Anda di halaman 1dari 41

FASE-FASE PERKEMBANGAN EMBRIO

Saleh Hamzah
(1601043)
Arif Lukman H
(1701094)
Cyndia hadhinati
(1701097)
Ma`rifah
(1701025)
Dwi Anisah
(1801051)
Fintolin Jaya Putri
(1801053)
Galuh khairunnisa R (1801093)
Dosen Pengampu:
Helda Febriyanti
apt. Novia Sinata, M.Si.
FASE-FASE PERKEMBANGAN EMBRIO

Fase Gametogenesis
Fase Implantasi
Fase Fertilisasi
Fase Organogenesis
Fase Embrionik Pra-Implantasi
Perkembangan Janin
Fase Gametogenesis
FASE GAMETOGENESIS

Fase gametogenesis adalah proses dimana penyatuan gamet pria (Sperma) dan
gamet wanita (oosis) yang kemudian menjadi zigot.
Gametogenesis melibatkan pembelahan meiosis dan terjadi pada organ
reproduktif. Pada hewan dan manusia, gametogenesis terjadi pada testis dan
ovarium, Hasil gametogenesis adalah sel-sel kelamin, yaitu gamet jantan (sperma)
dan gamet betina (ovum atau sel telur).

Gametogenesis dibagi menjadi dua yaitu :


1. Spermatogenesis
2. Oogenesis
FASE GAMETOGENESIS

A. Spermatogenesis
Sperma berbentuk kecil, lonjong, berflagela,
dan secara keseluruhan bentuknya
menyerupai kecebong (berudu). Flagela pada
sperma digunakan sebagai alat gerak di dalam
medium cair. Sperma dihasilkan pada testis.
Pada mamalia, testis terdapat pada hewan
jantan sebagai buah pelir atau buah zakar.
Buah pelir pada manusia berjumlah sepasang.
Di dalam testis terdapat saluran-saluran kecil
yang disebut tubulus seminiferus. pada
dinding sebelah dalam saluran inilah terjadi
proses spermatogenesis.
Proses Spermatogenesis
1. sel kelamin jantan primitif yang belum
terspesialisasi dan disebut dengan
spermatogonium menjadi diaktifkan oleh
sekresi hormon testosteron.
2. Masing-masing spermatogonium membelah
secara mitosis untuk menghasilkan dua sel
anak yang masing-masing berisi 46 kromosom
lengkap.
3. Dua sel anak yang dihasilkan tersebut masing-
masing disebut spermatogonium yang kembali
melakukan pembelahan mitosis untuk
menghasilkan sel anak,
4. dan satunya lagi disebut spermatosit primer
yang berukuran lebih besar dan bergerak ke
dalam lumen tubulus seminiferus.
5. Spermatosit primer melakukan meiosis untuk
menghasilkan dua spermatosit sekunder yang
berukuran lebih kecil dari spermatosit primer.
1. Spermatosit sekunder ini masing-masing memiliki
23 kromosom yang terdiri atas 22 kromosom
tubuh dan satu kromosom kelamin (Y atau X).
2. Kedua spermatosit sekunder tersebut melakukan
mitosis untuk menghasilkan empat sel lagi yang
disebut spermatid yang tetap memiliki 23
kromosom.
3. Spermatid kemudian berubah menjadi
spermatozoa matang tanpa mengalami
pembelahan dan bersifat haploid (n) 23
kromosom.
4. Keseluruhan proses spermatogenesis ini
menghabiskan waktu sekitar 64 hari. Berikut
adalah proses spermatogenensis
5. Arti dari gambar disamping ialah, satu
spermatosit primer menghasilkan dua
spermatosit sekunder dan akhirnya terbentuk 4
sel spermatozoa (jamak=spermatozoon) yang
masing-masing bersifat haploid dan fungsional
(dapat hidup).
Hormon – hormon yang berperan
dalam spermatogenesis

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa


hormon, diantaranya:
• Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle
Stimulating Hormon/ FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/
LH).
• LH merangsang sel leydiguntuk menghasilkan hormon testosteron.
Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat
kelamin sekunder.
• FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen
Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai
spermatogenesis.
• Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan
awal pada spermatogenesis.
FASE GAMETOGENESIS

B. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan
sel kelamin betina atau gamet betina yang
disebut sel telur atau ovum. Oogenesis terjadi
di dalam ovarium. Di dalam ovarium, sel induk
telur yang disebut oogonium tumbuh besar
sebagai oosit primer sebelum membelah
secara meiosis.
Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal
sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal:
oogonium). Pembentukan sel telur pada
manusia dimulai sejak di dalam kandungan,
yaitu di dalam ovari fetus perempuan.
Proses Oogenesis
1. Semula oogonia membelah secara mitosis
menghasilkan oosit primer.
2. Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan
pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa
dua sel haploid, satu sel yangbesar disebut oosit
sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut
badan kutub primer.
3. Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan
kutub primer akan mengalami pembelahan miosis II.
4. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi
dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid
dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar
sekunder.
5. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan
kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan
badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan
kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih
lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan
kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan
demikian dapat disimpulkanbahwa pada oogenesis
hanya menghasilkan satu ovum.
Hormon – Hormon Yang Berperan Dalam Oogenesis

• Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon
FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone).
• FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi
hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus luteum untuk
menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas,
progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi
dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel.
Hormon prolaktin merangsang produksi ASI.
FASE FERTILISASI

• Fertilisasi adalah proses penyatuan ovum (sel telur) dengan


spermatozoa, dimana proses ini merupakan tahap awal
pembentukan embrio. Fertilisasi merupakan suatu proses
yang sangat penting dan merupakan titik puncak dari
serangkaian proses yang terjadi sebelumnya (Puja et al.,
2010).
• Fertilisasi diawali dengan proses pembentukan gamet yang
disebut dengan gametogenesis, yaitu proses pembentukan
spermatozoa (spermatogenesis) pada jantan dan
pembentukan ovum (oogenesis) pada betina.
Spermatogenensis berlangsung di dalam testis pada bagian
tubulus seminiferus, sedangkan oogenesis berlangsung di
dalam ovarium (Puja et al., 2010).
Fertilisasi mempunyai peran dalam penggabungan bahan
genetik yang berasal dari spermatozoa dan ovum. Selain
itu fertilisasi juga berperan untuk merangsang
perkembangan dari hasil fertilisasi. Setelah proses
fertilisasi berlangsung, dilanjutkan dengan proses
embryogenesis yang meliputi
pembelahan zigot, blastulasi,
gastrulasi, dan neurolasi, dan
proses akhir adalah organogenesis
yaitu proses pembentukan organ-organ
tubuh (Puja et al., 2010
Proses Fertilisasi
1. Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel spermatozoa
dilepaskan dan dapat membuahi ovum di ampula
tuba fallopii
2. Sebelum membuahi sel telur, spermatozoa harus
melewati tahap kapasitasi dan reksi akrosom terlebih
dahulu.
3. Oosit (ovum) akan mencapai tuba satu jam lebih
setelah diovulasikan. Ovum ini dikelilingi oleh
korona dari sel-sel kecil dan zona pelusida yang
nantinya akan menyaring sel spermatozoa yang ada
sehingga hanya satu sel yang dapat menembus
ovum.
4. Setelah spermatozoa menembus ovum, ia akan
menggabungkan material intinya dan menyimpan
komplemen kromosom ganda yang lazim.
Kromosom ini mengandung semua informasi genetic
yang nantinya akan diturunkan kepada keturunannya
5. Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot
yang terus membelah secara mitosis menjadi dua,
empat, delapan, enam belas dan seterusnya.
FASE EMBRIONIK PRA-IMPLANTASI
Proses embryogenesis adalah rangkaian proses
yang terjadi sesaat setelah terjadinya pembuahan sel
telur oleh sperma. Proses embryogenesis ini meliputi :
fase cleavage (pembelahan) zigot, fase morula, blastula,
dan gastrula.
FASE EMBRIONIK PRA-IMPLANTASI
1. Fase Cleavage (Pembelahan) Zigot
Cleavage adalah pembelahan zygote secara
Telur manusia pada umumnya
cepat menjadi unit-unit yang lebih kecil
tidak memiliki yolk, dibuahi yang disebut blastomer. Pada fase ini
berlangsung cepat namun tidak menambah
disaluran telur sewaktu bergerak
ukuran zigot dan pada tahap ini pula zigot
kearah uterus dan pembelahan- masih diselubungi oleh zona pelussida. Pada
fase cleavage merupakan rangkaian mitosis
pembelahan awalnya berlangsung
yang berlangsung berturut-turut segera
kurang dari 24 jam. Pembelahannya setelah terjadi pembuahan yang
menghasilkan morula dan blastomer
adalah meridional tidak ekual.
Pembelahan berikutnya agak tidak
teratur, tetapi dengan cepat
membentuk suatu bola padat berisi
sel, yang disebut morulla.
Pembelahan Zygot
Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel
kecil, yang disebut blastomer.

Bidang pembelahan yang ditempuh oleh arah pembelahan ketika zigot mengalami mitosis terus
menerus menjadi banyak sel, disebut bidang pembelahan. Ada 4 macam pembelahan, yaitu :
1. Meridian, melewati poros kutub animal dan vegetal.

2. Vertikal, lewat tegak sejak dari kutub animal sampai vegetal tidak melewati poros kutub aimal dan
vegetal.
3. Ekuator, tegak lurus terhadap poros kutub animal-vegetal dan di pertengahan antara kedua kutub.
4. Latitudinal, sejajar dengfan bidang ekuator
Pembelahan pertama dan kedua dari ovarium yang telah dibuahi terjadi semasa
ovarium berada di dalam tuba falopii. Secara normal, embrio berada pada tahap 4 sel
dalam masa pembangunannya sewaktu memasuki uterus. Embrio- embrio tidak segera di
distribusikan ke seluruh uterus akan tetapi untuk sementara di tahan di bagian anterior
cornua uteri. Cleavage telah mencapai tingkatan morula pada hari ke-5 sampai hari ke-6
sesudah permulaan estrus dan pembentukan blastocyst dengan penghilangan zona
pellucida terjadi pada hari ke-6 sampai hari ke-8. Pemanjangan blastocyst terjadi sebelum
implantasi. Sesudah pemanjangan chorion, embrio didistribusikan secara merata di dalam
cornua uteri. Panjang uterus bertambah dengan cepat dari hari ke-2 sampai hari ke-6
sesudah permulaan estrus.
FASE EMBRIONIK PRA-IMPLANTASI
2. Fase Morulla
Pada akhir pembelahan akan Morula adalah suatu bentukan sel sperti
dihasilkan dua kelompok sel. bola (bulat) akibat pembelahan sel terus
menerus. Morula merupakan pembelahan
Pertama kelompok sel-sel utama sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32
(blastoderm), yang meliputi sel- sel dan berakhir bila sel sudah
sel formatik atau gumpalan sel-sel menghasilkan sejumlah blastomer yang
berukuran sama akan tetapi ukurannya
dalam (inner mass lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk
cells),fungsinya membentuk menjadi blastodik kecil yang membentuk
tubuh embrio. Kedua adalah dua lapisan sel. Pada saat ini ukuran sel
mulai beragam. Sel membelah secara
kelompok sel-sel pelengkap, yang melintang dan mulai membentuk formasi
meliputi trophoblast, periblast, lapisan kedua secara samar pada kutup
dan auxilliary cells. Fungsinya anima. Stadium morula berakhir apabila
pembelahan sel sudah menghasilkan
melindungi dan menghubungi blastomer. Blastomer kemudian memadat
antara embryo dengan induk atau menjadi blastodisk kecil membentuk dua
lingkungan luas. Sel Morula lapis sel.
FASE EMBRIONIK PRA-IMPLANTASI
3. Fase Blastula
Blastulasi adalah proses yang
Lapisan luar dari blastula ini menghasilkan blastula yaitu campuran sel-
membentuk lapisan yang sel blastoderm yang membentuk rongga
mengelilingi embriosebenarnya, penuh cairan sebagai blastocoel. Pada
sedangkan embrio dibentuk dari akhir blastulasi, sel-sel blastoderm akan
bagian morulla (inner cells mass terdiri dari neural, epidermal, notochordal,
atau masa sel dalam)./lapisan luar mesodermal, dan endodermal yang
(tropoblast) pada satu sisi masa sel merupakan bakal pembentuk organ-organ.
dalammelepaskan diri, membentuk Dicirikan dua lapisan yang sangat nyata
dari sel-sel datar membentuk
suatu bentuk yang mirip suatu
blastocoeldan blastodisk berada di lubang
blastula dan struktur ini disebut vegetal berpindah menutupi sebagian
sebagai blastokista embrio akan besar kuning telur. Pada blastula sudah
menempel dan menetap pada terdapat daerah yang berdifferensiasi
dinding uterus untuk periode waktu membentuk organ-organ tertentu seperti
tertentu, ditempat dimana embrio sel saluran pencernaan, notochord syaraf
akan mendapatkan makanan sampai eksoderm, ectoderm, mesoderm, dan
dilahirkan. endoderm.
Sel Blastula
FASE EMBRIONIK PRA-IMPLANTASI
2. Fase Grastula
Gastrula adalah bentukan lanjutan
Ketiga lapisan yang di hasilkan oleh dari blastula yang pelekukan
gastrulasi itu adalah jaringan embrio yang
tubuhnya sudah semakin nyata dan
disebut sebagai ektoderm, endoderm dan
mesoderm yang secara kolektif disebut juga mempunyai lapisan dinding tubuh
jarngan germinal embrio. embrio serta rongga tubuh.
Triploblastik mempunyai 3 lapisan
1. Ektoderm membentuk lapisan luar gastrula dinding tubuh embrio, yaitu lapisan
bagian luar (ektoderm), lapisan
2. Endoderm melapisi saluran saluran bagian tengah (mesoderm), dan
pencernaan embrio lapisan bagian dalam (endoderm).
Jadi gastrulasi merupakan proses
3. Mesoderm mengisi sebagai ruangan pembentukan tiga lapisan embrionik.
diantara ektoderm dan endoderm
Dalam perkembangan selanjutnya
lapisan embrionik akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan
menghasilkan berbagai organ tubuh.
Sel gastrula
Sel Grastula dan Pembelahan (Cleavage)
FASE IMPLANTASI
Implantasi atau disebut juga dengan nidasi merupakan roses tertanamnya embrio
yang merupakan hasil dari konsepsi, ke dinding uterus (endometrium) untuk
selanjutnya mengalami perkembangan atau setelah fertilisasi.

Terjadinya Implantasi pada hari ke- 5 hingga hari ke-8 dari perkembangan embrio.

Proses implantasi terjadi setelah melalui proses fertilisasi dan proses claveage
(pembelahan).

Tempat terjadinya implantasi biasanya pada fundus uteri bagian posterior.


FASE IMPLANTASI
Proses Implantasi
Haching (Menetas)
yaitu Zona pellucida akan terlepas sebagai aktivitas dari enzim proteolitik dari
airan uterus
Blastosis
Yaitu tropoblast akan menempel pada endometrium dan berkembang menjadi
plasenta yang berfungsi sebagai penyuplai zat-zat makanan kepada fetus.

Pada Stadium Progestasi


Saat berkontak dengan endomterium, sel tropoblas melepaskan enzim
pencerna protein sehingga sel-sel tropoblas melakukan penetrasi ke dalam
endometrium selanjutnya membran plasma tropoblas tersebut
berdegenerasi membentuk sinsitium yang multinukleat yang nantinya
menjadi plasenta bagian fetal

Sinkronisasi Antara Blastosis dan Uterus


Respon terhadap caraka kimia yang dilepaskan oleh blastokis,sel endomterial
mensekresikan prostaglandin yang secara lokal menyebabkan peningkatan vaskularisasi,
edema dan peningkatan penyimpanan nutrisi. Saat implantasi selesai, seluruh blastokis
terbenam ke dalam endometrium dan sel tropoblas terus mencerna sel desidua disekitarnya
untuk menyediakan energi bagi embrio sampai plasenta terbentuk .
FASE IMPLANTASI
Proses Implantasi
Endometrium sekitar hasil implantasi akan
kembali pulih sehingga seluruh hasil implantasi
tertanam dalam endometrium.
FASE IMPLANTASI
Bersamaan dengan invasi embrio ke jaringan induk, sel trofoblas kemudian ber
diferensiasi menjadi 2 jenis sel yaitu :

1. Sel sinsitiotrofoblas adalah sel berukuran besar dan multinuklear yang


berkembang dari lapisan sitotrofoblas. Sel ini aktif mengeluarkan
hormon plasenta dan mentrasfer zat makanan dari induk ke janin.
2. Sekelompok sel sitotroblas memiliki sifat invasif, melewati stroma
endometrium untuk mencapai pembuluh darah induk, termasuk arteri
spiralis endometrium
FASE ORGANOGENESIS

Fase Organogenesis merupakan stadium terakhir dari proses perkembangan embrio.


Stadium ini merupakan proses pembentukan organ-organ tubuh makhluk hidup yang sedang
berkembang.

Pada endodermal akan membentuk organ-organ susunan (sistem) saraf dan


epidermis kulit. Endodermal akan membentuk saluran pencernaan beserta
kelenjar-kelenjar pencernaan dan alat pernafasan, dan mesodermal akan
membentuk rangka, otot,alat-alat peredaran darah, alat eksresi, alat- alat
reproduksi, dan korium (chorium) kulit.

Organ-organ tersebut merupakan perkembangan lebih lanjut dari ketiga lapisan embrionik
yang terbentuk saat gastrulasi. Lapisan itu antara lain : Ektoderm, Mesoderm, dan
Endoderm.
• Ektoderm
Mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, system saraf dan alat-alat indra.

• Mesoderm
Mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi, (seperti testis dan
ovarium), alat peredaran darah dan alat eksresi seperti ginjal.

3. Endoderm
Mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan dan alat-alat pernafasan seperti
paru-paru.
1. Turunan Ektoderm
Ektoderm sebagai lapisan luar dari embrio terdiri dari bakal bumbung neural, bakal pial neural, dan
bakal epidermis. bumbung neural (neural tube) merupakan bakal dari sistem saraf pusat sedangakan
pial neural (neural chest)akan membentuk sistem saraf periferi serta ganglion, medulla adrenal, sel-sel
pigmen, rawan larinks dan rawan kepala. Turunan epidermis dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu
yang berasal dari penebalan epidermis (plakioda), seperti lensamata, telinga bagian dalam, pengecap
dan epidermis lainnya akan membentuk epidermis kulit, rambut, tanduk, kuku, dan lapisan permukaan
mulut dan anus, serta hipofisa anterior.

2. Turunan Mesoterm
Dalam proses perkembangan organ dari lapisan mesoderm terbagi menjadi 5 area, yaitu:
• Korda meseoderm, yang membentuk notochord (sumbu tubuh) dan berperan untuk penyokong
tegaknya tubuh.
• Mesoderm dorsal (paraksial)Membentuk jaringan ikat tubuh, tulang otot, tulang rawan, dan dermis.
• Mesoderm intermediet, membentuk sistem urogenital.
• Mesoderm lateral, membentuk sistem sirkulasi, permukaan rongga tubuh, dan komponen anggota
tubuh.
• Mesoderm kepala, membentuk otot pada wajah/muka.
3. Turunan Endoderm
Endoderm membangun permukaan dua saluran didalam tubuh. Saluran pertama,
terbentang disepanjang tubuh, yaitu saluran pencernaan. Tunas-tunas yang keluar dari
saluran ini adalah hati, kantung empedu, dan pankreas. Saluran ke dua bercabang
membentuk saluran pernapasan. Saluran pencernaan dan pernapasan terbagi menjadi
suaru ruangan pada bagian anterior embrio, yaitu padafarinks. Kantung-kantung yang
keluar dari farinks membentuk kelenjar tonsil, tiroid, timus, dan paratiroid. Saluran
pernapasan dan pencernaan keduanya berasal dari usus primitif. Setelah embrio
membuat lipatan kepala dan lipatan ekor, usus dapat dibagi menjadi usus depan, usus
tengah dan usus belakang.
Perkembangan Janin

Setelah terjadi pembuahan di dalam rahim, janin akan terus berkembang


dari bulan ke bulan. Perkembangan janin setiap bulan berbeda-beda, baik
dari segi ukuran, organ tubuh yang terbentuk, serta kemampuan fisiknya.
Memahami perkembangan janin diharapkan dapat membantu memastikan
kondisi kesehatannya.

Perkembangan Janin dibagi menjadi 3 tahapan dimana :


1. Trimester Pertama
2. Trimester Kedua
3. Trimester Ketiga
Fase Gametogenesis
Trimester pertama (minggu 0-12)

Dalam fase ini ada tiga periode penting pertumbuhan mulai


dari periode germinal sampai periode terbentuknya janin
(Kusmiyati, 2009:67).

1). Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuahan telur oleh sperma yang terjadi pada minggu ke-2 di hari
pertama menstruasi terakhir. Telur yang sudah di buahi sperma bergerak dari tuba falopi dan menempel di
dinding uterus (endrometrium).

2). Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi
mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel darah.
Janin mulai berubah dari blastosit menjadi embrio berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar.

3). Periode fetus (minggu 9-12). Periode dimana semua organ penting terus bertumbuh dengan cepat dan saling
berkaitan dan aktivitas otak sangat tinggi.
GAMBAR PROSES PADA TRIMESTER 1
GAMBAR PROSES PADA TRIMESTER 1
Fase Gametogenesis
Trimester pertama (minggu 13-24)

Pada minggu ke-18 kita bisa melakukan pemeriksaan dengan


ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin,
posisi plasenta dan kemungkinan bayi kembar.(Kusmiyati,
2009:68).

Bulan keempat ( minggu 13-16)Pada masa ini, janin laki-laki sudah memiliki prostat dan janin perempuan
sudah mulai menampakkan folikel pada ovarium. Tulang janin makin berkembang. Di bagian kepala sudah tampak
pola rambut. Sementara itu, pada bagian wajah, mata sudah menghadap ke depan dan mulai dapat bergerak.
Posisi telinga juga sudah sesuai tempatnya. Mulut janin pun mulai dapat mengisap. Panjang janin di usia 14
minggu mencapai 85 mm, dengan berat kira-kira 40 g
Fase Gametogenesis
Trimester pertama (minggu 13-24)

Bulan kelima (minggu 17-20)  Otot janin sudah berkembang di bulan kelima, dan janin mulai
dapat bergerak untuk melatih otot. Pada bagian kepala sudah tumbuh rambut. Punggung dan bahu
janin juga ditumbuhi rambut halus, yang akan hilang menjelang minggu kedua setelah bayi lahir.
Panjang janin di akhir bulan ini adalah 160 mm.

• Bulan keenam (minggu 20-24)  Kelopak mata janin sudah jelas dan mata sudah bisa terbuka.
Pembuluh vena tampak melalui kulit janin, sebab kulit sudah muncul dengan tekstur tipis dan 
berkeriput, dengan warna kemerahan. Denyut nadi janin dapat meningkat, sebagai tanda bahwa
janin menanggapi rangsangan, terutama bila mendengar suara dari luar. Jari tangan dan kaki janin
pun sudah tampak jelas. Pada bulan ini, panjang janin umumnya sekitar 190 mm, dengan berat
460 g.
GAMBAR PROSES PADA TRIMESTER 2
Fase Trimester
Gametogenesis
ketiga (minggu 24-40)

• Pada trimester ini semua organ tumbuh dengan sempurna


• Janin menunjukkan aktivitas motoric seperti menendang dan sudah
mempunyai periode tidur dan bangun.
• Paru-paru berkembang pesat menjadi sempurna
• Pada bulan ke sembilan,janin mengambil posisi kepala di bawah dan
siap untuk dilahirkan.
• Berat bayi lahir anatara 3kg sampai 3,5kg dengan panajang 50cm
DAFTAR PUSTAKA

Dudek Ronald W. 2013. High Yield Embryology Edisi 5. Lippicnot Williams and
Wilkins. p. 2-5.
Kusmiyati, dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu Hamil). Yogyakarta: Fitramaya.

Masri, Mashuri. 2014. Dasar-dasar Reproduksi dan Embriologi Manusia. Alauddin


University Press. Makassar
Puja, I K., Suatha, I K., Heryani, S.S., Susari, N.N. W., Setiasih, N. L.E., 2010.
Embryology Modern. Udayana University Press. Denpasar.
Sadler TW. 2000. Embriologi Kedokteran Langman Edisi 7. EGC: Makassar.p.374- 411.
Toelihere, M.R,. 1985. Fisiologi Reproduksi Pada Ternak. Penerbit Angkasa. Bandung.
Winslon, Terase. 2001. Perkembangan Jaringan Embrio. Jakarta.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai