Anda di halaman 1dari 16

REMAJA YANG SEHAT

Bagaimana tips untuk menjadi remaja Indonesia yang sehat? Berikut


adalah 5 tipsnya:
1. Melakukan aktivitas fisik/olahraga
Olahraga sangatlah penting untuk dilakukan untuk memaksimalkan
fungsi-fungsi tubuh karena ini akan memicu metabolisme dan
sirkulasi darah menjadi lebih lancar sehingga tidak mudah terkena
penyakit. Selain itu, olahraga juga dapat meningkatkan nafsu makan
karena di saat olahraga organ pencernaan pun ikut aktif bergerak.
Olahraga yang sehat tidak perlu memakan waktu berjam-jam.
Olahraga selama 30 menit per hari sangatlah baik untuk dilakukan.

2. Memperhatikan bahan-bahan yang digunakan dan


lingkungan terhadap makanan yang dikonsumsi
Sangatlah penting bagi kita untuk memiliki rasa curiga atau ingin
tahu terhadap apa saja kandungan di dalam makanan yang ingin kita
konsumsi. Selain itu, lingkungan juga salah satu faktor yang kuat
untuk menandakan makanan itu sehat atau tidak.

3. Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran


Buah dan sayur mengandung vitamin dan mineral yang memiliki
peranan kuat dalam memenuhi asupan nutrisi supaya tubuh
menjadi fit dan sehat. Selain itu, buah dan sayur juga mengandung
antioksidan yang dapat mengikat radikal bebas yang bisa merusak
tubuh dan membuat kita mengalami penyakit kanker.

4. Memiliki waktu istirahat atau tidur yang cukup


Aktivitas para remaja Indonesia cukup terkenal akan sibuk atau
padatnya karena memiliki berbagai macam tugas yang harus
diselesaikan. Kebiasaan buruk para remaja Indonesia adalah
begadang yang tidak baik untuk kesehatan tubuh. Sangatlah penting
bagi kita untuk memiliki waktu tidur yang cukup karena saat tidur
merupakan waktu yang sangat tepat dan dibutuhkan oleh tubuh kita
untuk membuang racun. Proses pengeluaran racun ini terjadi pada
waktu tidur malam pada waktu-waktu tertentu, sehingga sangatlah
bahaya jika kita tidak tidur dengan waktu yang cukup karena bisa
menumpukkan racun yang seharusnya terbuang pada waktunya.
5. Memeriksa kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali
sebagai upaya deteksi penyakit dini
Jangan pernah merasa terlalu dini untuk memeriksa kesehatan ke
rumah sakit secara rutin, karena sangat penting untuk tahu tingkat
kesehatan kita dan mempertahankan kesehatan kita. Memeriksa
kesehatan adalah suatu upaya untuk mendeteksi adanya kelainan
yang terjadi pada tubuh, walaupun belum timbul gejala. Ada
beberapa keadaan penyakit yang memang hanya dapat di diagnosa
kalau melakukan pemeriksaan kesehatan misal pemeriksaan
laboratorium.

https://student.cnnindonesia.com/keluarga/20180119121157-
436-270147/5-tips-menjadi-remaja-yang-sehat/
Meteorit Langka Ungkap
Asal Muasal Air di Bumi
Sebuah studi mengungkapkan bahwa
batuan luar angkasa ternyata punya
peran membawa air ke bumi.

Ilustrasi meteor. (Thinkstockphoto)

Jauh sebelum rupa bumi menjadi seperti yang kita lihat saat
ini, planet kita tak ubahnya bola panas dengan permukaan
berupa cairan panas.
Lalu, kapan tepatnya air sebagai elemen penting untuk
kehidupan bumi ada? Itu adalah sebuah pertanyaan besar
yang membuat ilmuwan terus bertanya-tanya.
Kini, titik terang soal asal muasal air ini mulai terurai.
Sebuah studi mengungkapkan bahwa batuan luar angkasa
ternyata punya peran membawa air ke bumi. Peristiwa ini
terjadi ketika tata surya berusia dua juta tahun dan bumi
masih belum terbentuk sempurna. Ukuran bumi
kemungkinan juga baru 20 persen dari ukuran saat ini.
Temuan ini berdasar pada penelitian terhadap
sebuah meteorit basaltik langka bernama angrite. Batuan
luar angkasa itu menunjukkan bahwa volatil yang
merupakan unsur dan molekul dengan titik didih relatif
rendah, seperti air, bisa terbawa ke planet kita melalui
meteorit.
"Kami mencari sebanyak mungkin induk atau tubuh utama
meteorit untuk mencari tahu di mana mereka berada di awal
terbentuknya tata surya, dan seberapa banyak air yang
mereka miliki," kata Adam Sarafian, peneliti dan lulusan
program doktoral di Department of Earth, Atmospheric, and
Planetary Science di Massachusetts Institute of Technology.
Meteorit angrite terbentuk di bagian inti awal tata surya,
kira-kira 4,56 miliar tahun yang lalu.
Selama masa itu, inti tata surya adalah tempat yang panas
dan kering. Protoplanet atau embrio planet, serta asteroid
memiliki permukaan yang masih berupa lelehan panas.
Sampai-sampai elemen seperti karbon yang memiliki titik
didih 4.800 derajat celsius dianggap sebagai volatil alias
senyawa yang mudah menguap.
Oleh karena itu, tidak jelas kapan unsur-unsur yang memiliki
titik didih rendah seperti air bisa tersebar, terutama karena
hidrogen yang dibutuhkan untuk membuat molekul air akan
menguap terlebih dahulu sebelum sempat menyebar ke
tempat lain.
Namun, hasil penelitian mengungkapkan jika kandungan air
pada angrite sama dengan kandungan air yang ditemukan di
awal terbentuknya Bumi.
"Ini menimbulkan asumsi sederhana bahwa air bumi sudah
ada sebelum planet ini benar-benar terbentuk sepenuhnya,"
jelas Sarafian. Dengan kata lain, ketika planet ini mulai
mendingin, sudah ada air di permukaan Bumi.
Studi mengenai angrite ini telah dipublikasikan di
jurnal Geochimica and Cosmochimica Acta.
Makanan Pedas Bikin Sehat
dan Panjang Umur
Orang yang mengonsumsi makanan pedas
6-7 hari seminggu memiliki penurunan
risiko kematian sekitar 14 persen.

Cabai mengandung capsaicin yang membuatnya memiliki sensasi


pedas. (Thinkstock)

Ada kabar gembira bagi Anda penggemar makanan pedas.


Sebuah studi yang dilakukan di China dan dipublikasikan di
jurnal BMJ Inggris, mengungkapkan, orang yang
mengonsumsi makanan pedas 6-7 hari seminggu memiliki
penurunan risiko kematian sekitar 14 persen.
Angka itu dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi
makanan pedas kurang dari seminggu sekali.
Selain itu, dampak tersebut lebih kuat pada mereka yang
gemar makanan padas dan tidak minum alkohol.
Menurut studi tersebut, dibandingkan cabai kering, saus
cabai dan minyak cabai, cabai segar memiliki perlindungan
paling baik.
Rasa pedas pada cabai muncul karena adanya zat capsaicin
yang memiliki banyak manfaat kesehatan.
Manfaat tersebut antara lain menurunkan nafsu makan dan
menghambat obesitas, hingga mengurangi risiko kanker.
Selain itu, kandungan dalam cabai juga dapat membunuh
bakteri yang merugikan di dalam pencernanaan.
Cabai juga dapat melonggarkan penyumbatan lendir pada
hidung dan tenggorokan, serta meningkatkan temperatur
tubuh hingga seseorang berkeringat setelah
mengonsumsinya.
Tak ketinggalan, cabai juga mengandung antioksidan
vitamin C dan betakaroten yang baik untuk tubuh.
Meski demikian, mengonsumsi makanan pedas berlebihan
juga tidak disarankan karena dapat mengakibatkan iritasi
pada lambung dan usus.
Jadi, agar mendapatkan manfaat pedasnya tanpa membuat
sakit, tetap bijak untuk membatasi besaran konsumsi cabai.
Artikel ini pernah tayang di Kompas.com.
(Gloria K. Wadrianto/Kompas.com)
Kromosom Y Menghilang,
Mungkinkah Laki-Laki Akan
Punah?
Kromosom Y mengalami degenerasi
dengan cepat. Jika laju degenerasi
berlanjut, kromosom Y hanya punya sisa
waktu 4,6 juta tahun sebelum lenyap
sama sekali.

Kromosom Y. (Ilustrasi/Thinkstock)

Kromosom Y bisa jadi adalah simbol maskulinitas, tapi


semakin tampak jelas bahwa kromosom ini tidak kuat dan
tahan lama. Walau membawa gen pengatur embrio (master
switch), SRY, yang menentukan apakah suatu embrio akan
berkembang sebagai jantan (XY) atau betina (XX),
kromosom ini hanya mengandung sangat sedikit gen lain
dan inilah satu-satunya kromosom yang tidak mutlak harus
ada bagi kehidupan. Yang jelas, perempuan terbukti baik-
baik saja tanpa kromosom ini.
Lebih dari itu, kromosom Y mengalami degenerasi alias
kemerosotan dengan cepat, sehingga perempuan memiliki
dua kromosom X yang sepenuhnya normal, sementara laki-
laki punya satu kromosom X dan satu kromosom Y yang
mengerut. Jika laju degenerasi yang sama berlanjut,
kromosom Y hanya punya sisa waktu 4,6 juta tahun sebelum
lenyap sama sekali. Tampaknya itu waktu yang sangat lama,
tapi sebetulnya tidak kalau Anda renungkan bahwa
kehidupan sudah ada di Bumi selama 3,5 miliar tahun.
Tidak selamanya kromosom Y seperti itu. Jika kita memutar
mundur jam 166 juta tahun hingga mamalia paling awal,
ceritanya sama sekali berbeda. Kromosom “proto-Y” awal
pada mulanya sama ukurannya dengan kromosom X dan
memuat semua gen yang sama. Hanya, kromosom Y punya
sebuah kekurangan fundamental. Tidak seperti semua
kromosom lain, yang dua salinannya kita punyai dalam
masing-masing sel kita, kromosom Y hanya pernah muncul
sebagai satu salinan, diwariskan dari ayah ke anak laki-
lakinya.
Ini artinya gen-gen pada kromosom Y tidak mampu
menjalani rekombinasi genetis. Rekombinasi genetis adalah
“pengocokan” gen yang terjadi dalam tiap generasi dan
membantu melenyapkan mutasi-mutasi gen yang
merugikan. Tidak mendapat manfaat rekombinasi, gen
kromosomal Y mengalami degenerasi seiring waktu dan
akhirnya hilang dari genom.
Kromosom Y dalam kotak merah, di sebelah kromosom X
yang jauh lebih besar.National Human Genome Research
Institute
Kendati demikian, penelitian mutakhir menunjukkan bahwa
kromosom Y mengembangkan beberapa mekanisme sangat
meyakinkan untuk “menghentikan”, melambatkan laju
hilangnya gen sampai berhenti.
Misalnya, sebuah studi mutakhir Denmark, diterbitkan
dalam PLoS Genetics, mengurutkan porsi kromosom Y dari
62 laki-laki berbeda dan mendapati bahwa kromosom ini
mudah menerima pengaturan ulang struktural berskala
besar yang memungkinkan terjadinya “amplifikasi gen "—
pemerolehan banyak salinan gen yang meningkatkan fungsi
sperma sehat dan mengurangi hilangnya gen.
Studi ini juga menunjukkan bahwa kromosom Y
mengembangkan struktur-struktur tidak lazim yang disebut
"palindrom” (urutan DNA yang terbaca sama dari depan dan
dari belakang —seperti kata “kayak”), yang melindunginya
dari degradasi lebih jauh. Mereka merekam laju “kejadian-
kejadian konversi gen” dalam urutan-urutan palindrom pada
kromosom Y—pada dasarnya ini adalah proses “copy-paste”
yang memungkinkan diperbaikinya gen menggunakan
salinan cadangan yang tidak rusak sebagai sebuah pola
dasar.
Melihat ke spesies-spesies lain (kromosom Y ada dalam
mamalia dan beberapa spesies lain), semakin banyak bukti
yang menunjukkan bahwa amplifikasi gen kromosom Y
adalah sebuah prinsip umum yang berlaku untuk semua.
Gen-gen yang mengalami amplifikasi itu memainkan peran
sangat penting dalam produksi sperma dan (setidak-
tidaknya pada hewan pengerat) dalam mengatur rasio jenis
kelamin keturunan. Menulis dalam Molecular Biology and
Evolution belum lama ini, para peneliti memberikan bukti
bahwa peningkatan jumlah salinan gen dalam tikus tersebut
adalah hasil seleksi alam.
Mengenai persoalan apakah kromosom Y akan benar-benar
hilang, komunitas ilmiah, seperti Inggris saat ini, terbelah
menjadi kelompok “leavers” (lenyap) dan “remainers”
(tetap). Kelompok yang terakhir ini berpendapat bahwa
mekanisme pertahanannya melakukan pekerjaan yang luar
biasa dan menyelamatkan kromosom Y. Tapi kelompok
leavers mengatakan yang dilakukan mekanisme itu hanyalah
memungkinkan kromosom Y bertahan menggantung,
sebelum akhirnya jatuh ke jurang. Dan perdebatan pun
berlanjut.

Mole voles tidak punya kromosom Y.wikipedia


Pendukung terkemuka argumen lenyap, Jenny Graves dari
Universitas La Trobe di Australia, menyatakan bahwa, jika
Anda menggunakan sebuah perspektif jangka panjang,
kromosom Y pasti musnah—meskipun kadang-kadang
bertahan lebih lama dari perkiraan. Dalam sebuah makalah
2016, dia menunjukkan bahwa tikus berduri Jepang dan
tikus mole voles sudah sepenuhnya kehilangan kromosom Y
mereka—dan bahwa proses hilang atau diciptakannya gen
dalam kromosom Y pasti menimbulkan persoalan fertilitas.
Hal ini kemudian bisa mendorong pembentukan spesies-
spesies yang sama sekali baru.
Kepunahan laki-laki?
Seperti yang kami kemukakan dalam sebuah bab pada e-
book baru, sekalipun jika kromosom Y pada manusia
memang lenyap, tidak mesti berarti bahwa laki-laki sedang
berada dalam proses menuju kepunahan. Bahkan pada
spesies-spesies yang benar-benar kehilangan kromosom Y
sepenuhnya, jantan dan betina masih sama-sama diperlukan
untuk reproduksi.
Dalam kasus-kasus tersebut, gen “master switch” SRY yang
menentukan sifat jantan genetis sudah pindah ke kromosom
berbeda. Artinya, spesies-spesies itu memproduksi jantan
tanpa perlu kromosom Y. Bagaimana pun juga, kromosom
penentu jenis kelamin baru itu—yang dipindahkan SRY—
kemudian pasti mulai mengalami proses degenerasi lagi
karena tidak adanya rekombinasi yang sama yang
memusnahkan kromosom Y mereka sebelumnya.
Namun, yang menarik sehubungan dengan manusia adalah
meski kromosom Y diperlukan bagi reproduksi manusia
normal, banyak dari gen yang dibawanya tidak diperlukan
jika Anda menggunakan teknik reproduksi dengan bantuan.
Ini berarti bahwa rekayasa genetis tak lama lagi bisa
menggantikan fungsi gen kromosom Y, memungkinkan
pasangan sejenis perempuan atau laki-laki tidak subur untuk
hamil. Kendati demikian, jika semua orang mungkin hamil
dengan cara ini, tampaknya sangat tidak mungkin manusia
yang subur akan berhenti bereproduksi secara alami.
Walaupun ini adalah wilayah penelitian genetis yang
menarik dan diperdebatkan dengan sengit, tak banyak yang
perlu dicemaskan. Kita bahkan tidak tahu apakah kromosom
Y akan lenyap sama sekali. Dan, seperti yang sudah kami
tunjukkan, kalau memang lenyap, kemungkinan besar kita
akan terus memerlukan laki-laki agar reproduksi normal
terus berjalan.
Bahkan, prospek sistem tipe “hewan peternakan” di mana
segelintir laki-laki yang “beruntung” terpilih untuk menjadi
ayah bagi mayoritas anak kita jelas tidak terlihat di
cakrawala. Yang jelas, akan ada keprihatinan yang jauh lebih
mendesak dalam 4,6 juta tahun ke depan.
Darren Griffin, Professor of Genetics, University of Kent dan
Peter Ellis, Lecturer in Molecular Biology and Reproduction,
University of Kent
Sumber asli artikel ini dari The Conversation. Baca artikel
sumber.
(Darren Griffin dan Peter Ellis/Sumber:
theconversation.com/id)
Terobsesi Lakukan Selfie
Merupakan Salah Satu
Gangguan Mental
Menurut psikolog, terobsesi pada selfie
atau yang disebut dengan ‘selfitis’,
termasuk gangguan mental.

Selfie (Ilustrasi, Thinkstock)

Apakah Anda terobsesi melakukan selfie?


Jika iya, ada kemungkinan Anda mengidap ‘selfitis’ – kondisi
mental yang membuat seseorang merasa terdorong untuk
mengambil swafoto terus-menerus dan mengeksposnya di
media sosial.
Istilah ini mulai dikenal sejak 2014 untuk menggambarkan
perilaku obsesif seseorang pada selfie.
Para peneliti dari Nottingham Trent University dan
Thiagarajar School of Management menginvestigasi istilah
‘selfitis’ dan menemukan enam faktor penyebabnya.
Mereka yang mengidap ‘selfitis’ umumnya berusaha untuk
meningkatkan kepercayaan diri, mencari perhatian,
memperbaiki mood, membuat kenangan, menyatu dengan
kelompok sosialnya dan bersikap kompetitif.
Para peneliti bahkan mengembangkan ‘skala perilaku
selfitis’ untuk mengukur seberapa buruk seseorang
mengidap gangguan mental tersebut. Skala yang memiliki
nilai satu hingga 100 tersebut, dibuat berdasarkan focus
grup dari 200 orang di India.
Para partisipan juga diminta untuk mengisi dan memberikan
nilai pada kuesioner. Beberapa pernyataan tersebut adalah
apakah mereka merasa lebih baik, percaya diri, mendapat
perhatian dari orang banyak, dan merasa diterima oleh
kelompoknya saat melakukan swafoto.
Penelitian ini dikembangkan di India karena negara tersebut
memiliki pengguna Facebook dan jumlah kematian akibat
selfie yang tinggi.
“Kami mengonfirmasi bahwa ‘selfitis’ termasuk gangguan
mental. Dan ‘skala perilaku selfitis’ dibuat agar kita bisa
menyadari ciri-cirinya,” kata Profesor Mark Griffiths, ahli
perilaku kecanduan dari Nottingham Trent University.
Rekan Profesor Mark yang juga peneliti, dr. Janarthanan
Balakrishnan, menambahkan: “Mereka yang memiliki
kondisi kurang percaya diri dan berusaha menyesuaikan diri
dengan orang-orang di sekitar mereka, mungkin
menampilkan gejala serupa,” katanya.
Ke depannya, para peneliti berharap akan ada studi lanjutan
untuk lebih memahami bagaimana seseorang bisa
mengalami ‘selfitis’. Juga apa yang bisa dilakukan untuk
mencegahnya.
(Gita Laras Widyaningrum/Sumber: news.com.au)

Anda mungkin juga menyukai