PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
ringan namun berulang, telah diamati untuk campuran probiotik VSL # 3, yang terdiri
dari delapan spesies asam laktat - Memproduksi bakteri: Lactobacillus
plantarum , Lactobacillus delbrueckii subsp. Bulgaricus , Lactobacillus
paracasei , Lactobacillus acidophilus , Bifidobacterium breve , Bifidobacterium
longum , Bifidobacterium infantis , dan Streptococcus thermophilus. Hasil klinis
positif pada radang usus kronis atau penyakit diare juga dijelaskan untuk strain Gram
negatif Escherichia coli Nissle 1917, untuk Lactobacillus reuteri SD2112
atau Lactobacillus rhamnosus GG, dan untuk ragi Saccharomyces boulardii.
2
manusia. Kami menunjukkan bahwa sifat antiinflamasi in vitro pada IEC, serta sel
kekebalan tubuh, melalui penghambatan aktivasi NF-κB dipicu oleh metabolit dengan
berat molekul rendah yang ada pada supernatan budaya S. salivarius. Dalam
penelitian ini, kami pertama kali menyelidiki sifat imunomodulator in vitro dari
berbagai strain S. salivarius dengan mengukur (i) aktivitas penindasan NF-κB mereka
pada IEC manusia dan (ii) potensi induksi sitokin pada PBMC manusia. Kami
kemudian mengevaluasi kemampuan proteksi strain yang paling efisien dalam model
tikus kolitis in vivo yang diinduksi oleh TNBS.
B. RUMUSAN MASALAH
Apa saja yang ada pada mulut yang menjadi flora normal pada bakteri
streptococcus salivarius ?
Bagaimana struktur genom dari bakteri streptococcus salivarius ?
Bagaimana Reproduksi bakteri tersebut ?
Bagaimana Struktur sel dan Metabolismenya ?
Bagaimana Ekologi dan Patologinya ?
Apa saja peranan yang positif dan negatif yang cocok untuk bakteri
streptococcus salivarius ?
Bagaimana solusi dampak dari penyakit bakteri streptococcus salivarius?
C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk mengetahui bakteri yang ada pada
mulut yang menjadi flora normal terutama pada bakteri Streptococcus salivarius dan
struktur genom dari bakteri Streptococcus salivarius, dan juga untuk mengetahui
klasifikasi streptococcus,Reproduksi bakteri, Struktur sel dan Metabolisme, ekologi,
patologi, peranan yang positif dan negatif yang cocok untuk bakteri streptococcus
salivarius dan solusi dampak dari penyakit bakteri streptococcus salivarius.
3
BAB 11
PEMBAHASAN
4
yang terhitung ± 750.000/ml saliva dan dalam sulcus gingival, periodontal atau plak
gigi dan jumlah ini mungkin lebih besar lagi.
Mikroorganisme meliputi tipe parasit (yang ada pada suatu keseimbangan
biologi dengan yang lain dan host). Tidak hanya dalam rongga mulut, tetapi juga
pada tonsil, oropharynx, nasopharynx juga mempunyai keseimbangan
mikroorganisme dalam keadaan yang sehat. Rongga mulut mendapat suplai
mikroorganisme yang melimpah setiap saat, beberapa terlihat sebagai organisme asli
(organisme yang selalu ada) di area tersebut, dimana yang lain hanya lewat, karena
lingkungan tidak memungkinkan mereka untuk hidup.
Mikroorganisme yang seumur hidupnya tinggal di rongga mulut
adalah: Lactobacilli, Streptococcus, Veillonellae, Spirochetes, Bacillus
fusiformis dan Vibria. Organisme yang secara normal ditemukan pada semua individu
merupakan mikroorganisme penghuni asli (tetap) yang ada pada semua orang.
Walaupun jumlah dari Spirocheta dan Baciilus fusiformis sangat bervariasi dari
waktu ke waktu dan pada orang yang berbeda.
Apabila sesuatu terjadi dan mengacaukan keseimbangan antara hubungan host
parasit, sifat patogenik dari flora normal menunjukkan keberadaan bakteri yang ada.
Dalam sulcus gingival, flora mikrobial menghasilkan substansi enzim dan racun yang
menyebabkan sel pecah dan nekrose jaringan. Streptococcus tertentu menghasilkan
enzim hyaluronidase, yang memfasilitasi terjadinya infeksi melalui jaringan, bentuk
bakteri dari enzim lain, memfasilitasi kerusakan serabut-serabut kolagen.
B. PENGERTIAN STREEPTOCOCCUS
5
Streptococcus adalah salah satu genus dari bakteri nonmotil yang mengandung
sel gram positif, berbentuk buat, oval dan membentuk rantai pendek, panjang atau
berpasangan. Bakteri ini tidak membentuk spora. Bakteri ini dapat ditemukan di
bagian mulut, usus manusia dan hewan. Ada juga jenis yang digunakan untuk
fermentasi makanan dan minuman. Beberapa jenis ada yang bersifat patogen. Spesies
bakteri Streptococcus yang bersifat patogen diantaranya dapat menyebabkan penyakit
seperti pneumonia, meningitis, necrotizing fasciitis, erisipelas, radang tenggorokan,
dan endokarditis. Jenis bakteri dari genus ini juga banyak digunaan dalam produksi
keju dan yogurt. Klasifikasi bakteri dari genus Streptococcus disusun berdasarkan
sifat-sifat hemolitik yang dimiliki yaitu Streptococcus hemolitik alpha, hemolitik
beta, dan hemolitik gamma. Berdasarkan kombinasi sifat antigen, hemolitik dan
fisiologisnya, genus dari banteri ini dibagi menjadi grup A, B, C, D, F, dan G. Grup
A dan D dapat ditularkan pada manusia melalui makanan.
Sifat umum bakteri ini adalah
Gram positif (bisa juga gram negatif tua)
Bulat atau bulat telur dengan diameter ≤ 2 µm
Pembelahan sel yaitu satu arah, sehingga ditemukan koloni berpasangan
(tersusun diplokokus) atau berderet panjang
Homofermentan (menghasilkan asam laktat
Klasifikasi klasik :
Streptococcus beta hemolytic : hemolisa darah sempurna, zona jernih
Streptococcus alpha hemolytic : hemolisa tidak sempurna, perubahan warna
kehijauan (methemoglobin)
Streptococcus gama non-hemolytic :tidak menghemolisa darah
Sifat pertumbuhan :
pH : 7,4 - 7,6
Suhu pertumbuhan : 37oC
6
Media isolasi primer adalah agar darah dengan oksigen yang rendah karena
oksidasi intraseluler dapat menghasilkan hidrogen peroksida yang bersifat toksik
bagi bakteri.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan Bakteri
Filum Firmicutes
Kelas Basil
Order Lactobacillales
Keluarga Streptococcaceae
Genus Streptococcus
Spesies S. salivarius
Nama Binominal
Streptococcus salivarius
7
mulut selama seumur hidup sang inang. Seperti S. salivarius umumnya berhubungan
dengan kesehatan mulut yang baik , beberapa strain bacteriocinogenic dengan catatan
keselamatan terbukti telah dikembangkan sebagai probiotik oral (Heng, et al., 2011).
8
pemeliharaan keseimbangan mikroba dalam rongga mulut manusia dan memberikan
kontribusi pemikiran untuk kesehatan mulut . Sebagai contoh, itu diberikannya efek
antagonis terhadap patogen yang terlibat dalam kerusakan gigi , periodontitis , dan
sakit tenggorokan. Selain itu , S. salivarius mempengaruhi respon inflamasi dipicu
oleh patogen periodontal dan enterik in vivo dan menampilkan imunomodulator dan
sifat anti - inflamasi in vitro (Gue´don, et al., 2011).
9
erat Streptococcus thermophilus . Gen orthologous memiliki rata-rata identitas 95%
pada tingkat nukleotida . Hebatnya ,walau dua strain berbeda tapi terdapat lebih dari
400 gen yang spesifik dan jumlah dari elemen IS , yang masing-masing adalah 5 dan
56 . Tidak diketahui faktor virulensi , resistensi antibiotik determinan, atau diduga
perwakilan genom genom spesies patogen yang ditemukan. Urutan genom lengkap
klinis S. salivariusstrain CCHSS3 akan mempromosikan penelitian untuk memahami
interaksi host dan patogenisitas oportunistik dalam kelompok salivarius (Delorme, et
al., 2011).
10
salivarius strain akan berkontribusi terhadap pemahaman kita tentang peran spesies
ini dalam ekologi orofaringeal manusia kesehatan (Baretto, et al., 2012).
11
Urutan genom S. salivarius M18 tidak hanya akan berguna untuk genomik
komparatif , tetapi sangat penting untuk pengembangan platform genomik fungsional
memfasilitasi evolusi molekuler dan studi ekologi (Heng, et al., 2011).
12
interaksi dengan HIV - 1 dan sel dendritik . Baru-baru ini , pendekatan semacam itu
berhasil diterapkan untuk strain Lactobacillus yang diisolasi dari ASI (Martín, et al.,
2012).
E. REPRODUKSI BAKTERI
Bakteri dapat berkembang biak secara aseksual dengan membelah diri pada
lingkungan yang tepat atau sesuai. Proses pembelahan diri pada bakteri terjadi secara
biner melintang. Pembelahan biner melintang adalah pembelahan yang diawali
dengan terbentuknya dinding melintang yang memisahkan satu sel bakteri menjadi
dua sel anak. Dua sel bakteri ini mempunyai bentuk dan ukuran sama (identik). Sel
anakan hasil pembelahan ini akan membentuk suatu koloni yang dapat dijadikan satu
tanda pengenal untuk jenis bakteri. Misalnya, bakteri yang terdiri dari sepasang sel
(diplococcus), delapan sel membentuk kubus (sarcina), dan berbentuk rantai
(streptococcus). Reproduksi bakteri dapat berlangsung dengan sangat cepat. Pada
keadaan optimal, beberapa jenis bakteri dapat membelah setiap 20 menit. Dalam satu
jam bakteri dapat berkembang biak menjadi berjutajuta sel. Coba kamu hitung kalau
setiap 20 menit bakteri dapat membelah, berapa jumlah bakteri yang dihasilkan dari 1
bakteri dalam waktu 24 jam. Diskusikan dengan guru dan teman-temanmu, apa yang
akan terjadi kalau perkembangbiakan bakteri ini terus-menerus berlangsung tanpa ada
faktor yang membatasinya? Pada kondisi yang kurang menguntungkan, sel-sel bakteri
dapat mempertahankan diri dengan pembentukan spora. Akan tetapi, ada pula jenis
bakteri yang akan mati karena perubahan faktor lingkungan. Faktor lingkungan ini
adalah cahaya matahari yang terus-menerus, kenaikan suhu, kekeringan, dan adanya
zat-zat penghambat dan pembunuh bakteri, seperti antibiotika dan desinfektan.
Keadaan tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun populasi bakteri sangat besar,
tetap saja dapat dikendalikan oleh faktor-faktor penghambat sehingga peranan bakteri
di alam sebagai salah satu pengurai dapat seimbang dengan makhluk hidup produsen
dan konsumen.
13
Dalam keadaan normal, spora akan tumbuh kembali menjadi satu sel bakteri.
Bakteri tidak melakukan pembiakan seksual yang sebenarnya, seperti yang terjadi
pada makhluk hidup eukariot, karena bakteri tidak mengalami penyatuan sel kelamin.
Meskipun demikian, pada bakteri terjadi pertukaran materi genetik dengan sel
pasangannya. Oleh karena itu, perkembangbiakan bakteri yang terjadi dengan cara ini
disebut perkembangbiakan paraseksual. Perkembangbiakan parasekual bakteri dapat
terjadi dengan tiga cara, yaitu transformasi, konjugasi, dan transduksi.
a. Transformasi adalah pemindahan potongan materi genetik atau DNA dari luar ke
sel bakteri penerima. Dalam proses ini, tidak terjadi kontak langsung antara bakteri
pemberi DNA dan penerima.
b. Konjugasi adalah penggabungan antara DNA pemberi dan DNA penerima melalui
kontak langsung. Jadi, untuk memasukkan DNA dari sel pemberi ke sel penerima,
harus terjadi hubungan langsung.
c. Transduksi adalah pemindahan DNA dari sel pemberi ke sel penerima dengan
perantaraan virus. Dalam hal ini, protein virus yang berfungsi sebagai cangkang
digunakan untuk pembungkus dan membawa DNA bakteri pemberi menuju sel
penerima.
S. salivarius adalah cocci Gram positif, yang berarti dalam gram noda tes itu
akan menodai ungu. Bakteri gram positif memiliki membran plasma tunggal yang
diikuti oleh ruang periplasma dan lapisan peptidoglikan tebal yang disebut
murein. Selain perlindungan lapisan murein juga membantu dalam bentuk dan
kekakuan bakteri. Murein adalah polimer yang unik untuk bakteri, inilah alasan
mengapa ini merupakan target antibiotik yang baik. Selain itu, lapisan murein
memungkinkan bakteri bertahan di media dengan tekanan osmotik kurang dari
sitoplasma mereka [10]. S. salivarius kira-kira berukuran 2 μm. Cocci biasanya
14
terjadi pada pasangan dan rantai pendek. Mereka adalah anaerob fakultatif dan
hemolitik non-alpha atau alpha pada agar darah [5 ]. Agar darah digunakan di
laboratorium untuk mendeteksi aktivitas hemolitik.
G. EKOLOGI
H. PATOLOGI
Penyakit dapat terjadi jika S. salivarius memasuki aliran darah. Hal ini dapat
terjadi pada saat bekerja di gigi atau menyikat gigi. S. salivarius dapat menyebabkan
septikemia pada pasien neutropenik. Septicemia adalah penyakit sistemik yang
disebabkan oleh organisme patogen atau toksinnya dalam aliran darah, juga dikenal
hanya sebagai keracunan darah.
15
mikroorgansim yang terlibat. Dalam kasus Streptococci, penyakit ini diberi label
sebagai endokarditis bakteri subakut, yang disebabkan oleh bakteri virulensi rendah,
namun pada kasus endokarditis bakteri akut disebabkan oleh Staphylococcus
aureus yang memiliki virulensi jauh lebih besar
16
Berdasarkan Peranan yang dijelaskan diatas, peranan tersebut dapat dikatakan positif
dan negative.
1. Bakteri Streptococcus salivarius disebutkan berperan dalam proses bau mulut,
artinya jika kita sehat justru air ludah kita semakin banyak, Karena dengan adanya
Air ludah maka mulut kita akan hilang dari bau yang tidak sedap yaitu berbagai
makanan yang tidak sedap, misalnya Konsumsi makanan bersantan, mengandung
lemak tinggi, terlalu manis, atau minuman beralkohol.
2. Bakteri ini bermanfaat membantu mencegah pelapukan gigi, penyakit gusi, dan
infeksi tenggorokan. Hal demikian dikarenakan, di dalam rongga mulut
mikroorganisme yang masuk akan dinetralisir oleh zat anti bakteri yang
dihasilkan oleh kelenjar ludah dan bakteri flora normal yaitu salah satunya
bakteri Streptococcus salivarius.
3. Bakteri Ini berpartisipasi dalam pemeliharaan keseimbangan mikroba dalam
rongga mulut manusia dan memberikan kontribusi pemikiran untuk kesehatan
mulut, hal tersebut dikarenakan akan memberikan efek timbal balik antara
antagonis dan patogen, misalnya diberikannya efek antagonis terhadap patogen
yang terlibat dalam kerusakan gigi , periodontitis , dan sakit tenggorokan. Dan
ternyata bakteri ini juga bedampak dalam halnya membentuk plak gigi. Hal
tersebut terjadi karena bakteri ini menjadi pelopor dalam menjajah plak gigi ,
menciptakan kondisi yang menguntungkan sehingga spesies lain dapat
mulai tumbuh. Bakteri inilah yang memainkan peran moderator, memungkinkan
implantasi bakteri yang berbahaya bagi kesehatan rongga mulut.
4. Dan terakhir Streptococcus salivarius berasal dari kelompok salivarius
dari golongan Streptococcus viridans. Spesies komersal ini,
17
lazim ditemukan pada mukosa mulut, juga telah dikaitkan dengan infeksi
manusia yang dapat menyebabkan bakteremia, dikarenakan ketika pada kondisi
tubuh yang tidak seimbang, memungkinkan bakteri ini memasuki aliran darah dan
akhirnya ditemukan efek yang dapat menyebabkan septikemia pada pasien
neutropenia, suatu kondisi yang menunjukkan jumlah tingkat rendah abnormal
neutrofil dalam darah.
18
gigi sering merangsang reflek muntah), Agar lidah kita tetap bersih dan sehat. Tidak
hanya itu saja, Rokok juga dikenal sebagai salah satu penyebab bau mulut, Merokok
akan menyebabkan mulut menjadi kering dan meningkatkan resiko terkena radang
gusi. Oleh karena itu, untuk menjaga gigi agar tetap sehat dan bersih tak hanya
berfungsi untuk meningkatkan rasa percaya diri Anda, tetapi jauh lebih penting untuk
menjauhkan Anda dari masalah gigi akibat bakteri dan kuman yang masuk bersama
makanan yang menyebabkan beragam masalah kesehatan.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas, Kepada siapakah Bakteri Streptococcus salivarius ini di
tujukan. Telah diketahui bahwa bakteri ini merupakan Mikroorganisme yang seumur
hidupnya tinggal di rongga mulut dan Organisme yang secara normal ditemukan
pada semua individu merupakan mikroorganisme penghuni asli (tetap) yang ada pada
semua orang. Baik itu dari anak-anak, Muda, dan dewasa. Sebagaimana kutipan dari
seorang ahli (Jawetz, 2005), mengemukakan bahwa Flora normal adalah sekumpulan
mikroorganisme yang hidup pada kulit dan selaput lendir/mukosa manusia yang sehat
maupun sakit. Pertumbuhan flora normal pada bagian tubuh tertentu dipengaruhi oleh
suhu, kelembaban, nutrisi dan adanya zat penghambat. Keberadaan flora normal pada
bagian tubuh tertentu mempunyai peranan penting dalam pertahanan tubuh karena
menghasilkan suatu zat yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain.
Adanya flora normal pada bagian tubuh tidak selalu menguntungkan, dalam kondisi
tertentu flora normal dapat menimbulkan penyakit, misalnya bila terjadi perubahan
substrat atau berpindah dari habitat yang semestinya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Mikrobiologikedokteran.jawetz,melnick,&adelberg.edisi25
https://wikipedia.org
Barretto, C., Pablo Alvarez-Martin, Francis Foata, 2012, Genome Sequence of the
Lantibiotic Bacteriocin Producer Streptococcus salivarius Strain K12
(Online),(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3486084/), diakses
pada tanggal 27 November 2013 pukul 21.00 WITA.
Delorme, C., Eric Gue´don, Corinne Cruaud, and Pierre Renault, 2011, Complete
genome sequence of the clinicalStreptococcus salivarius strain CCHSS3
(Online), (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21742894), diakses pada
tanggal 27 November 2013 pukul 21.20 WITA.
Gue´don, E., Christine Delorme, Nicolas Pons, 2011, Complete Genome Sequence
of the Commensal Streptococcus salivarius Strain JIM8777, Journal Of
Bacteriology, Sept. 2011, P. 5024–5025 Vol. 193, No. 18 0021-
9193/11/$12.00 Doi:10.1128/JB.05390-11.
Heng, N.C.K., Nurul S. Haji-Ishak, Alaina Kalyan, andJohn R. Tagg, 2011, Genome
Sequence of the Bacteriocin-Producing Oral Probiotic Streptococcus
salivarius Strain M18, Journal of Bacteriology doi: 10.1128/JB.06001-11 J.
Bacteriol. November 2011 vol. 193 no. 22 6402-6403
Martín, V., Antonio Maldonado-Barragán, Esther Jiménez, 2012,Complete Genome
Sequence of Streptococcus salivarius PS4, a Strain Isolated from Human
Milk, Journal of Bacteriology p. 4466–4467 August 2012 Volume 194
Number 16.
21