Anda di halaman 1dari 28

PEWARISAN

SIFAT
(HEREDITAS)

SAVIRA SYIFA
XII IPA 3
HEREDITAS

  Adalah pewarisan sifat dari induk ke


keturunannya baik secara biologis
melalui gen (DNA) atau secara sosial melalui
pewarisan gelar, atau status sosial
GENETIKA
• Gen resesif, yaitu gen yang terkalahkan
(tertutupi) oleh gen lain (gen dominan)sehingga
sifat yang dibawanya tidak terekspresikan pada
keturunannya.
• Gen heterozigot , yaitu dua gen yang merupakan
perpaduan dari sel sperma (A)dan sel telur (a)
• Gen Homozigot Dominan, yaitu dua gen
dominan yang merupakan perpaduan darisel
kelamin jantan dan sel kelamin betina,
misalnya genotipe AA.
• Gen Homozigot Resesif, yaitu dua gen resesif
yang merupakan hasil perpaduandua sel
kelamin. Co: aa.
• Kromosom homolog, yaitu kromosom yang
berasal dari induk betina berbentukserupa
dengan kromosom yang berasal dari induk
jantan.
• Fenotipe, yaitu sifat-sifat keturunan pada F1,
F2, dan F3 yang dapat dilihat, sepertitinggi,
rendah, warna, dan bentuk.h.
• Genotipe, yaitu sifat-sifat keturunan yang tidak
dapat dilihat, misalnya AA, Aa, danaa
Hukum Pewarisan Mendel
Adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada
organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann
Mendel melalui 'Percobaan mengenai
Persilangan Tanaman'.
Hukum ini terdiri dari dua bagian:
• Hukum pemisahan/segregation (Hukum
Pertama Mendel).
• Hukum berpasangan secara bebas/independent
assortment (Hukum Kedua Mendel).
Hukum Mendel I
Menyatakan bahwa pada pembentukan gamet (sel
kelamin), kedua gen induk (Parent) yang
merupakan pasangan alel akan memisah sehingga
tiap-tiap gamet menerima satu gen dari induknya.
Hukum Mendel menjelaskan tentang :
• Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang
mengatur variasi pada karakter turunannya.
Seperti alel resesif (w) dan alel dominan (R).
• Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari
tetua jantan (ww) dan satu dari tetua betina (RR).
• Jika sepasang gen ini
merupakan dua alel
yang berbeda (Sb & sB),
alel dominan (S atau B)
akan selalu
terekspresikan (nampak
secara visual dari luar).
Alel resesif (s/b) yang
tidak selalu
terekspresikan, tetap
akan diwariskan pada
gamet yang dibentuk
pada turunannya.
Percobaan Monohibrid & Hukum Mendel I
biji BULAT (B) X biji KERIPUT (b)

P : BB x bb
gamet : B ; b
F1 : Bb (bulat)
P2 : Bb x Bb
Gamet : B, b ; B, b
F2 : BB, Bb, Bb, bb (Bulat),(Bulat),(Bulat),(Keriput)               
Ratio Fen = 3:1
Ratio Gen = 1:2:1  
BB = homozigot dominan
                                                                                   
Bb = heterozigot                                                                  
Bb = homozigot resesif
Hukum Mendel II
Menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai
dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya
sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung
pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata
lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak
saling memengaruhi
Pola-Pola Hereditas
• Pautan (linkage)
• Pindahsilang (crossing over)
• Pautan sex (sex linkage)
• Gagal berpisah (non disjunction)
• Determinasi sex
• Gen lethal
Pautan
Pautan/Tautan (linkage) adalah suatu keadaan
dimana terdapat banyak gen dalam satu
kromosom tubuh (autosom). Akibatnya bila
kromosom memisah dari kromosom
homolognya, gen-gen yang berpautan
tersebut selalu bersama.
Ciri Pautan: 
• Semisal pada AaBb, gamet hanya 2 macam 
• Jika di test cross hasilnya adalah 1 : 1
Pindah Silang
Pindah silang (crossing over) merupakan
peristiwa pertukaran gen karena kromosom
homolog saling melilit saat meiosis. Misalkan
suatu genotif AaBb mengalami pindah silang
saat pembelahan meiosis akan diperoleh gamet
sebanyak empat macam, yaitu AB, ab, Ab, dan aB.
Ciri Pindah silang: 
• Semisal pada AaBb, gamet 4 macam 
• Jika di test cross hasilnya adalah 1 : 1 : 1 : 1
Pautan Sex
Pautan sex (sex linkage) merupakan suatu
keadaan dimana terdapat banyak gen tertentu
yang selalu terdapat pada kromosom sex.
Adanya pautan sex menyebabkan suatu sifat
muncul hanya pada jenis kelamin tertentu. Ada
dua jenis pautan sex, yaitu pautan X dan pautan Y.
Contoh persilangan antara lalat Drosophilla
melanogaster bermata merah dan putih.

P :        jantan mata putih     X     betina mata merah 


                    XmY                            XMXM
F1 :        XMY        : jantan mata merah 
          X MXm     : betina mata merah
P2 :        XMY        x         XMXm
FZ :        XMY        : jantan mata merah 
          XmY        : jantan mata putih 
           XMXM     : betina mata merah 
           XMXm     : betina mata merah
Gagal Berpisah
• Gagal berpisah (non disjunction) merupakan
kegagalan kromosom homolog untuk
memisahkan diri saat pembelahan meiosis.
Akibatnya terdapat gamet yang lebih atau
kurang jumlah kromosomnya.
Contoh persilangan antara Drosophilla
melanogaster dimana lalat betina mengalami
gagal berpisah.
P    :    XY            x        XX (gagal berpisah)
G    :    X                     X 
          Y                    XX 
                       0
F    :    XX     : betina normal 
       XY     : jantan normal 
       XXX   : betina super (biasanya mati) 
       XXY   : betina (fertil)
          XO     : jantan (steril) 
       YO     : jantan (lethal)
Gamet hasil gagal berpisah pada: 
- betina : X, XX, 0 
- jantan : X, Y, XX, YY, 0
Gen Lethal
• Gen lethal merupakan gen yang menyebabkan
kematian individu yang memilikinya bila dalam
keadaan homozigot. Ada dua jenis gen lethal,
yaitu lethal dominan dan lethal resesif.
Contoh persilangan antara tikus kuning dengan
sesamanya
P    :    tikus kuning         x         tikus kuning 
             Kk                                     Kk
F    :    KK      : tikus kuning (lethal) 
        Kk      : tikus kuning 
        kk      : normal
Rasio fenotif yang hidup antara tikus kuning :
normal = 2 : 1 karena tikus kuning homozigot
dominan selalu lethal.
Determinasi Sex
• Determinasi sex adalah cara penentuan jenis
kelamin pada hewan dan manusia yang
dilambangkan dengan huruf tertentu
Penentuan Jenis Kelamin
a) Penentuan jenis kelamin tipe XY.
b) Penentuan jenis kelamin berdasarkan
perbandingan kromosom Y dan kromosom X
c) Penentuan jenis kelamin oleh tingkat Ploidi
PENENTUAN JENIS KELAMIN TIPE XY :
• Tipe XY
Jenis kelamin tipe XY antara lain terdapat pada
mamalia. Termasuk manusia, pada hewan mamalia
kromosom X berperan menentukan jenis kelamin
betina. Sedangkan, kromosom Y menentukan jenis
kelamin jantan.
• Tipe ZO
Pada tipe ZO, hewan di katakan berkelamin jantan
jika mempunyai kromosom ZZ. Hewan dikatakan
berkelamin betina jika mempunyai kromosom
kelamin ZO.
• Tipe XO
Jenis kelaminn tipe XO antara lain terdapat pada
beberapa serangga dari ordo orthoptera dan
heteroptera. Contohnya : belalang. Serangga dikatakan
berkelamin betina jika mempunyai kromosom kelamin
XX dan berkelamin jantan jika mempunyai kromosom di
kelamin XO.

• Tipe ZW
Penetuan jenis kelamin tipe ZW antara lain terdapat
pada kupu-kupu, ikan, reptil, dan burung hewan
tersebut dikatakan berkelamin betina jika mempunyai
kromosom ZW.
PENENTUAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN
KROMOSOM Y DAN X

Pada lalat buah (Dosphila Melanogaster),


kromosom Y dan kromosom X tidak menetukan
jenis kelamin jantan ataupu jenis kelamin betina.
Pada serangga tersebut kromosom Y
menentukan tingkat kesuburan (fertilitas).
Sedangkan, kromosom X menetukan
kemampuan hidup (viabilitas).
PENENTUAN JENIS KELAMIN OLEH
TINGKAT PLOIDI

Sebagian hewan ada yang penentuan jenis


kelaminnya berdasarkan plodi kromosomnya
bukan oleh kromosom kelamin. Kasus yang
demikian biasanya terjadi pada serangga yang
tergolong Ordo Hymenoptera (seperti lebah
madu dan semut).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai