Anda di halaman 1dari 6

Pengertian spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses pembentukan dan


pematangan spermatozoa. Spermatozoa merupakan gamet
jantan dewasa yang ada dalam organisme secara reproduksi
seksual.
Spermatogenesis sendiri berasal dari kata spermato yang
memiliki arti benih dan genesis yang berarti pembelahan.

Fungsi Spermatogenesis
Fungsi spermatogenesis adalah untuk menghasilkan sel
sperma yang efektif mampu membuahi sel telur (ovum)
sehingga terbentuk zigot. Zigot tersebut nantinya akan
berkembang menjadi janin.

Spermatogenesis juga berfungsi untuk menjaga agar individu


memiliki keturunan yang sehat dengan cara mempertahankan
jumlah kromosom dalam tubuh.

Kegagalan dalam mempertahankan kromosom akan


menyebabkan kelainan, seperti sindrom Klinefelter, sindrom
Down, dan aborsi janin.

Proses Spermatogenesis

Pematangan sel sperma terjadi di tubulus seminiferus yang


kemudian disimpan di epididimis. Menurut asal katanya
“tubulus” berarti saluran, sedangkan “seminiferus” artinya
adalah semen.

Pada tubulus seminiferus terdapat dinding yang terlapisi oleh


sel germinal yang disebut  spermatogonium.

Sel sperma diproduksi pada tubulus seminiferus di dalam


testis. Di dalam dinding tubulus, banyak sel yang tersebar
secara acak yang disebut sel Sertoli. Sel ini berfungsi untuk
memberi makanan kepada sel sperma yang belum matang.

Ketika sel sperma telah matang (spermatogonia),


spermatogonium (sel induk sperma) memperbanyak diri
dengan cara mitosis dan meiosis.
Dari spermatogonium, sel sperma akan berubah menjadi
spermatosit primer secara mitosis. Setelahnya, spermatosit
primer membelah secara meiosis menjadi spermatosit
sekunder yang berukuran sama.
Melalui tahap meiosis kedua, spermatosit sekunder membelah
diri lagi menjadi empat spermatid yang sama bentuk dan
ukuran. Spermatid merupakan tahap akhir sebelum akhirnya
berubah menjadi sel sperma yang matang (spermatozoa) dan
siap dikeluarkan bersama dengan air mani ketika seorang pria
mengalami ejakulasi.
Satu sel benih yang belum matang membutuhkan waktu hingga
74 hari untuk mencapai kematangan akhir. Selama proses ini,
lebih dari 300 juta spermatozoa akan diproduksi setiap hari.
Sayangnya, dari jumlah sebanyak itu, hanya ada sekitar 100
juta sel sperma yang berhasil matang dengan sempurna pada
proses akhir.

Faktor Spermatogenesis
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
spermatogenesis, antara lain sebagai berikut.

 Perubahan suhu.
 Kekurangan gizi
 Paparan obat kuat
 Pemakaian alkohol
 Perubahan kadar hormon testosteron
 Kerusakan DNA pada sperma
Urutan Proses Spermatogenesis
Penjelasan skema tahap spermatogenesis :

 Pada dinding tubulus seminiferus sudah tersedia


calon sperma (spermatogonium) yang berjumlah
ribuan. Spermatogonium bersifat diploid (2n). Sel
diploid merupakan sel yang memiliki jumlah
kromosom berpasangan.
 Setiap spermatogonium akan membelah secara
mitosis membentuk spermatosis primer (2n).
 Spermatosit primer (2n) akan melakukan
pembelahan meiosis pertama membentuk 2
spermatosit sekunder yang bersifat haploid (n). Sel
haploid adalah sel yang hanya terdiri dari satu set
kromosom.
 Tiap spermatosit sekunder (n) melakukan
pembelahan meiosis kedua, menghasilkan 4
spermatid yang bersifat haploid (n).
 Keempat spermatid ini berkembang menjadi
sperma matang yang bersifat haploid yang semua
fungsional , yang berbeda dengan oogenesis yang
hanya 1 yang fungsional.
 Sperma yang matang akan menuju epididimis,
selanjutnya ke vas deferens, vesicula seminalis, dan
uretra serta berakhir dengan ejakulasi.
Sperma sendiri merupakan sel kelamin laki-laki.
Sperma yang sudah matang terdiri dari tiga bagian,
yaitu kepala yang berbentuk oval, badan, dan ekor yang
panjang.
Kepala sperma berisi materi genetik (gen), sedangkan
ekor digunakan untuk bergerak. Panjang sperma dari
kepala hingga ekor rata-rata adalah 0,05 milimeter.
Bagian kepala sperma terlindungi suatu badan yang
disebut akrosom. Pada bagian ini juga mengandung 
enzim hialurodinase dan proteinase.

Enzim tersebut berfungsi saat proses penembusan


lapisan sel telur. Pada bagian tengahnya terdapat
mitokondria kecil yang berfungsi menyediakan energi
untuk menggerakkan ekor sperma.
Hormon yang Berperan dalam Spermatogenesis
Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh
kerja beberapa hormon yang dihasilkan kelenjar
hipofisis, yaitu LH, FSH, dan hormon testoteron.
1. LH (Luteinizing Hormone)
LH (Luteinizing Hormone) adalah hormon yang
merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon
testosteron. Pada masa pubertas, maka testosteron
memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
2. FSH (Folicle Stimulating Hormone)
FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon
merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP
(Androgen Binding Protein) yang akan memacu
spermatogonium untuk memulai proses
spermatogenesis.
Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa
disebut spermiogenesis. Proses ini terjadi di dalam
epididimis dan membutuhkan waktu kurang lebih dua
hari.
3. Hormon Testosteron
Hormon testosteron adalah hormon yang dihasilkan oleh
testis. Hormon ini berfungsi merangsang perkembangan
organ seks primer  pada saat embrio dan mendorong
spermatogenesis.
Hormon testosteron juga mempengaruhi perkembangan
alat reproduksi dan ciri kelamin sekunder pada laki-laki
dewasa.

Anda mungkin juga menyukai