Anda di halaman 1dari 5

MATERI PRESENTASI

•Sperma oogenesis

•apa itu oogenesis? Oogenesis merupakan tahap-tahap terbentuknya sel telur untuk proses reproduksi

• Apa yang dimaksud dengan oogenesis?

Istilah oogenesis berasal dari dua kata dalam Bahasa Latin, yaitu oocyte dan genesis. Oocyte berarti sel
telur, dan genesis adalah pembuatan. Maka, istilah oogenesis adalah proses pembuatan sel
telur.Oogenesis ini hanya terjadi pada wanita dan hewan betina saja di dalam ovarium oleh sel folikel.
Sementara pada laki-laki atau hewan jantan, yang terjadi adalah spermatogenesis, yaitu proses
pembuatan sel sperma.

• Apa saja proses oogenesis?

Proses pembuatan sel telur dimulai dengan perkembangan oosit primer, yang terjadi melalui
transformasi oogonia menjadi oosit primer. Transformasi tersebut merupakan suatu proses yang disebut
oositogenesis.

Dalam prosesnya, hanya ada satu oosit matang yang akan muncul dari satu oogonium, dengan 3 sel lain
yang disebut badan kutub. Oositogenesis pun selesai ketika sebelum atau setelah kelahiran.Oleh sebab
itu, oogenesis sudah terjadi sejak bayi perempuan berada dalam kandungan. Tepatnya terjadi pada saat
janin berusia 5 bulan. Menarik sekali, bukan?

•Proses oogenesis sendiri punya ciri-ciri sebagai berikut:

Menghasilkan 1 sel fungsional.

Meiosis atau pembelahan reduksi terjadi secara asimetris.

Proses pembentukan terjadi hanya sekali dalam sebulan.

Ukuran sel lebih besar dari sel sperma

•Bagaimana proses oogenesis pada Perempuan?

Pada perempuan, oogenesis dimulai dengan proses folikulogenesis, oositogenesis, dan ootidogenesis.
Oogonia memasuki meiosis selama perkembangan embrio lalu menjadi oosit. Meiosis sendiri dimulai
dengan replikasi DNA dan persilangan meiosis. Kemudian berhenti di profase awal.Fase selanjutnya dari
ootidogenesis terjadi ketika oosit primer berkembang menjadi ootid. Perkembangan tersebut dicapai
dengan proses meiosis. Oosit primer, menurut definisi biologisnya, adalah sel yang fungsi utamanya
membelah diri melalui proses meiosis.

Namun, meskipun proses ini dimulai pada usia prenatal, oogenesis dapat berhenti pada profase I. Pada
akhir kehidupan janin, semua oosit yang masih merupakan oosit primer, telah berhenti pada tahap
perkembangan ini dan disebut diktiat. Selanjutnya, setelah menarche (menstruasi pertama) sel-sel ini
kemudian terus berkembang, meski hanya sedikit yang melakukannya setiap siklus menstruasi.

•Hormon apa saja yang berperan dan berpengaruh dalam proses oogenesis?

Supaya proses oogenesis dapat berjalan dengan lancar, ada beberapa hormon yang berperan penting
dan juga sangat berpengaruh, yaitu:Follicle stimulating hormone atau hormon FSH yang bertugas dalam
merangsang pertumbuhan sel-sel folikel.Luteinizing hormone atau hormon LH yang membantu
merangsang proses ovulasi atau pengeluaran sel telur.Hormon estrogen yang berfungsi dalam
menimbulkan karakter kelamin sekunder.Hormon progesteron yang berfungsi untuk menebalkan
dinding endometrium (dinding rahim).Berapa tahap oogenesisPada perempuan, oogenesis terjadi dalam
tiga tahap.1. MitosisKetika bayi perempuan masih dalam bentuk janin, proses penggandaan atau mitosis
sudah terjadi. Pada tahap meiosis, oogonium atau sel indung telur yang terbentuk untuk reproduksi
melakukan pembelahan diri. Satu sel oogonium akan membelah menjadi 2 sel, lalu 2 sel membelah
menjadi 4 sel, kemudian 4 sel membelah jadi 8 sel, dan begitu seterusnya sampai membentuk oosit
primer.

Oosit primer sendiri memiliki 46 kromosom dan bersifat diploid atau berpasangan. Saat setelah lahir,
seorang bayi perempuan akan membawa sekitar 1 juta oosit primer. Oosit primer ini akan mengalami
masa istirahat sampai bayi perempuan tersebut mencapai usia pubertas.

•Meiosis I

Proses meiosis I terjadi ketika perempuan mencapai usia pubertasnya. Di tahap ini, oosit primer akan
membelah diri menjadi dua sel yang berbeda ukuran. Kedua sel tersebut bersifat haploid atau memiliki
kromosom yang tidak berpasangan,Sel yang ukurannya lebih besar disebut oosit sekunder, dan sel yang
lebih kecil disebut dengan badan kutub primer. Kedua sel tersebut kemudian dilepaskan dari ovarium ke
tuba falopi, untuk melanjutkan proses oogenesis melalui meiosis II jika terjadi fertilisasi atau pembuahan
oleh sel sperma.

• Meiosis II

Pada proses meiosis II, sel oosit sekunder mengalami pembelahan lagi. Sama seperti tahapan di meiosis
I, oosit primer membelah menjadi dua sel dengan ukuran yang berbeda. Sel berukuran besar disebut
ootid, dan sel yang berukuran kecil disebut badan kutub sekunder.Selain itu, sel badan kutub primer
juga membelah diri menjadi dua sel badan kutub sekunder. Dengan begitu, pada proses meiosis II akan
menghasilkan satu sel ootid dan tiga badan kutub sekunder.
Hasil akhir oogenesis

Hasil akhir dari oogenesis adalah ovum, yaitu sebuah sel telur yang matang. Ovum inilah yang
dikeluarkan tubuh para perempuan saat ovulasi untuk dibuahi dengan sel sperma.

•Sperma togenesis

•Semen

Semen adalah suspensi yang didalamnya terdapat sel spermatozoa dan berbagai komponen yang
disekresikan oleh kelenjar asesori yang terletak pada organ reproduksi jantan. Secara umum, komponen
semen dapat digolongkan menjadi 2 yaitu sel spermatozoa dan fase cair dalam semen atau sering
disebut seminal plasma. Sperma dihasilkan oleh testis sedangkan seminal plasma dihasilkan oleh
kelenjar-kelenjar vesikularis dan prostat (Garner dan Hafez, 2000).

Komponen semen sapi 90% didominasi oleh seminal plasma yang berfungsi sebagai suatu medium
pembawa sperma dari saluran reproduksi jantan ke dalam saluran reproduksi betina. Fungsi ini bisa
dijalankan dengan baik karena dalam semen mengandung banyak buffer dan sumber makanan bagi
spermatozoa baik yang dapat digunakan secara langsung seperti fruktosa dan sorbitol maupun secara
tidak langung yaitu Glyceryphoricholine (GPC) (Toelihere, 1993).

•Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses multiplikasi dan diferensiasi sel germinal dengan tujuan memproduksi
sel gamet jantan (spermatozoa) yang terjadi testis tepatnya di tubuli seminiferi. Sel spermatozoa
dilepaskan oleh kutub apikal sel sertoli yang terletak pada tubuli seminiferi (Ilustrasi 1). Secara umum,
spermatogenesis dibagi menjadi tiga tahap yaitu : 1) Spermatositogenesis, 2) meiosis, dan 3)
Spermiogenesis. Spermatositogenesis dimulai dengan proses proliferasi sel spermatogonia. Pada fase
ini, spermatogonia menghasilkan dua tipe sel diploid yaitu sel untuk memperbaharui stok
spermatogonia dan spermatogonia yang berproliferasi menjadi bentuk lain yaitu spermtosit primer
(Garner dan Hafez, 2000; Auger, 2018).Fase meiosis, dimulai ketika spermatosit primer melewati
pembatas pembuluh darah-testis menuju lumen tubuli seminiferi. Meiosis terbagi menjadi 2 tahap yaitu
tahap meiosis I yaitu pengurangan jumlah kromosom dan pemisahan kromosom homolog dilanjutkan
dengan

meiosis II yaitu pemisahan kromatid bersaudara yang kemudian masing-masing akan menjadi
kromosom. Tahap meiosis II menghasilkan spermatid. Proses spermatositogenesis sampai dengan
pembentukan spermatid membutuhkan waktu 40 hari. Tahap terakhir adalah spermiogenetik yaitu
proses diferensiasi spermatid menjadi bentuk yang lebih kompleks yaitu spermatozoaTestis jantan 90%
tersusun oleh tubuli seminiferi, sedangkan yang 10% adalah sel interstitial dan jaringan ikat. Testis
berkembang dengan cepat pasca pubertas sehingga tubuli seminiferi menjadi lebih panjang dan
diemeternya membesar. Peningkatan volume tubuli seminiferi membuat proses spermatogenesis lebih
efisien ditandai dengan peningkatan jumlah spermatozoa yang signifikan (Schenk, 2017).

Di dalam sel tubuli seminiferi terdapat sel-sel spermatogonium hingga spermatozoa, selain itu juga
terdapat sel sertoli yang secara umum berfungsi untuk memberikan asupan nutrisi spermatozoa akan
tetapi sebetulnya berfungsi sebagai blood testes bariers, penghasil hormon inhibin dan aromatisasi
hormon testoteron menjadi estradiol 17β (estrogen), sedangkan diantara tubuli seminiferi terdapat sel
interstitial yang diantarannya terdapat sel leydig yang berfungsi sebagai penghasil hormon testoteron
yang selain berfungsi untuk spermatogenesis juga berfungsi dalam pematangan spermatozoa dalam
epididymis (dalam bentuk dihidro testoteron) dan meningkatnya libido untuk mengawini betina
(Susilawati, 2011). Spermatogenesis juga dikontrol oleh Follicle Stimulating Hormone (FSH) yang
disekresikan oleh bagian hipofisa anterior (Ismaya, 2014)

Pada kondisi fisiologis normal, sapi potong bisa menghasilkan sel spermatozoa sebanyak 4×109sel per
hari dan 7×109 sel sehari untuk sapi perah (Ismaya, 2014), Akan tetapi produksi sperma tersebut bisa
berubah karena faktor eksternal. Spermatogenesis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu
lingkungan dan kedua faktor nutrisi. Pada umumnya, sel epitel germinal sensitif terhadap kondisi panas
terutama pada perkembangan spermatid. Sedangkan pengaruh radiasi panas selain pada
perkembangan spermatid juga pada pembelahan spermatogonia. pada saat sebelum pubertas sangat
berpegaruh pada produksi sel spermatozoa. kekurangan nutrisi akan menyebabkan hipoplasia pada
testis, kelenjar asesoris dan keterlambatan pubertas. Kekurangan energi dalam pakan dapat
berpengaruh terhadap sekresi gonadotropin, dewasa kelamin akan tertunda sehingga berdampak pada
penurunan libido, volume, dan kualitas semen yang tidak baik (Susilawati, 2011).

•Morfologi Spermatozoa

Fungsi dari spermatozoa adalah untuk mengantarkan gen paternal (haploid) sampai dengan sel telur dan
menginisiasi perkembagan embrio. Untuk mencapai hal tersebut, struktur sel spermatozoa berevolusi
menjadi sel yang berkompartemen dan memiliki fungsi khusus pada setiap kompartemen. Secara
umum, spermatozoa terbagi menjadi bagian kepala dan bagian ekor (flagellum). Bagian kepala bisa
dibagi kembali menjadi bagian akrosomal dan nukleus. Bagian akrosomal terbagi menjadi 2 yaitu
sekretori akrosomal vesikel dan membran plasma yang menyelimuti akrosom (Gerton dan Vadnalis,
2018). Bagian akrosomal ini berisi acrosin, hyaluronidase, dan enzim hidolisis lainnya yang digunakan
untuk proses fertilisasi (Garner dan Hafez, 2000). Sementara, bagian nukleus berisi duplikat dari materi
gen paternal yang akan ditransportasikan ke oosit (Gerton dan Vadnalis, 2018).

Bagian leher spermatozoa atau disebut juga penghubung terbentuk dari plat basal yang menempel pada
bagian posterior nukleus (Garner dan Hafez, 2000). Bagian ekor sering juga disebut sebagai motor
penggerak sel spermatozoa. Bagian ekor bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu midpiece, principal piece,
dan end piece. Struktur ekor memproduksi energi melalui glikolisis dan fosforilasi oksidatif yang
digunakan untuk pergerakan spermatozoa. Semua bagian spermatozoa dibungkus dengan membran
plasma

Anda mungkin juga menyukai