PENDAHULUAN
Apabila kita berbicara tentang jenis kelamin/seks dari suatu makhluk hidup, tentu
perhatian kita akan tertuju pada adanya makhluk berjenis kelamin jantan dan betina.
Perbedaan jenis kelamin pada umumnya dipengaruhi oleh dua faktor:
1.2 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Penentuan Sex Kromosom
2.1.1 Sejarah
Kegiatan yang menentukan penentuan jenis kelamin sebenarnya sudah ada sejak
tahun 1891 yag dilakukan oleh biologiwan berkebangsaan jerman, yaitu H. henking.
Ia menjadi orang yang pertama dalam penyelidikan mengenai adanya hubungan
antara kromosom dengan perbedaan jenis kelamin pada suatu makhluk hidup dengan
cara mengamati spermatogenase pada beberapa serangga dan menemukan struktur
tertentu dalam nukleusnya, dikatakan bahwa sebagian dari spermatozoa itu memiliki
struktur tersebut sedangkan yang lainnya tidak. Namun, ia tidak mengatakan tentang
pentingnya struktur tersebut dan hanya menamakannya sebagai kutup X.
Semua hal yang mempengaruhi suatu keadaan dari individu yang berkaitan
dengan jenis kelamin baik itu hanya bersifat sementara atau permanen disebut
dengan faktor penentu jenis kelamin. Faktor-faktor penentu jenis kelamin ini ada
yang berasal dari luar yang disebut dengan faktor lingkungan dan ada yang berasal
dari dalam yang disebut dengan faktor genetik.
1. Faktor Lingkungan
3
kelmainnya dapat berubah, akibatnya watak kelaminnya pun mengalami
perubahan (Suryo, 2012). Misalnya pada kasus hewan aligator (buaya) yang
jenis kelaminnya ditentukan oleh suhu telur yang di eramnya, pada siput
yang mengalami pergantian jenis kelamin dan pada hewan tingkat rendah
dalam hal ini adalah cacing laut Bonellia viridis yang mana cacing muda
hidup pada rahim dari cacing betina sehingga menjadi cacing jantan.
2. Faktor Genetik
4
individu yang baru tersebut, setengah dari materi genetis itu disumbangkan oleh
sang ibu dan yang lainnya oleh sang ayah.
2. Sel Reproduksi
Manusia memiliki sistem penentuan kelamin yang menggambarkan
kromosom seks XY untuk pria dan XX untuk wanita. Penentuan jenis kelamin
pada janin bukan ditentukan oleh sel telur pada wanita tapi ditentukan sel
sperma pada pria. Di dalam sistem repropduksi, pria memiliki 2 jenis sperma
yang masing-masing sperma berkromosom X sebagai pembawa sifat
berkelamin wanita dan sperma berkromosom Y sebagai pembawa sifat
berkelamin pria. Sedangkan Wanita hanya memiliki sel telur yang
berkromosom X. Sperma yang berkromosom X membuahi sel telur yang
berkromosom X akan menghasilkan suatu individu yang mengandung
kromosom XX, Maka jadilah bayi berkelamin perempuan. Sedangkan kalau
sperma Y membuahi sel telur yang berkromoson X akan menghasilkan individu
yang berkromosom XY, Jadilah bayi berkelamin laki-laki.
Prinsipnya yang menentukan jenis kelamin seorang anak adalah salah satu
dari berjuta-juta sel sperma berkromosom X atau sperma berkromosom Y yang
berhasil lebih dahulu membuahi sel telur.
5
vagina secara penuh dimana posisi tersebut dapat mempercepat masuknya
sperma ke dalam vagina, rahim, dan saluran telur sehingga sperma Y akan
melewati lingkungan asam di vagina dan dapat secara cepat mencapai sel telur.
Perlu diketahui, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelahiran anak
dengan jenis kelamin laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih tinggi, yaitu
mencapai 51%.
4. Siklus Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai
dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan.
mentruasi yang terjadi terus menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus
menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada usia 11 tahun dan berlangsung
hingga anda monopause (biasanya terjadi sekitar usia 45-55 tahun). Normalnya,
menstruasi berlangsung selama 3-7 hari. siklus menstruasi bervariasi pada tiap
wanita dan hampir 90 % wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10-15 %
yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki siklus
yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan.
Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi,
hari dimana pendaharahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian
dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu satu hari sebelum pendarahan
menstruasi bulan berikutnya dimulai.
Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan
sekitar 200.000 sampai 400.000 ribu sel telur yang belum matang (folikel).
normalnya hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode
menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur
tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan
kemudian berjalan menuju tuba falopi untuk dibuahi. proses pelepasan ini
disebut dengan OVULASI.
Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka
endometrium akan meluruh dan terjadilah proses menstruasi berikutnya.
6
2.1.4 Kromosom Penentu Jenis Kelamin
Penentuan seks pada makhluk hidup ditentukan oleh kromosom seksnya.
Terdapat beberapa macam cara yang digunakan untuk menentukan jenis kelamin
makhluk hidup berdasarkan kromosom seksnya. Pada manusia, system yang
digunakan adalah X-Y. Betina normal akan dihasilkan jika kromosom seksnua XX
dan jantan normal jika kromosom seksnya XY. Tanda-tanda jenis kelamin manusia
secara anatomi baru akan mulai terlihat pada umur embrio sekitar 2 bulan, karena
sebelum waktu itu, bentuk gonadnya cenderung sama dan masih bisa berubah
menjadi ovarium atau testis, terkandung pada kondisi hormone di tubuh embrio
tersebut.
Selain untuk menentukan jenis kelamin, kromosom seks pada manusia juga
memiliki banyak gen, khususnya pada kromosom X. cara pewarisan sifatnya sama
dengan pewarisan yang lain. Namun perlu dicatat, bahwa alel terpaut seks dari
seorang ayah akan diwariskan kepada seluruh anak perempuannya, tetapi anak laki-
lakinya tidak akan memperoleh satupun dari alel tersebut. Berbeda sekali dengan
seorang ibu yang bisa mewariskan alel terpaut seksnya kepada anak laki-laki dan
perempuannya. Umumnya, penurunan sifat terpaut seks pada manusia ditentukan
oleh kromosom X, walaupun pada beberapa kasus terdapat juga pada kromosom Y.
Jika penurunan sifat terpaut seks mengacu pada alel yang resesif, maka wanita
baru akan mengekspresikan gen tersebut jika alelnya adalah homozigot. Sedangkan
pria akan segera mengekspresikan alel tersebut jika dia memperolehnya karena
kromosom X yang dimilikinya hanya satu. Itulah sebabnya mengapa pria lebih
banyak menderita kelainan terpaut seks dibandingkan wanita.
Sifat kelamin dari anak sudah ditentukan pada waktu fertilisasi dan bukan oleh
sel telur, melainkan oleh sel mani. Sel-sel wanita maupun pria mempunyai 46 buah
kromosom yaitu 22 pasang kromosom biasa dan sepasang kromosom sel. Perbedaan
antara sel pria dan sel wanita terletak pada kromosom seks.
Dalam proses pematangan dari ovum dan spermatozoa terjadilah pembagian
reduksi, pembagian sedimikan rupa hingga sel-sel yang baru hanya mempunyai
separuh dari jumlah kromosom yang biasa. Jadi, sel telur yang matang mempunyai
22 buah kromosom biasa dan sepasang X kromosom seks. Tetapi, sel mani yang
matang ada dua macam yaitu sel mani dengan 22 buah kromosom biasa dengan
sepasang kromosom X dan Y.
7
Jika spermatozoon dengan 22 buah kromosom biasa dan sebuah kromosom X
membuahi sebuah sel telur maka terjadilah zygote dengan 44 kromosom biasa dan 2
buah X kromosom maka zygote ini akan menjadi anak perempuan.
Jika spermatozoon dengan 22 buah kromosom biasa dan sebuah Y kromosom
membuahi sebuah sel telur, maka terjadilah zygote dengan 44 kromosom biasa
sebuah X kromosom dan sebuah Y kromosom, maka zygote ini akan menjadi anak
laki-laki.
Jadi, yang berpengaruh dalam penentuan jenis kelamin anak adalah sperma dari
pria. Sperma pria mengandung kromosom X dan kromosom Y, sedangkan sel telur
wanita hanya mengandung kromosom X. jadi untuk mendapatkan anak laki-laki,
diperlukan pasangan kromosom X dan Y, sesangkan untuk mendapatkan anak
perempuan dibutuhkan kromosom X dan X.
2. Sindrome Klinefelter:
Individu laki laki dengan kelebihan sebuah kromosom X sehingga memiliki 47
kromosom dengan formula 22AAXXY. Nampak seperti normal terutama pada
kanak kanak namun ketika dewasa menunjukkan ciri ciri:
laki laki
postur tinggi
IQ rendah
steril/infertile
8
ginekomastia
memperlihatkan tanda wanita
testis kecil
lengan dan kaki sangat panjang/tinggi
3. Wanita Super
Wanita dengan kelebihan kromosom X sehingga memiliki 47 kromosom, dengan
formula kromosom 22AAXXX atau disingkat sebagai wanita XXX. Hidupnya
yang tak lama biasa meninggal diwaktu masih kanak kanak karena banyak alat-
alat tubuhnya tidak sempurna perkembangannya. Ciri-ciri:
wanita
alat kelamin dalam dan payudara tidak berkembang
postur tinggi
IQ rendah
infertil.
9
nidasi (implantasi) hasil konsepsi. setiap spermatozoa terdiri atas 3 bagian yaitu:
kaput atau kepala yang berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan
likleus, ekor, dan bagian yang slindrik (leher) menghubungkan kepala dengan ekor.
Dengan geratan ekornya spermatozoa dapat bergerak cepat. Pewarisan sifat
(informasi genetik) dari pihak wanita,terdapat dalam sel telur ini.Sel telur manusia,
tidak dapat diperbaharui.
Sel telur manusia hanya dibuat sekali, yaitu pada saat masih janin (dalam
kandungan ibu). Indung telur (ovarium) tidak memproduksi sel telur. Ovarium hanya
melepaskan sel telur yang telah matang / siap dilepaskan, dan itupun dapat dipastikan
"hanya sebulan sekali". Sel telur tersebut adalah sel telur yang bertumbuh-kembang
sejak masa janin. Akibatnya, jumlah sel telur senantiasa berkurang, sejalan dengan
bertambahnya peluang kalainan pada "mainboard" sistem informasi genetik
manusia. Semakin tua seorang wanita saat hamil, akan semakin besar pula peluang /
kemungkinan terjadinya anak dengan kelainan / kecacatan.
Ovarium berfungsi mengeluarkan hormon steroid dan peptida seperti estrogen
dan progesteron. Kedua hormon ini penting dalam proses pubertas wanita dan ciri-
ciri seks sekunder. Estrogen dan progesteron berperan dalam persiapan dinding
rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi. Selain itu juga berperan dalam
memberikan sinyal kepada hipotalamus dan pituitari dalam mengatur sikuls
menstruasi.
Seluruh proses pembelahan dan perkembangan ovum terjadi pada ovarium.
Ovarium merupakan organ genital yang berjumlah sepasang dan terletak di kanan
dan kiri dari sistem reproduksi wanita. Ovarium memiliki panjang sekitar 3 cm, lebar
2 cm, dan tebal 1 cm. Di dalam ovarium tersusun sel pembentuk ovum yang
berkembang untuk melaksanakan fungsi reproduksi.
Setelah sel telur diovulasikan, maka akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak
pelan menuju rahim. Jika dibuahi oleh sperma di (tuba fallopi), sel telur akan
melakukan implantasi pada dinding uterus dan brkembang menjadi sebuah proses
kehamilan. Jika pembuahan tidak terjadi di tuba fallopi, maka dapat terjadi
kehamilan ektopik, di mana kehamilan tidak terjadi di rahim. Perkembangan janin
pada kehamilan ektopik, dapat terjadi di tuba fallopi sendiri, bibir rahim, bahkan
ovarium.
2.2.2 Struktur Ovum
Beberapa lapisan pelindung, yaitu :
10
1. Membran Vitellin yaitu lapisan transparan di bagian dalam ovum.
2. Zona Pellusida yaitu lapisan pelidung ovum yang tebal dan terletak di
bagian tengah. Terdiri dari protein dan mengandung reseptor untuk
spermatozoa.
3. Korona Radiata yaitu merupakan sel-sel granulosa yang melekat disisi luar
oosit dan merupakan mantel terluar ovum yang paling tebal.
Ovum merupakan gamet betina yang nantinya akan melakukan fusi (penyatuan)
dengan spermatozoon untuk membentuk zigot pada proses pembuahan. Ovum pada
manusia bersifat microlechital yaitu ovum dengan kuning telur yang sedikit dan
memiliki ukuran kecil dengan rata-rata berdiameter 1,5. Membran plasma dari sel
telur disebut membran vitelline, dan memiliki fungsi yang sama seperti pada sel lain,
terutama untuk mengontrol apa yang masuk dan keluar dari mereka.
Zona pelusida, lebih dikenal sebagai jelly mantel, adalah yang tebal, lapisan
berbasis protein meliputi bagian luar membran vitelline yang membantu melindungi
sel telur. Hal ini juga terlibat dalam pengikatan sperma selama pembuahan dan
mencegah lebih dari satu sperma memasuki sel telur.
Lapisan terluar disebut korona radiata. Hal ini terdiri dari beberapa baris sel
granulosa yang mrmbiarkan telur menempel setelah dikeluarkan dari folikel. Korona
radiata menyediakan sel telur dengan protein esensial dan bertindak seperti
pembungkus gelembung, melindunginya saat berjalan menuruni tuba falopi
Pada umumnya, pembuahan mungkin saja terjadi dalam rentang satu minggu
setelah calon ibu selesai haid atau 14 hari sebelum siklus haid berikutnya. Dengan
kata lain, inilah masa subur calon ibu. Dalam 7 - 10 hari berikutnya, sel telur yang
sudah dibuahi akan "tertanam" (implantasi) pada dinding rahim.Pada akhir minggu
berkutnya, sel telur sudah melekat erat dengan plasenta yang menghubungkan janin
dengan ibunya.
11
2) Fertilisasi atau pembuahan oleh satu sperma umumnya terjadi pada sepertiga
dari panjang saluran telur.
3) Sel yang sudah dibuahi akan membelah diri dalam 24 jam
4) Pembelahan berulang-ulang akan membentuk bola sel yang disebut zigot.
5) Zigot terus membelah diri selama berjalan di dalam saluran.
6) Di dalam bola sel terbentuk rongga kecil berisi cairan yang disebut blastosit.
7) Blastosit sampai di rongga rahim.
8) Implantasi terjadi sekitar hari ke 7, biasanya bagian atas rahim di sisi ovarium
mengeluarkan sel telur. Pada hari ke 10, embrio sudah tertanam erat. Masa
embrionik ini dimulai sejak momen ini sampai minggu ke-8. Setelah minggu
kedelapan, embrio disebut sebagai janin.
Kehamilan diawali dengan terjadinya peleburan sel sperma dengan sel telur.
Peleburan sel sperma dan sel telur terjadi pada minggu pertama kehamilan. Kira-kira
satu jam setelah peleburan, akan terjadi pertukaran gen pada rahim wanita hamil.
Gen ini merupakan aspek pendukung kehidupan yang terdapat pada setiap
kromosom dari inti sel sperma dan sel telur. Sel telur akan bertemu dengan sperma
di tuba falopi. Pertemuan antara sel telur dan sel sperma terjadi setelah sel telur
dilepaskan oleh rahim pada usia kehamilan 3 minggu. Pertemuan antara sel telur dan
sel sperma ini disebut dengan pembuahan.
2.2.5 Fertilisasi dan implantasi
Ribuan sel sperma menemukan jalan menuju rongga uterus; sebagaian kecil,
mencapai lumen tuba falopi. Hanya satu yang diberi kesempatan uintuk menemukan
kehidupan biolohis memlalui fertilisai, dan ini hanya terjadi kadang kadang.
Spermatozoa dalam saluran reproduksi wanita dapat mempertahankan motilitasnya
selama berjam jam atau berhari hari, namun sedikit spermatozoa yang mampu
melakuka fertilisasi setelah lebih dari 24 jam. Fertilisasi ovum oleh spermatozoza
terjadi pada tuba falopi dalam dua menit atau tidak lebih dari beberapa jam sesudah
ovulasi. Speermatozoza dibuang dalam saluran reproduksi atau dalam rongga
peritonium dan saat spermatozoza berdegenerasi, spermatozoa difagositosis oleh sel
darah putih.
12
Spematozoza di kondisikan untuk mebuahi ovum setelah spematozoa memasuki
saluran reproduksi wanita melalui perubahan fisiologis yang dikenal sebagai
kapasitasi . mekanisme ini melibatkan pelepasan membran plasma dan membran
akrosom bagian luar, yang melepaskan enzim yang disebut hialuronidase . kapasitasi
terjadi dalam cairan saluran reproduksi wanita dan merupakan syarat penting untuk
fertilisai. Sperma manusia dapat juga membuahi ovum stelah inkubasi di media
tertentu tanpa harus memasuki saluran reproduksi wanita. Kemmapuan ini
memungkinkan terjadi fertilisasi in vitro.
Tuba falopi adalh struktur yang penting yang krusial dalam fertilisai dan pada
akhirnya implantasi ovum. Pertama, tuba flalopi bernggung jawab mentranspor
ovum dari folikel yang tuptur menuju lumennya yang menyediakan lingkungan
sementara untuk ovum dan spematozoza. Kedua fertilisasi terjadi dituba
falopi,begitu juga pembelahan sel dari ovum yang telah dibuahi selama tahap awal
kehidupan mmanusia, ketiga, tuba falopi mentranspor ovum yang telah dibuahi dan
membelah diriuntuk memasuki uterus.
Tuba falopi diran secarang secara unik untuk berbagai fungsi. Terdiri atas
fimbria dan silis, yang memfasilitasi transpor ovum, struktur ujung tuba yang
memiliki fimbria sangat penting dalam mekanisme pengambilan ovum. Sehelai
fimbria yang terpisah, fimbria ovarica, membentang dari tuba ke ovarium.
Tempatnya melekat. Fimbria fimbria ovarica mengandung berkas otot polos yang
terpisah selama ovulasi, otot ini berkontraksi dan menarik ovarium ke lubang tuba.
Fimbria yang dianggap merangkul ovarium menjelang tau pada saat ovulasi. Fimbria
melakukan gerakn muskular yang memindahkan fimbria ke folikel yang ruptur. Jadi
silia yang melapisi fimbria segera menyentuh kumulus ooforus yang mengelilingi
ovum, dan saat fimbria berdenyut ke arah lumen tuba, mereka membawa masa
kumulu yang lengket melewati ostium tuba ke satu titik yang baik dalam tuba falopi.
Proses pemindahan ovum yang efesien diatur melelui mekanisme ini dan
pengembilan ovum dapat di pastikan walaupun sangat kecil. Setelah ovum dengan
aman melewati ostium tuba, ovum segera di tanspor ke mapjula tuba falopi tempat
terjadinya fertilisasi. Setelah fertilisasi ovum mengalami beberap pembelahan sel,
selam terjadinya pembelahan tersebut ovum ditahan dituba falopi selam kira kira 3
13
hari. Mekanisme penahanan ovum manusia didalam tuba tidak dipahami dengan
baik, pengeluaran ovum secara prematur dari tuba dapat menyebabakna kegagalan
implantasi. Penahanan yang lama dapat menghasilkan kehamilan ektopik, yang
menyebabkan ruptur tuba dan hemoragi.
Transpor ovum kek tuba vallopi dan fertilasasi didalam tuba yang diikuti oleh
pembelahan sel menjadi tahap 8 sampai 16 sel. Hasilnya yang sekarang disebut
sebagai morula, dikirm ke uterus, tempat morula berkembang menjadi sebuah
balastosis dan tertanam di endometrium pada hari ke 6 dampaike 7 setelah fertilisasi.
Setelah ovum aman didalam tuba falopi, sel sel yang mengelilingi ovum
berpencar, sel sel ini mulai berpisah, sebagian karena pengaruh enzim hialuronidase
yang terkandung dalam akrosom yang menyelimuti kepala spematozoza.
Spermatozoa memperoleh jalan dari lapisan perifer sel ini; sementar itu korona
radiata (lapisan luar ovum) yang padat mengalami perubahan tertentu. Sel sel ini
mengendur dibawah pengaruh cairan tuba, dan spermatozoa meenemukan jalan
melalui lapisan ini menuju zona pelusida. Sperma menempel erat ke permukaan zona
pelusida dan tempat pengikatan spesifik atau tempat reseptor. Diperkiran zona
pelusida dapat ditembus oleh spematozoza karena ada enzim mirip tipsin (akrosin)
dalam akrosom spermatozoa. Seblum penetrasi dibuat lubang di mebran terluar
akrosom tempat keluarnya kandungan akrosom yang akya enzim. Proses ini yang
disebut reaksi akrosom, menyebabkan hilangnya membran di setengah anterior
kepala sperma. Spermatozoa mmebuat saluran melalui zona pelusida ketika akrom
melarutkan zona yang mengandung protein yang bersentuhan denganya. Setlah
melintasi zona pelusida, spematozoa berada dalam posisi untuk menembus membran
ovum, ketika menembus ovum. Spermatozoa membawa ekornya
Setelah penetrasi selesai terjadi barier fisiologis dan penetrasi ovum oleh
spermatozoa lain dicegah. Segera setelah penetrasi. Nukleus spermatozo dan nukleus
ovum mengalami perubahan karakteristik. Nukleus tersebut menjadi pronukleus;
badan kromati yang teridentifikasi dengan jelas dna nyata. Masing masing
dikandung dalam mebran, pronukleus pria dan wanita melebur membentuk ovum
yang tyelah dibuahi, atau zigot. Sel baru memilki komplemen kromosom yang
lengkap ( 46-23 dari spermatozoa dan 23 dari ovum) segera setelah itu zigot bersel
14
tunggal mengalam i pembelahan sel sperma melalui mitosis. Dalam proses ini,
koromososm pria dan wanita dan gennya bercampur dan akhirnya membelah.
Membentuk 2 set 46 kromosom, masing masing satu set 46 akan menjadi dua sel
yang baru. Pembelahan mitosis yang cepat ini, yang disebut pembelahan
pembelahan diullangi sampai masa yang mengandung 8,16,32,64 sel dihasilkan
secara berturut turut. Pembelahan sel awal ini menghasilkan serangkaian formasi
morfologi yaitu
Pada tahap 8 sampai 16 ovum yang mebelah dikirim ke uterus. Ovum yang
ytelah dibuahi kira kira 4 hari berada dalam rongga uterus yang berkembang lebih
lanjut menjadi blastosita sebelum terjadi perlekatan seseungguhnya. Dengan
demikian total interval antra ovulasi dan implantasi dalah sekitar 7 hari. Saat ovum
masih belum menempel dirongga uterus ovum terletak diarea sekresi endometrium
yang kaya glikogen dan menyediakan makanan bergizi.
Smentara itu bebrpaa perubahan terjad di struktur internal ovum yang telah
dibuahi. Cairan muncul ditengan masa yang mirip buah murbei yangmendorong sel
ketepi lingkaran. Pada waktu yang sama jelas terlihat bahwa selubung eksternal ini
disusu oleh dua lapisan berbeda lapisan dalam dan lapisan luar.masa sel pada dalam
disebut blastosista dan berkembang menjadi embrio dan meberan emrionik
(amnion). Lapisan luar adlah smeacam unit pencari makan yang disebut trofoblas. .
fungsi terpenting sel ini dadalah menjamin ketersediaan makan bagi embrionik yang
dikenal sebagai korion.
15
megembangkan lapisan trofoblas selnya, ini adalah saat lapisan uterus mencapai
ketebalan terbesar dan mengandung banyak air.
Selama interval dua minggu setelah fertilisai, ada insiden penting, yaitu
kegagalan kehamilan yang berkaitan dengan perkembangan abnormal pada ovum
yang tidak dibuahi. Kegagalan kehamilan tidak mengejutkan mengingat serangkain
peristiwa rumit yang mencapai puncaknya pada keberhasilan implantasi kehamilan.
Bagi ovum yang terus berthan, minggu ketiga gestasi menandai permulaan tahp
embrio pada pekembngan pranatal saat perkembangan terjadi relatif cepat.
16
2.2.9 Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio
17
Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan
(Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda melakukan test
kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat
ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan
aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).
e. Minggu ke-5:
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm
adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada
janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta
rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan
membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif.
Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus,
hati, pankreas dan pundi kencing.
f. Minggu ke-6:
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga
bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup.
pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk,
Pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai
tampak.
g. Minggu ke-7:
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram,
kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi
bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik
kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di
dalam paru-paru.
h. Minggu ke-8:
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi
Ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga.
Bronchi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan,
mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku bayi
sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir,
mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran
kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum
sempurna.
18
i. Minggu ke-9:
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang
berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak
Dengan Doppler bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya
sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
j. Minggu ke-10:
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama.
Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru
diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan
panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
k. Minggu ke-11:
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan
dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah
menguap.Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan
menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa
dirasakan ibu.Janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar,
memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa
menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.
l. Minggu ke-12:
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan
kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga
perut.
Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi
meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses
penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter
setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan
kelopak mata.
26
Dengan panjang 47 cm. Berat 2950 gram. Di usia ini bayi dikatakan aterm
atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang
untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan
posisi siap lahir. Kendati sebagian kecil di antaranyadengan posisi sungsang.
Di minggu ini biasanya dilakukan pula pemeriksaan dalam untuk
mengevaluasi kondisi kepala bayi, perlunakan jalan lahir guna mengetahui
sudah mencapai pembukaan berapa.
j. Minggu ke-38:
Berat bayi sekitar 3100 gram. Panjang 48 cm. Rasa cemas menanti-nantikan
saat melahirkan yang mendebarkan bisa membuat ibu mengalami puncak
gangguan emosional. Ibu dapat melakukan relaksasi dengan melatih
pernapasan sebagai bekal menjelang persalinan. Meski biasanya akan
ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan lahir di usia
kehamilan 38 minggu.
k. Minggu ke-39:
Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram. Panjang
sekitar 49 cm. Di minggu ini perlu siaga menjaga agar kehamilan jangan
sampai postmatur atau lewat waktu. Karena bila terjadi hal demikian,
plasenta tak mampu lagi menjalani fungsinya untuk menyerap suplai
makanan dari ibu ke bayi, hingga kekurangan gizi. Penurunan fungsi
plasenta bisa diketahui berdasarkan evaluasi terhadap fungsi dinamik janin,
arus darah, napas dan gerak bayi serta denyut jantungnya lewat pemeriksaan
CTG (kardiotokografi), USG maupun doppler. Dari hasil evaluasi tersebut
akan dinilai apakah memungkinkan dan memang saatnya untuk memberi
induksi persalinan. Kalau fungsi arus darahnya tak baik, tentu tak dianjurkan
lahir per vaginam yang justru berisiko bayi mengalami hipoksia.
l. Minggu ke-40:
Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm. Berat sekitar 3300 gram. Betul-
betul cukup bulan dan siap dilahirkan. Jika laki-laki, testisnya sudah turun
ke skrotum. Pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah
berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian dalam).
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa pada sel spermatogonia
melalui tahap mitosis dan miosis. Sel tersebut terdapat pada dinding tubulus seminiferus
yang terdapat pada testis. Selain sel spermatogonia, pada tbulus seminiferus juga terdapat
sel sertoli dan sel leydig berfungsi untuk menghasilkan testosteron.
Pada pembentukan sperma dipengaruhi oleh beberapa hormon yang dihasilkan oleh
kelenjar hipofisis yaitu LH dan FSH. Fungsi LH (Letuinizing Hormone) adalah untuk
merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Sedangkan fungsi FSH
(Folicle Stimulating Hormone) adalah untuk merangsang sel sartoli untuk menghasilkan
ABP (Androgen Binding Protein) fungsi ABP adalah untuk memacu spermatogonium
untuk memulai proses spermatogenesis.
Determinasi seks adalah penentuan jenis kelamin suatu organisme yang ditentukan
oleh kromosom seks (gonosom). Sistem penentuan jenis kelamin bisa dicari berdasarkan
macam pasangan kromosom kelamin atau berdasarkan jumlah sel kromosom yang dimiliki
individu. Spesies mempunyai sepasang kromosom kelamin. Pada mamalia, termasuk
manusia, betina memiliki sepasang kromosom kelamin yang sama (XX), dan pada jantan
pasangan kromosom yang berbeda (XY). Manusia memiliki 23 pasang kromosom.
Peran kromosom X dan Y manusia adalah pada kromosom X membawa gen-gen yang
menentukan sifat perempuan, sedangkan kromosom Y merupakan kromosom yang
memiliki gen-gen untuk sifat laki-laki. Kelainan kromosom pada manusia dapat dibeakan
menjadi 4, yaitu ; kelainan pada kromosom kelamin,sindrom klinefelter, wanita super dan
pria XYY. Kelainan autosom dapat terjadi pada laki-laki dan perempuan. Contoh yang
banyak terjadi di indonesi yaitu down syndrome. Penentuan jenis kelamin juga dapat
dipengaruhi oleh lingkunga luar dan kegiatan yang berlainan .
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini.
28