NO : 33
KELAS : XII MIA 2
BIOLOGI
Soal Hereditas
JAWAB:
1. Tipe-tipe penentuan jenis kelamin dibagi menjadi empat, yaitu:
a. Tipe XY: terdapat pada manusia, tumbuhan, semua hewan Mamalia, Droshopila
melanogaster. Memiliki 2 macam kromosom yaitu kromosom X dan kromosom
Y. Kromosom X berukuran lebih besar dibandingkan dengan kromosom Y. pada
individu betina memiliki 2 kromosom X dan tidak memiliki kromosom Y (kariotipe
betina adalah XX/homogametik). Oleh karena itu, individu betina hanya memiliki
satu macam ovum (ovum yang mengandung kromosom X). Sementara itu, pada
individu jantan memiliki satu kromosom X dan satu kromosom Y (kariotipe
jantan adalah XY/heterogametik).
b. Tipe XO: terdapat pada berbagai jenis serangga, misalnya belalang dan kutu
daun. Pada tipe ini, kromosom seks hanya satu yaitu kromosom X, sedangkan O
bukanlah simbol kromosom seks. Dalam sel somatisnya, serangga betina
memiliki dua kromosom X (XX), sedangkan serangga jantan hanya memiliki satu
kromosom X (XO). Oleh karena itu, jumlah kromosom sel somatis individu betina
lebih banyak daripada jumlah kromosom pada individu jantan.
c. Tipe ZW: terdapat pada unggas (ayam, itik, dan puyuh), burung, ngengat, kupu-
kupu, serta beberapa jenis ikan. Individu betina adalah heterogametik
(kariotipenya ZW), sedangkan individu jantan adalah homogametik (kariotipenya
ZZ).
d. Tipe Haplo-Diploid: terdapat pada beberapa serangga yang dapat melakukan
partenogenesis. Partenogenesis yaitu terbentuknya individu baru dari sel telur
tanpa didahului pembuahan oleh spermatozoa. Serangga yang mengalami
partenogenesis, misalnya lebah madu dari ordo Hymenoptera. Penentuan jenis
kelamin pada tipe ini tidak dipengaruhi oleh kromosom kelamin, seperti pada
makhluk hidup lainnya, melainkan tergantung dari sifat ploidi makhluknya.
3. Pengertian istilah-istilah:
a. Pindah Silang: merupakan pemisahan dan pertukaran bagian kromatid dari
sepasang kromosom homolog. Peristiwa tersebut menghasilkan kombinasi baru
dari sifat induknya. Umumnya terjadi pada peristiwa gametogenesis saat
meiosis.
b. Gagal Berpisah: merupakan kegagalan kromosom homolog untuk memisahkan
diri saat pembelahan meiosis I maupun meiosis II. Akibatnya terdapat gamet
yang lebih atau kurang jumlah kromosomnya atau mengakibatkan sel anak
kelebihan atau kekurangan kromosom (sel aneuploid). Terjadi pada kromosom
kelamin (gonosom) dan kromosom tubuh (autosom).
c. Alel Ganda: merupakan beberapa alel lebih dari satu gen yang menempati lokus
yang sama pada kromosom homolognya. Dilihat dari pengaruh gen pada
fenotipe, alel memiliki pengaruh yang saling berlawanan dalam pengekspresian
suatu sifat.
d. Gen Letal: merupakan gen yang mengakibatkan kematian apabila berada pada
keadaan homozigot. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu
dapat bersifat normal atau subletal. Gen letal mengakibatkan perbandingan
fenotip F2 pada persilangan monohibrid = 2:1.
4. Terjadi kelebihan atau kekurangan kromosom pada sel anakan, kecacatan genetik
pada beberapa individu, biasanya berupa mutasi, entah pada untai DNA atau
Polipeptidanya. Apabila peristiwa gagal berpisah ini hanya terjadi pada satu atau
sedikit kromosom saja, akan menghasilkan kelainan yang disebut aneuploidi, yaitu
penambahan atau pengurangan jumlah kromosom. Gamet manusia yang normalnya
berjumlah 23 dapat bertambah menjadi 24, dan bisa berkurang hanya 22 pada gamet
lainnya. Namun apabila peristiwa ini terjadi pada seluruh set kromosom, akan
menghasilkan kelainan yang disebut euploid, yaitu penambahan set kromosom.
Gamet yang terbentuk dapat memiliki 46 kromosom karena semua kromosom yang
telah mengganda tidak berpisah.
5. Gen Letal Dominan adalah gen dominan yang dapat mengakibatkan kematian individu
apabila memiliki gen homozigot dominan. Namun, apabila individu memiliki gen
heterozigot hanya akan mengalami kelainan, contoh gen letal dominan yaitu: Ayam
redep, Tikus, dan Brakidaktili.
Sedangkan Gen Letal Resesif adalah gen resesif yang dapat mengakibatkan kematian
individu apabila memiliki gen homozigot resesif. Sementara itu, apabila individu dalam
keadaan heterozigot bersifat normal, tapi pembawa gen letal. Contoh individu yang
mengalami gen letal resesif sebagai berikut: Tanaman Jagung, dan Icthyosis congenita.
6. Diketahui: Lalat buah jantan abu-abu, sayap panjang (GgLl), disilangkan dengan lalat
buah betina hitam, sayap pendek (ggll). Dari hasil perkawinan tersebut diperoleh
fenotip keturunan sebagai berikut: Abu-abu sayap panjang : Abu-abu sayap pendek :
Hitam sayap panjang : Hitam sayap pendek = 820 : 185 : 195 : 800
P: Jantan abu-abu sayap panjang (GgLl) >< Betina hitam sayap pendek (ggll)
8. Albino merupakan suatu kelainan akibat tubuh tidak menghasilkan pigmen, sehingga
penderita akan memiliki ciri ciri kulit, rambut berwarna putih ( karena tidak ada
pigmen). Kelainan ini disebabkan karena penurunan gen resesif kromosom tubuh atau
autosom. Karena peurunan bersifat autosom resesif maka seorang penderita albino
dapat dihasilkan dari kedua orang tua yang normal namun kedua orang tua tersebut
harus carrier kromosom gen resesif albino.
Peta Silsilah:
I
Aa
A
Aa
II
AA Aa Aa aa Aa
III
aa aa Aa Aa
9. Buta warna merupakan suatu kelainan penglihatan karena rusaknya pigmen foto
reseptor mata yang diakitbatkan karena kelainan gen, yang penurunan gennya bersifat
resesif terpaut pada kromosom kelamin x. Karena ayahnya mengidap buta warna
dapat dipastikan kromosom x ayah membawa gen buta warna Karena seorang wanita
ini mempunyai sepasang kromosom x yang berasal dari ayah dan ibu, maka wanita ini
dipastikan seorang carrier gen buta warna ( X+Xc).
Jika wanita itu disilangkan ke laki laki normal
X+Xc >< X+Y
X+ Y
X+ X+X+ X+Y
Xc X+Xc XcY
Maka anakan yaitu laki laki : X+Y (normal), XcY (buta warna)
Perempuan : X+X+ (normal), X+Xc(normal, carrier)
a. Turunan yang buta warna
Dari hasil perkawinan tersebut dihasilkan 4 anak dengan 1 laki yang buta warna
maka persentase turunan buta warna yang dihasilkan yaitu ¼ = 25%
b. Anak laki-laki yang buta warna
Dari hasil perkawinan tersebut, dihasilkan 2 laki laki, 1 laki-laki normal dan 1
buta warna. Maka persentase laki laki buta warna yaitu ½ = 50%
c. Anak wanita yang buta warna
Dari hasil perkawinan tersebut dihasilkan 2 wanita. 1 wanita normal, dan satu
wanita carrier (normal). Sehingga dalam perkawinan ini tidak akan
menghasilkan wanita yang buta warna ( 0%)
10. Golongan darah tipe ABO (AB, A, B, dan O) merupakan penggolongan darah
berdasarkan jenis antigen pada permukaan sel darah merah. Penggolongan darah ini
merupakan hasil dari penurunan gen dengan prinsip multiple allele. Adapun tipe
golongan ini merupakan hasil dari kombinasi alel alel pada kromosom seperti I A, IB+,
dan IO. Adapun dominansi alel alel ini yaitu ( IA = IB+ > IO ).
IA Io
IB IAIB IBIo
Io IAIo IoIo
Dari hasil persilangan tersebut dihasilkan 4 anakan yaitu :
a. IAIB
b. IAIo
c. IBIo
d. IoIo
11. Eritroblastosis Fetalis adalah kelainan darah yang berpotensi mengancam nyawa janin
atau bayi yang baru lahir. Eritroblastosis Fetalis umumnya disebabkan terjadinya
isoimunisasi, yaitu proses pembentukan antibodi terhadap antigen individu lain yang
berbeda. Pembentukan antibodi merupakan respon tubuh ibu karena ibu dan janin
memiliki rhesus atau golongan darah yang berbeda. Kelahiran anak pertama belum
terkena dampak serius dari eritroblastosis fetalis, namun kelahiran anak berikutnya
akan menimbulkan komplikasi. Gejala-gejala eritroblastosis fetalis mencakup: Anemia,
yaitu kekurangan sel darah merah ; Edema, yaitu radang di bawah permukaan kulit ;
radang pada hati atau limpa ; kematian intrauterin ; hidrops fetalis, yaitu masuknya
cairan ke dalam ruang pada jaringan tubuh.
12. Jika pasangan suami istri Hari dan Atin masing masing bergolongan AB, M, dan
AB, N dikawinkan, maka
I I , MM >< IAIB, NN
A B
IA, N IB, N
IA, M IAIA, MN IAIB, MN
IB, M IAIB, MN IBIB, MN
Maka dari perkawinan tersebut didapatkan anakan yang bergenotip IAIA, MN; IAIB, MN;
dan IBIB, MN dengan perbandingan 1:2:1, sedangakn fenotip anakan tersebut yaitu
A,MN; AB,MN; dan B,MN
Dari hasil anakan tersebut, maka anak pasutri Hari dan Atin merupakan Andika yang
bergolongan darah B, MN (IBIB, MN), karena fenotip terdapat pada anakan hal silang
genotip Hari (IAIB, MM) dan Atin (IAIB, NN )
Sedangkan jika pasangan suami istri pasangan Zay dan IIs yang masing-masing
bergolongan darah A, M dan B, M dikawinkan, maka ada 2 kemungkinan
Kemungkinan 1 (genotip homozigot)
IAIA, MM >< IBIB,MM
IB, M IB, M
IA, M IAIB, MM IAIB, MM
IA, M IAIB, MM IAIB, MM
Maka dari persilangan tersebut dengan kemungkinan kedua orang tua bergenotip
homozigot dihasilkan anakan dengan seluruhnya bergenotip IAIB, MM dan berfenotip
AB,MM.