Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Stevens Wijaya

NIM : H041181316
KELAS : Genetika B

DETERMINASI SEKS PADA MANUSIA DAN HEWAN

Pada umumnya diketahui bahwa sebagian besar spesies makhluk hidup dibedakan menjadi dua
jenis, yakni jantan dan betina. Setiap organisme dilahirkan dengan penentuan jenis kelamin
(determinasi seks), baik yang dapat dilihat secara fisik dengan ciri sekundernya maupun secara
fungsional yang dapat dilihat dengan ciri primer. Proses atau mekanisme penentuan jenis kelamin
ini bergantung pada kromosom seks dan terjadi pada suatu individu saat dalam proses
pembentukan gamet dan fertilisasi yang melibatkan meiosis.

Studi mengenai penentuan jenis kelamin organisme pertama kali dilakukan oleh Henking (1891)
dan Mc.Clung (1902). Penelitian ini, selain untuk mengetahui segregasi dalam determinasi seks,
juga melakukan pengamatan kromosom seks (gonosom). Henking menemukan bentuk kromosom
pada susunan perangkat kromosom yang berbentuk X pada belalang. Pada sperma jantan hanya
ditemukan kromosom berbentuk X, sedangkan pada sel telur betina ditemukan sepasang bentuk
X. Mc.Clung kemudian menyimpulkan bahwa kromosom ini akan menentukan jenis kelamin yang
membedakan jantan dan betina.

Jenis kelamin suatu organisme ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor genetik menjadi factor utama dalam determinasi seks karena ditentukan oleh
materi genetik berupa kromosom seks (gonosom). Kemudian faktor lingkungan dibedakan pula
menjadi dua, yakni faktor lingkungan internal sel dan faktor eksternal sel.

Berdasarkan tipe kromosom dan makhluk hidup yang memilikinya, terdapat beberapa macam
determinasi seks pada hewan dan manusia,

a. Tipe XX-XY

Organisme yang memiliki kromosom kelamin dengan tipe XY dapat ditemukan pada mamalia
termasuk manusia, beberapa jenis serangga (misalnya lalat Drosophila melanogaster), serta
beberapa jenis tumbuhan berumah dua (hanya memiliki satu jenis kelamin dalam satu pohon).
Pada betina, jenis kromosom seksnya adalah XX (homogamet), sedangkan jantan memiliki
jenis kromosom seks XY (heterogamet).

Pada manusia terdapat 46 kromosom yang terdiri dari 44 buah kromosom tubuh (autosom) (22
pasang), sedangkan kromosom kelaminnya (gonosom) ada 2 buah (sepasang). Sel telur pada
manusia 22 + X dan sperma 22 + Y atau 22 + X.

Sementara lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki delapan buah kromosom yang
terdiri atas tiga pasang autosom dan satu pasang gonosom. Penulisan kromosom untuk lalat
buah jantan adalah 6A + XY dan lalat buah betina ditulis dengan 6A + XX.
b. Tipe XO

Organisme yang memiliki jenis kelamin tipe ini dapat ditemui pada beberapa jenis serangga
seperti belalang, kecoa, dan hewan kelas Orthoptera dan Heteroptera lainnya. Hal ini terjadi
karena pada serangga-serangga tersebut tidak terdapat kromosom Y, tidak seperti pada
manusia. Belalang betina akan memiliki kromosom kelamin yang terdiri atas sepasang
kromosom X dan belalang jantan akan memiliki kromosom kelamin yang terdiri atas satu
kromosom X dan kromosom O.

c. Tipe ZW
Penentuan jenis kelamin berdasarkan tipe ini berlaku pada beberapa unggas, kupu-kupu, reptil,
dan beberapa jenis ikan. Penentuan jenis kelamin tipe ini kebalikan dengan tipe XY. Jika
manusia laki-laki XY dan perempuan XX, pada tipe ini terjadi kebalikannya. Untuk
menghindari kekeliruan, maka dipakai lambang ZZ untuk jantan dan ZW untuk betina.

d. Tipe Ploidi/Haploid-Diploid

Pada sistem ini, penentuan jenis kelamin tidak ditentukan oleh kromosom seks, melainkan oleh
jumlah kromosom tubuh (autosom). Organisme dengan jenis kelamin bertipe haploid-diploid
dapat ditemukan pada serangga ordo Hymenoptera, seperti semut dan lebah. Betina
berkembang dari sel telur yang dibuahi sehingga bersifat diploid, sementara jantan
berkembang dari sel telur yang tidak dibuahi sehingga mereka haploid. Hal ini dikenal dengan
istilah partenogenesis.
Daftar Pustaka

Campbell, N.A dan J.B. Reece Biologi Edisi kedelapan Jilid Satu. Jakarta: Erlangga Dwidjoseputro, D

Pengantar Genetika. Jakarta : Bhatara

Rondonuwu, S Dasar-Dasar Genetika. Jakarta : UM Suryo Genetika. Yogyakarta: Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

Tamarin, R.H Principles of Genetics. North America: Mc Graw Hill Companies

Penjelasan Tentang Determinasi dan Pautan Seks Pada Pewarisan Sifat. Diakses pada tanggal 31
Maret 2019. https://biologi-indonesia.blogspot.com/2013/10/penjelasan-tentang-determinasi-

dan.html

Proses Determinasi Seks atau Penentuan Jenis Kelamin pada Hewan dan Manusia. Diakses pada

Tanggal 31 Maret 2019. http://www.kuttabku.com/2017/10/proses-determinasi-seks-atau-


penentuan-jenis-kelamin-pada-manusia-dan-hewan.html

Anda mungkin juga menyukai