Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN MATERI KD 3.

6 POLA POLA HEREDIAS PADA MAHKLUK HIDUP

NAMA : Nazwar Mulia Ishak

KELAS : XII MIPA 4

1. PENGERTIAN HEREDITAS PADA MANUSIA

Hereditas adalah pewarisan sifat sifat fisik, biomkia dan perilaku


dari suatu mahkluk hidup kepada keturunannya. Sifat-sifat menurun
ini kemudian dikendalikan oleh substansi genetika yang disebut
DNA (deoxyribo nucleic acid = asam dioksiribo nukleat), yang
terdapat dalam gen.

Gen terkandung dalam kromosom, yang terletak dalam inti sel. Hereditas sebagai penurunan
sifat dari induk kepada keturunannya. Keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar
individu mempunyai perbandingan fenotip maupun genotip yang mengikuti pola tertentu.
Aturan-aturan dalam pewarisan sifat ini disebut pola-pola hereditas

A ) DETERMINASI SEKS
Berikut ini tipe-tipe penentuan jenis kelamin (determinasi seks) pada hewan,
tumbuhan dan manusia.`

     a. Tipe XY
Tipe penentuan seks ini dapat dijumpai pada lalat buah, manusia, tumbuh-tumbuhan
berumah dua, dan pada hewan menyusui. Pada nukleus lalat buah terdapat 8 buah
kromosom (4 pasang) yang terdiri dari 3 pasang kromosom tubuh/autosom  dan 1
pasang  kromosom seks.  Formula kromosom lalat buah betina adalah 3AA + XX (3
pasang kromosom autosom + 1 pasang kromosom X), sedangkan lalat buah jantan
adalah 3AA + XY (3 pasang kromosom autosom + 1 kromosom X + 1 kromosom Y).
Jumlah kromosom pada manusia adalah 46 buah (23 pasang). Pada wanita, terdapat 22
pasang autosom dan 1 pasang kromosom X (22AA + XX), sedangkan pada laki-laki
terdapat 22 pasang autosom, 1 kromosom X, dan 1 kromosom Y (22AA + XY).
    b. Tipe XO
Tipe XO ini dijumpai pada serangga seperti belalang (Ordo Orthoptera) dan kepik (Ordo
Hemiptera). Pada belalang tidak dijumpai adanya kromosom Y sehingga hanya
mempunyai kromosom X saja. Oleh karena itu, belalang jantan bertipe XO dan belalang
betina bertipe XX (mempunyai sepasang kromosom X).
     c. Tipe ZW
Tipe ini dijumpai pada serangga (kupu-kupu), beberapa jenis ikan dan reptil. Berbeda
dengan tipe seks pada manusia dan lalat buah yang homogametik (terdiri dari
kromosom kelamin yang sama) pada betina atau wanita, tipe seks ZW pada betina
bersifat heterogametik (terdiri dari kromosom kelamin yang berbeda). Agar tidak terjadi
kekeliruan dengan tipe penentuan kelamin XY, maka digunakan Z dan W. Oleh karena
itu, yang betina mempunyai tipe ZW (atau XY) dan yang jantan mempunyai tipe ZZ (atau
XX).

B.PAUTAN GEL

Keadaan di mana dalam satu kromosom yang sama terdapat dua atau lebih gen inilah
yang disebut pautan (linked). Gen-gen yang berada pada kondisi pautan ini disebut gen-
gen terpaut, contohnya berikut ini!

Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen1 dan gen2 tersebut akan tetap bersama
sampai saat pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih
akanmenghasilkan jumlah gamet yang lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang
tidak berpautan. Oleh karena itu, keturunan yang dihasilkan akan memiliki
perbandingan fenotip dan genotip yang lebih sedikitpula.
Contoh kasus pautan gen dapat kalian temui pada persilangan tanaman ercis pada
gambar di bawah ini . Berikut bentuk pautan gen dan persilangan pada lalat buah
tersebut.
Persilangan ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) dengan ercis bunga merah pollen
bulat (ppll) akan menghasilkan keturunan pertamanya (F1) yaitu ercis bunga ungu pollen
lonjong (PpLl). Ketika dilakukan persilangan kembali pada antar sesama F1, maka akan
menghasilkan keturunan (F2) dengan perbandingan fenotip 3 : 1. Hal ini disebabkan
karena adanya pautan antara gen P dengan gen L, serta alelnya yaitu gen p dengan
gen l. Akibatnya, pada F2 hanya terbentuk dua macam gamet, yaitu PL dan pl.

C . PINDAH SILANG

Berdasarkan tempat terjadinya, pindah silang dibedakan menjadi pindah silang tunggal


dan pindah silang ganda.

         a. Pindah silang tunggal


Pindah silang ini hanya terjadi pada satu tempat saja. Hasil dari pindah silang ini akan
membentuk 4 gamet. Gamet tersebut adalah gamet tipe parental, yaitu gamet yang
mempunyai gen-gen seperti induknya dan gamet tipe rekombinasi, yaitu gamet tipe baru
hasil pindah silang. (Lihat Gambar 5.2!)
    
  b. Pindah silang ganda
Pindah silang ini terjadi pada 2 tempat (kiasmata). Seperti halnya pada pindah silang
tunggal, pindah silang ganda ini juga menghasilkan 4 kromatid dan 4 gamet,
sebagaimana Gambar 5.3 berikut ini.

Pindah silang tersebut terjadi pada individu trihibrid (dengan 3 gen berangkai). Gamet
nomor 1 dan 4 merupakan gamet tipe parental, sedangkan gamet nomor 2 dan 3
merupakan gamet tipe rekom-binasi. Dengan dihasilkannya individu tipe parental dan
tipe rekombinasi, maka dapat dihitung besarnya persentase kombinasi baru yang
dihasilkan sebagai akibat terjadinya pindah silang. Nilai ini disebut nilai pindah silang
(NPS).

Rumus perhitungan nilai pindah silang adalah sebagai berikut:

Persentase nilai pindah silang tersebut menunjukkan kekuatan pindah silang antara


gen-gen yang terpaut.

D . GAGAL BERPISAH

Selama proses pembentukan individu keturunan, dapat terjadi beberapa kemungkinan


peristiwa yang tidak berjalan normal. Salah satu dari peristiwa tersebut adalah peristiwa
gagalnya pemisahan kromosom pada saat meiosis (pembentukan gamet) dan
disebut gagal berpisah atau non-disjunction.
Gagal berpisah dapat terjadi pada peristiwa meiosis yaitu pada anafase I atau pada
anafase II sehingga pasangan kromatid tidak dapat memisahkan diri. Peristiwa gagal
berpisah tersebut dapat menyebabkan terjadinya perubahan jumlah kromosom pada
individu keturunannya (berkurang atau bertambah), baik pada kromosom seks maupun
autosom.

E. PAUTAN SEKS

Pautan seks dibedakan menjadi pautan kromosom X dan pautan kromosom Y. Apa


perbedaan antara keduanya? Simaklah uraian berikut ini!

     a. Pautan Kromosom X


Pautan kromosom X berarti kromosom X membawa gen yang dapat diturunkan pada
keturunannya baik jantan atau betina. Kromosom kelamin pada lalat betina terdiri dari 2
kromosom X (XX), sedangkan pada lalat jantan terdiri dari 1 kromosom X dan 1
kromosom Y (XY).

Untuk mempelajari persilangan  pada lalat buah, simbol-simbol gen yang digunakan
yaitu gen +, penentu warna mata merah (normal atau tipe liar) dan gen w,
penentu warna mata putih (white eye) . Berikut bagan persilangan antara lalat buah
betina mata merah homozigot dengan lalat jantan mata putih.
Selanjutnya antara F1 disilangkan

Rasio fenotip F2 = 50%    mata merah : 25%   mata merah : 25%   mata
putih.

Pada persilangan ini, gen penentu warna mata hanya dibawa oleh kromosom X saja.
Hasil persilangan tersebut menunjukkan bahwa warna merah dominan terhadap warna
putih dan gen dominan (+) terpaut pada kromosom X.
Beberapa contoh gen yang hanya terdapat pada kromosom X adalah gen penentu
warna bulu pada burung, gen penentu warna rambut pada kucing, gen penentu kelainan
buta warna, anodontia, dan hemofilia. Kelainan-kelainan tersebut akan dibahas pada
subbab Hereditas Pada Manusia.

     b. Pautan Kromosom Y


Pautan kromosom Y berarti bahwa pada kromosom Y terdapat gen yang hanya
diturunkan pada keturunan laki-laki atau jantan saja. Oleh karena itu, jika gen
dominan terdapat pada kromosom Y, maka setiap keturunan jantan atau laki-laki akan
mewarisi sifat dominan tersebut. Pewarisan sifat ini disebut holandrik.

Gen pada kromosom Y dapat terpaut seperti halnya pada kromosom X. Beberapa


contoh gen yang hanya terdapat pada kromosom Y adalah gen penentu jari-jari
berselaput, gen penentu tumbuhnya rambut pada telinga, serta gen penentu tumbuhnya
rambut panjang dan kaku pada manusia.

F. GEN LETAL

Individu baru yang dihasilkan dari perkawinan induk tidak selalu berada dalam keadaan
hidup. Secara genetik, hal ini dapat disebabkan oleh adanya gen letal, yaitu gen yang
jika berada dalam keadaan homozigotik,  dapat menyebabkan kema-tian  individu.
Dengan adanya gen letal, fungsi gen akan mengalami gangguan dalam menumbuhkan
sifat atau fenotip.

Gen letal akan berpengaruh atau dapat menyebabkan kematian saat individu masih


berada dalam tahap embrio, pada saat kelahiran individu, atau setelah individu
berkembang dewasa. Contoh gen letal adalah thalasemia, hemofilia,  ayam “Creeper”
dan tikus kuning. Gen letal penyebab hemofilia akan dibahas pada subbab
Hereditas Pada Manusia.

Anda mungkin juga menyukai