Anda di halaman 1dari 33

PAUTAN KELAMIN

PEWARISAN SIFAT
PAUTAN KELAMIN
• Kromosom :
– Otosom (kromosm tubuh)
– Gonosom (kromosom kelamin)
• Kromosom kelamin juga mengikuti kaidah-
kaidah yang berlaku pada gen –gen biasa.
• Namun karena kromosom kelamin menentukan
jenis kelamin, maka terjadi hubungan antara
jenis kelamin dengan sifat yang dibawa oleh gen
yang berada pada kromosom tersebut.
Contoh
• Kejadian sebuah gen terdapat pada kromosom kelamin disebut
sebagai kaitan sex atau sex linkage.
• Kromosom kelamin pada ternak terdiri atas kromosom kelamin x
dan kromosom kelamin y, sering disingkat kromosom x dan
kromosom y.
• Karena panjang kromosom x dan y tidak sama, maka
memungkinkan adanya gen di dalam kromosom kelamin tidak
mempunyai pasangan sebagai mana terjadi pada otosom.
• Gen yang tidak memiliki pasangan disebut sebagai gen
hemisigot.
• Gen yang hanya terdapat pada kromosom x disebut sebagai gen
terkait-X (X-linkage gen)
• Gen yang hanya terdapat pada kromosom y disebut gen terkait-Y
(Y-linkage gen)
• Gen yang terkait pada kromosom homolog dan saling
berpasangan disebut gen terkait-XY.
Tipe Penentuan Jenis Kelamin
1. Tipe XY
Dijumpai pada lalat buah (Drosophilla melanogaster),
hewan mammalia, tumbuhan berumah dua dan
manusia.

Pada manusia
 Pada manusia, jenis kelamin ditentukan oleh adanya
kromosom X dan Y.
 Jika memiliki kromosom Y maka fenotipe pria
 Jika hanya memiliki kromosom X maka fenotipe wanita
Pada lalat buah
Lalat buah memiliki 8 kromosom, yaitu 6 autosom
(A) dan 2 seks kromosom.
 Seks kromosom dibedakan
atas :
1. Kromosom X, berbentuk batang
lurus. Lalat betina memiliki 2
kromosom-X.
2. Kromosom Y, berbentuk sedikit
bengkok pada salah satu
ujungnya. Lalat jantan memiliki
@ satu kromosom-X dan Y.
Formula kromosom untuk lalat buah :
Lalat betina 3AAXX (= 3 ps autosom + 1 ps kromosom-X)
Lalat jantan 3AAXY (= 3 ps autosom + 1 kromosom-X + 1
kromosom-Y)

Kromosom-Y pada lalat Drosophilla tidak memiliki pengaruh


pada penentuan jenis kelamin.
Menurut C.B. Bridges, faktor penentu betina pada lalat buah
terdapat pada kromosom-X, sedangkan faktor penentu
jantan terdapat pada autosom
Kromosom-Y menentukan kesuburan (fertilitas) lalat buah.
Penentuan jenis kelamin pada lalat buah didasarkan pada teori
perimbangan tentang penentuan jenis kelamin yaitu dengan
menggunakan indeks kelamin.

Indeks kelamin =

Keterangan :
Indeks kelamin 1 → betina
Indeks kelamin >1 → betina super
Indeks kelamin 0,5 → jantan
Indeks kelamin < 0,5 → jantan super
Indeks kelamin antara 0,5 dan 1 → interseks
Pada manusia
• Memiliki 46 kromosom, terdiri dari 44 (=22
pasang) autosom dan 1 pasang seks
kromosom.
• Kromosom-Y menentukan fenotipe individu
pria (jantan), dg formula kromosom 22AAXY
• Individu wanita (betina) memiliki formula
kromosom 22AAXX.
2. Tipe XO
• Dijumpai pada beberapa serangga dari ordo
orthoptera dan heteroptera, misalnya
belalang.
• Tidak memiliki kromosom-Y
• Belalang jantan hanya memiliki kromosom-X,
maka menjadi → XO → fertil
• Belalang betina → XX
3. Tipe ZW
• Dijumpai pada beberapa jenis kupu-kupu,
ikan, reptilia dan burung
• Hewan jantan → ZZ → homogametik
• Hewan betina → ZW → heterogametik
4. Tipe ZO
• Dijumpai pada unggas seperti ayam, itik, dsb.
• Hewan betina → ZO → heterogametik
• Hewan jantan → ZZ → homogametik
5. Tipe haploid-diploid
• Dijumpai pada serangga yang termasuk dalam
ordo Hymenoptera seperti lebah madu,
semut, dan lebah.
• Hewan jantan terjadi melalui ‘partenogenesis’
→ haploid
• Hewan betina → diploid
CARA PEWARISAN TERPAUT KELAMIN

• Apabila gen menempati posisi non-homolog


dari kromosom X, maka gen tersebut tidak
akan mempunyai pasangan pada kromosom Y,
• Maka hanya ternak betina yang bisa memiliki
gen secara homozogot atau heterozigot,
sedangkan pada jantan hanya akan memiliki
satu gen saja karena ternak jantan memiliki
kromosom XY
a. Gen Terpaut-X Resesif
Gen terpaut-X resesif adalah gen yang terpaut pada
kromosom X, yang hanya menampakkan sifat
resesifnya pada keadaan resesif homozigot saja.
• Complex Vertebral Malformation (CVM)
adalah cacat genetik resesif yang diwariskan.
CVM merupakan kesalahan pembentukan
tulang belakang selama embriogenesis,
menyebabkan janin gugur sekitar hari ke 159-
260 pada masa kehamilan (Perwitasari et al.,
2009).CVM disebabkan olehmutasi titik guanin
menjadi timin pada nukleotida posisi 559 dari
gen, sapi pembawa keluarga 35 anggota 3
(SLC35A3).
Contoh
P XAY x XAXa
F XAY XaY XAXA XAXa
         
P XAY x XaXa
F   XaY   XAXa
         
P XaY x XAXa
F XaY XaY XAXa XAXa
         
P XaY x XaXa
F   XaY XaXa  
P XCY x XcXc
  normal   butawarna
       
F1 XcY x XCXc
  buta warna   nomal

•Pada unggas, gen al merupakan gen albinisme tidak


sempurna, pada keadaan homozigot (alal), gen ini
menyebabkan defisiensi retina mata ayam,
sedangkan pada kalkun dan burung menyebabkan
kebutaan.
•Hidrosefali disebabkan oleh gen terkait-X resesif.
•Hemofili
•Buta warna merah hijau
b. Gen terpaut-X Dominan tidak penuh
Yang dimaksud terpaut-X dominan tidak
penuh adalah gen tersebut terpaut pada
kromosom sex X, tetapi gen tersebut bersifat
dominan tidak penuh.
Contoh
• Genotip XBXB dan XBY = bulu belang hitam
• Genotip XBXb = bulu belang tiga, hitam, coklat dan
kuning
• XbXb dan XbY = warna bulu belang kuning
P XbY x XBXB
kuning Hitam
F1 XBY XBXb
hitam tiga warna
F2 XBY XbY XBXB XBXb
hitam kuning hitam tiga warna
c. Gen terpaut-X dominan penuh
• Dalam kasus gen terpaut-X dominan ini dapat
menampakkan gejalanya dalam keadaan
dominan homozigot maupun heterozigot
• Kondisi abnormal akan nampak pada individu
XAXA, XAXa, XAY.
• Unggas memiliki susunan gonosom yang
berbeda, yaitu unggas jantan memiliki gonosom
ZZ, sedangkan yang betina memiliki gonosom
ZW.
• Corak bulu pada unggas dipengaruhi gen terpaut
kelamin, yaitu gen ZB yang menyebabkan bulu
lurik atau blorok (barred) sedangkan pasanganya
Zb menyebabkan tidak blorok.
Contoh perkawinan
P ZBZB x ZbW
  Jantan Blorok   Betina tidak borok
F1 ZBZb   ZBW
  Jantan Blorok   Betina Blorok
       
P ZbZb x ZBW
  Jantan tidak blorok   Betina borok
F1 ZBZb   ZbW
  Jantan blorok   Betina tidak borok
       
P ZBZb x ZBW
  Jantan blorok   Betina blorok
ZBZB   ZBW
Jantan blorok   Betina blorok
F1
ZBZb   ZbW
Jantan blorok   Betina tidak blorok
• Gen terpaut-X dominan dimanfaatkan untuk
auto-sexing, membedakaan jenis kelamin anak
ayam berdasarkan perbedaan warnanya.
• Jantan Rhode Island Red (tidak blorok) X
Betina Barred Plymoth Rock (blorok)
• P : ZbZb x ZBW
(blorok)
• F1 : ZBZb x ZbW
(blorok)
d. Gen terpaut-Y
• Gen terpaut-Y hanya terdapat pada kromosom Y
saja.
• Karena kromosom Y tidak berpasangan, maka
gen tersebut hanya terdapat pada kelamin jantan
saja.
GAGAL PISAH (nondisjunction)
• Pada pembelahan secara meiosis, kromosom kelamin XX
maupun XY akan berpisah satu sama lain dari pasanganya
sehingga menghasillkan dua macam gamet yaitu X – X dan
X – Y,
• Tetapi ada suatu kejadian kromosom homolog tersebut
gagal berpisah dari pasanganya satu sama lain, kemudian
keduanya menuju kutub yang sama,
• Akibat terjadinya nondisjunction dihasilkan sebuah gamet
yang mengandung dua kromosom kelamin dan sebuah
gamet lagi tidak mengandung kromosom kelamin sama
sekali.
Contoh Kasus
I I I I I I
I I
(1) I I (2) I I I I
I I
X X X
XY
Y Y Y

I
I
I (2) I I I
I
I I I
X
X XX
X
I I (1)
I I
XY
I
I I I I
(2) I
I I I I
Y YY Y
Y
Sindrom
Turner
akibat
nondisjunc-
tion
Contoh: lalat Drosophyla betina mengalami
gagal berpisah
• Bagaimana keturunannya andaikata
nondisjunction terjadi pada spermatozoa lalat
Drosophyla?

XY O

X XXY XO

X XXY XO

Anda mungkin juga menyukai