Anda di halaman 1dari 15

ASAL MULA SEL KELAMIN DAN GAMETOGENESIS

DOSEN PENGAMPU:

Dr.Filza Yulina Ade, S.Si, M.Si

DISUSUN OLEH :

RYAN FILL CHRISTOPER TOBIAS TIANGA 218700003

MARETHA SARAGIH 218700008

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS MEDAN AREA

MEDAN

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya dikenal dua jenis kelamin pada makhluk hidup termasuk hewan, yaitu yang
menghasilkan sel kelamin jantanatau spermatozoa, dan yang menghasilkan sel kelamin betina
atau sel telur (ovum). Secara sederhana manusia menyebutnya jantan dan betina. Namun
sebenarnya apa yang terjadi di kenyataan, penggolongan jenis kelamin hewan sebenarnya lebih
cair. Beberapa hewan bahkan memiliki alat kelamin jantan dan betina yang berfungsi
sekaligus.Jika jenis kelamin manusia umumnya sudah ditentukan secara alamiah sejak lahir,
pada hewan hal tersebut bergantung pada faktor genetik dan lingkungan. Jenis kelamin pada
hewan ditentukan oleh gametnya.

Gamet atau sel kelamin adalah sel yang terpenting dalam embriogenesis. Sel kelamin ditentukan
keberadaannya oleh adanya plasma benih (germ plasm) pada sel tersebut. Sel badan (soma) tidak
mengandung plasma benih oleh karena itu mati, sedang sel kelamin potensinyatidak pernah mati
karena diteruskan dari generasi ke generasi melalui proses reproduksi. Asal usul sel kelamin ada
beberapa konsep. Satu pendapat menyatakan bahwa sel kelamin berasal dari epitel germinativum
pendapat lain mengatakan bahwa sel kelamin berasal dari lapisan entoderm embrio yang
mengalami migrasi dan kemudian berkembang dalam gonade. Pada binatang dewasa sel kelamin
jantan diproduksi dalam testis dan pada betina seltelur diproduksi di dalam ovarium.
BAB II

PEMBAHASAN

Gamet adalah sel reproduksi yang membawa informasi genetik, sperma dan sel telur.
Adapun jantan memiliki gamet jantan, sedangkan betina memiliki gamet betina.
Kemudian dikenal pula hermaprodit pada jenis kelamin pada hewan, yaitu hewan yang memiliki
gamet jantan dan gamet betina. Ini biasa terjadi pada invertebrata, seperti cacing, siput atau siput.

 Macam Jenis pada Hewan yang Cair Tak Terbatas Jantan dan Betina

Berikut adalah tiga hewan menarik yang jenis kelaminnya tidak hanya dikategorikan dalam
jantan maupun betina:

Siput Pisang

Tumbuh antara enam dan delapan inci panjangnya, siput pisang kuning cerah adalah salah satu
spesies siput terbesar. Siput pisang dilahirkan dengan alat kelamin jantan dan betina,
menjadikannya hewan golongan hermafrodit. Dalam hal reproduksi, siput hanya mencari
pasangan dengan ukuran yang sama. Ketika mereka menemukannya, keduanya akan membentuk
yin-yang kuning kecil, memasukkan penis mereka (terletak di kepala mereka) dan saling
menghamili. Pada kesempatan langka, siput pisang diketahui menghamili dirinya sendiri. Lebih
aneh lagi, siput pisang telah diamati menggerogoti penis pasangannya setelah sanggama. Para
ilmuwan menamakan tindakan ini sebagai apophallation

Ikan Nuri

Meskipun ikan nuri sebagian besar terlahir sebagai betina, mereka memiliki alat kelamin dari
kedua jenis kelamin. Ikan kakatua adalah hermaprodit protogini, yang berarti bahwa spesies
betina dapat menjadi jantan kapan saja dalam hidup mereka. Para ahli tidak yakin mengapa ini
terjadi, selain karena ia menawarkan dirinya sebagai cara ringkas untuk menjaga keseimbangan
jenis kelamin populasi.
Cacing pita

Kondisi mereka sebagai parasit internal membuatnya sangat sulit untuk berkembang biak
dengan organisme lain. Untuk alasan ini mereka biasanya menggunakan pembuahan sendiri.
Namun jika ada kesempatan, mereka akan memilih untuk melakukan fertilisasi silang lain.

Terlepas dari asal usulnya, gamet mengalami perkembangan dalam tingkatan sebagai berikut :
 Tingkat sebagai calon (gonosit)
Sel ini dapat dibedakan dengan sel somatik karena mempunyai ukuran lebih besar dan
sitoplasmanya jernih. Pada tingkat ini belum dapat dibedakan antara sel kelamin betina atau
jantan.
 Tingkat perbanyakan
Dalam tingkat ini calon sel kelamin dapat dibedakan sebagai spermatogonium dan oogonium.
Oogonium berukuran relatif lebih besar. Masing-masing membelah secara mitosis beberapa kali
menjadi spermatogonium / oogonium tingkat I, II dan III. Kemudian istirahat.
 Tingkat pertumbuhan
Spermatogonium / oogonium tumbuh karena adanya kegiatan sintesis baik berupa transkripsi
maupun translasi. Sel yang sedang tumbuh disebut auksosit. Spermatogonium tumbuh menjadi
spermatosit I, sedang oogonium tumbuh menjadi oosit I. Proses pertumbuhan sel kelamin
dikendalikan oleh hormon gonadotrofin dari hipofise. Gen berperan dalam proses pertumbuhan
terutama dalam sintesis vitellus.
 Tingkat pembelahan meiosis
Spermatosit I / oosit I mengalami pembelahan meiosis, dari sel diploid menjadi haploid yaitu
spermatosit II / oosit II pada meiosis I. Pada meiosis II pembelahan terjadi seperti mitosis saja.
Satu sel spermatosit I menjadi 4 sel spermatozoa berfungsi setelah mengalami metamorfosis
(spermiogenesis). Satu oosit I menjadi 1 sel telur dan 3 buah polosit.
 Pengeluaran sel kelamin
Sel kelamin yang masak keluar dari tempat pembuatannya. Spermatozoa mengalami spermasi
sedang sel telur mengalami ovulasi. Spermatozoa mammalia tersalurkan dalam epididimis dan
vas deferen, sedangkan telur tersalurkan dalam saluran telur (oviduct). Keduanya menuju ke
tempat fertilisasi, baik secara internal maupun eksternal.
Mengenal Gametogenesis dan Jenis-jenisnya

“Gametogenesis adalah perkembangan dan produksi sel yang diperlukan untuk membentuk
individu baru. Hal ini akan terjadi secara alami pada makhluk hidup. Adapun pengertian dari
gametogenesis adalah keseluruhan proses pembentukan gamet di dalam tubuh. Dalam biologi,
dikenal istilah gamet yang merupakan satu set kromosom atau materi genetik yang diperlukan
untuk membentuk individu secara lengkap.

Jenis Gametogenesis

Ada dua jenis gametogenesis yang dikenal dalam dunia biologi, yaitu:

 Spermatogenesis

Ini merupakan pembentukan gamet jantan haploid, mikroskopis dan fungsional, spermatozoa
dari sel reproduksi diploid spermatogonia, dan diproduksi dalam testis individu pria. Fase
pematangan pada spermatogenesis ditandai dengan adanya proses meiosis. Spermatosit primer
diploid mengalami meiosis-I (heterotipikal) dan membentuk dua sel haploid yang disebut
sebagai spermatosit sekunder. Masing-masing sel haploid mengandung 23 kromosom. Hal ini
akan dilanjutkan dengan proses meiosis-II (homotipikal) pada setiap spermatosit sekunder untuk
membentuk dua spermatid haploid yang masing-masing juga memiliki 23 kromosom. Jadi,
proses ini akan menghasilkan empat spermatid haploid.

Selanjutnya akan ada tahap yang saling berhubungan oleh untaian sitoplasma sampai proses
spermatogenesis. Proses ini terjadi ketika gamet yang matang dan saling berhubungan terpisah
satu dengan yang lain. Pada pria dewasa, spermatogenesis dimulai saat memasuki usia pubertas.
Pembentukan sel kelamin vertebrata maupun invertebrata mempunyai tahapan yang sama yaitu :
tingkat perbanyakan (mitosis); pertumbuhan (sintesis); pemasakan (miosis); pengeluaran dari
dalam gonade.

Calon sel kelamin jantan embrional dapat dibedakan sel lain karena ukurannya yang relatif lebih
besar, bentuk epitelial dan intinya juga lebih besar. Sintesis DNA terjadi pada stadium
perbanyakan untuk membentuk inti baru sel anakan setelah itu istirahat menunggu stimulasi
hormon sampai stadium pertumbuhan dimulai. Sintesis DNA dan RNA terjadi pada stadium
pertumbuhan sampai terbentuk spermatosit I. Ukuran sel ini yang terbesar karena kaya DNA dan
RNA. Asam nukleat ini khusus untuk dicurahkan ke dalam sel telur pada waktu fertilisasi.
Pertumbuhan berakhir pada spermatosit I, kemudian mengalami pembelahan pemasakan menjadi
spermatosit II. Pembelahan sekali lagi menjadi spermatid yang haploid. Inti spermatid menjadi
lebih padat, seolah olah tidak terjadi aktifitas sintesis.
Perkembangan berikutnya adalah spermiogenesis, merupakan perubahan bentuk dari sel yang
pasif menjadi sel yang dapat bergerak. Perubahan bentuk ini dikendalikan oleh inti yang haploid.
Sebagian sitoplasma dibuang ke luar sel. Spermatozoon kaya akan mitokrondria sebagai
pembangkit tenaga gerak. Protein khusus yang disintesis selama spermiogenesis adalah tubulin
yang berada dalam leher dan filament sebagai ekornya. Kedua protein ini yang menyebabkan
spermatozoon dapat bergerak aktif. Gen yang mengendalikan sintesis protein itu didukung dalam
kromosom Y. Spermatozoon juga mensintesis enzim yang digunakan untuk melisiskan selaput
telur. Enzim itu disekresikan oleh Apparatus Golgi dan disimpan dalam akrosoma. Enzim
hialuronidase pada spermatozoon mammalia dan acrosin pada invertebrata. Spermatogenesis
terjadi di dalam testis. Pada mammalia terjadi di dalam tubulus seminiferus. Testis vertebrata
jumlahnya sepasang, besarnya berbanding langsung dengan ukuran tubuh. Sel kelamin jantan
dalam berbagai tingkat perkembangan terdapat pada dinding tubulus seminiferus.
Spermatogonium letaknya berada di dekat membrana basalis.
Dalam proses perkembangannya, sel kelamin jantan berangsur bergerak menuju ke arah lumen.
Spermatosit I berukuran paling besar, spermatosit II lebih kecil dan spermatid paling kecil.
Spermatozoa berada dalam lumen yang sebelumnya menempel pada sel Sertoli. Struktur
spermatozoon vertebrata terdiri dari : akrosoma berisi enzim untuk melisiskan selaput telur.
Bagian kepala mengandung inti, leher mengandung sentriol, bagian tengah mengandung
mitokondria sebagai penghasil tenaga gerak dan mengandung mikrotubule yang kontraktil.
Bagian prinsipal mengandung filamen aksial dan bagian ujung sebagai flagellum.
Proses pembentukan spermatozoon meliputi 2 komponen yaitu perkembangan inti dan
sitoplasma. Perkembangan sitoplasma spermatogonium sampai spermatosit I bertambah banyak
untuk kemudian terbagi dalam pembelahan meiosis sama besar. Sitoplasma pada perkembangan
dari spermatid ke spermatozoon sebagian besar dikeluarkan dari sel agar sel menjadi langsing
dan lincah.
 Oogenesis
Jenis ini melibatkan proses pembentukan gamet betina haploid yang dikenal sebagai ovum. Ada
dua proses pada jenis oogenesis yaitu pemrograman dan pengemasan genetik. Periode oogenesis
akan berbeda-beda di setiap individu. Pada manusia, ada sekitar 1700 sel germinal primer dalam
gonad wanita saat masih menjadi janin. Sel akan berkembang menjadi sekitar 600.000 oogonia
saat berada di dalam kandungan. Saat berusia lima bulan dalam kandungan, wanita bisa memiliki
tujuh juta oogonia. Namun, sel tersebut dapat mengalami atresia sebelum wanita dilahirkan
sehingga tersisa dua juta oogonia. Atresia dapat berlanjut hingga wanita mengalami pubertas.
Kondisi ini membuat hanya tersisa 60.000 hingga 80.000 folikel primer. Oogenesis selesai
setelah wanita mengalami pubertas. Kebanyakan ovarium vertebrata sepasang, kecuali bangsa
burung (Aves) hanya satu y

Oogenesis terjadi dalam ovarium ang berkembang. Pada dasarnya ovarium terdiri dari bagian
korteks berisi sel telur dan bagian medulla berisi jaringan ikat. Ukuran ovarium tergantung dari
jumlah telur yang diproduksi. Pada mammalia sangat kecil, pada vertebrata rendah relatif besar
dan telur yang dibentuk jumlahnya cukup besar. Ovarium pada masa reproduksi penuh dengan
telur yang masak.
Pengendalian hormon pada oogenesis
Hormon yang terlibat dalam oogenesis mammalia adalah FSH, LTH dan LH yang berasal dari
hipofisa. FSH menstimulasi pertumbuhan sel folikel sehingga menghasilkan estrogen. Estrogen
menstimulasi perkembangan saluran telur. LH menstimulasi perubahan sel folikel menjadi
korpus luteum sehingga menghasilkan progesteron. LTH mempertahankan kehidupan korpus
luteum untuk tetap menghasilkan progesteron, menjaga kehamilan. Kerjasama dari hormon-
hormon tersebut dapat mempertahankan kehidupan sel telur. Ovulasi dipengaruhi oleh
konsentrasi antara FSH dan LH. Hormon dapat mempengaruhi sel target karena adanya protein
reseptor pada sel target. Protein reseptor bereaksi dengan molekul hormon sehingga
menstimulasi adenilsiklase menjadi aktif dalam sitoplasma. Adenil siklase bereaksi dengan
molekul ATP membentuk AMP siklis (cAMP). Molekul ini mengaktivasi kinase, yang akhirnya
dapat mempengaruhi inti sel untuk terjadi transkripsi.
Ovulasi
Oogenesis berakhir dengan keluarnya telur dari ovarium untuk melanjutkan ke proses fertilisasi.
Pada umumnya sel telur vertebrata mengalami pembelahan meiosis pada waktu. Ovulasi pada
telur mammalia terjadi karena LH, tekanan turgor rongga folikel dan kontraksi otot halus pada
theka folikel. Pada katak dan ikan ovulasi dapat terjadi karena jepitan dinding perut karena
kontraksi. Pada Rodentia ovulasi terjadi karena rangsangan kopulasi.
Ada 2 macam cara ovulasi yaitu secara spontan dan secara stimulasi. Pada umumnya terjadi
secara spontan, telur keluar dengan sendirinya misalnya pada ayam, ikan, katak, ternak besar dll.
Ovulasi pada Rodentia terjadi karena rangsang kopulasi yang diteruskan lewat sistem syaraf,
akhirnya sekresi hormon LH memuncak sehingga terjadi ovulasi. Contoh ovulasi demikian itu
pada kelinci dan kucing. Ada kalanya telur tidak mengalami ovulasi karena kelainan atau suatu
ciri khas pada hewan tertentu. Pada ikan Labistes, telurnya mengalami fertilisasi di dalam
ovarium sampai embrio juga berkembang di dalam ovarium.

Peranan gen dalam oogenesis


Peranan inti sel telur dalam vitellogenesis adalah membentuk mRNA untuk sintesis vitellus.
Kegitan sintesis diawali dengan aktivitas gen, membukanya pilin DNA. Kejadian itu dapat
dilihat pada kromosom "lump brush” pada oosit katak Afrika (Xenopus laevis). Transkrripsi
DNA selalu terjadi selama pertumbuhan oosit, meliputi sintesis mRNA, tRNA dan rRNA.
Translasi atau
pembentukan vitellus terjadi dalam ooplasma setelah mRNA keluar dari inti. Cadangan mRNA
selalu disintesis sebanyak mungkin untuk persiapan perkembangan embrio, terutama pada
pembelahan zygot.

Proses Gametogenesis
Proses ini dapat terjadi setelah seseorang memasuki masa pubertas. Ada beberapa fase yang
akan terjadi selama proses spermatogenesis, seperti:
 Fase multiplikasi
 Fase pertumbuhan
 Fase pematangan
 Spermiogenesis
Sedangkan, pada oogenesis, ada beberapa tahap yang akan dilalui, seperti:
 Fase multiplikasi
 Fase pertumbuhan
 Fase pematangan.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Gamet atau sel kelamin adalah sel yang terpenting dalam embriogenesis. Sel kelamin ditentukan
keberadaannya oleh adanya plasma benih (germ plasm) pada sel tersebut. Sel badan (soma) tidak
mengandung plasma benih oleh karena itu mati, sedang sel kelamin potensinyatidak pernah mati
karena diteruskan dari generasi ke generasi melalui proses reproduksi. Asal usul sel kelamin ada
beberapa konsep. Satu pendapat menyatakan bahwa sel kelamin berasal dari epitel germinativum
pendapat lain mengatakan bahwa sel kelamin berasal dari lapisan entoderm embrio yang
mengalami migrasi dan kemudian berkembang dalam gonade. Pada binatang dewasa sel kelamin
jantan diproduksi dalam testis dan pada betina seltelur diproduksi di dalam ovarium.
DAFTAR PUSTAKA

Balinsky. (1976). An Introduction to Embryology. Fourth Edition. W.B. Saunders


Company. Philadelphia.
Carlson, Bruce M. (1988). Patten's Foundations of Embryology. Fifth Edition. Mc Graw
Hill Book Company. New York.
Hafez, E.S.E. (1980). Reproduction in Farm Animals. Lea and Febiger. Philadelphia.
Tienhoven, Ari Van. (1983). Reproductive Physiology of Vertebrate. Second Edition. Cornell
University Press. Ithaca and London.

Anda mungkin juga menyukai