Anda di halaman 1dari 3

Presentasi kelompok 4

Nama kelompok :

1. M. Aminuddin Romadhoni
2. Marsha Sahrani Islamiyah

GAMETOGENESIS
Gametogenesis merupakan proses pembentukan sel gamet, baik gamet jantan maupun
betina. Pada gametogenesis terjadi pembelahan meiosis. Pembelahan tersebut mengakibatkan
terjadinya pengurangan jumlah kromosom dari 2n menjadi n sehingga ketika terjadi fertilisasi akan
terbentuk zigot yang memiliki 2n kromosom. Gametogenesis terjadi pada tumbuhan ataupun
hewan.

1. Gametogenesis pada Hewan

Gametogenesis terjadi pada organ reproduksi makhluk hidup multiseluler. Gametogenesis


pada hewan dibagi menjadi dua, yaitu spermatogenesis dan oogenesis.

a. Spermatogenesis

Spermatogenesis merupakan proses pembentukan sperma. Spermatogenesis terjadi pada


organ testis tepatnya pada dinding dalam tubulus seminiferus. Sperma berukuran kecil dan
berbentuk lonjong serta memiliki flagela pada bagian posterior sebagai alat bantu gerak.

Pada tubulus seminiferus terdapat spermatogonium (sel-sel induk sperma) yang bersifat
diploid (2n). Satu sel spermatogonium membelah secara mitosis dan menghasilkan spermatosit
primer primer yang diploid (2n). Kemudian, spermatosit primer membelah secara meiosis menjadi
dua sel spermatosit sekunder yang haploid (n).

Dua sel spermatosit sekunder selanjutnya melakukan pembelahan meiosis 2 me mbentuk


empat sel spermatid yang haploid (n). Setiap spermatid mengalami permatangan menjadi
spermatoza dan terjadi pembentukan akrosom dan flagela. Akrosom ini mengandung enzim
proteinase dan hialuronidase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung sel telur.

Beberapa hormon yang berperan dalam spermatogenesis sebagai berikut.

1) LH (Luteinizing Hormone) adalah hormon yang merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon
testosteron. Pada masa pubertas, maka testosteron memacu tumbuhnya sifat seks sekunder.

2) FSH (Folicle Stimulating Hormone) merupakan hormon merangsang sel sertoli untuk menghasilkan
ABP (Andragen Binding Protein) yang akan memacu spermatogenium untuk memulai proses
spermatogenesis.

3) Hormon testosteron adalah hormon yang dihasilkan oleh testis. Hormon ini berfungsi merangsang
perkembangan organ seks primer pada saat embrio dan mendorong spermatogenesis.
b. Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan sel telur atau ovum. Proses
oogenesis terjadi di dalam ovarium. Tahap-tahap oogenesis sebagai berikut.

1) Di dalam ovarium terdapat sel induk telur yang dinamakan oogonium.

2) Sel-sel oogonium bersifat diploid (2n) yang selanjutnya akan mengalami pembelahan secara
mitosis menjadi oosit primer yang juga bersifat haploid (2n)

3) Oosit primer mengalami pembelahan meiosis I. Pada fase ini, oosit primer membelah menjadi
dua sel yang berbeda ukuran dan masing-masing bersifat haploid.

4) Oosit sekunder akan melanjutkan pada fase meiosis II. Oosit sekunder membelah menjadi dua
sel, yakni satu berukuran besar disebut ootid dan satu berukuran lebih kecil disebut badan kutub
sekunder.

5) Secara bersamaan, badan kutub primer juga membelah menjadi dua.

6) Kemudian, satu ootid yang dihasilkan tersebut berkembang menjadi sel telur (ovum)yang
matang.

Hormon-hormon reproduksi yang berpengaruh terhadap proses oogenesis sebagai berikut.

1) FSH (Follicle Stimulating Hormone) berfungsi untuk merangsang terjadinya ovulasi (proses
pengeluaran sel telur atau ovum).

2) LH (Luteinizing Hormone) berfungsi untuk merangsang ovulasi (proses pengeluaran sel telur)

3) Hormon estrogen berfungsi untuk membantu pematangan folikel dan merangsang pertumbuhan
alat kelamin sekunder.

4) Hormon progesteron, berfungsi untuk menebalkan dinding endometrium yang berperan dalam
peluruhan ovum (menstruasi).

2. Gametogenesis pada Tumbuhan

Pembentukan gamet (gametogenesis) pada tumbuhan terjadi pada organ reproduksinya,


yaitu pada organ bunga. Pembentukan gamet jantan terjadi dalam kepala sari (antera) dan disebut
mikrosporogenesis. Pembentukan gamet betina terjadi pada bakal biji (ovulum) dan disebut
megasporogenesis.

a. Mikrosporogenesis

Mikrosporogenesis terjadi di dalam kepala sari. Kepala sari mempunyai empat kantung
serbuk sari yang disebut sporangium. Mikrosporosit akan mengalami meiosis menghasilkan empat
mikrospora yang haploid dan saling menempel menjadi satu yang disebut terad.
Setiap mikrospora mengalami pembelahan mitosis. Pembelahan ini menghasilkan dua sel,
yaitu sel generatif dan vegetatif. Inti generatif membelah secara mitosis tanpa disertai sitokenesis,
sehingga terbentuklah dua inti sel sperma yang dikenal dengan dengan inti generatif I dan generatif
II. Pembentukan sel sperma berlangsung sebelum serbuk sari keluar dari antera.

b. Megasporogenesis

Megasporogenesis berlangsung di dalam bakal buah (ovarium). Di dalam ovarium, terdapat


sel induk megaspora (megasporosit). Sel induk megaspora bersifat diploid akan melakukan
pembelahan meiosis menghasilkan empat sel haploid (tetrad). Dari keempat sel tersebut hanya satu
yang hidup menjadi sel megaspora dan tiga sel anakan lainnya mengalami degenerasi (mati). Sel
megaspora kemudian mengalami tiga kali pembelahan mitosis diikuti kariokenesis tanpa sitokinesis
dan dihasilkan sel besar (kandang lembaga muda) dan 8 inti haploid. Delapan inti anakan tersebut
adalah dua kandung lembaga sekunder, tiga antipoda, dua sel sinergid, dan satu ovum.

Anda mungkin juga menyukai