Anda di halaman 1dari 72

Pewarisan Sifat Mendel

 Jika individu dengan sifat A melakukan


perkawinan dengan individu lain dengan sifat
B, sifat keturunannya dapat mengikuti salah
satu induknya atau merupakan hasil
kombinasi dari sifat kedua induknya.
 Pewarisan sifat dari induk atau tetua kepada
keturunan berikutnya disebut inheritansi.
Hukum Mendel I disebut juga hukum segregasi
yang menyatakan bahwa pada waktu
pembentukan gamet, terjadi pemisahan alel
secara acak.
Istilah yang sering digunakan dalam persilangan;
Genotipe; menunjukan sifat dasar yang tidak
tampak dan bersifat menurun atau diwariskan
pada keturunannya.
Fenotipe; hasil ekspresi atau perpaduan dari
genotip dengan lingkungannya, berupa sifat
yang tampak dari luar sehingga dapat diamati.
 Persilangan monohibrid; perkawinanan 2
individu dengan satu sifat beda yang
menyolok.
 Persilangan monohibrid dapat terjadi pada
tumbuhan, hewan, maupun manusia.
Contoh persilangan monohibrid pada tumbuhan
Monohibrid pada hewan;
Persilangan antara marmot dengan rambut
normal (hitam) dan marmot dengan rambut
albino; berikut persilangan antara kedua
marmot tersebut.
Hukum Mendel II;
Persilangan 2 individu yang mempunyai 2 sifat
beda (dengan 2 alel yang berbeda) disebut
dengan persilangan dihibrida.
Misalnya;
Bentuk biji kacang kapri (bulat dan keriput).
Warna (kuning dan hijau), atau ukuran batang
(tinggi dan pendek).
Hukum mendel II dikenal sebagai Hukum
asortasi, hukum berpasangan atau
penggabungan secara bebas.
Hukum ini menyatakan bahwa setiap gen atau
sifat berpasangan secara bebas dengan gen atau
sifat lain.
Contoh Persilangan dihibrida
Untuk persilangan trihibrid, tetrahibrida, dan
seterusnya, dapat ditentukan dengan metode segitiga
pascal.
Persilangan resiprok persilangan antara individu
bergenotipe sama namun berbeda jenis kelamin.
Hasil keturunan tidak berpengaruh namun akan
berpengaruh bila ada gen yang tertaut kromosom seks
Persilanga adan balik (Back cross) adalah persilangan
antara keturunan F1 yang heterozigot dengan induknya
(baik jantan dan betina) yang homozigot dominan.
Contoh persilangan Back cross
Test cros adalah persilangan antara hibrid
(individu F1) dengan salah satu induk homozigot
resesif.
Sifat intermediet adalah sifat individu yang
memperoleh 50% gen dari parental (jantan) dan
50% gen dari parental (betina), gen-gen tersebut
memberi penampakan sifat yang sama.
 Penyimpangan semu hukum Mendell
merupakan bentuk persilangan yang
menghasilkan rasio fenotif yang berbeda
dengan dasar dihibrid menurut hukum
Mendell.
 Meskipun tampak berbeda sebenarnya rasio
fenotif yang diperoleh merupakan modifikasi
dari penjumlahan rasio fenotif hukum Mendel
semula.
Macam penyimpangan hukum Mendell;
1. Interaksi gen
2. Kriptomeri
3. Polimeri
4. Epistasis-hipotasis
5. Gen-gen komplementer
6. Gen dominan rangkap
Interaksi gen; pada interaksi gen ini, suatu sifat
tidak ditentukan oleh satu gen tunggal pada
autosom tetapi alel-alel dari gen yang berbeda
dapat berinteraksi atau saling mempengaruhi
dalam memunculkan sifat fenotipe.
Contoh
Pada persilangan ayam berpial rose dengan
ayam berpial pea, semua keturunan F1 nya
berpial walnut. Agar lebih memahaminya,
perhatikan diagram persilangan berikut;
Kriptomeri; dikatakan sebagai gen dominan yang
seolah-olah tersembunyi jika berdiri sendiri dan
akan tampak pengaruhnya apabila bersama-
sama dengan gen dominan lainnya.
Contoh;
Penyilangan antara bunga linaria maraconna
berwarna merah (Aabb), dengan bunga linaria
maraconna berwarna putih (AaBB).
Keturunan F1 nya adalah bunga berwarna ungu
(AaBb) yang berbeda dengan warna dari bunga
kedua induknya (yaitu merah dan putih).
Rasio fenotip F2nya adalah9 ungu; 3 merah; 4
putih.
Polimeri atau karakter kuantitatif adalah
persilangan heterozigot dengan banyak sifat
beda yang berdiri sendiri, tetapi mempengaruhi
bagian yang sama dari suatu organisme.
Contoh persilangan polimeri.
Gandum berbiji merah : M1M1M2M2
Gandum berbiji putih : m1m1m2m2
 Epistasis adalah sebuah atau sepasang gen
yang menutupi atau mengalahkan ekspresi
gen lain yang tidak selokus (sealel).
 Hipotasis adalah gen yang tertutupi oleh
sebuah atau sepasang gen lain yang tidak
selokus (yang bukan alelnya).
Epistasis dibedakan menjadi 3;
1. Epistasis dominan
2. Epistasis resesif
3. Epistasis dominan resesif
Epistasis dominan terjadi pada persilangan umbi
lapis bawang berwarna merah dengan umbi
berwarna kuning.
Gen A menyebabkan umbi berwarna merah dan
gen B menyebabkan umbi berwarna kuning.
Berikut ini contoh persilangan dari epistasis
dominan.
 Epistasis resesif; peristiwa ini terjadi jika gen
resesif mengalahkan pengaruh gen dominan
dan resesif yang bukan alelnya.
 Rumusnya adalah gen aa epistasis terhadap B
dan b.
 Berikut ini penyilangan epistasis resesif
 Persilangan antara anjing berambut emas dan
anjing berambut cokelat, dihasilkan keturunan
F1 berambut hitam.
 Beberapa gen yang berperan adalah gen B
(menentukan warna hitam), gen b
(menentukan warna coklat), gen E
(menentukan keluarnya warna, dan gen e
(menghambat keluarnya warna).
 Epistasis dominan resesif merpakan peristiwa
suatu gen menghambat ekspresi fenotip yang
disebabkan oleh gen mutan yang bukan
alelnya.
 Gen mutan tersebut bersifat menghambat,
sehingga disebut gen penghalang atau
inhibitor atau gen suspensor
Contoh epistasis dominan reseif;
Persilangan lalat buah (Drosophila
melanogaster). Gen P menentukan warna mata
merah, gen p menentukan warna mata ungu,
gen S merupakan gen non-suspensor, dan s
merupakan gen suspensor,
Berikut peristiwa persilangan.
Rumus epistasis dominan resesif adalah
A epistasis terhadap B dan b
serta bb epistasis terhadap A dan a
Gen-gen komplementer merupakan interaksi
antara gen-gen dominan yang berbeda,
sehingga saling melengkapi.
Contoh;
Apabila F1 hasil perkawinan 2 orang yang bisu
tuli disilangkan dengan sesamanya, maka
keturunan F2 ada yang normal dan bisu tuli.
Gen dominan rangkap merupakan dua gen
dominan yang mempengaruhi bagian tubuh
mahluk hidup yang sama.
Kedua gen itu berada bersama-sama dan
fenotipnya merupakan gabungan dari kedua
sifat gen-gen dominan tersebut.
Contoh;
Persilangan tanaman Bursa sp yang berbuah
oval dengan tanaman Bursa sp yang berbuah
segitiga, dihasilkan keturunan F1 yaitu tanaman
Bursa sp semua berbentuk oval.
Untuk mengetahui hasil keturan F2 nya bisa
dilihat diagram dibawah ini.
Pola Hereditas Pada
Pewarisan Sifat Keturunan
 Bagian kromosom yang berperan dalam
peristiwa pewarisan sifat keturunan adalah
gen.
 Satu kromosom dapat mengandung ratusan
bahkan ribuan gen.
 Kondisi dimana dalam satu kromosom yang
sama terdapat dua atau lebih gen inilah yang
disebut tautan atau berangkai.
Berdasarkan tempat terdapatnya, kromosom
dibedakan menjadi 2;
1. Kromosom autosom &
2. Kromosom seks atau gonosom
 Gen yang berada pada kondisi
tautan ini disebut gen
berangkai.
 Gen berangkai juga terdapat
pada kromosom seks.

Gen A tertaut dengan gen B, pada 1


kromosom yang sama. Alel-alel a dan b
tertaut pada kromosom homolognya
 Tautan gen dapat dilakukan melalui
persilangan dihibrida pada lalat buah, yaitu
antara;
 Lalat buah betina (tubuh abu-abu dan sayap
normal) dengan
 Lalat buah jantan (tubuh hitam dan sayap
keriput).
Keterangan Simbol ;
vg+ (warna tubuh abu-
abu),
vg sebagai (warna tubuh
hitam,
b+ (sayap normal,
b (sayap keriput)
 Pada persilangan lalat buah tersebut,
terbentuk individu keturunan dengan fenotip
yang berbeda dengan fenotip dari kedua
induknya.
 Fenotip pada individu seperti disebut fenotip
rekombinan (abu-abu, keriput, hitam, normal).
 Fenotip individu keturunan yang sama dengan
yang dimiliki induk disebut fenotip induk (abu-
abu, normal, hitam, keriput).
 Indiviu-indivu yang dihasilkan tersebut
mengalami variasi genetik yang disebabkan
adanya pindah silang.
 Peristiwa pembentukan keturunan melalui
kombinasi-kombinasi baru dari fenotip
induknya disebut rekombinasi genetik.
Berdasarkan tempat terjadinya, pindah silang
dibedakan menjadi 2;
1. Pindah silang tunggal
2. Pindah silang ganda
Pindah silang tunggal;
Hanya terjadi pada satu tempat saja. Hasil dari
pindah silang akan membentuk 4 gamet.
Gamet tersebut dibedakan menjadi 2;
1. Gamet tipe parental; gamet yang mempunyai
gen seperti induknya.
2. Gamet tipe rekombinasi; yaitu gamet tipe
baru hasil pindah silang.
Contoh
Terjadinya pindah silang tunggal
Pindah silang ganda
 Pindah silang ini terjadi pada 2 tempat
(kiasmata).
 Pindah silang ganda ini menghasilkan 4
kromatid dan 4 gamet.
Contoh
Terjadinya pindah silang ganda
Tautan seks
Tautan seks dapat dibedakan menjadi 2;
1. Tautan kromosom X,
2. Tautan kromosom Y
Tautan kromosom X; merupakan kromosom X
membawa gen yang dapat diturinkan pada
keturunannya baik jantan dan betina.
Contoh;
Lalat buah betina mata merah homozigot
dikawinkan dengan lalat jantan mata putih,
ternyata F1 nya berkelamin jantan dan betina
masing-masing bermata merah.
Setelah sesama F1 tersebut dikawinkan, dihasilkan
keturunan F2 sebanyak 2 lalat buah betina bermata
merah dan 2 lalat buah jantan masing-masing bermata
merah dan putih.
Tautan kromosom Y;
 Seperti halnya tautan kromosom x, pada
kromosom Y terdapat gen yang hanya
diturunkan pada keturunan laki-laki atau
jantan saja.
 Jika gen dominan terdapat pada kromosom Y,
maka setiap keturunan jantan akan mewarisi
sifat dominan tersebut.
 Pewarisan sifat disebut holandrik.
Determinasi seks;
 Jumlah kromosom pada tumbuhan, hewan,
dan manusia mempunyai perbedaan.
 Perbedaan terjadi pada susunan kromosom
kelamin atau seks pada tumbuhan, hewan, &
manusia.
 Susunan kromosom pada jenis kelamin jantan
tentu berbeda dengan jenis kelamin betina.
 Perbedaan kromosom pada jenis kelamin
jantan & betina dibedakan menjadi 2 faktor
1. Faktor lingkungan
2. Faktor genetik
Tipe-tipe penentuan jenis kelamin(determinasi).
1. Tipe XY;
 Dijumpai pada lalat buah, manusia,
tumbuh-tumbhan berumah dua, pada
hewan menyusui.
 Pada nukleus lalat buah terdapat 8 buah
kromosom (4 pasang) terdiri 3 pasang
autosom dan 1 pasang kromosom seks.
 Kromosom seks pada lalat betina mempunyai
2 kromosom X, sedang lalat jantan terdiri dari
kromosom X dan kromosom Y.
 Jumlah kromosom pada manusia 46 buah (23
pasang).
 Pada wanita terdapat 22 pasang autosom dan
1 pasang kromosom X.
 Pada laki-laki terdapat 22 pasang autosom, 1
kromosom X dan 1 kromosom Y.
 Pada gametogenesis dihasilkan ovum (sel
telur) haploid mengandung 22 autosom (11
pasang) dan 1 kromosom X.
 Pada spermatogenesis dihasilkan spermatozoa
yang mengandung 22 autosom dan 1
kromosom X.
 Spermatozoa yang mengandung 22 autosom
dan 1 kromosom Y.
Gambar
Skema pembentukan jenis kelamin
2. Tipe XO;
 Di jumpai pada serangga seperti belalang
& kepik.
 Pada belalang tidak dijumpai kromosom Y
sehingga hanya dijumpai kromosom X.
 Belalang jantan bertipe XO dan belalang
betina bertipe XX (mempunyai sepasang
kromosm X)
3. Tipe ZW;
 Dijumpai pada serangga (kupu-kupu),
beberapa jenis ikan dan reptil.
 Tipe seks ZW pada betina bersifat
heterogametik (terdiri dari kromosom
kelamin yang berbeda).

Anda mungkin juga menyukai