Anda di halaman 1dari 3

Nama : Marco Antonio Simorangkir

Nim : 4223141037

Kelas : PSPB 22 A

REMEDIAL UTS PERKEMBANGAN HEWAN

1. Gametogenesis dan pembentukan individu baru :

a) Identifikasi hormon hormon yang terlibat spermatogenesis dan oogenesis. Jelaskan


apa fungsi masing masing hormon tersebut
Jawaban :
Spermatogenesis (Pada Pria):
 Hormon Luteinizing (LH): LH merangsang sel-sel Leydig di testis untuk
memproduksi hormon testosteron.
 Testosteron: Hormon ini sangat penting dalam pengaturan dan stimulasi
produksi sel-sel spermatogenik dalam testis. Testosteron juga memengaruhi
perkembangan ciri-ciri seksual sekunder pada pria.

Oogenesis (Pada Wanita):

 Follicle-Stimulating Hormone (FSH): FSH merangsang perkembangan folikel


ovarium dan mendorong sel telur yang matang.
 Luteinizing Hormone (LH): LH memicu pelepasan sel telur yang telah matang
dari folikel ovarium dalam proses ovulasi.
 Estrogen: Hormon estrogen, terutama estradiol, diproduksi oleh folikel
ovarium yang sedang berkembang. Estrogen membantu dalam pertumbuhan
dan perkembangan folikel, serta mempengaruhi perkembangan ciri-ciri seksual
sekunder pada wanita.
 Progesteron: Hormon ini diproduksi oleh korpus luteum setelah ovulasi dan
membantu mempersiapkan rahim untuk menerima embrio yang telah dibuahi.
Progesteron juga menjaga endometrium (lapisan dalam rahim) selama fase
luteal siklus menstruasi.
b) Jelaskan bagaimana mekanisme fertilisasi pada mamalia
Jawaban :
Proses fertilisasi dimulai ketika sel sperma, yang diproduksi dalam testis pria
melalui spermatogenesis, berenang menuju tuba fallopi wanita. Sel sperma ini
bergerak dengan bantuan ekor yang bergerak cepat menuju tuba fallopi, yang
merupakan tempat di mana pertemuan antara sel sperma dan sel telur akan terjadi.
Pada saat yang sama, dalam ovarium wanita, sel telur matang, yang dikelilingi oleh
lapisan sel-sel pendukung yang membentuk folikel, dilepaskan dalam proses yang
disebut ovulasi. Sel telur yang telah matang ini, yang umumnya dikenal sebagai
ovum, berada di dalam tuba fallopi, siap untuk bertemu dengan sel sperma. Ketika sel
sperma mencapai tuba fallopi, mereka harus melewati sejumlah penghalang, termasuk
lendir serviks, sebelum akhirnya mencapai sel telur. Untuk memudahkan masuknya
sel sperma, tuba fallopi mengeluarkan sejumlah bahan kimia yang membantu menarik
dan mengarahkan sel sperma ke arah sel telur. Ketika sel sperma mencapai sel telur,
hanya satu sel sperma yang berhasil menembus lapisan pelindung sel telur, yang
disebut zona pellucida. Setelah satu sel sperma berhasil menembus zona pellucida,
terjadi reaksi akrosom, di mana membran plasma sel sperma bersatu dengan membran
plasma sel telur, memungkinkan inti sel sperma masuk ke dalam sel telur. Setelah inti
sel sperma masuk ke dalam sel telur, terjadi penggabungan materi genetik dari kedua
sel, membentuk zigot, yang merupakan sel yang berisi kromosom lengkap dari kedua
orang tua. Proses ini memulai pembelahan sel yang akan menghasilkan embrio.
Selama beberapa hari ke depan, zigot akan terus membelah dan berkembang menjadi
embrio. Kemudian, embrio akan bergerak kembali ke rahim dan menanamkan dirinya
pada dinding rahim dalam proses implantasi. Inilah awal dari perkembangan janin
manusia yang akan menjadi bayi yang baru lahir.

c) Jelaskan apa yang dimaksud dengan parthenogenesis, identifikasi hewan hewan yang
mampu berparthenogenesis
Jawaban :
Parthenogenesis adalah suatu jenis reproduksi aseksual di mana embrio atau
individu baru berkembang dari sel telur yang belum dibuahi. Ini berarti bahwa tidak
ada peran sel sperma dalam proses reproduksi, dan keturunan dihasilkan dari satu
induk saja, biasanya betina. Parthenogenesis lebih umum terjadi pada beberapa
spesies hewan daripada pada manusia. Beberapa hewan yang mampu melakukan
parthenogenesis kadal, serangga, ikan, amfibi, reptil, burung.

5. Organogenesis turunan endoderm

a) Uraikan proses organogenesis turunan endoderm sehingga bisa menghasilkan sistem


pencernaan
Jawaban :
Organogenesis adalah proses perkembangan embrio yang mengarah pada
pembentukan berbagai organ dan sistem dalam tubuh manusia. Salah satu sistem yang
terbentuk melalui organogenesis adalah sistem pencernaan. Sistem pencernaan
berkembang dari lapisan endoderm dalam embrio. Proses organogenesis sistem
pencernaan dimulai dengan pembentukan saluran pencernaan primer yang terdiri dari
mulut, faring, usus, dan anus. Pada tahap awal, endoderm mengalami invaginasi, yaitu
lipatan ke dalam untuk membentuk saluran pencernaan primer. Selanjutnya, dalam
embrio yang lebih matang, saluran pencernaan primer akan mengalami proliferasi sel
dan diferensiasi menjadi berbagai komponen seperti lambung, usus halus, usus besar,
hati, dan pankreas. Proses diferensiasi sel ini dipengaruhi oleh faktor-faktor
pertumbuhan dan sinyal-sinyal sel yang mengatur perkembangan organ-organ
tersebut. Selama organogenesis, sel-sel endoderm akan berubah menjadi sel-sel
khusus yang berfungsi dalam pencernaan, seperti sel-sel pencernaan, sel-sel mukosa,
dan sel-sel sekresi. Dalam proses ini, terjadi pembentukan jaringan-jaringan yang
akan membentuk dinding usus, serta pembentukan kelenjar pencernaan seperti
kelenjar lambung dan pankreas yang memproduksi enzim-enzim pencernaan. Setelah
pembentukan organ-organ pencernaan, proses organogenesis akan terus berlanjut
hingga terbentuknya struktur-struktur yang lebih kompleks seperti vili dan mikrovili
di usus halus yang bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan penyerapan nutrisi.
Selain itu, sel-sel dalam dinding usus akan berkoordinasi untuk mengatur gerakan
peristaltik yang mendorong makanan dan nutrisi melalui saluran pencernaan. Dengan
demikian, melalui serangkaian tahap dalam organogenesis yang berasal dari lapisan
endoderm, sistem pencernaan manusia berkembang secara bertahap dan kompleks,
memungkinkan tubuh untuk mencerna makanan, menyerap nutrisi, dan
menghilangkan sisa-sisa pencernaan. Proses ini merupakan contoh yang menakjubkan
tentang bagaimana organisme berkembang dari embrio ke bentuk dewasa.

b) Apa yang akan terjadi apabila usus gagal berotasi secara normal dalam proses
perkembanganya
Jawaban :
Gagalnya rotasi normal usus selama proses perkembangan embrio dapat
menyebabkan berbagai masalah serius dalam perkembangan sistem pencernaan
manusia. Rotasi normal usus adalah tahap penting dalam perkembangan saluran
pencernaan, yang biasanya terjadi antara minggu ke 5 hingga ke 10 kehamilan. Jika
rotasi ini terganggu, berikut adalah beberapa konsekuensi yang mungkin terjadi.
Contohnya Malrotasi Usus, Salah satu komplikasi yang dapat terjadi adalah malrotasi
usus, di mana usus mengalami rotasi yang tidak sempurna atau tidak normal. Hal ini
dapat mengganggu pola aliran makanan dan cairan dalam saluran pencernaan, yang
pada gilirannya dapat menyebabkan obstruksi usus atau ileus, yang dapat mengancam
jiwa.Volvulus, Jika usus tidak berotasi dengan benar, ada risiko terjadinya volvulus,
yaitu kondisi di mana usus terjepit atau berputar pada dirinya sendiri. Ini dapat
menyebabkan penyumbatan usus, gangguan aliran darah, dan nekrosis (kematian
jaringan usus), yang memerlukan intervensi bedah segera. Malformasi Organ,
Gagalnya rotasi usus dapat memengaruhi organ-organ terkait seperti pankreas, hati,
dan kantung empedu. Hal ini dapat menyebabkan malformasi organ dan komplikasi
yang terkait dengan fungsi pencernaan dan sistem pencernaan yang normal.

Anda mungkin juga menyukai