Anda di halaman 1dari 18

Nama Anggota:

1. Priska E. V. Wua
2. Winfrida P. Y. K. Radja
I. Tipe XY
1. Pada Lalat Buah Drosophila melanogaster
2. Pada Manusia
3. Pada Hewan Menyusui
II. Tipe XO
III. Tipe ZW
IV. Tipe ZO
V. Tipe Haploid-Diploid
1. Pada Drosophila melanogaster
 Inti sel tubuh lalat buah Drosophila hanya
memiliki 8 buah kromosom, dan dapat
dibedakan atas:
◦ 6 buah (3 pasang) kromosom tubuh (autosom)
disingkat huruf A.
◦ 2 buah (sepasang) kromosom seks.
 Dalam keadaan normal, lalat betina membentuk
1 macam telur saja yang bersifat haploid (3AX).
 Namun lalat jantan membentuk 2 macam
spermatozoa yang haploid, yaitu 3AX dan 3AY
 Memiliki 46 kromosom, terdiri dari 44 (=22
pasang) autosom dan 1 pasang seks
kromosom.
 Kromosom-Y menentukan fenotipe individu
pria (jantan), dengan formula kromosom
22AAXY.
 Individu wanita (betina) memiliki formula
kromosom 22AAXX.
 Penentuan jenis kelamin pada hewan-hewan
menyusui mengikuti sistem XY, hewan betina
adalah XX dan jantan adalah XY.
 Kebanyakan tumbuhan mempunyai bunga
dengan benang sari dan putik (bunga
hermafrodit/ bunga banci). Namun ada pula yang
hanya memiliki salah satu alat kelamin saja
sehingga dapat dibedakan dengan jelas jenis
kelaminnya. Tanaman betina adalah XX dan
jantan adalah XY. Contohnya pada tanaman Salak
(Zalacca edulis) dan Melandrium sp.
 Dijumpai pada beberapa serangga dari ordo
Orthoptera dan Heteroptera, misalnya
belalang.
 Tidak memiliki kromosom-Y
 Belalang jantan hanya memiliki kromosom-X,
maka menjadi → XO → fertil
 Belalang betina → XX
 Contohnya sel somatis pada serangga
protenor betina memiliki 14
kromosom,sedangkan jantan memiliki 13
kromosom
 Dijumpai pada beberapa jenis kupu-kupu,
ikan, reptilia dan burung
 Hewan jantan → ZZ → homogametik
 Hewan betina → ZW → heterogametik
Tipe ZO
 Dijumpai pada unggas seperti ayam, itik, dsb.
 Hewan betina → ZO → heterogametik
 Hewan jantan → ZZ → homogametik
 Dijumpai pada serangga yang termasuk
dalam ordo Hymenoptera seperti lebah
madu, semut, dan lebah.
 Hewan jantan terjadi melalui partenogenesis
(terbentuknya makhluk dari sel telur tanpa
adanya pembuahan) → haploid (memiliki 16
buah kromosom)
 Hewan betina → diploid (memiliki 32 kromosom)
 Lebah betina bersifat fertil dan jantan bersifat
mandul.
 Andaikan terjadi
nondisjunction
selama oogenese,
maka akan terbentuk
dua macam sel telur,
yaitu sebuah sel telur
yang membawa 2
kromosom-X (3AXX),
dan sebuah telur
tanpa kromosom-X
(3AO) yang akan
menyebabkan
penyimpangan.
 Indeks kelamin pada lalat Drosophila yaitu:

Keterangan :
Indeks kelamin 1 → betina
Indeks kelamin >1 → betina super
Indeks kelamin 0,5 → jantan
Indeks kelamin < 0,5 → jantan super
Indeks kelamin antara 0,5 dan 1 → interseks
A. Sindrom Turner, sifat-sifat penderita:
1. Individu perempuan, kehilangan sebuah kromosom X
sehingga hanya memiliki 45 kromosom dengan
formula 22AAXO (biasanya disingkat wanita XO)
2. Tubuh pendek tidak sesuai dengan umur, leher
pendek dan di samping leher terdapat suatu lipatan
yang mudah ditarik ke samping. Rambut kepala di
bagian tengkuk meruncing ke bawah.
3. Dada lebar, pinggul sempit.
4. Sifat seksual sekunder tidak tumbuh sempurna)
5. Mandul (steril) karena tidak mengalami siklus
menstruasi
6. Intelegensia dan inisiatif kurang. Libido (kemauan
hubungan seksual) juga kurang.
7. Kemungkinan terjadi karena ada nondisjunction
selama pembentukan gamet dari orang tuanya.
B. Sindrom Klinefelter, sifat-sifat penderita:
1. Individu laki-laki, kelebihan sebuah kromosom-X
sehingga memiliki 47 kromosom dengan formula
22AAXXY (disingkat laki-laki XXY).
2. Kaki dan lengan kelihatan panjang.
3. Payudara membesar setelah mencapai akil-balig,
tetapi testis mengecil.
4. Dada sempit, pinggul lebar.
5. Mandul (steril).
6. Intelegensia dan inisiatif kurang. Mempunyai
keinginan untuk kawin.
7. Kemungkinan terjadi saat ayah atau ibunya
membentuk gamet-gamet.
C. Wanita super
1. Kelebihan satu kromosom-X sehingga memiliki
47 kromosom dengan formula 22AAXXX atau
disingkat sebagai wanita XXX.
2. Masa hidup tidak lama, karena banyak alat tubuh
tidak sempurna.
3. Kemungkinan terjadi karena ada nondisjunction
pada waktu ibunya membentuk sel telur.
D. Pria XYY
1. Memiliki 47 kromosom
dengan formula
22AAXYY.
2. Sifat lebih agresif jika
dibandingkan dengan
pria lain.
3. Intelegensia kurang.
4. Kemungkinan terjadi
nondisjunction pada
ayah saat meiosis II
menghasilkan
spermatozoa YY.
Apabila spermatozoa
YY membuahi sel telur
X, maka terjadilah zigot
XYY.
 Di antara vertebrata beberapa genera ikan, amfibi
dan kadal bereproduksi secara eksklusif melalui
suatu bentuk kompleks partenogenesis yang
melibatkan penggandaan kromosom setelah
meiosos untuk menciptakan “zigot “ diploid.
Contohnya pada kadal whiptail pada genus
Chemidophorus.
 Ginogenesis merupakan bentuk reproduksi
akseksual yang berhubungan dengan
partenogenesis dimana keturunan dihasilkan
dengan mekanisme yang sama seperti
partenogenesis, tapi telur membutuhkan
rangsangan dari sperma untuk berkembang.
 Hybridogenesis pola reproduksinya tidak
selamanya aseksual tapi hemiclonal (separuh
genom diturunkan pada generasi selanjutnya,
sedangkan separuh lain dimusnahkan).
 Betina hybridogenesis melakukan perkawinan
dengan jantan dari spesies lain dan pada saat
menghasilkan materi genetik yang dihasilkan
yang diturunkan dari induk betina dan materi
genetik dari jantan dibuang. Pola reproduksi ini
dilihat pada ikan poecolicops dan katak rana
esculenta dan rana lessonae
 Sistem penentuan jenis kelamin bahkan ada pula
yang bersifat nongenetik.
 Hal ini misalnya dijumpai pada cacing laut
Bonellia, yang jenis kelaminnya semata-mata
ditentukan oleh faktor lingkungan.
 F. Baltzer menemukan bahwa cacing Bonellia
yang berasal dari sebuah telur yang diisolasi
akan berkembang menjadi individu betina.
 Sebaliknya, cacing yang hidup di lingkungan
betina dewasa akan mendekati dan memasuki
saluran reproduksi cacing betina dewasa
tersebut untuk demikian berkembang menjadi
individu jantan yang parasitik.

Anda mungkin juga menyukai