Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apabila kita berbicara tentang jenis kelamin/seks dari suatu makhluk hidup, tentu
perhatian kita akan tertuju pada adanya makhluk berjenis kelamin jantan dan betina.
Perbedaan jenis kelamin pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor:

Faktor Lingkungan. Biasanya yang mengambil peranan disini adalah keadaan


fisiologis. Jika kadar hormon kelamin dalam tubuh tidak seimbang penghasilan
atau peredarannya maka pernyataan fenotip pada suatu makhluk mengenai
kelaminnya dapat berubah. Akibatnya watak kelaminnya mengalami perubahan.
Faktor Genetik. Pada umumnya dapat dikatakan bahwa faktor genetiklah yang
menentukan jenis kelamin suatu makhluk hidup. oleh karena bahan genetik terdapat
di dalam kromosom, maka perbedaan jenis kelamin terdapat dalam kmposisi
kromosom.

Penyelidikan pertama tentang adanya hubungan antara kromosom dengan perbedaan


jenis kelamin telah dilakukan oleh seorang Biologiwan berkebangsaan Jerman bernama H.
Henking pada tahun 6786. Ia dapat menemukan adannya struktur tertentu dalam nucleus
beberapa serangga melalui spermatogenesis. Dikatakan bahwa separuh dari jumlah
spermatozoa pada serangga itu memiliki struktur tersebut, sedangkan yang separuh lainnya
tidak. Henking tidak mengatakan tentang pentingnnya struktur tersebut, melainkan hanya
menamakannya : badan X Ia membedakan spermatozoa atas yang memiliki dan tidak
memiliki badan X.
Pada tahun 1902 C. E. Mc Clung membenarkan penemuan Henking dan melanjutkan
penyelidikannya tentang kromosom pada berbagai jenis belalang. Ia tidak dapat
menemukan badan dalam sel telur belalang betina. Berhubungan dengan itu ia menegaskan
bahwa badan ada hubungannya dengan penentuan jenis kelamin.
Pernahkah kalian memikirkan proses tumbuhnya badan bayi hingga dewasa? Dari bayi,
kita dapat tumbuh menjadi bentuk sekarang ini disebabkan sel-sel di dalam tubuh kita terus-
menerus memperbanyak diri melalui pembelahan sel. Oleh karena itu, pembelahan sel
meru-pakan faktor penting dalam hidup kita. Sel merupakan bagian terkecil yang menyusun
tubuh kita. Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui
1
proses yang disebut pembelahan sel atau reproduksi sel . Pada organ-isme bersel satu
(uniseluler ), seperti bakteri dan protozoa, proses pem-belahan sel merupakan salah satu cara
untuk berkembang biak. Proto-zoa melakukan pembelahan sel dari satu sel menjadi dua,
dari dua sel menjadi empat, dan dari empat sel menjadi delapan, dan seterusnya.
Pada makhluk hidup bersel banyak (multiseluler), pembelahan sel mengakibatkan
bertambahnya sel-sel tubuh. Oleh karena itu, terjadi-lah proses pertumbuhan pada makhluk
hidup. Pembelahan sel juga berlangsung pada sel kelamin atau sel gamet yang bertanggung
jawab dalam proses perkawinan antar individu. Setelah dewasa, sel kelenjar kelamin pada
tubuh manusia membelah membentuk sel-sel kelamin.
Pembuahan, proses penyatuan gamet pria dan wanita,terjadi di ampulla tuba fallopi.
Bagian ini adalah bagian terluas dari saluran telur dan terletak dekat dengan ovarium.
Spermatozoa dapat bertahan hidup di dalam saluran reproduksi wanita selama kira-kira 24
jam.
Kapasitasi adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita,yang pada
manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu itu,suatu selubung glikoprotein dari
protein-protein plasma semen dibuang dari selaput plasma, yang membungkus daerah
akrosom spermatozoa. Hanya sperma yang mengalami kapasitasi yang dapat melewati sel
korona dan mengalami reaksi akrosom.
Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pellusida dan diinduksi oleh protein-
protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-enzim yang diperlukan untuk
menembus zona pelusida, antara lain akrosin dan zat-zat serupa tripsin.

1.2 Tujuan

1. Dapat memahami tentang Gen rangkai kelamin


2. mengetahui berbagai tipe penentuan jenis kelamin organisme
3. Dapat memahami kromatin kelamin dan hipotesis Lyon
4. mengetahui pengaruh hormon kelamin dalam penentuan jenis kelamin
5. mengetahui kelainan kromosom pada manusia
6. Memahami tentang pengertian dan struktur sperma dan ovum.
7. Memahami tentang fertilisasi dan implementasi.
8. Memahami tentang pertumbuhan dan perkembangan embrio.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Penentuan Sex Kromosom
2.1.1 Sejarah

Kegiatan yang menentukan penentuan jenis kelamin sebenarnya sudah ada sejak
tahun 1891 yag dilakukan oleh biologiwan berkebangsaan jerman, yaitu H. henking.
Ia menjadi orang yang pertama dalam penyelidikan mengenai adanya hubungan
antara kromosom dengan perbedaan jenis kelamin pada suatu makhluk hidup dengan
cara mengamati spermatogenase pada beberapa serangga dan menemukan struktur
tertentu dalam nukleusnya, dikatakan bahwa sebagian dari spermatozoa itu memiliki
struktur tersebut sedangkan yang lainnya tidak. Namun, ia tidak mengatakan tentang
pentingnya struktur tersebut dan hanya menamakannya sebagai kutup X.

Kemudian selanjutnya pada tahun 1902, muncul seorang biologiwan yang


mendukung penelitian yang dilakukan oleh H. henking tersebut. Kali ini, dia
mengamati kromosom pada berbagai jenis belalang dan tidak menemukan badan X
pada ovum melainkan hanya pada spermazoa saja. Dengan berlandaskan
penemuannya tersebut dia menegaskan bahwa badan X berhubungan dengan
penentuan jenis kelamin pada makhluk hidup, apakah dia jantan atau betina.

2.1.2 Faktor-faktor Penentu Jenis Kelamin

Semua hal yang mempengaruhi suatu keadaan dari individu yang berkaitan
dengan jenis kelamin baik itu hanya bersifat sementara atau permanen disebut
dengan faktor penentu jenis kelamin. Faktor-faktor penentu jenis kelamin ini ada
yang berasal dari luar yang disebut dengan faktor lingkungan dan ada yang berasal
dari dalam yang disebut dengan faktor genetik.

1. Faktor Lingkungan

Pada beberapa hewan, penentu jenis kelamin bukan karena faktor


genetik melainkan karena adanya faktor luar yang mempengaruhinya yang
dikenal dengan faktor lingkungan, biasanya yang mengambil peranan dalam
faktor lingkungan ini adalah keadaan fisiologis dari suatu hewan tersebut.
Jika kadar hormon kelamin dalam tubuh tidak seimbang penghasilan atau
perederannya, maka pernyataan fenotip pada makhluk mengenai jenis

3
kelmainnya dapat berubah, akibatnya watak kelaminnya pun mengalami
perubahan (Suryo, 2012). Misalnya pada kasus hewan aligator (buaya) yang
jenis kelaminnya ditentukan oleh suhu telur yang di eramnya, pada siput
yang mengalami pergantian jenis kelamin dan pada hewan tingkat rendah
dalam hal ini adalah cacing laut Bonellia viridis yang mana cacing muda
hidup pada rahim dari cacing betina sehingga menjadi cacing jantan.

Penelitian cacing laut ini diteliti oleh F. Baltzer, ia mengatakan bahwa


setiap telur yang baru menetas (cacing muda) yang dilepaskan di dalam air
yang banyak terdapat cacing betina dewasa, maka ada beberapa cacing muda
itu tertarik kedalam rahim cacing betina dan hidup di dalamnya, karena
adanya pengaruh dari ekstrak uterus cacing betina maka cacing tersebut
berkembang menjadi cacing jantan.

2. Faktor Genetik

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa faktor genetiklah yang


menentukan jenis kelamin suatu makhluk, tepatnya adalah komposisi dari
suatu kromosom (karena bahan genetik terdapat didalam kromosom) Pada
beberapa mahkluk hidup dipengaruhi oleh kegiatan yang berlainan dari gen-
gen tunggal. Contohnya pada kasus tanaman jagung, tanaman jagung yang
merupakan tanaman berumah satu. Jika gen (ba) homozigotik, maka bongkol
yang biasa merupakan bunga betina, akan berubah membentuk benangsari.
Sebaliknya jika gen (ts) homozigotik, maka malai yang merupakan bunga
jantan, berubah membentuk putik dan tidak menghasilkan serbuk sari.

2.1.3 Hal-hal yang Mempengaruhi Penentuan Seks

1. Gamet Pembentuk Zigot atau Janin

Di dalam sistem reproduksi manusia, individu baru (bayi) dihasikan dari


bergabungnya dua sel (gamete): ovum atau sel telur yang diproduksi oleh
wanita, dan sperma yang diproduksi oleh pria. Penggabungan dua gamete ini
disebut sebagai fertilisasi, dan sel yang dihasilkan yang akan tumbuh menjadi
individu baru ini disebut sebagai zigot atau janin. Tiap gamete menyumbangkan
setengah dari materi genetis yang ada pada zigot, dan oleh karena itu pada

4
individu yang baru tersebut, setengah dari materi genetis itu disumbangkan oleh
sang ibu dan yang lainnya oleh sang ayah.

2. Sel Reproduksi
Manusia memiliki sistem penentuan kelamin yang menggambarkan
kromosom seks XY untuk pria dan XX untuk wanita. Penentuan jenis kelamin
pada janin bukan ditentukan oleh sel telur pada wanita tapi ditentukan sel
sperma pada pria. Di dalam sistem repropduksi, pria memiliki 2 jenis sperma
yang masing-masing sperma berkromosom X sebagai pembawa sifat
berkelamin wanita dan sperma berkromosom Y sebagai pembawa sifat
berkelamin pria. Sedangkan Wanita hanya memiliki sel telur yang
berkromosom X. Sperma yang berkromosom X membuahi sel telur yang
berkromosom X akan menghasilkan suatu individu yang mengandung
kromosom XX, Maka jadilah bayi berkelamin perempuan. Sedangkan kalau
sperma Y membuahi sel telur yang berkromoson X akan menghasilkan individu
yang berkromosom XY, Jadilah bayi berkelamin laki-laki.

Prinsipnya yang menentukan jenis kelamin seorang anak adalah salah satu
dari berjuta-juta sel sperma berkromosom X atau sperma berkromosom Y yang
berhasil lebih dahulu membuahi sel telur.

3. Perbedaan Sperma X dan Y


Sperma X dan sperma Y memiliki perbedaan baik segi bentuk, umur dan
segi agresivitasnya. Untuk Sperma X bentuknya lebih panjang (lonjong) dan
lebih besar, gerakannya lambat, Umurnya lebih lama (5-6 hari), dan tahan
terhadap asam. Sedangkan Untuk sperma Y bentuknya bundar, dan lebih kecil
(1/3 X), gerakannya cepat, umurnya lebih singkat (2-3 hari), dan kurang tahan
asam.
Sperma X berukuran lebih besar dan mempunyai daya hidup yang lebih
lama (5-6 hari), namun bergerak lebih lambat. Sedangkan sperma Y berukuran
lebih kecil, lebih cepat mati, namun bergerak lebih cepat. Jadi pada dasarnya,
untuk mendapatkan anak perempuan lakukan posisi hubungan seks yang dapat
memperlambat sperma masuk ke rahim dan saluran telur. Sedangkan untuk
mendapatkan anak laki-laki, hubungan seks diarahkan agar penis mencapai

5
vagina secara penuh dimana posisi tersebut dapat mempercepat masuknya
sperma ke dalam vagina, rahim, dan saluran telur sehingga sperma Y akan
melewati lingkungan asam di vagina dan dapat secara cepat mencapai sel telur.
Perlu diketahui, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelahiran anak
dengan jenis kelamin laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih tinggi, yaitu
mencapai 51%.

4. Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan.
mentruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus
menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung
hingga anda monopause (biasanya terjadi sekitar usia 45-55 tahun). Normalnya,
menstruasi berlangsung selama 3-7 hari. siklus menstruasi bervariasi pada tiap
wanita dan hampir 90 % wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15 %
yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus
yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi,
hari dimana pendaharahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian
dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum pendarahan
menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan
sekitar 200.000 sampai 400.000 ribu sel telur yang belum matang (folikel).
normalnya hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode
menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur
tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan
kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk dibuahi. proses pelepasan ini
disebut dengan OVULASI.
Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka
endometrium akan meluruh dan terjadilah proses menstruasi berikutnya.

6
2.1.4 Kromosom Penentu Jenis Kelamin
Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya.
Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin
makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Pada manusia, system yang
digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom seksnua XX
dan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin manusia
secara anatomi baru akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar 2 bulan, karena
sebelum waktu itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan masih bisa berubah
menjadi ovarium atau testis, terkandung pada kondisi hormone di tubuh embrio
tersebut.
Selain untuk menentukan jenis kelamin, kromosom seks pada manusia juga
memiliki banyak gen, khususnya pada kromosom X. cara pewarisan sifatnya sama
dengan pewarisan yang lain. Namun perlu dicatat, bahwa alel terpaut seks dari
seorang ayah akan diwariskan kepada seluruh anak perempuannya, tetapi anak laki-
lakinya tidak akan memperoleh satupun dari alel tersebut. Berbeda sekali dengan
seorang ibu yang bisa mewariskan alel terpaut seksnya kepada anak laki-laki dan
perempuannya. Umumnya, penurunan sifat terpaut seks pada manusia ditentukan
oleh kromosom X, walaupun pada beberapa kasus terdapat juga pada kromosom Y.
Jika penurunan sifat terpaut seks mengacu pada alel yang resesif, maka wanita
baru akan mengekspresikan gen tersebut jika alelnya adalah homozigot. Sedangkan
pria akan segera mengekspresikan alel tersebut jika dia memperolehnya karena
kromosom X yang dimilikinya hanya satu. Itulah sebabnya mengapa pria lebih
banyak menderita kelainan terpaut seks dibandingkan wanita.
Sifat kelamin dari anak sudah ditentukan pada waktu fertilisasi dan bukan oleh
sel telur, melainkan oleh sel mani. Sel-sel wanita maupun pria mempunyai 46 buah
kromosom yaitu 22 pasang kromosom biasa dan sepasang kromosom sel. Perbedaan
antara sel pria dan sel wanita terletak pada kromosom seks.
Dalam proses pematangan dari ovum dan spermatozoa terjadilah pembagian
reduksi, pembagian sedimikan rupa hingga sel-sel yang baru hanya mempunyai
separuh dari jumlah kromosom yang biasa. Jadi, sel telur yang matang mempunyai
22 buah kromosom biasa dan sepasang X kromosom seks. Tetapi, sel mani yang
matang ada dua macam yaitu sel mani dengan 22 buah kromosom biasa dengan
sepasang kromosom X dan Y.

7
Jika spermatozoon dengan 22 buah kromosom biasa dan sebuah kromosom X
membuahi sebuah sel telur maka terjadilah zygote dengan 44 kromosom biasa dan 2
buah X kromosom maka zygote ini akan menjadi anak perempuan.
Jika spermatozoon dengan 22 buah kromosom biasa dan sebuah Y kromosom
membuahi sebuah sel telur, maka terjadilah zygote dengan 44 kromosom biasa
sebuah X kromosom dan sebuah Y kromosom, maka zygote ini akan menjadi anak
laki-laki.
Jadi, yang berpengaruh dalam penentuan jenis kelamin anak adalah sperma dari
pria. Sperma pria mengandung kromosom X dan kromosom Y, sedangkan sel telur
wanita hanya mengandung kromosom X. jadi untuk mendapatkan anak laki-laki,
diperlukan pasangan kromosom X dan Y, sesangkan untuk mendapatkan anak
perempuan dibutuhkan kromosom X dan X.

2.1.5 Kelainan Kromosom Pada Manusia


1. Sindrome Turner:
Individu perempuan yang kehilangan sebuah kromosom X sehingga hanya
memiliki 45 kromosom, dengan formula kromosom 22AAXO. Biasa juga disebut
sebagai wanita XO, ciri ciri:
Wanita
tubuh pendek
leher pendek dan bersayap
dada lebar dan rata
tanda kelamin sekunder tidak muncul
amenore primer/steril keterbelakangan mental.

2. Sindrome Klinefelter:
Individu laki laki dengan kelebihan sebuah kromosom X sehingga memiliki 47
kromosom dengan formula 22AAXXY. Nampak seperti normal terutama pada
kanak kanak namun ketika dewasa menunjukkan ciri ciri:
laki laki
postur tinggi
IQ rendah
steril/infertile

8
ginekomastia
memperlihatkan tanda wanita
testis kecil
lengan dan kaki sangat panjang/tinggi

3. Wanita Super
Wanita dengan kelebihan kromosom X sehingga memiliki 47 kromosom, dengan
formula kromosom 22AAXXX atau disingkat sebagai wanita XXX. Hidupnya
yang tak lama biasa meninggal diwaktu masih kanak kanak karena banyak alat-
alat tubuhnya tidak sempurna perkembangannya. Ciri-ciri:
wanita
alat kelamin dalam dan payudara tidak berkembang
postur tinggi
IQ rendah
infertil.

4. Pria XYY (supermale)


Ciri-ciri:
tubuh ektrim tinggi
IQ 80 118
abnormal alat genetalia luar dan dalam
tidak menimbulkan anomali pada tubuh
lebih agresip dan suka berbuat jahat
Tingkah laku eksplosif
Hiperaktif dan agresif, dan psikopat
Perkembangan seks normal, testosteron normal.

2.2 Pertumbuhan Sel Telur


2.2.1 Definisi
Sel telur (ovum) adalah sel reproduksi (gamet) yang dihasilkan oleh
ovarium dari organisme berjenis kelamin betina. Sel telur manusia, berbentuk bulat,
berdiameter lebih-kurang 145 m, dengan jumlah kromosom 23 (haploid / n). Untuk
terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan

9
nidasi (implantasi) hasil konsepsi. setiap spermatozoa terdiri atas 3 bagian yaitu:
kaput atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan
likleus, ekor, dan bagian yang slindrik (leher) menghubungkan kepala dengan ekor.
Dengan geratan ekornya spermatozoa dapat bergerak cepat. Pewarisan sifat
(informasi genetik) dari pihak wanita,terdapat dalam sel telur ini.Sel telur manusia,
tidak dapat diperbaharui.
Sel telur manusia hanya dibuat sekali, yaitu pada saat masih janin (dalam
kandungan ibu). Indung telur (ovarium) tidak memproduksi sel telur. Ovarium hanya
melepaskan sel telur yang telah matang / siap dilepaskan, dan itupun dapat dipastikan
"hanya sebulan sekali". Sel telur tersebut adalah sel telur yang bertumbuh-kembang
sejak masa janin. Akibatnya, jumlah sel telur senantiasa berkurang, sejalan dengan
bertambahnya peluang kalainan pada "mainboard" sistem informasi genetik
manusia. Semakin tua seorang wanita saat hamil, akan semakin besar pula peluang /
kemungkinan terjadinya anak dengan kelainan / kecacatan.
Ovarium berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen
dan progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-
ciri seks sekunder. Estrogen dan progesteron berperan dalam persiapan dinding
rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu juga berperan dalam
memberikan sinyal kepada hipotalamus dan pituitari dalam mengatur sikuls
menstruasi.
Seluruh proses pembelahan dan perkembangan ovum terjadi pada ovarium.
Ovarium merupakan organ genital yang berjumlah sepasang dan terletak di kanan
dan kiri dari sistem reproduksi wanita. Ovarium memiliki panjang sekitar 3 cm, lebar
2 cm, dan tebal 1 cm. Di dalam ovarium tersusun sel pembentuk ovum yang
berkembang untuk melaksanakan fungsi reproduksi.
Setelah sel telur diovulasikan, maka akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak
pelan menuju rahim. Jika dibuahi oleh sperma di (tuba fallopi), sel telur akan
melakukan implantasi pada dinding uterus dan brkembang menjadi sebuah proses
kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi di tuba fallopi, maka dapat terjadi
kehamilan ektopik, di mana kehamilan tidak terjadi di rahim. Perkembangan janin
pada kehamilan ektopik, dapat terjadi di tuba fallopi sendiri, bibir rahim, bahkan
ovarium.
2.2.2 Struktur Ovum
Beberapa lapisan pelindung, yaitu :
10
1. Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum.
2. Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak di
bagian tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk
spermatozoa.
3. Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat disisi luar
oosit dan merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal.

2.2.3 Proses Pembuahan Sel Telur oleh Sel Sperma

Ovum merupakan gamet betina yang nantinya akan melakukan fusi (penyatuan)
dengan spermatozoon untuk membentuk zigot pada proses pembuahan. Ovum pada
manusia bersifat microlechital yaitu ovum dengan kuning telur yang sedikit dan
memiliki ukuran kecil dengan rata-rata berdiameter 1,5. Membran plasma dari sel
telur disebut membran vitelline, dan memiliki fungsi yang sama seperti pada sel lain,
terutama untuk mengontrol apa yang masuk dan keluar dari mereka.
Zona pelusida, lebih dikenal sebagai jelly mantel, adalah yang tebal, lapisan
berbasis protein meliputi bagian luar membran vitelline yang membantu melindungi
sel telur. Hal ini juga terlibat dalam pengikatan sperma selama pembuahan dan
mencegah lebih dari satu sperma memasuki sel telur.
Lapisan terluar disebut korona radiata. Hal ini terdiri dari beberapa baris sel
granulosa yang mrmbiarkan telur menempel setelah dikeluarkan dari folikel. Korona
radiata menyediakan sel telur dengan protein esensial dan bertindak seperti
pembungkus gelembung, melindunginya saat berjalan menuruni tuba falopi
Pada umumnya, pembuahan mungkin saja terjadi dalam rentang satu minggu
setelah calon ibu selesai haid atau 14 hari sebelum siklus haid berikutnya. Dengan
kata lain, inilah masa subur calon ibu. Dalam 7 - 10 hari berikutnya, sel telur yang
sudah dibuahi akan "tertanam" (implantasi) pada dinding rahim.Pada akhir minggu
berkutnya, sel telur sudah melekat erat dengan plasenta yang menghubungkan janin
dengan ibunya.

Berikut ini gambaran detil proses pembuahan:


1) Sel telur dikeluarkan dari permukaan ovarium sekitar hari ke 14 dari siklus
haid. Sel telur ini ditangkap oleh ujung saluran telur (tuba Fallopii) yang
berbentuk corong, kemudian berjalan di dalam tuba karena adanya kontraksi
otot.

11
2) Fertilisasi atau pembuahan oleh satu sperma umumnya terjadi pada sepertiga
dari panjang saluran telur.
3) Sel yang sudah dibuahi akan membelah diri dalam 24 jam
4) Pembelahan berulang-ulang akan membentuk bola sel yang disebut zigot.
5) Zigot terus membelah diri selama berjalan di dalam saluran.
6) Di dalam bola sel terbentuk rongga kecil berisi cairan yang disebut blastosit.
7) Blastosit sampai di rongga rahim.
8) Implantasi terjadi sekitar hari ke 7, biasanya bagian atas rahim di sisi ovarium
mengeluarkan sel telur. Pada hari ke 10, embrio sudah tertanam erat. Masa
embrionik ini dimulai sejak momen ini sampai minggu ke-8. Setelah minggu
kedelapan, embrio disebut sebagai janin.

2.2.4 Tahapan Perkembangan Sel Telur

Kehamilan diawali dengan terjadinya peleburan sel sperma dengan sel telur.
Peleburan sel sperma dan sel telur terjadi pada minggu pertama kehamilan. Kira-kira
satu jam setelah peleburan, akan terjadi pertukaran gen pada rahim wanita hamil.
Gen ini merupakan aspek pendukung kehidupan yang terdapat pada setiap
kromosom dari inti sel sperma dan sel telur. Sel telur akan bertemu dengan sperma
di tuba falopi. Pertemuan antara sel telur dan sel sperma terjadi setelah sel telur
dilepaskan oleh rahim pada usia kehamilan 3 minggu. Pertemuan antara sel telur dan
sel sperma ini disebut dengan pembuahan.
2.2.5 Fertilisasi dan implantasi

Ribuan sel sperma menemukan jalan menuju rongga uterus; sebagaian kecil,
mencapai lumen tuba falopi. Hanya satu yang diberi kesempatan uintuk menemukan
kehidupan biolohis memlalui fertilisai, dan ini hanya terjadi kadang kadang.
Spermatozoa dalam saluran reproduksi wanita dapat mempertahankan motilitasnya
selama berjam jam atau berhari hari, namun sedikit spermatozoa yang mampu
melakuka fertilisasi setelah lebih dari 24 jam. Fertilisasi ovum oleh spermatozoza
terjadi pada tuba falopi dalam dua menit atau tidak lebih dari beberapa jam sesudah
ovulasi. Speermatozoza dibuang dalam saluran reproduksi atau dalam rongga
peritonium dan saat spermatozoza berdegenerasi, spermatozoa difagositosis oleh sel
darah putih.

12
Spematozoza di kondisikan untuk mebuahi ovum setelah spematozoa memasuki
saluran reproduksi wanita melalui perubahan fisiologis yang dikenal sebagai
kapasitasi . mekanisme ini melibatkan pelepasan membran plasma dan membran
akrosom bagian luar, yang melepaskan enzim yang disebut hialuronidase . kapasitasi
terjadi dalam cairan saluran reproduksi wanita dan merupakan syarat penting untuk
fertilisai. Sperma manusia dapat juga membuahi ovum stelah inkubasi di media
tertentu tanpa harus memasuki saluran reproduksi wanita. Kemmapuan ini
memungkinkan terjadi fertilisasi in vitro.

2.2.6 Transpor melalui tuba fallopi

Tuba falopi adalh struktur yang penting yang krusial dalam fertilisai dan pada
akhirnya implantasi ovum. Pertama, tuba flalopi bernggung jawab mentranspor
ovum dari folikel yang tuptur menuju lumennya yang menyediakan lingkungan
sementara untuk ovum dan spematozoza. Kedua fertilisasi terjadi dituba
falopi,begitu juga pembelahan sel dari ovum yang telah dibuahi selama tahap awal
kehidupan mmanusia, ketiga, tuba falopi mentranspor ovum yang telah dibuahi dan
membelah diriuntuk memasuki uterus.

Tuba falopi diran secarang secara unik untuk berbagai fungsi. Terdiri atas
fimbria dan silis, yang memfasilitasi transpor ovum, struktur ujung tuba yang
memiliki fimbria sangat penting dalam mekanisme pengambilan ovum. Sehelai
fimbria yang terpisah, fimbria ovarica, membentang dari tuba ke ovarium.
Tempatnya melekat. Fimbria fimbria ovarica mengandung berkas otot polos yang
terpisah selama ovulasi, otot ini berkontraksi dan menarik ovarium ke lubang tuba.
Fimbria yang dianggap merangkul ovarium menjelang tau pada saat ovulasi. Fimbria
melakukan gerakn muskular yang memindahkan fimbria ke folikel yang ruptur. Jadi
silia yang melapisi fimbria segera menyentuh kumulus ooforus yang mengelilingi
ovum, dan saat fimbria berdenyut ke arah lumen tuba, mereka membawa masa
kumulu yang lengket melewati ostium tuba ke satu titik yang baik dalam tuba falopi.
Proses pemindahan ovum yang efesien diatur melelui mekanisme ini dan
pengembilan ovum dapat di pastikan walaupun sangat kecil. Setelah ovum dengan
aman melewati ostium tuba, ovum segera di tanspor ke mapjula tuba falopi tempat
terjadinya fertilisasi. Setelah fertilisasi ovum mengalami beberap pembelahan sel,
selam terjadinya pembelahan tersebut ovum ditahan dituba falopi selam kira kira 3

13
hari. Mekanisme penahanan ovum manusia didalam tuba tidak dipahami dengan
baik, pengeluaran ovum secara prematur dari tuba dapat menyebabakna kegagalan
implantasi. Penahanan yang lama dapat menghasilkan kehamilan ektopik, yang
menyebabkan ruptur tuba dan hemoragi.

Transpor ovum kek tuba vallopi dan fertilasasi didalam tuba yang diikuti oleh
pembelahan sel menjadi tahap 8 sampai 16 sel. Hasilnya yang sekarang disebut
sebagai morula, dikirm ke uterus, tempat morula berkembang menjadi sebuah
balastosis dan tertanam di endometrium pada hari ke 6 dampaike 7 setelah fertilisasi.

2.2.7 Fertilisasi dan perubahan setelah fertilisasi

Setelah ovum aman didalam tuba falopi, sel sel yang mengelilingi ovum
berpencar, sel sel ini mulai berpisah, sebagian karena pengaruh enzim hialuronidase
yang terkandung dalam akrosom yang menyelimuti kepala spematozoza.
Spermatozoa memperoleh jalan dari lapisan perifer sel ini; sementar itu korona
radiata (lapisan luar ovum) yang padat mengalami perubahan tertentu. Sel sel ini
mengendur dibawah pengaruh cairan tuba, dan spermatozoa meenemukan jalan
melalui lapisan ini menuju zona pelusida. Sperma menempel erat ke permukaan zona
pelusida dan tempat pengikatan spesifik atau tempat reseptor. Diperkiran zona
pelusida dapat ditembus oleh spematozoza karena ada enzim mirip tipsin (akrosin)
dalam akrosom spermatozoa. Seblum penetrasi dibuat lubang di mebran terluar
akrosom tempat keluarnya kandungan akrosom yang akya enzim. Proses ini yang
disebut reaksi akrosom, menyebabkan hilangnya membran di setengah anterior
kepala sperma. Spermatozoa mmebuat saluran melalui zona pelusida ketika akrom
melarutkan zona yang mengandung protein yang bersentuhan denganya. Setlah
melintasi zona pelusida, spematozoa berada dalam posisi untuk menembus membran
ovum, ketika menembus ovum. Spermatozoa membawa ekornya

Setelah penetrasi selesai terjadi barier fisiologis dan penetrasi ovum oleh
spermatozoa lain dicegah. Segera setelah penetrasi. Nukleus spermatozo dan nukleus
ovum mengalami perubahan karakteristik. Nukleus tersebut menjadi pronukleus;
badan kromati yang teridentifikasi dengan jelas dna nyata. Masing masing
dikandung dalam mebran, pronukleus pria dan wanita melebur membentuk ovum
yang tyelah dibuahi, atau zigot. Sel baru memilki komplemen kromosom yang
lengkap ( 46-23 dari spermatozoa dan 23 dari ovum) segera setelah itu zigot bersel

14
tunggal mengalam i pembelahan sel sperma melalui mitosis. Dalam proses ini,
koromososm pria dan wanita dan gennya bercampur dan akhirnya membelah.
Membentuk 2 set 46 kromosom, masing masing satu set 46 akan menjadi dua sel
yang baru. Pembelahan mitosis yang cepat ini, yang disebut pembelahan
pembelahan diullangi sampai masa yang mengandung 8,16,32,64 sel dihasilkan
secara berturut turut. Pembelahan sel awal ini menghasilkan serangkaian formasi
morfologi yaitu

Zigot: sel yang terbentuk dari fertilisai ovum oleh spermatozoa


Blastomer: sel yang terbentuk dari pembelahan mitosis(zigot)
Morula: bola padat sel yang dibentuk oleh 16 lebih blastomer
Balstosita: masa sel dalam yang dibentuk dari defrensisasi morula lebih
lanjut yang berkembang menjadi embrio dan embrionik

Pada tahap 8 sampai 16 ovum yang mebelah dikirim ke uterus. Ovum yang
ytelah dibuahi kira kira 4 hari berada dalam rongga uterus yang berkembang lebih
lanjut menjadi blastosita sebelum terjadi perlekatan seseungguhnya. Dengan
demikian total interval antra ovulasi dan implantasi dalah sekitar 7 hari. Saat ovum
masih belum menempel dirongga uterus ovum terletak diarea sekresi endometrium
yang kaya glikogen dan menyediakan makanan bergizi.

Smentara itu bebrpaa perubahan terjad di struktur internal ovum yang telah
dibuahi. Cairan muncul ditengan masa yang mirip buah murbei yangmendorong sel
ketepi lingkaran. Pada waktu yang sama jelas terlihat bahwa selubung eksternal ini
disusu oleh dua lapisan berbeda lapisan dalam dan lapisan luar.masa sel pada dalam
disebut blastosista dan berkembang menjadi embrio dan meberan emrionik
(amnion). Lapisan luar adlah smeacam unit pencari makan yang disebut trofoblas. .
fungsi terpenting sel ini dadalah menjamin ketersediaan makan bagi embrionik yang
dikenal sebagai korion.

Ketika ovum memngalami perubahn ini. Lapisan uterus mempersiapkan untuk


menerimanya. Mengingat bahwa ovulasi terjadi pada hari ke 14 dari siklus
menstruasi dan mperjalanan menuju tuba dan persinggahan diuterus membutuhkan
waktu 7 hari, 21 hari dari siklus mentruasi telah berlalu sebelum ovum

15
megembangkan lapisan trofoblas selnya, ini adalah saat lapisan uterus mencapai
ketebalan terbesar dan mengandung banyak air.

2.2.8 Implantasi ovum

Trofoblass bertnagggung jawab untuk perlekata ovum. Bisanya dibagian


dinding atas uterus posterior. Proses ini di selsaikan dengan memakai enzim sel sel
tidak hanya megggali endometrium dan membuat sarang untuk ovum. Tetapi sel
tersebut juga dapat mencerna dinding pembuluh darah kecil yang banyak sel tersebut
temui di bawah permukaan. Aliran darah wanita dihungkan, dan ovum tertanam
dengan dalam dilapisan epitelium uterus, yang dikelilingi oleh sedikit genangan
kecil darah. Tonjolan yang menyerupai jari, atau vili korionik. Berkembang keluar
dari lapisan trofoblas dan meluas keruangan yang terisi darah. Nama lain dari
trofoblas dan nama yang biasanya digunakan saaat kehamilan berkembang, ialah
korion. Vili korionik ini berisi pembuluh darah yang dihungkan ke janin dan sangat
penting karena pembuluh darah tersebut merupakan satu satunya alt utuk
mendapatkan olsigen dan nutrisi dari ibu. Seluruh ovum memnjadi tertutupi vili,
yang tumbuh secara radial dan mmengubah korion menjadi kantong yang berbulu
kasar.

Sel vili korionik mulai mneyekresikan humman chorionic gonadotropin (HCG),


hormon yang mempertahankan produksi progesteron olehbkorpus luteum pada
gilirannya, progesteron menstimulasi dan mendukung pertumbuhan endometrium
dengan menyediakan lingkungan yang cocok untuk meneruskan perkembangan
embrio fengan denikian kehamilan yang baru terbentuk pada dasarnya mampu
memenuhi kebutuhan dasanya sendiri dan mengontrol lingkungannya sendiri.

Selama interval dua minggu setelah fertilisai, ada insiden penting, yaitu
kegagalan kehamilan yang berkaitan dengan perkembangan abnormal pada ovum
yang tidak dibuahi. Kegagalan kehamilan tidak mengejutkan mengingat serangkain
peristiwa rumit yang mencapai puncaknya pada keberhasilan implantasi kehamilan.
Bagi ovum yang terus berthan, minggu ketiga gestasi menandai permulaan tahp
embrio pada pekembngan pranatal saat perkembangan terjadi relatif cepat.

16
2.2.9 Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio

1. Tahap Trimester Pertama


a. Minggu ke-1:
Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun
belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung
berdasarkan hari pertama haid terakhir. Proses pembentukan antara sperma
dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon
bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah
kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom manusia.Selama masa ini, yang
dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen. Sel-sel telur yang
berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi
matahari Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses
pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka
yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun
pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja
yang bisa menembus indung telur.
Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat
bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha
secara tekun menerobos dinding indung telur.
b. Minggu ke-2:
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi
membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur
bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi
32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira
dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah
dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium
c. Minggu ke-3:
Sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar jika sedang
mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan
menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil,
berdiameter 0,1-0,2 mm.
d. Minggu ke-4:

17
Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan
(Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test
kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat
ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan
aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).
e. Minggu ke-5:
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm
adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada
janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta
rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan
membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif.
Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus,
hati, pankreas dan pundi kencing.
f. Minggu ke-6:
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga
bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup.
pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk,
Pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai
tampak.
g. Minggu ke-7:
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram,
kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi
bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik
kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di
dalam paru-paru.
h. Minggu ke-8:
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi
Ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga.
Bronchi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan,
mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku bayi
sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir,
mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran
kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum
sempurna.
18
i. Minggu ke-9:
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang
berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak
Dengan Doppler bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya
sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
j. Minggu ke-10:
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama.
Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru
diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan
panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
k. Minggu ke-11:
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan
dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah
menguap.Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan
menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa
dirasakan ibu.Janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar,
memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa
menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.
l. Minggu ke-12:
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan
kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga
perut.
Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi
meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses
penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter
setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan
kelopak mata.

2. Tahap Timester Kedua


a. Minggu ke-13:
anjang janin (dari puncak kepala sampai sakrum/bokong) ditaksir sekitar
65-78 mm dan berat kira-kira 20 gram. Rahim dapat teraba kira-kira 10 cm
di bawah pusar. Pertumbuhan kepala bayi yang saat ini kira-kira separuh
panjang janin mengalami perlambatan dibanding bagian tubuh lainnya.
19
Perlambatan ini berlangsung terus, hingga di akhir kehamilan akan tampak
proporsional, yakni kira-kira tinggal sepertiga panjang tubuhnya. Kedua
cikal bakal matanya makin hari kian bergeser ke bagian depan wajah meski
masih terpisah jauh satu sama lain.
Sementara telinga bagian luar terus berkembang dan menyerupai telinga
normal. Kulit janin yang masih sangat tipis membuat pembuluh darah
terlihat jelas di bawah kulitnya. Seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut
halus yang disebut lanugo. Kerangka/tulang belulangnya sudah terbentuk di
minggu-minggu sebelumnya dan di minggu-minggu selanjutnya akan
berosifikasi/menahan kalsium dengan sangat cepat, hingga tulangnya jadi
lebih keras.
b. Minggu ke-14:
Panjang mencapai kisaran 80-an mm atau 8 cm dan berat sekitar 25 gram.
Telinga janin menempati posisi normal di sisi kiri dan kanan kepala.
Mata mengarah ke posisi sebenarnya. Leher terus memanjang sementara
dagu tak lagi menyatu ke dada. Alat-alat kelamin bagian luar juga
berkembang lebih nyata, hingga lebih mudah membedakan jenis
kelaminnya.
c. Minggu ke-15:
Panjang janin sekitar 10-11 cm. Berat kira-kira 80 gram. Kehamilan makin
terlihat. Dianjurkan untuk tidak menggunakan jeans. Diperkenankan
menggunakan lotion untuk strie namun dianjurkan tak memakai krim jenis
steroid semisal hidrokortison yang dikhawatirkan bakal terserap ke dalam
sistem peredaran darah ibu dan bisa mengacaukan kerja hormonal.
d. Minggu ke-16:
Kini panjangnya mencapai taksiran 12 cm. Berat kira-kira 100 gram.
Refleks gerak bisa dirasakan ibu, meski masih amat sederhana yang
biasanya terasa sebagai kedutan. Rambut halus di atas bibir atas dan alis
mata juga tampak melengkapi lanugo yang memenuhi seluruh tubuhnya.
Bahkan, jari-jemari kaki dan tangannya dilengkapi dengan sebentuk kuku.
Tungkai kaki yang di awal pembentukannya muncul belakangan, kini lebih
panjang daripada lengan.
Pada usia ini janin memproduksi alfafetoprotein, yaitu protein yang hanya
dijumpai pada darah ibu hamil. Bila kadar protein ini berlebih bisa
20
merupakan pertanda ada masalah serius pada janin, seperti spina bifida.
Sebaliknya, kadar alfafetoprotein yang rendah bersignifikasi dengan
Sindrom Down. Jumlah alfafetoprotein ini sendiri dapat diukur dengan
pemeriksaan air ketuban/amniosentesis dengan menyuntikkan jarum khusus
lewat dinding perut ibu.
e. Minggu ke-17:
Panjang tubuh janin meningkat lebih pesat ketimbang lebarnya, menjadi 13
cm
Berat sekitar 120 gram, hingga bentuk rahim terlihat oval dan bukan
membulat. Akibatnya, rahim terdorong dari rongga panggul mengarah ke
rongga perut. Otomatis usus ibu terdorong nyaris mencapai daerah hati,
hingga kerap terasa menusuk ulu hati. Pertumbuhan rahim yang pesat ini
pun membuat ligamen-ligamen meregang, terutama bila ada gerakan
mendadak. Rasa nyeri atau tak nyaman ini disebut nyeri ligamen rotundum.
Oleh karena itu amat disarankan menjaga sikap tubuh dan tak melakukan
gerakan-gerakan mendadak atau yang menimbulkan peregangan. Lemak
yang juga sering disebut jaringan adiposa mulai terbentuk di bawah kulit
bayi yang semula sedemikian tipis pada minggu ini dan minggu-minggu
berikutnya. Lemak ini berperan penting untuk menjaga kestabilan suhu dan
metabolisme tubuh. Pada beberapa ibu yang pernah hamil, gerakan bayi
mulai bisa dirasakan di minggu ini. Kendati masih samar dan tak selalu bisa
dirasakan setiap saat sepanjang hari. Sedangkan bila kehamilan tersebut
merupakan kehamilan pertama, gerakan yang sama umumnya baru mulai
bisa dirasakan pada minggu ke-20.
f. Minggu ke-18:
Taksiran panjang janin adalah 14 cm. Berat sekitar 150 gram. Rahim dapat
diraba tepat di bawah pusar, ukurannya kira-kira sebesar buah semangka.
Pertumbuhan rahim ke depan akan mengubah keseimbangan tubuh ibu.
Peningkatan mobilitas persendian ikut mempengaruhi perubahaan postur
tubuh sekaligus menyebabkan keluhan punggung. Keluhan ini makin
bertambah bila kenaikan berat badan tak terkendali. Untuk mengatasinya,
biasakan berbaring miring ke kiri, hindari berdiri terlalu lama dan
mengangkat beban berat. Selain itu, sempatkan sesering mungkin
mengistirahatkan kaki dengan mengangkat/mengganjalnya pakai bantal.
21
Mulai usia ini hubungan interaktif antara ibu dan janinnya kian terjalin erat.
Tak mengherankan setiap kali si ibu gembira, sedih, lapar atau merasakan
hal lain, janin pun merasakan hal sama.
g. Minggu ke-19:
Panjang janin diperkirakan 13-15 cm taksiran berat 200 gram. Sistem saraf
janin yang terbentuk di minggu ke-4, di minggu ini makin sempurna
perkembangannya, yakni dengan diproduksi cairan serebrospinalis yang
mestinya bersirkulasi di otak dan saraf tulang belakang tanpa hambatan.
Jika lubang yang ada tersumbat atau aliran cairan tersebut terhalang oleh
penyebab apa pun, kemungkinan besar terjadi hidrosefalus/penumpukan
cairan di otak. Jumlah cairan yang terakumulasi biasanya sekitar 500-1500
ml, namun bisa mencapai 5 liter, Penumpukan ini jelas berdampak fatal
mengingat betapa banyak jumlah jaringan otak janin yang tertekan oleh
cairan tadi.
h. Minggu ke-20:
Panjang janin mencapai kisaran 14-16 cm. Berat sekitar 260 gram.
Kulit yang menutupi tubuh janin mulai bisa dibedakan menjadi dua lapisan,
yakni lapisan epidermis yang terletak di permukaan dan lapisan dermis yang
merupakan lapisan dalam. Epidermis selanjutnya akan membentuk pola-
pola tertentu pada ujung jari, telapak tangan maupun telapak kaki.
Sedangkan lapisan dermis mengandung pembuluh-pembuluh darah kecil,
saraf dan sejumlah besar lemak.
Seiring perkembangannya yang pesat, kebutuhan darah janin pun meningkat
tajam. Agar anemia tak mengancam kehamilan, ibu harus mencukupi
kebutuhannya akan asupan zat besi, baik lewat konsumsi makanan bergizi
seimbang maupun suplemen yang dianjurkan dokter.
i. Minggu ke-21:
Beratnya sekitar 350 gram. Panjang kira-kira 18 cm. Pada minggu ini,
berbagai sistem organ tubuh mengalami pematangan fungsi dan
perkembangan. Dengan perut yang kian membuncit dan keseimbangan
tubuh yang terganggu, bukan saatnya lagi melakukan olahraga kontak
seperti basket yang kemungkinan terjatuhnya besar. Hindari pula olahraga
peregangan ataupun yang bersikap kompetitif, semisal golf atau bahkan
lomba lari.
22
j. Minggu ke-22:
Berat mencapai taksiran 400-500 gram. Panjang sekitar 19 cm. Ibu kian
mampu beradaptasi dengan kehamilannya. Kekhawatiran bakal terjadi
keguguran juga sudah pupus. Keluhan mual-muntah sudah berlalu dan kini
nafsu makannya justru sedang menggebu. Mesti berhati-hati agar tak terjadi
pertambahan berat badan yang berlebih. Ciri khas usia kehamilan ini adalah
substansi putih mirip pasta penutup kulit tubuh janin yang disebut vernix
caseosa. Fungsinya melindungi kulit janin terhadap cairan ketuban maupun
kelak saat berada di jalan lahir. Di usia ini pula kelopak mata mulai
menjalankan fungsinya untuk melindungi mata dengan gerakan menutup
dan membuka. Jantung janin yang terbentuk di minggu ke-5 pun mengalami
modifikasi sedemikian rupa dan mulai menjalankan fungsinya memompa
darah sebagai persiapannya kelak saat lahir ke dunia.
k. Minggu ke-23:
Tubuh janin tak lagi terlihat kelewat ringkih karena bertambah montok
dengan berat hampir mencapai 550 gram. Panjang sekitar 20 cm. Kulitnya
masih tampak keriput karena kandungan lemak di bawah kulitnya tak
sebanyak saat ia dilahirkan kelak. Wajah dan tubuhnya secara keseluruhan
amat mirip dengan penampilannya sewaktu dilahirkan nanti. Rambut lanugo
yang menutup sekujur tubuhnya kadang berwarna lebih gelap di usia
kehamilan ini.
l. Minggu ke-24:
Janin makin terlihat berisi dengan berat yang diperkirakan mencapai 600
gram Panjang sekitar 21 cm. Rahim terletak sekitar 5 cm di atas pusar atau
sekitar 24 cm di atas simfisis pubis/tulang kemaluan. Kelopak-kelopak
matanya kian sempurna dilengkapi bulu mata. Pendengarannya berfungsi
penuh. Terbukti, janin mulai bereaksi dengan menggerakkan tubuhnya
secara lembut jika mendengar irama musik yang disukainya. Begitu juga ia
akan menunjukkan respon khas saat mendengar suara-suara bising atau
teriakan yang tak disukainya.
m. Minggu ke-25:
Berat bayi kini mencapai sekitar 700 gram. Panjang dari puncak kepala
sampai bokong kira-kira 22 cm. Jarak dari puncak rahim ke simfisis pubis
sekitar 25 cm. Bila ada indikasi medis, umumnya akan dilakukan USG
23
berseri seminggu 2 kali untuk melihat apakah perkembangan bayi terganggu
atau tidak. Di antaranya hipertensi ataupun preeklampsia yang membuat
pembuluh darah menguncup, hingga suplai nutrisi jadi terhambat.
Akibatnya, terjadi IUGR (Intra Uterin Growth Retardation atau
perkembangan janin terhambat). Begitu juga bila semula tidak ada, tiba-tiba
muncul gangguan asma selama kehamilan. Jika dari hasil pantauan ternyata
tak terjadi perkembangan semestinya, akan dipertimbangkan untuk
membesarkan janin di luar rahim dengan mengakhiri kehamilan. Dengan
sejumlah syarat ketat yang mengikuti.
n. Minggu ke-26:
Di usia ini berat bayi diperkirakan hampir mencapai 850 gram. Panjang dari
bokong dan puncak kepala sekitar 23 cm. Denyut jantung sudah jelas-jelas
terdengar, normalnya 120-160 denyut per menit. Ketidaknormalan seputar
denyut jantung harus dicermati karena bukan tak mungkin merupakan gejala
ada keluhan serius. Sementara rasa tak nyaman berupa keluhan nyeri
pinggang, kram kaki dan sakit kepala akan lebih sering dirasakan si
ibu.Keluhan nyeri di bawah tulang rusuk dan perut bagian bawah, terutama
saat bayi bergerak. Sebab, rahim jadi makin besar yang akan memberi
tekanan pada semua organ tubuh. Termasuk usus kecil, kantung kemih dan
rektum yang menyebabkan ibu hamil jadi terkena sembelit, namun terpaksa
bolak-balik ke kamar mandi karena beser.
o. Minggu ke-27:
Bayi kini beratnya melebihi 1000 gram. Panjang totalnya mencapai 34 cm
dengan panjang bokong ke puncak kepala sekitar 24 cm. Di minggu ini
kelopak mata mulai membuka. Sementara retina yang berada di bagian
belakang mata, membentuk lapisan-lapisan yang berfungsi menerima
cahaya dan informasi mengenai pencahayaan itu sekaligus meneruskannya
ke otak.
Jika terjadi kesalahan pembentukan lapisan-lapisan inilah yang kelak
memunculkan katarak kongenital/bawaan saat bayi dilahirkan. Lensa jadi
berkabut atau keputihan. Walaupun dipicu oleh faktor genetik, katarak
bawaan ini ditemukan pada anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang
terserang rubella pada usia kehamilan di minggu-minggu akhir trimester
dua.
24
p. Minggu ke-28:
Puncak rahim berada kira-kira 8 cm di atas pusar. Gerakan janin makin kuat
dengan intensitas yang makin sering, sementara denyut jantungnya pun kian
mudah didengar. Tubuhnya masih terlihat kurus meski mencapai berat
sekitar 1100 gram dengan kisaran panjang 35-38 cm. Kendati dibanding
minggu-minggu sebelumnya lebih berisi dengan bertambah jumlah lemak di
bawah kulitnya yang terlihat kemerahan. Jumlah jaringan otak di usia
kehamilan ini meningkat. Begitu juga rambut kepalanya terus bertumbuh
makin panjang. Alis dan kelopak matanya pun terbentuk, sementara selaput
yang semula menutupi bola matanya sudah hilang.

3. Tahap Timester Ketiga


a. Minggu ke-29:Beratnya sekitar 1250 gram. Panjang rata-rata 37 cm.
Kelahiran prematur mesti diwaspadai karena umumnya meningkatkan
keterlambatan perkembangan fisik maupun mentalnya. Bila dilahirkan di
minggu ini, ia mampu bernapas meski dengan susah payah. Ia pun bisa
menangis, kendati masih terdengar lirih. Kemampuannya bertahan untuk
hidup pun masih tipis karena perkembangan paru-parunya belum sempurna.
Meski dengan perawatan yang baik dan terkoordinasi dengan ahli lain yang
terkait, kemungkinan hidup bayi prematur pun cukup besar.
b. Minggu ke-30:
Beratnya mencapai 1400 gram Kisaran panjang 38 cm. Puncak rahim yang
berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak nyaman, terutama
pada panggul dan perut seiring bertambah besar kehamilan. Mulai denyutan
halus, sikutan/tendangan sampai gerak cepat meliuk-liuk yang
menimbulkan rasa nyeri. Aktifnya gerakan ini tak mustahil akan
membentuk simpul-simpul pada tali pusat. Bila sampai membentuk simpul
mati tentu sangat membahayakan karena suplai gizi dan oksigen dari ibu
jadi terhenti atau paling tidak terhambat
c. Minggu ke-31:
Berat bayi sekitar 1600 gram. Taksiran panjang 40 cm. Waspadai bila pada
ibu muncul gejala nyeri di bawah tulang iga sebelah kanan, sakit kepala
maupun penglihatan berkunang-kunang. Terutama bila disertai tekanan
darah tinggi yang mencapai peningkatan lebih dari 30 ml/Hg. Itu sebab,
25
pemeriksaan tekanan darah rutin dilakukan pada setiap kunjungan ke
bidan/dokter.
Cermati pula gangguan aliran darah ke anggota tubuh bawah yang membuat
kaki jadi bengkak. Pada gangguan ringan, anjuran untuk lebih banyak
beristirahat dengan berbaring miring sekaligus mengurangi aktivitas, bisa
membantu.
d. Minggu ke-32:
Pada usia ini berat bayi harus berkisar 1800-2000 gram. Panjang tubuh 42
cm.
Kunjungan rutin diperketat/lebih intensif dari sebulan sekali menjadi 2
minggu sekali.
e. Minggu ke-33:
Beratnya lebih dari 2000 gram. Panjangnya sekitar 43 cm. Di minggu ini
mesti diwaspadai terjadi abrupsio plasenta atau plasenta lepas dari dinding
rahim.
f. Minggu ke-34:
Berat bayi hampir 2275 gram. Taksiran panjang sekitar 44 cm. Idealnya, di
minggu ini dilakukan tes untuk menilai kondisi kesehatan si bayi secara
umum. Penggunaan USG bisa dimanfaatkan untuk pemeriksaan ini,
terutama evaluasi terhadap otak, jantung dan organ lain. Sedangkan
pemeriksaan lain yang biasa dilakukan adalah tes non-stres dan profil
biofisik.
g. Minggu ke-35:
Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm. Berat 2450 gram. Mulai minggu
ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-parunya. Ini sangat penting
karena kematangan paru-paru sangat menentukan life viabilitas atau
kemampuan si bayi untuk bertahan hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini
sendiri akan dilakukan lewat pengambilan cairan amnion untuk menilai
lesitin spingomyelin atau selaput tipis yang menyelubungi paru-paru.
h. Minggu ke-36:
Berat bayi harusnya mencapai 2500 gram. Panjang 46 cm. Pemeriksaan rutin
diperketat jadi seminggu sekali.
i. Minggu ke-37:

26
Dengan panjang 47 cm. Berat 2950 gram. Di usia ini bayi dikatakan aterm
atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang
untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan
posisi siap lahir. Kendati sebagian kecil di antaranyadengan posisi sungsang.
Di minggu ini biasanya dilakukan pula pemeriksaan dalam untuk
mengevaluasi kondisi kepala bayi, perlunakan jalan lahir guna mengetahui
sudah mencapai pembukaan berapa.
j. Minggu ke-38:
Berat bayi sekitar 3100 gram. Panjang 48 cm. Rasa cemas menanti-nantikan
saat melahirkan yang mendebarkan bisa membuat ibu mengalami puncak
gangguan emosional. Ibu dapat melakukan relaksasi dengan melatih
pernapasan sebagai bekal menjelang persalinan. Meski biasanya akan
ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di usia
kehamilan 38 minggu.
k. Minggu ke-39:
Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram. Panjang
sekitar 49 cm. Di minggu ini perlu siaga menjaga agar kehamilan jangan
sampai postmatur atau lewat waktu. Karena bila terjadi hal demikian,
plasenta tak mampu lagi menjalani fungsinya untuk menyerap suplai
makanan dari ibu ke bayi, hingga kekurangan gizi. Penurunan fungsi
plasenta bisa diketahui berdasarkan evaluasi terhadap fungsi dinamik janin,
arus darah, napas dan gerak bayi serta denyut jantungnya lewat pemeriksaan
CTG (kardiotokografi), USG maupun doppler. Dari hasil evaluasi tersebut
akan dinilai apakah memungkinkan dan memang saatnya untuk memberi
induksi persalinan. Kalau fungsi arus darahnya tak baik, tentu tak dianjurkan
lahir per vaginam yang justru berisiko bayi mengalami hipoksia.
l. Minggu ke-40:
Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm. Berat sekitar 3300 gram. Betul-
betul cukup bulan dan siap dilahirkan. Jika laki-laki, testisnya sudah turun
ke skrotum. Pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah
berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian dalam).

27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa pada sel spermatogonia
melalui tahap mitosis dan miosis. Sel tersebut terdapat pada dinding tubulus seminiferus
yang terdapat pada testis. Selain sel spermatogonia, pada tbulus seminiferus juga terdapat
sel sertoli dan sel leydig berfungsi untuk menghasilkan testosteron.

Pada pembentukan sperma dipengaruhi oleh beberapa hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofisis yaitu LH dan FSH. Fungsi LH (Letuinizing Hormone) adalah untuk
merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Sedangkan fungsi FSH
(Folicle Stimulating Hormone) adalah untuk merangsang sel sartoli untuk menghasilkan
ABP (Androgen Binding Protein) fungsi ABP adalah untuk memacu spermatogonium
untuk memulai proses spermatogenesis.

Determinasi seks adalah penentuan jenis kelamin suatu organisme yang ditentukan
oleh kromosom seks (gonosom). Sistem penentuan jenis kelamin bisa dicari berdasarkan
macam pasangan kromosom kelamin atau berdasarkan jumlah sel kromosom yang dimiliki
individu. Spesies mempunyai sepasang kromosom kelamin. Pada mamalia, termasuk
manusia, betina memiliki sepasang kromosom kelamin yang sama (XX), dan pada jantan
pasangan kromosom yang berbeda (XY). Manusia memiliki 23 pasang kromosom.

Peran kromosom X dan Y manusia adalah pada kromosom X membawa gen-gen yang
menentukan sifat perempuan, sedangkan kromosom Y merupakan kromosom yang
memiliki gen-gen untuk sifat laki-laki. Kelainan kromosom pada manusia dapat dibeakan
menjadi 4, yaitu ; kelainan pada kromosom kelamin,sindrom klinefelter, wanita super dan
pria XYY. Kelainan autosom dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan. Contoh yang
banyak terjadi di indonesi yaitu down syndrome. Penentuan jenis kelamin juga dapat
dipengaruhi oleh lingkunga luar dan kegiatan yang berlainan .

3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini.

28

Anda mungkin juga menyukai