PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1
6. Apa saja kelainan pada kromosom kelamin dan kelainan pada autosom?
C. TUJUAN
Makalah yang kami susun ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata Kuliah
Genetika Dasar yang dibimbing oleh ibu Azima, M.Pd dan menginformasikan hal-
hal yang berkaitan dengan penentuan jenis kelamin.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Faktor Lingkungan
Pada beberapa hewan, penentu jenis kelamin bukan karena faktor genetik
melainkan karena adanya faktor luar yang mempengaruhinya yang dikenal dengan
3
faktor lingkungan, biasanya yang mengambil peranan dalam faktor lingkungan ini
adalah keadaan fisiologis dari suatu hewan tersebut. Jika kadar hormon kelamin
dalam tubuh tidak seimbang penghasilan atau perederannya, maka pernyataan
fenotip pada makhluk mengenai jenis kelmainnya dapat berubah, akibatnya watak
kelaminnya pun mengalami perubahan (Suryo, 2012). Misalnya pada kasus hewan
aligator (buaya) yang jenis kelaminnya ditentukan oleh suhu telur yang di
eramnya, pada siput yang mengalami pergantian jenis kelamin dan pada hewan
tingkat rendah dalam hal ini adalah cacing laut Bonellia viridis yang mana cacing
muda hidup pada rahim dari cacing betina sehingga menjadi cacing jantan.
Penelitian cacing laut ini diteliti oleh F. Baltzer, ia mengatakan bahwa setiap telur
yang baru menetas (cacing muda) yang dilepaskan di dalam air yang banyak
terdapat cacing betina dewasa, maka ada beberapa cacing muda itu tertarik
kedalam rahim cacing betina dan hidup di dalamnya, karena adanya pengaruh dari
ekstrak uterus cacing betina maka cacing tersebut berkembang menjadi cacing
jantan.
2. Faktor Genetik
4
B. TIPE- TIPE PENENTUAN JENIS KELAMIN
Makhluk hidup di dunia beraneka rupa dan ragam sehingga cara penentuan
jenis kelaminnya pun berbeda- beda. Ada beberapa sistem penentuan jenis
kelamin berdasarkan macam pasangan kromosom kelamin atau berdasarkan
jumlah sel kromosom yang dimiliki setiap individu. Dikenal beberapa penentuan
jenis kelamin, yaitu :
1. TIPE XY
Mudah dipelihara pada media makanan yang sederhana, pada suhu kamar
dan didalam botol susu berukuran sedang
Mempunyai siklus hidup pendek yaitu 14 hari saja sehingga dalam waktu
singkat sudah dapat diketahui keturunannya bila diadakan
Mempunyai tanda-tanda kelamin sekunder yag mudah dibedakan. Lalat
betina lebih besar daripada yang jantan, ujung abdomen meruncing dan
pada abdomen terdapat garis-garis hitam melintang. Ekstremitas (kaki)
depan dari lalat jantan memiliki sisir kelamin (“sex comb”), tetapi lalat
betina tidak memilikinya.
5
Gambar 2.1 Lalat Drosophilla dewasa jantan dan betina
Inti sel tubuh lalat Drosophila mengandung 6 kromosom yang terdiri dari:
6
Gambar 2.2. inti sel lalat Drosophila dengan 8 buah kromosom, yang dibedakan atas 3 pasang autosom dab 1 pasang
kromosom kelamin
+ sebuah kromosom Y)
Lalat betina membentuk satu macam ovum (sel telur) yang mengandung 3
autosom dan 1 X- kromosom. Lalat jantan membentuk 2 macam spermatozoa,
yang satu macam membawa 3 autosom dan 1 X- kromosom, sedang yang lain
membawa 3 autosom dan 1 Y- kromosom.
7
Lalat interseks, ialah lalat yang jaringan tubuhnya merupakan mosaic
(campuran yg tak teratur) dari jaringan lalat ♀ dan ♂. Lalat ini sebenarnya
akan menjadi lalat ♀, tetapi tripoid (3n) untuk autosomnya, shg menjadi
lalat interseks (3AAAXX). Lalat ini steril (mandul).
Lalat dengan kromosom X yang melekat. Lalat ini ♀, tetapi kedua
kromosom X saling melekat pada salah satu ujungnya, sehingga lalat
dengan kromosom-X yang melekat mempunyai formula kromosom
3AAXXY.
8
1. Betina super (3AAXXX). Apabila sel telur memiliki 2 kromosom-X
dibuahi oleh spermatozoa yang membawa kromosom-X. Lalat ini
hidupnya tidak lama.
2. Betina yang memiliki kromosom-Y (3AAXXY). Apabila sel telur
memiliki dua kromosom-X dibuahi oleh spermatozoa yang membawa
kromosom-Y. Lalat ini fertil dan hidup seperti lalat biasa.
3. Jantan (3AAXO). Apabila sel telur yang tidak memiliki kromosom-X
dibuahi oleh spermatozoa yang membawa kromosom X. Lalat ini steril.
9
Secara singkat dapat dikatakan bahwa lalat Drosophila berjenis kelamin
jantan bila I.K.=0,50; berjenis kelamin betina bila I.K.=1,00; interseks bila I.K
antara 0,50 dan 1,00; betina super bila I.K. > 1,00; jantan super bila I.K. < 0,50.
2 Pada Manusia
Baru dalam tahun 1956 Tjio dan Levan dapat memastikan bahwa nukleus
sel manusia itu mengandung 46 kroosom, yang terdiri dari 44( 22 pasang)
autosom dan 2 (1 pasang) kromosom kelamin). Perempuan mempunyai kromosom
kelamin berupa dua kromosom-X, sedang laki- laki mempunyai sebuah
kromosom- X dan sebuah kromosom-Y.
Lama Baru
Individu
(Denver, USA,1958) (Paris, Europe, 1971)
10
Fungsi kromosom-X ialah membawa gen kehidupan, sedang fungsi
kromosom-Y ialah membawa gen kejantanan. Jadi, andai kata ada orang
mempunyai formula XXXXXXXY, seks dia adalah laki-laki tetapi tidak normal.
Terjadinya perempuan atau laki- laki secara genetik dapat diikuti pada
gambar di bawah. Perempuan menghasilkan ovum haploid yang mengandung 23,
X-kromosom. Laki- laki menghasilkan dua macam spermatozoa, yaitu
spermatozoa yang membawa 23 X-kromosom (disebut ginosperngium) dan
spermatozoa yangmembawa 23,Y- kromosom (disebut androsperngium). Ovum
yang dibuahi oleh ginosperngium akan menghasilkan anak perempuan. Bila ovum
dibuahi oleh androsperngium akan menghasilkan anak laki- laki.
11
satu seks kerapkali melebih jumlahnya dibandingkan dengan seks yang lain.
Beberapa motivasi dapat menerangkan kejanggalan itu, yaitu antara lain :
1. Migrasi
2. Kecepatan sperma
3. Diameter sperma
4. Kelompok umur
Pada usia remaja banyaknya pria dan wanita memperlihatkan ratio seks
1:1. Akan tetapi perhitungan statistic menunjukkan bahwa pada waktu
kelahiran ternyata lebih banyak bayi laki-laki dari pada bayi perempuan. Hal
ini mungkin sekali sesuai dengan pengaruh kecepatan perjalanan sperma dari
cervix menuju ke tuba Fallopii dan dengan diameter bagian kepala sperma.
12
Namun mulai dari masa usia kanak-kanak, kemudian dilanjutkan ke masa
remaja, setengah umur dan tua, maka ratio seks pria dan wanita mengalami
perubahan. Banyaknya orang laki-laki relative lebih cepat berkurang jika
dibandingkan dengan banyaknya orang perempuan. Ada pendapat yang
menyatakan bahwa hal itu disebabkan karena ketahanan hidup pada orang
laki-laki dan orang perempuan itu berbeda sejak kehidupan dimulai. Anak
laki-laki lebih peka terhadap penyakit dan gangguan lain yang merupakan
bahaya bagi kelangsungan kehidupan mereka. Kelemahan pada pria ini
merupakan manifestasi yang berkesinambungan sepanjang hidupnya, sehingga
perusahaan-perusahaan asuransi pun mengetahui hal ini serta
memperhitungkannya.
Pada usia 50 tahun jumlah orang laki-laki sudah kelihatan mengerut, pada
usia 85 tahun perbandingan wanita : pria sudah mencapai 2 : 1 , sedangkan
pada usia 100 tahun boleh dikatakan ada 5 orang wanita untuk satu orang pria.
Memang ditinjau dari kekuatan otot-ototnya, pria lebih perkasa daripada
wanita, akan tetapi ditinjau dari kualifikasi fisis dalam mengatasi kehidupan,
nampaknya wanita lebih beruntung.
3. Pada Mammalia
Penentuan jenis kelamin pada hewan-hewan ini pun mengikuti sistem XY.
Hewan betina adalah XX dan jantan adalah XY.Tipe XO
Tipe ini berlaku untuk belalang. Belalang jantan hanya memiliki sebuah
kromosom kelmin. Oleh karena itu :
Belalang betina = XX
Belalang jantan = XO
13
4. Pada Tumbuhan
2. TIPE XO
14
menemukan bahwa sel somatis serangga Protenor betina mempunyai 14
kromosom, sedang pada individu jantannya hanya ada 13 kromosom.
3. TIPE ZW
Burung betina = ZW
Burung jantan = ZZ
4. TIPE ZO
Tipe ini berlaku untuk unggas (ayam, itik, dsb).Yang heterogametik adalah
yang betina karena hanya mempunyai sebuah kromosomkelamin saja. Yang
jantannya adalah homogametik.
Ayam betina = ZO
Ayam jantan = ZZ
15
5. TIPE PLOIDI
Berlaku untuk bangsa lebah, misalnya lebah madu. Seks pada serangga ini
tidak ditentukan oleh kromosom kelamin melainkan oleh sifat ploidi dari serangga
itu. Jika sel telur (haploid) dibuahi oleh spermatozoa (haploid), terjadilah lebah
betin (diploid). Tetepi jika sel telur (haploid) berkembang secara parteogenesis
maka terjadilah lebah jantan (haploid).
Badan kromatin ditemukan oleh seorang ahli genetika dari Kanada, yaitu
M.L. Barr pada tahun 1949. Ia menemukan bahwa pada kandungan inti sel betina,
ditemukan suatu badan yang menyerap warna, badan itu kemudian disebut dengan
Barr Body. Adanya Barr Body menunjukan jenis kelamin pada wanita. Pada sel
somatis wanita terdapat sebuah kromatin kelamin sementara sel somatis pria tidak
memilikinya. Selanjutnya diketahui bahwa banyaknya kromatin kelamin ternyata
sama dengan banyaknya kromosom X dikurangi satu. Jadi, wanita normal
mempunyai sebuah kromatin kelamin karena kromosom X-nya ada dua. Sedang
kan, pria normal tidak mempunyai kromatin kelamin karena kromosom X-nya
hanya satu. keberadaan kromatin kelamin sering kali digunakan untuk
menentukan jenis kelamin serta mendiagnosis berbagai kelainan kromosom
kelamin pada janin melalui pengambilan cairan amnion embrio (amniosentesis).
Perempuan bersifat seks kromatin positif, sedangkan laki-laki seks kromatin
negative.
16
D. HIPOTESA LYON
17
menyediakan lebih banyak keuntungan untuk bertahan dibandingkan dengan
sebuah kromosom-Y pada laki-laki.
1. Wanita super
Sifat- sifat:
2. Sindrom Klinefelter
18
biasanya dengan singkat disebut laki- laki XXY. Nampak seperti normal
saja terutama waktu masih anak- anak.
Kaki dan lengan kelihatan panjang, sehingga tubuhnya keseluruhan
nampak panjang.
Setelah mencapai masa akil- balig, payudara mulai membesar tetapi testes
mengecil
Dada sempit, pinggul lebar, suatu keadaan yang justru terjadi pada wanita
normal.
Mandul (steril), sehingga tidak akan memiliki anak.
Intelegensi kurang demikian juga dengan inisiatifnya. Mempunyai
keinginan untuk kawi.
Memiliki 1 kromatin kelamin
Kemungkinan terjadi karena nondisjunction di waktu ayah dan ibunya
membentuk gamet- gamet.
3. Sindrom Turner
19
Sifat- sifat penderita:
4. Pria XXY
20
G. KELAINAN PADA AUTOSOM
Oleh karena autosom dimiliki pria dan wanita, maka kelainan pada
autosom dapat dijumpai pada pria maupun wanita.
Suatu contoh yang dapat terjadi di Indonesia adalah Sindrom Down. Mula-
mula diketemukan oleh Langdon Down pada tahun 1866. Tadinya kelinan ini
dinamakan Manolisme, sebab kelopak mata yang atas dari penderita mempun yai
lipatan, sehingga seperti mata orang mongol. Karena nama itu dapat menyinggung
perasaan suatu bangsa maka kini dipakai nama Sindrom Down.
21
Mempunyai IQ sangat rendah ( antara 20- 50) sehingga kemampuannya
hanya seperempat atau separuh kemampuan anak biasa. Namun adapula 1
di antara 50 penderita yang dapat membaca dan menulis.
Kebanyakan selalu memperlihatkan wajah gembira
Penyelidikan sitologis menunjukkan bahwa penderita mempunyai
kelebihan autosom nomor 21 sehingga ia mempunyai 3 buah autosom (
manusia mempunyai 22 autosom). Berarti bahwa si penserita Sindrom
Down memiliki 47 kromosom.
22
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berbagai tipe penentuan jenis kelamin yaitu tipe XO, ZW, ZO, dan tipe
haploid diploid. Penentuan jenis kelamin pada beberapa makhluk hidup
dipengaruhi oleh kegiatan yang berlainan dari gen-gen tunggal selain itu
penentuan jenis kelain juga ada yang dipengaruhi oleh lingkungan luar. Dan pada
seks membalik sebagian kelamin betina dapat berubah menjadi kelamin jantan
karena rusaknya ovarium.
B. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
Suryo.1996.Genetika:Yogyakarta:FBIO UGM.
Suryo.1994.Genetika:Yogyakarta:FBIO UGM.
24