Anda di halaman 1dari 16

BAB VI

POLA – POLA
HEREDITAS PAUTAN
Disusun Oleh :

Kelas : XII MIPA 1


Kelompok :6
Nama Anggota :- Puji Putriana (26)
- Salma Bunga P (27)
- Shidqi Nizar (28)
- Tri Asih Nur K (29)
- Tyas Laras Ati (30)
- Wiwit Anang W (32)

SMA NEGERI 3 PEMALANG


Tahun Pelajaran 2017/2018
Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian determinasi seks;
2. Menjelaskan pengertian pautan gen;
3. Menjelaskan pengertian pindah silang;
4. Menjelaskan pengertian pautan seks;
5. Menjelaskan pengertian gagal berpisah;
6. Menjelaskan pengertian gen letal
1 DETERMINASI SEKS 4 GAGAL BERPISAH

2 PAUTAN GEN 5 PAUTAN SEKS

3 PINDAH SILANG 6 GEN LETAL


1. DETERMINASI SEKS
Determinasi seks adalah penentuan jenis kelamin suatu organisme yang ditentukan oleh kromosom
seks (gonosom) yang diwariskan secara bebas oleh gamet parental (induk) kepada keturunannya
melalui proses meiosis.
Berdasarkan susunan kromosom kelaminnya, tipe penentuan jenis kelamin pada makhluk hidup
dibedakan menjadi 4 tipe, yaitu:
a. Tipe XY
Tipe XY memiliki dua macam gonosom, yaitu kromosom X dan kromosom Y. Tipe XY
dijumpai pada manusia, tumbuhan berumah dua, hewan mamalia, dan Drosophila melanogaster (lalat
buah). Manusia memiliki 46 kromosom, terdiri dari 44 buah (22 pasang) autosom dan 2 buah (1
pasang) gonosom.
1. DETERMINASI SEKS
Pada manusia, jenis kelamin ditentukan oleh adanya Pada lalat buah memiliki 8
kromosom X dan kromosom Y. kromosom yang terdiri atas 6
buah kromosom tubuh
Pada individu betina memiliki dua kromosom X dan tidak (autosom) dan 2 buah
memiliki kromosom Y.(kariotipe: XX/homogametic). kromosom seks (gonosom).
Pada individu jantan memiliki satu kromosom X dan satu
kromosom Y.(kariotipe: XY/heterogametic).
Jadi, penentu jenis kelamin pada manusia adalah sperma,
karena ovum hanya memberikan satu jenis kromosom seks
(X), sedangkan sperma memberikan dua kromosom seks yang
berbeda (X dan Y).
1. DETERMINASI SEKS
b. Tipe XO c. Tipe ZW
Dijumpai pada beberapa serangga dari Tipe ZW terdapat pada unggas (ayam, itik,
ordo orthoptera dan heteroptera, misalnya dan puyuh), burung, ngengat, kupu-kupu, dan
belalang dan kutu daun. Pada tipe ini hanya beberapa jenis ikan.
memiliki satu gonosom, yaitu X, O bukan
simbol kromosom seks. Individu betina ZW (heterogametik)

Serangga betina XX Individu jantan ZZ (homogametik)

Serangga jantan XO (fertil)


1. DETERMINASI SEKS
d. Tipe Haplo-Diploid
Tipe haplo-diploid terdapat pada beberapa serangga yang dapat melakukan partenogenesis.
Serangga yang mengalami partenogenesis yaitu dari ordo Hymenoptera seperti lebah madu, semut,
dan lebah.
Hewan jantan terjadi melalui partenogenesis Haploid (n)
Hewan betina Diploid (2n)

Penentuan jenis kelamin pada tipe ini tidak dipengaruhi oleh gonosom, melainkan dari sifat ploidi
dari makhluknya.
2. PAUTAN GEN
Salah satu penyebab penyimpangan semu terhadap hukum
mendel adalah pautan. Pautan gen adalah kecenderungan
alel alel pada 2 atau lebih lokus pada satu kromosom yang Contoh Pautan Gen
sama (kromatid) untuk bergenerasi bersama sama.
Terjadi akibat gen gen terletak pada lokus yang berdekatan Bila gen A dan Gen B berpautan
Genotip AaBb akan membuat dua
dalam kromosom yang sama dan saat proses pembentukan
macam gamet yaitu AB dan ab.
gamet saling berkait atau berikatan.
Contoh peristiwanya yaitu terdapat pada Drosophila Test cross AaBb >< aa bb
Melanogaster. G AB ab
Jumlah pautan tergantung pada jumlah pasangan ab AaBb Aabb
kromosom dan panjang kromosom. Semakin banyak gen
1 : 1
yang berpautan mengakibatkan keanekaragaman individu
yang besar pula.
3. PINDAH SILANG
Pindah silang adalah pertukaran gen-gen antara kromatid-kromatid yang bukan
yang bukan pasangannya pada sepasang kromosom homolog. Pada peristiwa
persilangan meiosis I tempat persilangan antara dua kromatid yang disebut
chiasma.
Gen yang berpautan tidak selamanya terpaut. Pindah silang menyebabkan
pergantian alel di antara kromosom homolog, menghasilkan kombinasi yang
tidak ditemukan pada induknya. Pindah silang meningkatkan keragaman
genetik selain yang dihasilkan oleh pengelompokan gen secara bebas.
Ketentuan: nilai pindah silang adalah angka yang menunjukkan presentase
kombinasi baru yang dihasilkan akibat terjadinya pindah silang. Pada
umumnya pindah silang di jumpai pada makhluk betina maupun jantan.
Namun pada ulat sutra (Bombyx mori) betina tidak pernah terjadi pindah
silang. Sementara itu, drosophila yang jantan tidak mengalami pindah silang.
4.GAGAL BERPISAH
Gagal berpisah merupakan kegagalan kromosom homolog untuk memisahkan diri saat pembelahan meiosis.
Akibatnya terdapat gamet yang lebih atau kurang jumlah kromosomnya. Contohnya :
- Pada persilangan antara Drosophilla melanogaster dimana lalat betina mengalami gagal berpisah. Lalat betina
yang mengalami gagal berpisah membentuk 3 macam kemungkinan gamet yaitu X, XX, dan 0. bila jantan
yang mengalami gagal berpisah kemungkinan gametnya adalah X, Y, XX, YY dan 0.
Calvin B. Bridge Memberikan suatu kesimpulan bahwa pada saat pembentukan sel kelamin kadang-
kadang kromosom kelamin tidak memisah secara bebas dan tetap tidak memisah bersama-sama. Akibat
peristiwa ini pada manusia muncul sindrom turner, klinefelter, wanita super, pria XYY. Pada pembelahan
meiosis, kromosom yang telah mengganda akan ditarik menuju kutub yang berlawanan. Kromosom tersebut
ditarik oleh benang spindel yang menempel pada bagian sentromer . Namun ada kejadian dimana benang
spindel tidak mampu menarik kromosom sehingga kromosom yang telah mengganda tertarik semua ke salah
satu kutub.
4.GAGAL BERPISAH
Peristiwa gagal berpisah ini hanya terjadi pada satu atau sedikit kromosom saja, sehingga
menghasilkan kelainan yang disebut aneuploidi, yaitu penambahan atau pengurangan jumlah
kromosom. Gamet manusia yang normalnya berjumlah 23 dapat bertambah menjadi 24, dan bisa
berkurang hanya 22 pada gamet lainnya.
Pada proses pembentukan gamet, petani memberikan zat kimia kolkisin untuk memicu
peristiwa gagal berpisah. Gagal berpisah akan menyebabkan gamet yang terbentuk bersifat diploid
(2n). Apabila gamet diploid ini dikawinkan (disatukan) dengan gamet haploid (n) akan
menghasilkan keturunan triploid (3n). Buah semangka tanpa biji merupakan hasil rekayasa dengan
kolkisin yang telah banyak dilakukan. Namun apabila peristiwa ini terjadi pada seluruh set
kromosom, akan menghasilkan kelainan yang disebut euploid, yaitu penambahan set kromosom
pada genom.
5.PAUTAN SEKS
Pautan Seks adalah peristiwa dimana gen yang terpaut pada kromosom kelamin akan diturunkan bersama-
sama gen penentu jenis kelamin. Contoh pautan seks terdapat pada Drosophilla melanogaster, kucing, manusia
dan ayam.
Contoh 1 : Morgan mengawinkan lalat betina mata merah dengan P1 : Jantan mata putih >< Betina mata merah
XmY XMXM
lalat jantan mata putih. Hasilnya F1 = 100% mata merah, F1 : XMXm (Betina mata merah)
XMY (Jantan mata merah)
sedangkan F2 = 75% mata bmerah dan 25 % mata putih.
P2 : F1 >< F1
Anehnya yang bermata putih selalu jantan, mengapa? Jantan mata merah >< Betina mata merah
XMY XMXm
F2 : XMXM, XMXm, XMY, XmY
Fenotip F2 : Betina mata merah
Betina mata merah
Jantan mata merah
Jantan mata putih
Mata merah : Mata Putih = 75% : 25%
6. GEN LETAL
Gen Letal adalah gen yang mengakibatkan kematian jika dalam keadaan homozigot. Gen ini mengakibatkan
perbandingan fenotipe F2 pada persilangan monohybrid = 2:1.
Gen letal ada 2 macam:
1. Gen letal dominan
Adalah gen yang dapat mengakibatkan kematian individu apabila memiliki gen homozigot dominan. Namun,
apabila individu memiliki gen heterozigot hanya akan mengalami kelainan saja.
2. Gen letal resesif
Adalah gen resesif yang dapat mengakibatkan kematian individu apabila memiliki gen homozigot resesif.
Namun apabila individu dalam keadaan heterozigot bersifat normal tetapi pembawa gen letal.
6. GEN LETAL
Contoh Gen Letal

Gen Letal Manusia Hewan Tumbuhan

Dominan 1. Brachydactyly (jari tidak 1.Ayam redep


sempurna) 2.Tikus kuning
2. Thalasemia (sel darah merah
rusak)

Resesif Hemofilia (darah sukar 1.Sapi buldog Albino pada daun tanaman
membeku) 2.Kelinci pelger jagung
3.Drosophilla bermata
bintang
Sekian
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai