Anda di halaman 1dari 1

SENI RUPA MURNI TERAPAN TUGU BAMBU RUNCING

MUH. FADIL

Karya seni rupa murni terapan


daerah setempat adalah seni rupa yang
bertujuan hanya untuk sebagai
khiasan/pajangan saja. Seperti halnya tugu
Bambu Runcing di Pangkep, Sulawesi
Selatan. Tugu ini bertujuan hanya sebagai
khiasan saja dan sebagai lambang
perjuangan masyarakat Pangkep terhadap
penjajah Belanda yang hanya
menggunakan bambu runcing sebagai
senjatanya.

Tugu ini di rancang oleh guru seni


budaya SMPN 02 Pangkep dan kawan-
kawan. Tugu Bambu Runcing runcing ini
dibangun dan dipersembahkan oleh
“Pemda Kabupaten Pangkep bersama
Keluarga Ferry Haosdana (CV.Wira
Karya)”.

Dan diresmikan pada tanggal 17


Agustus 2000, oleh Bupati Pangkep pada
saat itu, yaitu bapak H.A. Gaffar Patappe.
Tugu ini terletak di jantung kota
Tugu ini terdiri dari sembilan buah pangkep, sehingga pada malam hari tugu
bangunan bambu runcing, empat dibagian ini ramai dikunjungi oleh para muda-
luar yang mengelilingi bagian utama dan di mudi untuk berpacaran, dan tugu ini
bagian utama terdapat lima, di bagian menjadi pangkalan angkutan umum
utama terdapat empat bambu yang (bentor).Disamping tugu ini terdapat
berukuran sama dan ditengahnya terdapat sungai Pangkep yang jernih dan bersih
bambu yang berukuran lebih tinggi dari airnya, karena letaknya strategis, maka
bambu yang lain. setiap malam banyak penjual
Tugu tersebut hampir sama dengan menjajahkan makanan pada malam hari,
bambu runcing sebenarnya, baik salam segi sehinnga pembeli yang makan di situ
bentuk, motif, dan unsur-unsur lainnya. dapat menikmati susana kota pangkep
Bambu ini memiliki diameter kira-kira 45 pada malam hari.
cm, dan tinggi 180 cm.

Anda mungkin juga menyukai