DAN
PENYIMPANGAN
SEMU HUKUM
MENDEL
KELOMPOK 5
TEORI HUKUM PEWARISAN SIFAT
Beberapa teori yang mengemukakan Hukum Pewarisan Sifat ( Hereditas ) selain Mendel,
antara lain :
Teori Darah, yang menyatakan bahwa " pewarisan sifat dari induk kepada
keturunannya terjadi melalui darah". ( mungkin ini juga ya yang menjadi dasar ada
istilah ber-darah biru untuk keturunan bangsawan ? ). Teori ini menjadi patah setelah
ditemukannya transfusi darah. Dari proses tranfusi darah terbukti pasien yang menerima
darah dari donor tidak mengalami perubahan sifat menjadi seperti donornya.
Teori Preformasi, yang menyatakan bahwa "pewarisan sifat terjadi melalui sel gamet
yang di dalamnya terdapat mahkluk hidup kecil sebagai calon individu baru"
Teori Epigenesis, yang menyatakan bahwa " pewarisan sifat terjadi melalui sel telur
yang telah dibuahi oleh sel sperma yang selanjutnya akan mengalami pertumbuhan
bertahapmenjadi individu baru". Teori ini sekaligus menyanggah teori preformasi.
Teori Pangenesis, yang menyatakan bahwa " pewarisan sifat dilakukan oleh ovum / sel
telur yang setelah dibuahi oleh sel sperma , maka di dalam ovum tersebut terdapat
tunas-tunas yang tumbuh menjadi mahkluk hidup baru ".
Teori Heackel, yang menyatakan bahwa " pewarisan sifat menjadi tanggung jawab dari
substansi inti dari sel sperma / spermatozoid".
PEWARISAN SIFAT MENURUT MENDEL
HUKUM MENDEL I
Hukum I Mendel (disebut juga hukum segregasi) adalah
mengenai kaidah pemisahan alel pada waktu pembentukan
gamet. Hukum segregasi menyatakan bahwa pada waktu
pembentukan gamet terjadi segregasi atau pemisahan alel-alel
secara bebas, dari diploid menjadi haploid. Hukum I Mendel
dapat kalian pelajari dari persilangan monohibrid. Pada saat
pembentukan gamet, pasangan alel akan memisah secara bebas.
Misalnya genotip suatu tanaman Aa, maka gamet yang dibentuk
akan membawa gen A dan gen a.
Persilangan Monohibrid
Persilangan monohibrid adalah perkawinan yang menghasilkan
pewarisan satu karakter dengan dua sifat beda. Misalnya warna
bunga adalah karakter tanaman yang diamati. Mendel melihat
ada dua sifat dari karakter warna bunga tanaman kacang kapri,
yaitu warna ungu dan warna putih. Bila tanaman kacang kapri
berbunga ungu disilangkan dengan tanaman kacang kapri
berbunga putih, maka generasi anakan mereka adalah 100%
tanaman berbunga ungu. Namun, bila tanaman berbunga ungu
hasil persilangan itu dikawinkan sesamanya (perkawinan
inbreeding), keturunannya menunjukkan 75% tanaman berbunga
ungu dan 25% tanaman berbunga putih. Untuk lebih jelasnya
lihat diagram persilangan monohibrid berikut ini.
Peristiwa terbentuknya tanaman bunga ungu dari hasil persilangan menurut Mendel
adalah sebagai berikut. Pada waktu pembentukan gamet betina (sel telur dalam
bakal buahnya), alel-alel UU yang merupakan gen untuk warna bunga ungu dan
bersifat homozigot dominan memisah menjadi U dan U, sehingga di dalam sel
gamet tanaman berbunga ungu hanya mengandung satu macam alel, yaitu alel U.
Sebaliknya, tanaman kacang kapri berbunga putih bersifat homozigot resesif dan
genotipnya w«. Alel ini memisah menjadi u dan u pada waktu pembentukan gamet
jantan atau serbuk sari, sehingga gamet- gamet jantan tanaman berbunga putih
hanya memiliki satu macam alel, yaitu alel u.
Sewaktu terjadi perkawinan, terjadilah peleburan gamet jantan (w) ke dalam gamet
betina (U) membentuk individu bersifat heterozigot dengan genotip Uu dan fenotip
ungu. Pada perkawinan P2, yaitu perkawinan bebas antara genotip Uu dengan Uu,
juga dimulai dengan segregasi alel U dan u, baik pada individu betina maupun
jantan. Segregasi Uu menghasilkan dua macam gamet, yaitu gamet yang
mengandung alel U dan gamet yang mengandung alel u. Karena induk betina dan
induk jantan memiliki dua macam gamet (U dan u), terjadilah persilangan antara
keempat macam gamet di atas, yaitu U dengan U membentuk UU (fenotip ungu), U
dengan u membentuk Uu (fenotip ungu), dan u dengan u membentuk uu (fenotip
putih).
HUKUM MENDEL II
Hukum II Mendel, atau dinamakan hukum penggabungan
bebas (the Mendelian law of independent assortment) mengenai
ketentuan penggabungan bebas yang harus menyertai
terbentuknya gamet pada perkawinan dihibrid. Hukum II
Mendel dapat dipelajari dari persilangan dihibrid. Pada
perkawinan dihibrid, misalnya suatu individu memiliki genotip
AaBb maka A dan a serta B dan b akan memisah kemudian
kedua pasangan tersebut akan bergabung secara bebas sehingga
kemungkinan gamet yang terbentuk akan memilki sifat AB, Ab,
aB, ab.
Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrid adalah perkawinan yang menghasilkan
pewarisan dua karakter yang berlainan. Misalnya persilangan
antara tanaman kacang kapri berbiji bulat dan berwarna kuning
dengan tanaman kacang kapri berbiji keriput dan berwarna hijau.
Lihat Gambar 5.5. Ternyata, hasil persilangan adalah 100%
anakan berbiji bulat dan berwarna kuning.
Selanjutnya, jika tanaman hasil persilangan ini dikawinkan
sesamanya, terjadilah hasil perkawinan sebagai berikut: 6%
bagian = biji bulat kuning, 6% bagian = biji bulat hijau, 6%
bagian = biji keriput kuning, 6% bagian = biji keriput hijau.
Diagram persilangan dihibrid tersebut sebagai berikut.
Peristiwa terbentuknya tanaman berbiji bulat dan berwarna kuning dari hasil
persilangan F1 menurut Mendel adalah sebagai berikut. Tanaman betina berbiji bulat
dan berwarna kuning bersifat homozigot dominan, dengan genotip BBKK. Pada waktu
pembentukan gamet betina (sel telur dalam bakal buahnya), alel-alel BBKK ini
berpisah menjadi BK dan BK. Oleh karena itu, di dalam sel gamet tanaman berbiji
bulat dan berwarna kuning hanya mengandung alel BK. Sebaliknya, tanaman jantan
berbiji keriput dan berwarna hijau bersifat homozigot resesif, dengan genotip bbkk.
Alel ini berpisah menjadi bk dan bk pada waktu pembentukan gamet jantan atau
serbuk sari. Oleh karena itu, gamet-gamet jantan tanaman berbiji keriput dan berwarna
hijau hanya memiliki alel yang sama saja, yaitu alel bk.
Sewaktu terjadi perkawinan, terjadilah peleburan gamet jantan (bk) ke dalam gamet
betina (BK), membentuk individu dengan genotip heterozigot BbKk dan berfenotip
biji bulat dan berwarna kuning. Pada perkawinan P2, yaitu perkawinan bebas antara
genotip BbKk dengan BbKk, terjadilah pembentukan gamet. Pada waktu pembentukan
gamet ini, , terjadi segregasi alel B dari b dan K dari k, baik pada individu betina
maupun jantan. Namun, selain terjadinya segregasi, pada pembentukan gamet
perkawinan dihibrid ini juga diikuti dengan penggabungan bebas (atau lebih tepatnya
kombinasi bebas) antara B dan b dengan K dan k. Penggabungan bebas ini
menghasilkan empat macam kombinasi gamet, yaitu gamet BK, Bk, bK dan bk.
Testcross (Uji Silang), Backcross (Silang Balik) dan Persilangan Resiprok
Selain persilangan monohibrid dan dihibrid dikenal pula istilah persilangan
testcross, backcross, dan persilangan resiprok.
Testcross