H E R E D I TA S
K E L O M P O K 2 X I I M I PA G
ISTILAH-ISTILAH
Backcross
Testcross
Testcross adalah persilangan antara individu F1 dengan parentalnya yang
homozigot resesif. Testcross disebut juga perkawinan pengujian (uji silang)
karena bertujuan untuk mengetahui apakah suatu individu bergenotipe
homozigot (bergalur murni) atau heterozigot. Jika hasil testcross menunjukkan
perbandingan fenotipe keturunan yang memisah 1 : 1, maka dapat
disimpulkan bahwa individu yang diuji tersebut adalah bukan galur murni ,
berarti heterozigot. Sedangkan jika hasil testcross 100% berfenotipe sama
berarti homozigot.
PERSILANGAN RESIPROK
Persilangan resiprok adalah suatu
persilangan dimana sifat induk jantan dan
betina bila dibolak-balik/dipertukarkan
tetapi tetap menghasilkan keturunan yang
sama. Persilangan resiprok mempunyai
pengertian bahwa dalam suatu
persilangan berlaku sama pada jenis
kelamin jantan dan betina, yang berarti
baik jantan maupun betina mendapatkan
kesempatan sama dalam pewarisan sifat.
Misalnya, persilangan antara bunga
kuning dan bunga merah akan
menghasilkan keturunan yang sama
meskipun serbuk sari diambil dari bunga
kuning atau merah.
Dominasi Tidak Sempurna
Penyimpangan (Incomplete Domination)
Hk. Mendell Pada dominansi tidak sempurna, alel
dominan tidak dapat menutupi alel
resesif sepenuhnya. Akibatnya,
individu yang heterozigot memiliki
sifat yang setengah dominan dan
setengah resesif. Misalnya, tanaman
bunga Snapdragoti (Antirrhinum)
merah disilangkan dengan tanaman
Snapdragoti putih. Ternyata
menghasilkan anakan dengan bunga
merah muda. Hasil persilangan
sesama tanaman berbunga merah
muda menghasilkan rasio keturunan
merah, merah muda, dan putih.
Kodominan
Kodominan adalah dua alel suatu gen yang menghasilkan
produk berbeda dengan alel yang satu tidak dipengaruhi
oleh alel yang lain. Contohnya adalah bulu ayam yang
berwarna hitam (B), semidominan terhadap bulu putih (b).
Jika ayam berbulu hitam dikawinkan dengan ayam berbulu
putih, anaknya akan berbulu biru (blue Andalusia). Jika ayam
blue Andalusia kawin dengan sesamanya, akan timbul lagi
asal usul warna bulu pada anaknya, yaitu hitam dan putih.
Alel Ganda
Alel ganda merupakan fenomena adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen.
Umumnya satu gen tersusun dari dua alel alternatifnya. Alel ganda dapat terjadi akibat
mutase. Mutasi akan menghasilkan banyak variasi alel. Misalnya gen A bermutasi menjadi a1
a2 dan a3, yang masing-masing menghasilkan fenotip yang berbeda. Dengan demikian,
mutasi gen A dapat menghasilkan empat macam varian, yaitu A, a1, a2, dan a3.
Berapapun jumlah anggota alel ganda, hanya dua yang — terdapat dalam sel
somatik dan hanya satu di dalam gamet. Dengan bertambahnya jumlah anggota alel,
bertambah pula kemungkinan genotip bagi masing-masing fenotip, terutama ( bagi yang
paling dominan. Gejala adanya dua atau lebih fenotip yang mucul dalam suatu populasi
dinamakan .
.
CONTOH
Alel letal merupakan alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang
memilikinya. Kematian terjadi pada individu tersebut karena tugas gen aslinya adalah untuk
menumbuhkan karakter atau bagian tubuh yang sangat penting. Adanya gen letal akan membuat
pertumbuhan karakter atau bagian tubuh vital terganggu dan dapat menyebabkan individu mati.
Kematian karena alel letal dapat terjadi pada stadium embrio awal atau sampai beberapa
waktu setelah dilahirkan. Misalnya alel subletal merupakan alel yang menyebabkan kematian pada saat
anak berumur beberapa tahun atau saat menjelang dewasa
Alel letal dibedakan lagi menjadi alel letal resesif dan alel letal dominan. Alel letal resesif
adalah alel yang dalam kedaan homozigot resesif dapat menyebabkan kematian. Contoh
alel letal resesif adalah albino pada tumbuhan dan pada sapi bulldog. Sedangkan,
Alel letal dominan adalah alel yang dalam keadaan homozigot dominan dapat
menyebabkan kematian. Berbeda dengan alel letal resesif, pada alel letal dominan,
individu yang dalam keadaan heterozigot dapat menyebabkan subletal, atau dapat hidup
sehat hingga dewasa. Contoh kasus alel letal dominan terdapat pada ayam berjambul.
14
Tautan (Linkage)
Contoh:
Sepasang individu (BbHh dengan bbhh) disilangkan mengasilkan anakan dengan genotipe sebagai
berikut:
BbHh: 1000
Bbhh: 500
bbHh: 500
bbhh: 1000
karena KP > KB maka dapat dipastikan gen mengalami pindah silang, jarak antar gennya dapat
dihitung menggunakan Nilai Pindah Silang (NPS) yaitu (1000 : 3000) x 100 cM = 33,3 cM. Jarak
antara gen B dengan H adalah 33,3 satuan atau 33,3 centiMorgan.
Penyimpangan Semu
A. Atavisme
v
Aneuploidi Euploidi Autopoliploid Alopoliploid
Perubahan jumlah Perubahan jumlah Perubahan seluruh Perubahan seluruh
kromosom yang hanya kromosom yang set kromosom set kromosom
terjadi pada pasangan terjadi pada seluruh berupa berupa
kromosom tertentu. pasangan kromosom. penggadaan sendiri penggadaan sendiri
Trisomi: 2n+1 Triploid (3n) pada kromosom pada kromosom
Monosomi : 2n-1 Tetraploid (4n) dari spesies yang dari spesies yang
Tetrasomi : 2n+2 Pentaploid (5n) sama berbeda.
Nulisomi : 2n-2
Faktor-faktor Genetik
Radiasi
yang
Infeksi
menyebabkan Autoimun
gagal berpisah Umur Orang tua
Peristiwa gagal berpisah pada manusia
A. XXX (wanita super = super
female) B. X0 (sindrom turner) Ciri-ciri : C. XXY (sindrom Klinefelter)
Ciri-ciri : - Jumlah kromosom 45 (2n – 1) Ciri-ciri :
- Jumlah kromosom 47 (2n + 1) atau disebut juga monosomik - Jumlah kromosom 47 (2n + 1) atu
atau disebut juga trisomik - Susunan kromosom 45X disebut juga trisomik
- Susunan kromosom 47 XXX, - Kecerdasan di bawah rata- - Susunan kromosom 47 XXY
- Tubuh kurus dan lemah, rata - Jenis kelamin laki-laki
- Kecerdasan lemah - Biasanya mandul - Lengan dan kaki pendek, mental
- Biasanya mandul. terbelakang
A. Tipe ZW = Abrakas
B. Tipe XO = Protenor
Tipe ini untuk burung
Tipe ini untuk serangga dan
(unggas), kupu-kupu, ikan C. Tipe XY
belalang dengan ketentuan
dan ngengat Tipe ini ada pada manusia
XO = untuk jantan
ZW = untuk betina, dan Drosophila
XX = untuk betina
ZZ = untuk jantan. melanogester (lalat buah)
Pada pengelompokan tipe
Pada kelompok ini hewan XX = untuk betina (wanita)
ini, hewan jantan bersifat
jantan bersifat homozigot, XY = untuk jantan (pria).
heterozigot, sedangkan yang
sedangkan hewan betina
betina bersifat homozigot.
adalah heterozigot.
Khusus pada Drossophilia
Jika rasio lebih kecil atau sama dengan setengah, maka berjenis kelamin jantan.
Jika rasio lebih besar atau sama dengan satu, maka berjenis kelamin betina.
Jika rasio lebih besar dari setengah dan lebih kecil dari satu, maka lalat tersebut merupakan
lalat intersex.