Kelompok 1 :
Offering C
Dini Febrianti S (160341606100)
Inayatul Karimah (160341606057)
Nanda Choirun Nisa Z.M (1603416060)
Shara Habibah (1603416060 )
Gamet atau sel kelamin adalah sel yang terpenting dalam embriogenesis. Sel kelamin
ditentukan keberadaannya oleh adanya plasma benih (germ plasm) pada sel tersebut. Sel badan
(soma) tidak mengandung plasma benih oleh karena itu mati, sedang sel kelamin potensinya
tidak pernah mati karena diteruskan dari generasi ke generasi melalui proses reproduksi.
Asal usul sel kelamin ada beberapa konsep. Satu pendapat menyatakan bahwa sel
kelamin berasal dari epitel germinativum pendapat lain mengatakan bahwa sel kelamin berasal
dari lapisan entoderm embrio yang mengalami migrasi dan kemudian berkembang dalam
gonade. Pada binatang dewasa sel kelamin jantan diproduksi dalam testis dan pada betina sel
telur diproduksi di dalam ovarium. Terlepas dari asal usulnya, gamet mengalami
perkembangan dalam tingkatan sebagai berikut :
Tingkat perbanyakan
Dalam tingkat ini calon sel kelamin dapat dibedakan sebagai spermatogonium dan
oogonium. Oogonium berukuran relatif lebih besar. Masing-masing membelah secara
mitosis beberapa kali menjadi spermatogonium / oogonium tingkat I, II dan III. Kemudian
istirahat.
Tingkat pertumbuhan
Spermatogonium / oogonium tumbuh karena adanya kegiatan sintesis baik berupa
transkripsi maupun translasi. Sel yang sedang tumbuh disebut auksosit. Spermatogonium
tumbuh menjadi spermatosit I, sedang oogonium tumbuh menjadi oosit I. Proses
pertumbuhan sel kelamin dikendalikan oleh hormon gonadotrofin dari hipofise. Gen
berperan dalam proses pertumbuhan terutama dalam sintesis vitellus.
Struktur spermatozoon vertebrata terdiri dari : akrosoma berisi enzim untuk melisiskan
selaput telur. Bagian kepala mengandung inti, leher mengandung sentriol, bagian tengah
mengandung mitokondria sebagai penghasil tenaga gerak dan mengandung mikrotubule yang
kontraktil. Bagian prinsipal mengandung filamen aksial dan bagian ujung sebagai flagellum.
Proses pembentukan spermatozoon meliputi 2 komponen yaitu perkembangan inti dan
sitoplasma. Perkembangan sitoplasma spermatogonium sampai spermatosit I bertambah
banyak untuk kemudian terbagi dalam pembelahan meiosis sama besar. Sitoplasma pada
perkembangan dari spermatid ke spermatozoon sebagian besar dikeluarkan dari sel agar sel
menjadi langsing dan lincah.
Oogenesis
Oogenesis terjadi dalam ovarium. Kebanyakan ovarium vertebrata sepasang, kecuali
bangsa burung (Aves) hanya satu yang berkembang. Pada dasarnya ovarium terdiri dari bagian
korteks berisi sel telur dan bagian medulla berisi jaringan ikat. Ukuran ovarium tergantung
dari jumlah telur yang diproduksi. Pada mammalia sangat kecil, pada vertebrata rendah relatif
besar dan telur yang dibentuk jumlahnya cukup besar. Ovarium pada masa reproduksi penuh
dengan telur yang masak.
Sel telur vertebrata dalam ovarium mengalami perkembangan dari oogonium sampai
oosit I. Tingkat pembelahan meiosis terjadi di luar ovarium. Bahkan pada spesies tertentu,
pembelahan meiosis diselesaikan setelah spermatozoon masuk telur. Sel telur dipersiapkan
untuk kelangsungan hidup dari induk ke perkembangan awal, oleh karena itu dilengkapi
dengan cadangan sumber energi yaitu Vitellus (yolk). Yolk terdiri dari protein, lipid dan
karbohidrat. Enzim atau prekusornya juga dipersiapkan untuk proses metabolisme dalam
perkembangan zygot.
Yang terlibat dalam proses perkembangan sel telur yaitu sel folikel (sel nutrisi), inti
(vesicula germinativa) berisi gen sebagai pengkomando terjadinya sintesis vitellus. Bioplasma
sebagai substansi hidup dan deutoplasma sebagai bahan baku sumber energi. Antara inti dan
ooplasma berhubungan timbal balik dalam proses pembentukan vitellus.
Calon sel kelamin yang embrional belum dapat dibedakan antara yang jantan dan betina
yaitu sebagai gonosit. Setelah deferensiasi, calon sel telur berukuran lebih besar, baik inti
maupun ukuran selnya. Inti sel telur disebut vesicula germinativa, relatif besar karena kegiatan
sintesis jauh lebih besar dari sel manapun.
Sintesis DNA pada stadium perbanyakan dipersiapkan untuk pembentukan inti baru
pada anakan sel. Pada akhirnya stadium perbanyakan, sintesis terhenti dalam stadium istirahat
sampai tahap pertumbuhan dimulai karena pengaruh hormon yang merangsang pertumbuhan sel
telur.
Sintesis DNA dan RNA pada stadium pertumbuhan sangat aktif. Replikasi DNA dan
transkripsi RNA di dalam inti, sedangkan sintesis protein (translasi) di dalam sitoplasma.
Transkripsi menghasilkan hnRNA (heterogenousRNA), kemudian mengalami prosesing.
Segment mRNA yang mengandung gen yang akan diekspresikan disebut exon, sedang yang
tidak mengandung gen disebut intron. mRNA keluar dari inti untuk kemudian mengalami
translasi pada proses vitellogenesis. Jenis RNA yang disintesis sangat bervareasi dan
jumlahnya besar.
Pada oosit Drosophyla kurang lebih terdapat 5000 jenis urutan codon dalam
mRNA (DNA sequence). Sebagian mRNA mengalami translasi pada vitellogenesis, sebagian
lain yang mengkode asam amino untuk pembentukan protein khusus untuk perkembangan
berikut belum mengalami translasi. mRNA demikian itu sebagai gen maternal untuk
perkembangan zigot. Bila mRNA berasal dari inti oosit sendiri maka telur tipe ini disebut
ponoistik. Bila mRNA berasal dari sel folikel yang masuk oosit melalui jembatan sitoplasma ke
dalam oosit, tipe telur ini disebut meriostik. Akhir stadium pertumbuhan sel telur yaitu sebagai
oosit primer. Sintesis berhenti tinggal menunggu pembelahan pemasakan.
Ovulasi menyebabkan perubahan lingkungan sehingga oosit primer terstimulasi
mengadakan pembelahan meiosis. Pada saat keluar dari ovarium terbentuk polosit I, sehingga
sekarang menjadi oosit II. Pada kebanyakan sel telur vertebrata stadium oosit II sudah siap
dibuahi. Polosit II terbentuk setelah spermatozoon masuk telur. Ada varieasi saat masuknya
sperma ke dalam telur yaitu pada saat oosit I, oosit II atau ovum, tergantung dari jenis bintang.
Sel telur mempunyai sistem sumbu atau polaritas. Polus animalis mengandung inti dan
polus vegetativus mengandung vitellus. Variasi jumlah vitellus (lecith) menentukan tipe telur.
Tipe telur berdasarkan atas proses pembentukan vitellus, sedikit-banyaknya vitellus, dan
penyebaran vitellus. Bahan dasar vitellus adalah pospoprotein disebut pospovitin dan
lipoprotein, disebut lipovitellin.
SIKLUS REPRODUKSI
Siklus reproduksi adalah siklus seksual yang terdapat pada individu betina dewasa seksual
dan tidak hamil yang meliputi perubahan-prubahan siklik pada organ-organ reproduksi tertentu
misalnya ovarium, uterus, dan vagina di bawah pengendalian hormon reproduksi. Siklus
reproduksi meliputi antara lain siklus estrus, siklus ovarium, dan siklus menstruasi. Pendapat lain
mengatakan Siklus reproduksi adalah serangkaian kegiatan biologik kelamin yang berlangsung
secara periodik hingga terlahir generasi baru dari suatu makhluk hidup. Jika siklus reproduksi dari
suatu makhluk terputus maka kehadiran makhluk tersebut di dunia menjadi terancam (Adnyana,
2012). Siklus reproduksi meliputi antara lain siklus esterus, siklusovarium, dan siklus menstruasi.
Pada kasus itu, ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus itu setelah endometrium mulai
menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantasi
embrio. Pada siklus menstruasi, endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina
dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus estrus, endometrium diserap
kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang banyak (Camble,2004).
Pada mamalia umumnya daur pembuahan dempet dengan daur estrus. Daur ini berdasarkan
perubahan berkala pada ovarium, yaitu terdiri dari 2 fase folikel dan lutein. Banyak hewan yang
memiliki daur estrus sekali setahun, disebut monoestrus. Terdapat pada rusa, kijang harimau,
kucing dan sebagainya. Adapula yang memiliki daur beberapa kali setahun, disebut poliestrus
(Anggraeni, 2012).
A. Siklus estrus
Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata,kemauan menerima hewan-
hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau berahi. Selama estrus, hewan-hewan
betina secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan untuk menerima hewan-hewan jantan, dan
perubahan-perubahan struktural terjadi di dalam organas sesori seks betina. Hewan-hewan
monoestrus menyelesaikan satu siklus estrus setiap tahun, sedangkan hewan-hewan poliestrus
menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu dengan kehamilan.
Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang berlangsung pada hewan non primata betina dewasa
seksual yang tidak hamil. Pada mencit, siklus estrus terdiri atas beberapa fase utama yaitu
fasediestrus, fase proestrus, fase estrus, dan fase metestrus. Pendapat lain mengatakan bahwa
seluruh siklus estrus dapat dibagi kedalam beberapa fase, yaitu (Djuhanda, 1981: h. 98-99) :
B. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi adalah siklus reproduksi yang berlangsung pada hewan primata betina
dewasa seksual yang ditandai dengan adanya haid. Pada manusia menstruasi biasanya ber-akhir
pada umur di atas 45 hingga 50 tahun. periode ini biasa disebut periode monopause. Lama siklus
menstruasi biasanya kurang lebih 28 hari. Siklus menstruasi biasanya dimulai antara usia 12 dan
15 tahun. Periode ini biasa disebut periode menarch, dan terus berlangsung hingga mencapai
periode menopause.
Siklus menstruasi terdiri atas 3 fase yaitu (i) fase proliferasi, (ii)fase sekresi, (iii) fase
menstruasi.
a. Fase proliferasi merupakan fase dimana kelenjar endometrium mengalami pertumbuhan
sebagai akibat berlangsungnya pembelahan sel secara berulang-ulang. Fase ini bertepatan
dengan perkembangan folikel ovarium dan pembentukan hormone esterogen yang
diproduksi oleh sel-sel folikel. Pada fase ini kadar hormon esterogen di dalam plasma darah
meningkat. Pada akhir fase ini performance kelenjar tampak lurus, lumen sempit dan sel-
selmulai mengakumulasi glikogen pada daerah disekitar inti, arteri spiralis memanjang dan
berkelok-kelok.
b. Fase sekresi atau fase luteal dimulai setelah ovulasi dan sangat tergantung pada
pembentukan korpus luteum yang mensekresikan progesteron. Progesteron bekerja
merangsang sel-sel kelenjar untuk bersekresi. Kelenjar menjadi berkelok-kelok karena
lumennya melebar akibat bahan sekret yang terakumulasi di dalamnya. Pada fase ini
endometrium mencapai tebal yang maksimum sebagai akibat penimbunan bahan sekret
dan terjadinya oedema stroma. Selama fase ini pembelahan mitosis mulai sangat menurun,
sementara itu pemanjangan dan berkelok-keloknya arteri spiralis terus berlangsung dan
meluas ke bagian superfisial endometrium.
c. Fase Menstruasi terjadi bila ovum tidak dibuahi sehingga tidak ada implantasi. Tidak
adanya implantasi menyebabkan tidak terbentuknya plasenta. Tidak adanya plasenta
menyebabkan tidak terbentuknya human chorionic gonadotrophin (hCG), sehingga tidak
ada yang memelihara korpus luteum. Akibatnya korpus luteum berdegenerasi. Degenerasi
korpus luteum menjadi korpus albican menyebabkan produksi progesteron menurun secara
drastis hingga mencapai kadar yang tidak mempu mempertahankan
penebalanendometrium. Akibatnya terjadi penyusutan dan peluruhan endometrium
(Junqueiro dan Carneiro, 1982). Pada awal fase menstruasi kadar estrogen, progesteron,
LH (Lutenizing Hormon) berada pada kadar terendahnya selama siklus berlangsung, dan
kadar FSH (Folikel Stimulating Hormon) mulai meningkat.
Pada umumnya panjang siklus menstruasi rata-rata berkisar 28 hari. Menstruasi adalah
peristiwa keluarnya darah dari vagina. Darah haid berasal dari lumen uterus dan timbul akibat
terlepasnya bagian lapisan fungsional dari endometrium yang sebelumnya dipersiapkan untuk
menerima sel telur yang telah dibuahi atau zygot. Lama menstruasi berkisar 2- 6 hari. Jangka
waktu dari hari pertama haid sampai hari pertama haid berikutnya disebut daur haid atau siklus
menstruasi. Siklus menstruasi dianggap normal apabila berlangsung diantara 21-45 hari lamanya,
dan dikatakan teratur bilamana perbedaan dalam daur haid yang dialami seorang wanita tidak lebih
dari satu minggu lamanya.
Perubahan-perubahan selama siklus menstruasi sangat erat kaitannya dengan perubahan-
perubahan yang berlangsung di dalamovarium. Perubahan-perubahan yang berlangsung pada
ovariummeliputi tiga tahap adalah (i) pra ovulasi (ii) ovulasi, dan (iii) pasca ovulasi. Tahap pra
ovulasi adalah jangka waktu antara hari pertama haid sampai saat ovulasi. Lamanya tahap
praovulasi dapat berubah-ubah pada seseorang dan berbeda diantara para wanita. Tahap
pasca ovulasi adalah jangka waktu antara ovulasi sampai hari pertama haid berikutnya.Pada hari-
hari terakhir sebelum ovulasi, folikel Graaf bertambah besar dengan cepat dibawah pengaruh FSH
dan LH, dan membesar hingga mencapai garis tengah 15 mm. Bertepatan denganperkembangan
terakhir folikel Graaf, oosit primer, dimana pada saat itu masih dalam tahap diktioten melanjutkan
dan mengahiri pembelahan miosis pertamanya.
Sementara itu permukaan ovarium menonjol tanpa pembuluh darah dan disebut stigma.
Sebagai akibat kelemahan setempat dan degenerasi dari permukaan ovarium, cairan folikel
merembes keluar melalui stigma yang berangsur-angsur membuka. Bila cairan yang keluar
semakin banyak, tekanan di dalamfolikel semakin berkurang dan oosit bersama sel cumulus
ooforus yang mengelilinginya terlepas dan hanyut meninggalkan ovarium. Beberapa diantara sel-
sel cumulus ooforus tersebut kemudian menyusun diri disekeliling zona pellusida dan membentuk
corona radiate. Pada saat oosit dengan cumulus ooforusnya dikeluarkan dari ovarium (ovulasi),
pembelahan miosis pertama berakhir dan oosit sekunder memulai pembelahan miosis kedua
(Sadler, 1988). Pada beberapa wanita, ovulasi disertai dengan sedikit rasa nyeri,dikenal dengan
nama nyeri tengah, karena peristiwa itu normal terjadidekat pertengahan daur menstruasi. Pada
umumnya ovulasi juga disetai dengan peningkatan suhu tubuh, suatu peristiwa yang dapat diamati
untuk membantu penentuan saat terjadinya ovulasi (Sadler,1988).
Untuk semua siklus menstruasi, lamanya tahap pasca ovulasi tetap sama rata-rata 14 hari, adalah
antara 12-16 hari lamanya .Oleh sebab itu panjang pendeknya daur menstruasi tidak ditentukan oleh
tahap pasca ovulasi, melainkan oleh tahap pra ovulasi.
duktus ejakulatoris
Duktus ejakulatoris terdiri atas sepasang dan merupakan bagian dari vas deferens yang
berfungsi memancarkan semen ke uretra. Secara struktural, saluran ini amat pendek. Setelah
melewati saluran ejakulasi, sperma keluar tubuh melalui uretra.
Uretra
Uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh.
Uretra berfungsi sebagai saluran pembuangan baik pada sistem kemih atau ekskresi maupun pada
sistem seksual. Pada pria, uretra berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran
pengeluaran air mani. Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis. Uretra
pada pria dibagi menjadi empat bagian, dinamakan sesuai dengan letaknya, yaitu:
1. Prostatica uretra, terletak di prostat. Pada bagian uretra ini terdapat pembukaan kecil, di mana
terletak muara vas deferens.
2. Membranosa uretra, panjang sekitar 1,5 cm dan di bagian lateral terdapat kelenjar
bulbouretralis.
3. Spongiosa/ cavernosa uretra, panjang sekitar 15 cm dan melintas di corpus spongiosum penis.