ikan mas, lele, neon tetra, dan mas koki. Telur yang
bersifat tidak melekat dapat dibedakan menjadi beberapa tipe berdasarkan berat
jenisnya terhadap air, yaitu mengapung dipermukaan air, melayang di dalam kolam
air, dan menggelinding di dasar wadah. Telur yang dibuahi selanjutnya berkembang
menjadi embrio dan menetas menjadi larva, sedangkan telur yang tidak dibuahi
(mati). Untuk perkembangan, digunakan energi yang berasal dari kuning telur
( yolk sac ) dan kemudian butir minyak ( oil globule ). Oleh karena itu, kuning telur
terus menyusut sejalan dengan perkembangan embrio. Embrio terus berkembang
dan membesar sehingga rongga telur menjadi sesak olehnya dan bahkan tidak
sanggup lagi mewadahinya maka dengan kekuatan pukulan dari dalam oleh pangkal
sirip ekor, cangkang telur pecah dan embrio lepas dari kungkungan menjadi larva
(menetas).
repository.unmul.ac.id>bukuPDFreproduksiperkembanganhewan-
unmulrepositoryhome
repository.unair.ac.id>c01...PDFbiologireproduksiikan.indd-repository-unair-
universitasAirlangga
https://www.dosenpendidikan.co.id/fase-pertumbuhan-ikan-beserta-penjelasannya
https://perkembangandanfertilisasiikanmas.blogspot.com/2015/10/laporan-
embriologi.html
http://www.bibitikan.net/asal-mula-dan-perkembangan-embrio-ikan
https://fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/Ebook/Sistem%20Organ
%20Ikan/bab10sistem reprouksi.pdf
Simdos.unud.ac.id>uploadsPDFfertilisasicleveagedanimplantasi