Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN HEREDITAS

NAMA : DJULFIKAR KATILI


KELAS : XII MIPA 6

1. PENGERTIAN HEREDITAS PADA MANUSIA

Hereditas adalah pewarisan sifat sifat fisik, biomkia dan perilaku dari suatu mahkluk hidup
kepada keturunannya. Sifat-sifat menurun ini kemudian dikendalikan oleh substansi genetika
yang disebut DNA (deoxyribo nucleic acid = asam dioksiribo nukleat), yang terdapat dalam
gen.

Gen terkandung dalam kromosom, yang terletak dalam inti sel. Hereditas sebagai penurunan
sifat dari induk kepada keturunannya. Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar
individu mempunyai perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti pola tertentu.
Aturan-aturan dalam pewarisan sifat ini disebut pola-pola hereditas

A ) DETERMINASI SEKS
Berikut ini tipe-tipe penentuan jenis kelamin (determinasi seks) pada hewan, tumbuhan dan
manusia.`

a. Tipe XY
Tipe penentuan seks ini dapat dijumpai pada lalat buah, manusia, tumbuh-tumbuhan
berumah dua, dan pada hewan menyusui. Pada nukleus lalat buah terdapat 8 buah
kromosom (4 pasang) yang terdiri dari 3 pasang kromosom tubuh/autosom dan 1
pasang kromosom seks. Formula kromosom lalat buah betina adalah 3AA + XX (3 pasang
kromosom autosom + 1 pasang kromosom X), sedangkan lalat buah jantan adalah 3AA + XY
(3 pasang kromosom autosom + 1 kromosom X + 1 kromosom Y). Jumlah kromosom pada
manusia adalah 46 buah (23 pasang). Pada wanita, terdapat 22 pasang autosom dan 1 pasang
kromosom X (22AA + XX), sedangkan pada laki-laki terdapat 22 pasang autosom, 1
kromosom X, dan 1 kromosom Y (22AA + XY).
b. Tipe XO
Tipe XO ini dijumpai pada serangga seperti belalang (Ordo Orthoptera) dan kepik (Ordo
Hemiptera). Pada belalang tidak dijumpai adanya kromosom Y sehingga hanya mempunyai
kromosom X saja. Oleh karena itu, belalang jantan bertipe XO dan belalang betina bertipe
XX (mempunyai sepasang kromosom X).
c. Tipe ZW
Tipe ini dijumpai pada serangga (kupu-kupu), beberapa jenis ikan dan reptil. Berbeda dengan
tipe seks pada manusia dan lalat buah yang homogametik (terdiri dari kromosom kelamin
yang sama) pada betina atau wanita, tipe seks ZW pada betina bersifat heterogametik
(terdiri dari kromosom kelamin yang berbeda). Agar tidak terjadi kekeliruan dengan tipe
penentuan kelamin XY, maka digunakan Z dan W. Oleh karena itu, yang betina mempunyai
tipe ZW (atau XY) dan yang jantan mempunyai tipe ZZ (atau XX).
B.PAUTAN GEL

Keadaan di mana dalam satu kromosom yang sama terdapat dua atau lebih gen inilah yang
disebut pautan (linked). Gen-gen yang berada pada kondisi pautan ini disebut gen-gen
terpaut, contohnya berikut ini!

Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen1 dan gen2 tersebut akan tetap bersama sampai
saat pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih
akanmenghasilkan jumlah gamet yang lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak
berpautan. Oleh karena itu, keturunan yang dihasilkan akan memiliki
perbandingan fenotip dan genotip yang lebih sedikitpula.
Contoh kasus pautan gen dapat kalian temui pada persilangan tanaman ercis pada gambar di
bawah ini . Berikut bentuk pautan gen dan persilangan pada lalat buah tersebut.
Persilangan ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) dengan ercis bunga merah pollen bulat
(ppll) akan menghasilkan keturunan pertamanya (F1) yaitu ercis bunga ungu pollen lonjong
(PpLl). Ketika dilakukan persilangan kembali pada antar sesama F1, maka akan
menghasilkan keturunan (F2) dengan perbandingan fenotip 3 : 1. Hal ini disebabkan karena
adanya pautan antara gen P dengan gen L, serta alelnya yaitu gen p dengan gen l. Akibatnya,
pada F2 hanya terbentuk dua macam gamet, yaitu PL dan pl.

C . PINDAH SILANG

Berdasarkan tempat terjadinya, pindah silang dibedakan menjadi pindah silang tunggal dan
pindah silang ganda.

a. Pindah silang tunggal


Pindah silang ini hanya terjadi pada satu tempat saja. Hasil dari pindah silang ini akan
membentuk 4 gamet. Gamet tersebut adalah gamet tipe parental, yaitu gamet yang
mempunyai gen-gen seperti induknya dan gamet tipe rekombinasi, yaitu gamet tipe baru hasil
pindah silang. (Lihat Gambar 5.2!)
b. Pindah silang ganda
Pindah silang ini terjadi pada 2 tempat (kiasmata). Seperti halnya pada pindah silang tunggal,
pindah silang ganda ini juga menghasilkan 4 kromatid dan 4 gamet, sebagaimana Gambar 5.3
berikut ini.

Pindah silang tersebut terjadi pada individu trihibrid (dengan 3 gen berangkai). Gamet nomor
1 dan 4 merupakan gamet tipe parental, sedangkan gamet nomor 2 dan 3 merupakan gamet
tipe rekom-binasi. Dengan dihasilkannya individu tipe parental dan tipe rekombinasi, maka
dapat dihitung besarnya persentase kombinasi baru yang dihasilkan sebagai akibat terjadinya
pindah silang. Nilai ini disebut nilai pindah silang (NPS).

Rumus perhitungan nilai pindah silang adalah sebagai berikut:


Persentase nilai pindah silang tersebut menunjukkan kekuatan pindah silang antara gen-gen
yang terpaut.

D . GAGAL BERPISAH

Selama proses pembentukan individu keturunan, dapat terjadi beberapa kemungkinan


peristiwa yang tidak berjalan normal. Salah satu dari peristiwa tersebut adalah peristiwa
gagalnya pemisahan kromosom pada saat meiosis (pembentukan gamet) dan disebut gagal
berpisah atau non-disjunction.
Gagal berpisah dapat terjadi pada peristiwa meiosis yaitu pada anafase I atau pada anafase II
sehingga pasangan kromatid tidak dapat memisahkan diri. Peristiwa gagal berpisah tersebut
dapat menyebabkan terjadinya perubahan jumlah kromosom pada individu keturunannya
(berkurang atau bertambah), baik pada kromosom seks maupun autosom.

E. PAUTAN SEKS

Pautan seks dibedakan menjadi pautan kromosom X dan pautan kromosom Y. Apa perbedaan
antara keduanya? Simaklah uraian berikut ini!

a. Pautan Kromosom X
Pautan kromosom X berarti kromosom X membawa gen yang dapat diturunkan pada
keturunannya baik jantan atau betina. Kromosom kelamin pada lalat betina terdiri dari 2
kromosom X (XX), sedangkan pada lalat jantan terdiri dari 1 kromosom X dan 1 kromosom
Y (XY).

Untuk mempelajari persilangan pada lalat buah, simbol-simbol gen yang digunakan yaitu
gen +, penentu warna mata merah (normal atau tipe liar) dan gen w, penentu warna mata
putih (white eye) . Berikut bagan persilangan antara lalat buah betina mata merah homozigot
dengan lalat jantan mata putih.

Selanjutnya antara F1 disilangkan


Rasio fenotip F2 = 50% mata merah : 25% mata merah : 25% mata putih.

Pada persilangan ini, gen penentu warna mata hanya dibawa oleh kromosom X saja. Hasil
persilangan tersebut menunjukkan bahwa warna merah dominan terhadap warna putih dan
gen dominan (+) terpaut pada kromosom X.
Beberapa contoh gen yang hanya terdapat pada kromosom X adalah gen penentu warna bulu
pada burung, gen penentu warna rambut pada kucing, gen penentu kelainan buta warna,
anodontia, dan hemofilia. Kelainan-kelainan tersebut akan dibahas pada subbab
Hereditas Pada Manusia.

b. Pautan Kromosom Y
Pautan kromosom Y berarti bahwa pada kromosom Y terdapat gen yang hanya diturunkan
pada keturunan laki-laki atau jantan saja. Oleh karena itu, jika gen dominan terdapat pada
kromosom Y, maka setiap keturunan jantan atau laki-laki akan mewarisi sifat dominan
tersebut. Pewarisan sifat ini disebut holandrik.

Gen pada kromosom Y dapat terpaut seperti halnya pada kromosom X. Beberapa contoh gen
yang hanya terdapat pada kromosom Y adalah gen penentu jari-jari berselaput, gen
penentu tumbuhnya rambut pada telinga, serta gen penentu tumbuhnya rambut panjang dan
kaku pada manusia.

F. GEN LETAL

Individu baru yang dihasilkan dari perkawinan induk tidak selalu berada dalam keadaan
hidup. Secara genetik, hal ini dapat disebabkan oleh adanya gen letal, yaitu gen yang jika
berada dalam keadaan homozigotik, dapat menyebabkan kema-tian individu. Dengan
adanya gen letal, fungsi gen akan mengalami gangguan dalam menumbuhkan sifat atau
fenotip.

Gen letal akan berpengaruh atau dapat menyebabkan kematian saat individu masih berada
dalam tahap embrio, pada saat kelahiran individu, atau setelah individu berkembang dewasa.
Contoh gen letal adalah thalasemia, hemofilia, ayam “Creeper” dan tikus kuning. Gen letal
penyebab hemofilia akan dibahas pada subbab Hereditas Pada Manusia.

Anda mungkin juga menyukai