BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimana wilayah ini termasuk daerah tropis lembab atau basah yang kaya akan
didunia yang terdapat hampir berbagai tempat habitat yaitu didarat, dalam air,
2010).
sekarang ini. Dalam jumlah, mereka melebihi semua hewan melata daratan
lainnya dan praktis mereka terdapat di mana-mana. Beberapa ratus ribu yang
jenis-jenis yang berbeda dapat mencapai 30 juta (Borror dkk, 1992). Serangga
dapat berpindah tempat secara aktif maupun pasif, perpindahan secara aktif
dilakukan oleh imago dengan cara terbang atau berjalan. Sedangkan secara
pasif dilakukan oleh faktor lain : tertiup angina tau terbawa pada tanaman
pemakan tumbuhan dan binatang kecil lainnya, bahkan ada yang menghisap
darah manusia dan mamalia. Kehidupan serangga sudah ada sejak 200 juta
tahun yang lalu, berkisar antara 2-3 juta spesies serangga yang telah
2
yang meliputi sekitar 50% dari keanekaragaman spesies di muka bumi. Selain
kehidupan serangga dibumi ini diduga berkaitan erat dengan rangka luar
sedikit dan lebih muda dalam menghadapi musuhnya, serangga juga memiliki
kemampuan reproduksi yang lebih besar dalam jangka waktu yang singkat.
hektar dengan luas daratan 193 juta hektar (24,7%). Di atas daratan tersebut,
terdapat hutan seluas 143,9 juta hektar (kira-kira 75% dari luas daratan).
Wilayah hutan seluas itu sebagian besar berada di Kalimantan, Sumatra, Irian
jaya bagian timur, dan Jawa yang merupakan tipe hujan tropik. (Indriyanto,
memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, dimana antara flora dan
fauna saling berinteraksi satu sama lain. Diantara hubungan interaksi yang ada
seimbang.
3
kawasan hutan dengan tujuan khusus pada kawasan hutan lindung yang
Bengkulu.
B. Rumusan Masalah
C. Batasan Masalah
adalah:
4
penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Biologi Serangga
kelas insecta. Ruas yang membangun tubuh serangga terbagi atas tiga bagian
(jumar, 2000).
sekitar 80 persen dari jenis hewan yang telah dikenal. Arthropoda (arthros =
ruas, podos = kaki) yang berarti hewan yang kakinya bersendi-sendi atau
alat tambahan yang beruas, tubuhnya bilateral simetri yang terdiri dari
tentu tidak selalu sama. Ada beberapa sebab yang dapat dikemukakan tetapi
tidak dapat mengatur suhu tubuhnya dalam batas-batas tertentu yang sempit
dan umumnya hanya aktif kalau suhu-suhu luar cukup tinggi untuk
rendah tropik yang selalu panas. Serangga selalu aktif sepanjang tahun. Tetapi
dikenal dan jutaan lagi yang bertambah tiap tahun. Seluruhnya sudah ada
sekitar dua juta spesies. Ditaksir ada 350.000 spesies kumbang 120.000
spesies kupu-kupu. Lebih dari 75.000 spesies lalat dan kutu tanaman.
Mengenai jumlah spesies tidak ada kelompok hewan lain yang dapat
B. Morfologi Serangga
sebarannya. Tubuh insekta dibagi ata 3 bagian : kepala (kaput), dada (toraks),
1. Kepala (Caput)
alat mulut, antena dan mata sedangkan bagian dalamnya berisi otak yang
dkk., 2009).
a. Alat Mulut
2009).
b. Antena
organ penerima rangsang, seperti bau, rasa, raba dan panas. Pada dasarnya,
antena serangga terdiri atas tiga ruas. Ruas dasar dinamakan scape. Scape
yaitu mata tunggal dan mata majemuk. Mata tunggal dinamakan ocellus
dewasa dengan letak masing-masing pada sisi kepala dan posisinya sedikit
pandangan dari berbagai arah. Mata majemuk (mata faset), terdiri atas
ribuan ommatida.
2. Dada (Toraks)
sayap yang berfungsi untuk terbang. Namun, ada ordo-ordo serangga yang
Fungsi utama sayap adalah untuk pergerakan, yaitu terbang, dan ada juga
a. Sayap
terdiri dari dua lapis kutikula yang dihasilkan oleh sel epidermis yang
dank has untuk setiap kelompok dan jenis tertentu dan dengan adanya
b. Tungkai/kaki
Secara khas, terdapat 6 ruas pada kaki serangga. Ruas yang pertama yaitu
koksa yang merupakan ruas dasar; trokhanter, satu ruas kecil (biasanya
dua ruas) sesudah koksa; femur, biasanya ruas pertama yang panjang pada
tungkai; tibia, ruas kedua yang panjang; tarsus, biasanya beberapa ruas
struktur srupa bantalan atau serupa serta pada ujung tarsus. Sebuah
3. Perut (Abdomen)
Tiga segmen dorsal yang disebut tergum dan skleritnya disebut tergit,
sklerit ventral atau sternum adalah sternit dan sklerit pada daerah iateral
sebgai alat untuk kopulasi dan peletakan telur. Alat kopulasi pada serangga
C. Klasifikasi Serangga
atau tungkai), terdiri atas kelas Crustacea (udang, ketam), kelas Chilopoda
(kelabang), kelas Diplopoda (lipan atau kaki seribu), kelas Arachnida (laba-
laba, tunggu), dan kelas Insekta atau Heksapoda (Yunani: heksa = enam;
podos = kaki). Kelas insekta terdiri atas dua subkelas, yaitu subkelas
2000).
antenna, kaki tiga pasang, sayap 1-2 pasang, alat mulut terdiri atas satu pasang
yaitu:
12
bersayap tetapi tidak sejak dari nenek moyang , tidak mempunyai alat
Serangga yang termasuk kedalam kelas Apterigota ada lima ordo yaitu
Menurut Jumar (2000), secara garis besar ada tiga faktor yang
1. Faktor Fisik
Pengaruh suhu ini jelas terlihat pada proses fisiologis serangga. Pada suhu
tertentu aktifitas serangga tinggi, akan tetapi pada suhu lain akan
suhu minimum 15oC, suhu optimum 25oC, dan suhu maksimum 45oC.
b. Kelembaban / Hujan
ekstrim.
c. Cahaya/Warna/Bau
cahaya, sehingga timbul jenis serangga yang aktip pada pagi, siang, sore,
distribusi lokalnya. Serangga yang bersifat diurnal, yakni aktif pada siang
tanaman, misalnya walang sangit, ereng coklat dan belalang besar. Jika
serangga aktif pada malam hari disebut nocturnal misalnya ulat grayak.
Sejumlah serangga juga ada yang tertarik terhadap cahaya lampu atau api
d. Angin
Aphididae) dapat terbang terbawa oleh angin sampai sejauh 1.300km. kutu
menyebar dari satu tempat ke tempat lain dengan bantuan angin. Selain itu,
2. Faktor Makanan
untuk hidup dan berkembang, jika makanan tersedia dengan kualitas yang
cocok dan kuantitas yang cukup, maka populasi serangga akan naik
3. Faktor Hayati
yang berupa serangga, binatang lainnya, bakteri, jamur, virus dan lain-lain.
kompetisi, dan juga ada yang memarasit atau menjadi penyakit atau karena
BAB III
METODE PENELITIAN
kamera, kaca pembesar, pinset, penggaris, dan jaring serangga (Insect net),
botol, kantong plastik, kertas koran, alat suntik, kertas label. Bahan yang
C. Metode Penelitian
1. Di Lapangan
penangkapan pada pagi hari karena serangga ini paling aktif mencari
serangga selalu terbang pada siang hari dan istirahat pada malam hari.
(jumar,2000).
c. Serangga yang ada ditanah, di batang dan di daun di daerah areal jika
Tungg beberapa menit maka seranngga itu akan mati setelah serangga
2. Di Laboratrium
menggunakan alat seperti: kaca pembesar (luv), pinset, dan alat-alat yang
Dkk (2009).
1) Suhu
2) pH tanah
19
E. Analisis Data
Shannon-Winner, adalah :
𝑛𝑖 𝑛𝑖
H1= -∑ 𝑁 log 𝑁
Dengan :
berikut :