Anda di halaman 1dari 148

SENI BUDAYA BANTEN

Retnadhi Suryandari, S.Sn


SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan

1
SENI BUDAYA BANTEN

2
SENI BUDAYA BANTEN

3
SENI BUDAYA BANTEN

Banten terletak di ujung barat


pulau Jawa, Banten
merupakan provinsi pecahan
dari provinsi Jawa Barat sejak
tahun 2000.

4
SENI BUDAYA BANTEN

A. BATIK BANTEN
B. RAMPAK BEDUG
C. PENCAK SILAT

5
SENI BUDAYA BANTEN

 SEJARAH & PERKEMBANGAN SENI


RAMPAK BEDUG
 SENIMAN RAMPAK BEDUG
 FUNGSI SENI RAMPAK BEDUG
 WADITRA SENI RAMPAK BEDUG
 GERAK TARI & KOREOGRAFI
 TATA ARTISTIK SENI RAMPAK BEDUG
(MUSIK/LAGU, PROPERTI, DEKORASI,
KOSTUM, RIAS)

6
RAMPAK BEDUG

7
RAMPAK BEDUG

 Seni Rampak Bedug adalah kesenian


tradisional asli masyarakat
Pandeglang Banten yang merupakan
titik kulminasi estetis dari tradisi
ngadu bedug yang biasa dilakukan
pada perayaan hari raya Idul Fitri
atau hari raya Idul Adha.

8
RAMPAK BEDUG

 Bedug telah digunakan sejak ribuan


tahun yang lalu sebagai alat
komunikasi secara tradisional, baik
dalam kegiatan ritual keagamaan
maupun dalam bidang politik.
Biasanya terdapat di masjid untuk
menginformasikan datangnya waktu
shalat wajib lima waktu.

9
RAMPAK BEDUG
 Bedugterbuat dari sepotong batang
kayu besar dengan panjang berkisar
satu meter atau lebih. Bagian tengah
batang dilubangi sehingga berbentuk
sebuah tabung besar. Ujung batang
yang berukuran lebih besar ditutup
dengan kulit binatang yang berfungsi
sebagai membran (selaput gendang)
untuk dapat menghasilkan suara.
10
RAMPAK BEDUG

11
RAMPAK BEDUG

 Biladitabuh, bedug menimbulkan


suara berat, bernada khas, rendah,
tetapi dapat terdengar sampai jarak
yang cukup jauh.
 Kata “rampak” berasal dari bahasa
Sunda yang bermakna ‘serempak
atau secara bersama-sama’.

12
RAMPAK BEDUG

 “Rampak bedug” adalah seni bedug


dengan menggunakan waditra bedug
berjumlah lebih dari dua buah yang
ditabuh secara “serempak” dan
berurutan sehingga dapat
menghasilkan irama/komposisi bunyi
yang sangat khas dan enak
didengarkan.

13
RAMPAK BEDUG

14
RAMPAK BEDUG

 Diwilayah Pandeglang dan


sekitarnya, kegiatan menabuh bedug
pada awalnya hanya dilakukan di
Masjid atau Mushola saja sebagai
tanda datangnya waktu shalat.

15
RAMPAK BEDUG

 Kemudian berkembang menjadi


sarana hiburan masyarakat pada
bulan suci Ramadhan, dengan cara
memukul bedug bertalu-talu, dimulai
setelah melaksanakan shalat isya
hingga waktu subuh tiba, sering
disebut Ngabedug atau Ngadulag.

16
RAMPAK BEDUG

 Ngadulag ini kemudian berkembang


menjadi seni pertunjukan bedug,
karena bedug yang semula hanya
berjumlah satu atau dua buah saja di
masjid/mushola bertambah menjadi
belasan buah, dari yang berukuran
kecil hingga yang berukuran besar.

17
RAMPAK BEDUG

 Seni bedug ini banyak digemari dan


sering dipertandingkan antar masjid
atau antar kampung pada momen
bulan Ramadhan atau sehari setelah
Idul Fitri, sehingga masyarakat
Pandeglang mengenalnya dengan
sebutan Ngadu Bedug.

18
RAMPAK BEDUG

 Awalnya dalam
tradisi ngadu
bedug
tersebut,
bedug yang
ditabuh
berada di
bawah dan
diinjak kaki
penabuhnya.
19
RAMPAK BEDUG

 Pada perkembangan berikutnya,


posisi bedug tidak lagi diletakkan di
bawah, namun sudah menggunakan
tiang penyangga yang dinamakan
dengan ancak. Awalnya terbuat dari
bahan kayu, namun kini banyak yang
terbuat dari besi karena dianggap
lebih kuat dan praktis.

20
RAMPAK BEDUG

 Ancak ini memiliki dua jenis, yaitu:


a. ancak yang dapat menyangga atau
menopang bedug lebih dari satu
bedug (menyatu)
b. ancak yang hanya dapat
menopang satu bedug saja (satuan)

21
RAMPAK BEDUG

22
RAMPAK BEDUG

 Ngadu Bedug pada saat itu selalu


diakhiri dengan Ngadu Golok akibat
dari perselisihan antar kelompok.
Namun akhirnya aksi berbahaya ini
dihentikan dengan mengubah
namanya menjadi Pasanggiri Bedug.

23
RAMPAK BEDUG

 Tahun 1980-an merupakan awal


mula lahirnya Rampak Bedug di
Pandeglang. H. Ilen merupakan salah
satu seniman penggagasnya. Seni
Rampak Bedug ini berkembang dan
mulai ramai diminati pada tahun
1983.

24
RAMPAK BEDUG

H. ILEN lahir di
Pandeglang, pada tanggal
1 Juli 1940, saat ini
tinggal di Kampung Juhut,
Kecamatan Karang
Tanjung, Kabupaten
Pandeglang.
25
RAMPAK BEDUG

Rohaendi, S.Pd lahir di


Subang, pada tanggal
17 Maret 1970, saat ini
tinggal di Jl. Ciwasiat Rt.
01/Rw. 02 Kabupaten
Pandeglang

26
RAMPAK BEDUG

 H.Ilen dan Rohaendi, para seniman


yang memiliki daya cipta tinggi,
hingga kini masih aktif dalam
beragam kegiatan kesenian terutama
Seni Rampak Bedug dengan
beberapa prestasi, baik ditingkat
Nasional maupun Internasional, yang
pernah mereka raih.

27
RAMPAK BEDUG

 Seiring dengan perkembangannya,


kini telah banyak diciptakan
modifikasi Seni Rampak Bedug
dengan gerak tari dan alat musik
modern sehingga lebih menarik
kemasannya tanpa menghilangkan
nilai esensi ciri khas aslinya.

28
RAMPAK BEDUG

 Rampak Bedug memiliki beberapa


fungsi sebagai berikut:
1. Religi
2. Presentasi Estetis
3. Hiburan
4. Sarana Komunikasi
5. Komersil

29
RAMPAK BEDUG

1. Fungsi Religi
= menyemarakkan bulan suci
Ramadhan, Tarawihan, sebagai
pengiring Takbiran, peringatan waktu
sahur, dan Marhabaan.

30
RAMPAK BEDUG

2. Fungsi Presentasi Estetis


= sebuah karya bernilai estetis
sebagai ungkapan ekspresi dan
kreativitas seniman untuk dinikmati
oleh penonton/apresiator.

31
RAMPAK BEDUG

3. Fungsi Hiburan
= saat ini seni cenderung lebih
berperan untuk menghibur penikmat
seni karena kebutuhan masyarakat
yang haus akan hiburan dari waktu
ke waktu semakin meningkat.

32
RAMPAK BEDUG

4. Fungsi Komunikasi
= sebagai sarana untuk
menyampaikan pesan moral yang
terkandung dalam sebuah
pertunjukan seni, misalnya tentang
kerjasama yang baik dan solid dalam
tim kesenian (kelompok seniman).

33
RAMPAK BEDUG

4. Fungsi Komunikasi
= nilai positif yang terkandung
seperti sikap pemberani, percaya
diri, gotong royong, toleransi, serta
kekompakan di antara pemain musik
dan penari sehingga menciptakan
sebuah harmonisasi.

34
RAMPAK BEDUG

5. Fungsi Komersil
= mata pencaharian (jasa/profesi)
sebagai pemusik, penari, maupun
pelatih seni Rampak Bedug untuk
memeriahkan acara atau event
seperti pernikahan, khitanan,
peresmian gedung, pesta rakyat, dan
sebagainya.

35
RAMPAK BEDUG

Waditra Seni Rampak Bedug:


1. Bedug besar 4-8 buah, berfungsi
sebagai bass dan penguat pada
gerakan tarian Rampak Bedug

36
RAMPAK BEDUG

Waditra Seni Rampak Bedug:


2. Tilingtit atau tingtit 1 set (3 buah)
terdiri dari: (1) tilingtit/tingtit, (2)
bedug anting carang, dan (3) bedug
anting kerep, berfungsi sebagai
melodi, juga musik pengiring
pemandu irama dan gerakan

37
RAMPAK BEDUG

Waditra Seni Rampak Bedug:


3. Pongpet (bedug kecil), berfungsi
mengatur iringan mulai dan
mengakhiri sebuah lagu
4. Antuk berfungsi menurunkan dan
menaikkan tempo, juga menvariasi
irama musik

38
RAMPAK BEDUG

Waditra Seni Rampak Bedug:


5. Dologdog dan gedug yang berfungsi
sebagai bass dan penguat rasa pada
komponen musik

39
RAMPAK BEDUG

Waditra Seni Rampak Bedug:

40
RAMPAK BEDUG

Pola tabuh yang biasanya disebut


dengan lagu sering sekali dibawakan
dalam pertunjukan seni Rampak
Bedug, antara lain:
Pingping Cakcak, Rurudatan,
Shalawat Badar, Sela Gunung, Bajing
Luncat, Celementre, Turumbu,
Tonggeret, dan lain-lain

41
RAMPAK BEDUG

Contoh lirik pada lagu yang sering


dinyanyikan dalam pertunjukan seni
Rampak Bedug:
Al-Madad
“Allah-allah hurobbuna ahmad kabir sabilallah
Ibnu ulwan syai`ullillah hasan husen sabilallah
Bagdadu hiya darul shodiq daarul manna bari
waropiq Lanjali sait shodik manurul syeh abdul
qodir”

42
RAMPAK BEDUG

Contoh lirik pada lagu yang sering


dinyanyikan dalam pertunjukan seni
Rampak Bedug:
Shalawatan
“Allohuma sholi `ala sayidina
Wamaulana Muhammadin
Wa`ala alihi wasohbihi ajma`in
Wa`ala alihi wasohbihi ajma`in”

43
RAMPAK BEDUG

Proses pembuatan bedug:


1. mencari bahan utama bedug, yakni
batang kayu dan kulit sapi/kerbau.
Ciri khas bedug Pandeglang adalah
menggunakan batang kayu dari
pohon kelapa dan kulit kerbau.

44
RAMPAK BEDUG

Proses pembuatan bedug:


2. batang pohon kelapa dikelupas
bagian kulit luarnya hingga bersih.
3. melubangi bagian dalam batang
pohon kelapa tersebut hingga
membentuk lubang tembus pada
tiap sisinya (jangan sampai retak).

45
RAMPAK BEDUG

Proses pembuatan bedug:


4. merapihkan pelubangan dengan
pahatan yang mengikuti pola
lingkaran batang pohon kelapa
tersebut, dengan tujuan agar
memberikan ruang getaran untuk
suara yang dihasilkan ketika bedug
ditabuh, sehingga suara yang
dihasilkan enak untuk didengar.
46
RAMPAK BEDUG

Proses pembuatan bedug:


5. menghaluskan bagian-bagian
batang pohon kelapa dengan
menggunakan amplas terlihat lebih
halus.

47
RAMPAK BEDUG

Proses pembuatan bedug:


6. kulit hewan (bahan penutup bedug)
dibersihkan dan dijemur untuk
menghilangkan bau hewan dan
menghilangkan kadar air di
dalamnya agar tidak mudah
membusuk.

48
RAMPAK BEDUG

Proses pembuatan bedug:


6. kulit hewan dijemur dengan cara
membentangkan bagian kulitnya dan
ditarik dengan menggunakan tali
yang diikatkan pada sebuah bambu
yang sudah dibentuk sesuai dengan
ukuran kulit hewan tersebut.

49
RAMPAK BEDUG

Proses pembuatan bedug:


7. setelah benar-benar kering, maka
berikutnya membuat pola pada kulit
hewan agar sesuai dengan ukuran
diameter lubang dari batang pohon
kelapa yang sudah mengalami
proses pembentukan.

50
RAMPAK BEDUG

Proses pembuatan bedug:


8. pemasangan kulit hewan yang
sudah dipotong dengan cara ditarik
kuat menggunakan tali dan
direkatkan hingga menutupi seluruh
bagian lubang dan dapat
menghasilkan suara ketika ditabuh
dengan alat pemukul.

51
RAMPAK BEDUG

Proses pembuatan bedug:


9. perapihan (finishing) agar tampilan
bedug lebih indah dan menarik
dengan dicat ataupun dipernis
sesuai kebutuhan atau selera
masing-masing.

52
RAMPAK BEDUG

Beberapa waditra yang digunakan


dalam pertunjukan seni Rampak
Bedug merupakan alat musik yang
bersifat membranophone.
Membranopone adalah alat musik
berbentuk menyerupai tabung yang
ditutup dengan selaput membran
dan cara memainkannya dengan
dipukul/ditabuh.
53
RAMPAK BEDUG
Bedug dimainkan dengan cara dipukul
menggunakan alat pemukul atau tangan
dalam beberapa variasi teknik pada:
a. bagian tengah bedug,
b. bagian samping kanan dan kiri bedug,
c. bagian atas dan bawah bedug,
d. dipukul dengan kedua tangan secara
bergantian.
54
RAMPAK BEDUG

Lagu yang digunakan bisa bervariasi.


Struktur penyajian diawali dengan
bubuka (intro), setelah itu pemilihan
beberapa pola lagu (nantang, angin-
anginan, shalawatan, pingping
cakcak, dan lain-lain), khusus untuk
pola lagu turumbu biasanya
dimainkan di akhir sebelum penutup.

55
RAMPAK BEDUG

Dalam memainkan alat musik pengiring


dalam pertunjukan seni Rampak Bedug
akan diuraikan dengan notasi:
 T = Tung (Anting Sela)

 t = ting (Anting kerep muka)

 t = tek (Anting kerep néngkép)

 D = Dong (Dolongdong, Gedug, dan


Bedug)
56
RAMPAK BEDUG

 Pangkat setiap lagu: .T|TT .T T D|

 Pangkat bisa digunakan untuk membuka lagu

 Permainan Antuk hampir sama pada setiap


lagunya : | t T . T t T . T |

57
RAMPAK BEDUG

a. Lagu Bubuka

58
RAMPAK BEDUG

b. Lagu Alif Sambut

59
RAMPAK BEDUG

c. Lagu Pingping Cakcak

60
RAMPAK BEDUG

61
RAMPAK BEDUG

Seni Rampak Bedug pada awalnya


tidak memiliki gerak tari.
Penyebab terbentuknya gerak tari
dalam seni rampak bedug adalah
SPONTANITAS.
Alunan musik yang berasal dari
bedug merangsang tubuh untuk
bergerak mengikutinya.
62
RAMPAK BEDUG

Irama bedug yang ritmis dapat


membuat seorang penabuh bedug
maupun orang lain yang
mendengarnya menjadi ingin ikut
bergerak menari mengikuti irama
pola tabuhan bedug tersebut.

63
RAMPAK BEDUG

Selain itu, adanya gerak tari dalam


seni Rampak Bedug adalah untuk
menambah daya tarik tersendiri agar
terlihat lebih indah.
Gerak tari yang diciptakan dalam
seni Rampak Bedug bersumber dari
gerak-gerak dasar pencak silat khas
Banten seperti Terumbu.

64
RAMPAK BEDUG

Gerak tari dalam pertunjukan seni


Rampak Bedug ini kemudian
mengalami banyak perkembangan
dan kreasi, di antaranya gerakan-
gerakan yang sudah ada sebelumnya
disempurnakan kembali, diperhalus,
dan diperindah agar terlihat lebih
menarik.

65
RAMPAK BEDUG

Gerak tari dalam seni Rampak Bedug


tidak ada yang dibakukan. Setiap
kelompok penari bebas berkreasi
menciptakan gerak tari, namun tidak
boleh terlepas dari tiga esensi paling
penting dalam kesenian ini.

66
RAMPAK BEDUG

Esensi yang paling penting dalam


seni Rampak Bedug adalah:
1. Pencak Silat (gerak dasar yang
semula sudah ada)
2. Nuansa Islami (musik, lagu, gerak,
dan busana)
3. Interaksi dengan bedug (musik dan
gerak)
67
RAMPAK BEDUG

1. Pencak Silat
= merupakan unsur kepribadian
bangsa Indonesia yang dimiliki dari
hasil budi daya yang turun temurun,
dikenal sebagai seni bela diri
tradisional asli Indonesia.

68
RAMPAK BEDUG

1. Pencak Silat
= beberapa gerak dasar pencak silat
yang biasa digunakan sebagai gerak
pokok dalam pertunjukan seni
Rampak Bedug adalah kuda-kuda,
catrok, selup, kelid, gibas, dan lain-
lain.

69
RAMPAK BEDUG

2. Nuansa Islami
= asal mula bedug itu sendiri
merupakan alat komunikasi bagi
umat Islam sebagai penanda
datangnya waktu shalat, serta sering
ditabuh selama bulan Ramadhan
atau menjelang hari raya (takbiran).

70
RAMPAK BEDUG

2. Nuansa Islami
= musik atau lagu religi dalam
pertunjukan seni rampak bedug
selalu mengedepankan unsur islami,
seperti al-madad, shalawatan,
shalawat annabi sholu alaih, dan
lain-lain.

71
RAMPAK BEDUG

2. Nuansa Islami
= beberapa gerakan dalam seni
Rampak Bedug pun banyak
memperhatikan unsur islaminya,
contohnya: tidak ada gerakan
menonjol pada bagian pinggul yang
dibawakan oleh para penari
perempuan.

72
RAMPAK BEDUG

3. Interaksi dengan Bedug


= beberapa gerakan dalam seni
Rampak Bedug pun banyak
memperhatikan unsur islaminya,
contohnya: tidak ada gerakan
menonjol pada bagian pinggul yang
dibawakan oleh para penari
perempuan.

73
RAMPAK BEDUG

3. Interaksi dengan Bedug


= memukul atau menabuh bedug
dilakukan bersama-sama dengan
serempak menjadi keindahan dalam
pertunjukan seni Rampak Bedug.

74
RAMPAK BEDUG

3. Interaksi dengan Bedug


= kreasi gerak tari apapun yang
diciptakan pada seni Rampak Bedug,
gerakan memukul atau menabuh
bedug tetap tidak boleh dihilangkan.

75
RAMPAK BEDUG

3. Interaksi dengan Bedug


= dalam istilah bahasa Sunda “ulah
cul bedug tinggal igel” yang artinya
‘jangan sampai bedugnya
ditinggalkan atau dilupakan dan
hanya melakukan tariannya saja’.

76
RAMPAK BEDUG

Koreografi adalah proses pemilihan


dan tindakan untuk pembentukan
gerak menjadi sebuah bentuk tarian.
Kata koreografi berasal dari bahasa
Yunani yaitu choreia (tarian koor) dan
graphia (penulisan).

77
RAMPAK BEDUG

Koreografi berarti penulisan dari


tarian koor. Dalam perkembangan
selanjutnya, koreografi dimaksudkan
sebagai cara merencanakan gerak
tari baik ditulis maupun tidak.

78
RAMPAK BEDUG

Aspek-aspek Koreografi:
a. Aspek Isi
b. Aspek Bentuk
c. Aspek Teknik
d. Aspek Proyeksi

79
RAMPAK BEDUG

a. Aspek Isi
= pokok dari tema atau masalah dari
sebuah karya tari, dapat ditangkap
melalui gerak-gerak yang
diungkapkan oleh para penari.

80
RAMPAK BEDUG

a. Aspek Isi
= melalui isi inilah para penata tari
akan terbimbing dalam menemukan
gerak serta menentukan langkah-
langkah yang berkaitan dengan
dramatik, dinamika, serta
penokohan.

81
RAMPAK BEDUG

a. Aspek Isi
= saat mengkreasikan pertunjukan
seni Rampak Bedug, harus
memperhatikan unsur islami, gerak
silat, dan menabuh atau memukul
bedugnya.

82
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
= bentuk atau wujud dalam sebuah
karya tari adalah terjemahan dari isi
dan merupakan penyatuan dari
berbagai elemen yang dihadirkan di
dalam ruang (di atas panggung)
berupa: (a) gerak, (b) desain lantai,
(c) dinamika, dan (d) dramatik.

83
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
A. Elemen Gerak
Unsur-unsur dalam gerak tari:
1. Tenaga
2. Ruang
3. Waktu

84
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
A.1. Elemen Gerak – Tenaga
= intensitas tekanan atau aksen dan
kualitas pengaliran energi untuk
mewujudkan gerak yang diharapkan.

85
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
A.2. Elemen Gerak – Ruang
= bentuk dan arah gerak yang
disesuaikan dengan tuntutan
kesesuaiannya baik dengan ruang
pribadi maupun ruang umum.

86
RAMPAK BEDUG
b. Aspek Bentuk
A.2. Elemen Gerak – Ruang
= ruang pribadi adalah ungkapan gerak
tubuh yang berkaitan dengan volume
(ukuran besar kecilnya), terbuka dan
tertutupnya gerak, level (ukuran tinggi
rendahnya posisi tubuh) pada saat
melakukan gerakan dalam keadaan di
tempat.
87
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
A.2. Elemen Gerak – Ruang
= ruang umum adalah ungkapan gerak
tubuh “ruang pribadi”, yang dilakukan
berkesinambungan sehingga
menimbulkan perpindahan tempat,
atau yang disebut dengan arah hidup
(arah bergerak).
88
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
A.3. Elemen Gerak – Waktu
A.3.a. Irama
A.3.b. Ritme
A.3.c. Tempo

89
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
A.3. Elemen Gerak – Waktu
A.3.a. Irama
= ukuran/ketetapan waktu yang
dijadikan sebagai patokan atau
pijakan/rel pada saat melakukan
gerak (lambat, sedang, cepat)

90
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
A.3. Elemen Gerak – Waktu
A.3.b. Ritme
= pengaturan waktu melakukan
rangkaian gerak dalam patokan
irama tertentu

91
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
A.3. Elemen Gerak – Waktu
A.3.c. Tempo
= ukuran waktu yang dipergunakan
dalam melakukan suatu ragam gerak
tari, yang diukur oleh perasaan
penari disesuaikan dengan rasa
irama/musikalitasnya
92
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
B. Elemen Desain Lantai
= garis yang dilalui oleh penari di
atas lantai atau garis di lantai yang
dibuat oleh formasi penari kelompok.

93
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
B. Elemen Desain Lantai
Ada 2 macam pola dasar:
1. pola lantai garis lurus
2. pola lantai garis lengkung

94
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
B. Elemen Desain Lantai
1. pola lantai garis lurus
= formasi yang dibuat membentuk
garis lurus yaitu ke depan, belakang,
samping, serong, huruf V, segitiga,
segi empat, huruf T, atau zig zag.

95
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
B. Elemen Desain Lantai
2. pola lantai garis lengkung
= dimodifikasi lengkung ke depan,
samping, belakang, serong,
melingkar, angka 8, huruf S,
lingkaran, gelombang, atau arah
yang tidak beraturan
96
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
C. Elemen Dinamika
Segala bentuk perubahan karena
adanya variasi-variasi di dalam gerak
tari, berupa penggunaan tenaga
dalam gerak, tempo, tinggi rendah,
pergantian posisi penari, serta
perubahan suasana.
97
RAMPAK BEDUG

b. Aspek Bentuk
D. Elemen Desain Dramatik
Tahap emosional untuk mencapai
titik klimaks dalam sebuah tarian
agar lebih menarik dan tidak
terkesan monoton.

98
RAMPAK BEDUG

c. Aspek Teknik
= sarana atau alat untuk mencapai
sasaran terwujudnya isi dan bentuk.
Penata tari diharapkan memiliki
dasar teknik gerak yang baik dan
kuat, serta bekal gaya (style) tari
etnis yang ada di Nusantara.

99
RAMPAK BEDUG

c. Aspek Teknik
= pemilihan penari juga memegang
peran penting karena keberhasilan
penata tari sangat tergantung pada
penarinya yang menjadi ujung
tombak pada sebuah pertunjukan
tari.

100
RAMPAK BEDUG

d. Aspek Proyeksi
= hubungan magis antara bentuk
sajian karya tari dengan penonton.
Penarilah yang memegang peran
penting karena ide seorang
koreografer diterjemahkan oleh
penari dan diungkapkan melalui
gerak tarian.

101
RAMPAK BEDUG

d. Aspek Proyeksi
= pemilihan gerak yang tepat dan
cermat sesuai dengan tema garapan
menjadi hal yang utama dengan
harapan pesan-pesan penata tari
tersampaikan kepada para penonton

102
RAMPAK BEDUG

Proses penggarapan koreografi:


a. Eksplorasi
b. Improvisasi
c. Evaluasi
d. Pembentukan/Komposisi

103
RAMPAK BEDUG

a. Eksplorasi
= pengalaman untuk menanggapi
beberapa obyek atau peristiwa, baik
melalui panca indera maupun
imajinasi (khayalan).

104
RAMPAK BEDUG

b. Improvisasi
= penemuan gerak secara spontan,
diawali dari gerak sederhana hingga
mengisi ruang, mengolah level,
mengisi suara musik, mengisi tempo
dan ritme.

105
RAMPAK BEDUG

c. Evaluasi
= memilih gerak-gerak hasil
eksplorasi dan improvisasi
sebelumnya yang disesuaikan
dengan tema garapan.

106
RAMPAK BEDUG

d. Pembentukan/Komposisi
= mengemas bagaimana beberapa
gerak menjadi satu kesatuan/
rangkaian, sudah diarahkan pada
tema, bentuk, struktur, irama, ritme,
dan tempo yang disesuaikan dengan
tema garapan.

107
RAMPAK BEDUG

Koreografi yang ada dalam


pertunjukan seni Rampak Bedug
merupakan gerak kolaborasi antara
gerak tari secara utuh dan gerak
menabuh bedug, dengan bentuk
susunan koreografi yang biasanya
terbagi tiga tahapan: bagian awal,
bagian tengah, dan bagian akhir.

108
RAMPAK BEDUG

a. bagian awal: gerakan tari para


penari putra memasuki ruang
pentas,
b. bagian tengah: satu rangkaian gerak
silat dan tari,
c. bagian akhir: kolaborasi gerak
penari putra dan putri menabuh
bedug.
109
RAMPAK BEDUG

Gerakan tari dalam pertunjukan seni


Rampak Bedug ini berbentuk
komposisi kelompok, karena jumlah
penarinya lebih dari dua orang.

110
RAMPAK BEDUG

Pola gerak tari yang dipakai dalam


pertunjukan seni Rampak Bedug ini
menggunakan pola yang bervariasi,
di antaranya pola gerak secara
serempak, seimbang, berurutan,
saling berbeda, dan berselang-seling.

111
RAMPAK BEDUG

Gerak tari Rampak Bedug banyak


menggunakan:
 pola ruang gerak yang luas dan
sedang,
 volume gerak yang tinggi dan
sedang,
 tempo cepat dan sedang,

 tenaga yang kuat dan sedang.


112
RAMPAK BEDUG

Tata rias dan tata busana merupakan


dua serangkai yang tidak dapat
dipisahkan dalam penyajian suatu
seni pertunjukan, berfungsi untuk
memperjelas konsep dan pemeranan
pada sebuah tema garapan yang
akan dinikmati oleh para penonton.

113
RAMPAK BEDUG

Fungsi rias dan busana dalam seni


tari adalah :
 Membantu gerak

 Membantu menghidupkan
perwatakan atau karakter penari
 Menjaga dan memberi nilai tambah
pada segi estetika

114
RAMPAK BEDUG

Warna adalah simbol terhadap


karakter dari tokoh (penari),
mempunyai efek emosional kuat
terhadap setiap orang, dan jika
dipadupadankan menjadi ekspresi
keindahan pada busana dan rias
(make-up) penari.

115
RAMPAK BEDUG

 Warna biru memberi kesan


ketidakberdayaan atau terkesan
dingin.
 Warna hijau memberi kesan dingin
atau sejuk/segar.
 Warna kuning dan oranye memberi
kesan riang gembira dan menarik
perhatian.
116
RAMPAK BEDUG

 Warna merah memberi kesan


semangat, memberi dorongan untuk
berpikir (dinamis).
 Warna merah jambu (pink)
mengandung kekuatan cinta.
 Warna ungu memberi kesan
ketenangan.

117
RAMPAK BEDUG

 Untuk dapat menerapkan riasan


yang baik, diperlukan pengetahuan
atau pemahaman yang lebih tentang
anatomi manusia dari berbagai usia,
watak, dan karakter manusia itu
sendiri.

118
RAMPAK BEDUG

Tata rias dan busana dalam


pertunjukan seni tari dapat dilihat
dari pakemnya yang meliputi:
a. Rias Baku
b. Rias Tidak Baku

119
RAMPAK BEDUG

a. Rias Baku
= Rias yang tidak bisa diubah/
dikreasikan, biasanya digunakan
untuk tarian tentang tokoh cerita
pewayangan, seperti : Tari Gatotkaca,
Tari Srikandhi Mustakaweni, Tari
Anoman, dan lain-lain.

120
RAMPAK BEDUG

b. Rias Tidak Baku


= Rias yang dapat diubah/
dikreasikan, biasanya digunakan
untuk tari tradisi kreasi atau tari
kreasi baru. Contohnya : Tari Pang-
Pung, Tari Kipas, Tari Rampak Bedug,
dan lain sebagainya.

121
RAMPAK BEDUG

 Dalam pertunjukan Rampak Bedug


riasan yang digunakan adalah riasan
tidak baku, artinya dapat disesuaikan
dengan warna pakaian yang
dikenakan maupun disesuaikan
dengan selera masing-masing. Penari
perempuan dipercantik dan penari
laki-laki dibuat tampan.

122
RAMPAK BEDUG

Tata rias wajah jika dilihat dari


karakternya dibagi menjadi 3
macam:
1. Rias wajah korektif
2. Rias wajah karakter
3. Rias wajah fantasi

123
RAMPAK BEDUG
1.Rias wajah korektif : memperbaiki
bagian-bagian wajah yang kurang
sempurna.
2.Rias wajah karakter: menggambarkan
dan memperjelas tokoh karakter tari
tersebut.
3.Rias wajah fantasi: mewujudkan angan-
angan atau imajinasi karakter penari
tersebut.
124
RAMPAK BEDUG

Busana atau kostum tari merupakan


bagian dari kebutuhan sandang dan
perlengkapan (accessories) yang
harus dikenakan penari saat pentas
di atas panggung.

125
RAMPAK BEDUG

Busana tari terdiri dari:


a. Pakaian Dasar
b. Pakaian Kaki
c. Pakaian Tubuh
d. Pakaian Kepala
e. Perlengkapan (accessories)

126
RAMPAK BEDUG

a. Pakaian Dasar
= pakaian yang digunakan sebagai
dasar sebelum mengenakan pakaian
pokoknya, seperti setagen, korset,
rok dalam, atau straples.

127
RAMPAK BEDUG

b. Pakaian Kaki
= pakaian yang dikenakan pada
bagian kaki, misalnya binggel,
gongseng, kaos kaki, sepatu, dan
lain-lain.

128
RAMPAK BEDUG

c. Pakaian Tubuh
= pakaian pokok yang dikenakan
oleh para penari pada bagian tubuh
mulai dari dada sampai pinggul.
Misalnya kain, rok, kemeja, mekak,
rompi, kace, rapek, ampok-ampok,
simbar dada, selendang, dan
sebagainya.

129
RAMPAK BEDUG

d. Pakaian Kepala
= pakaian yang dikenakan pada
bagian kepala. Misalnya berbagai
macam jenis tata rambut (hairdo)
dan riasan bentuk rambut (gelung
tekuk, gelung konde, gelung keong,
gelung bokor, dan sejenissnya)

130
RAMPAK BEDUG
e. Perlengkapan (accessories)
= perlengkapan yang melengkapi ke
empat pakaian tersebut di atas untuk
memberikan efek dekoratif pada
karakter yang dibawakan. Misalnya
perhiasan gelang, kalung, ikat pinggang,
kamus timang/slepe ceplok, deker
(gelang tangan), kaos tangan, bara
samir, dan lain-lain.
131
RAMPAK BEDUG

Awalnya busana penari Rampak Bedug


adalah pakaian muslim yang sederhana.
Laki-laki mengenakan baju koko, celana
panjang, sarung yang dislempangkan,
serta iket khas Banten. Perempuan
mengenakan kerudung, celana panjang,
baju lengan panjang, ikat pinggang, dan
kain batik.

132
RAMPAK BEDUG

Seiring perkembangan zaman, fungsi


busana telah menjadi kebutuhan
dalam seni pertunjukan, sehingga
busana tari yang dipakai pun
semakin bervariatif.

133
RAMPAK BEDUG

Perlengkapan atau alat yang


digunakan untuk menunjang
pertunjukan tari disebut properti,
biasanya disesuaikan dengan tema
tarian yang akan ditampilkan baik
untuk tarian putra maupun tarian
putri.

134
RAMPAK BEDUG

Berdasarkan pemanfaatannya,
properti dibedakan menjadi dua,
yaitu :
a. hand prop
b. stage prop

135
RAMPAK BEDUG

a. hand prop
= segala peralatan yang dipakai atau
dimainkan oleh seorang penari,
misalnya kipas, saputangan,
selendang/sampur, panah, keris,
pedang, tameng, gada, tombak,
kendi, boneka, sabit, caping, tali,
payung, bokor, dan sebagainya.

136
RAMPAK BEDUG

a. hand prop
= dalam pemakaian property jenis ini
yang perlu diperhatikan adalah
mengusahakan agar alat tersebut
bisa menyatu dengan gerak, dan
sesuai dengan isi garapan tarinya.

137
RAMPAK BEDUG

b. stage prop
= segala peralatan yang ditata di
atas panggung untuk membantu
penampilan garapan tarinya, seperti
bingkai, trap, gapura, pepohonan,
sekat, juntaian kain, dan lain-lain.

138
RAMPAK BEDUG

Stage prop yang digunakan dalam


pertunjukan seni Rampak Bedug
adalah bedug-nya itu sendiri.
Sedangkan hand prop nya adalah
pemukul bedug yang biasa disebut
panakol, dan kini semakin kreatif
dengan kipas, rebana, caping, dan
lain-lain.

139
RAMPAK BEDUG

Skenario pertunjukan adalah urutan


cerita yang telah disusun, berisi
perencanaan dan konsep garapan
pertunjukan, agar suatu peristiwa di
dalamnya dapat terjadi sesuai
keinginan, juga alur dan tujuan dari
pementasan dapat tercapai.

140
RAMPAK BEDUG

Skenario pertunjukan:
a. Tema
b. Judul
c. Sinopsis
d. Uraian pementasan

141
RAMPAK BEDUG

a. Tema
= memilih tema yang tepat dan
sesuai dengan konsep pertunjukan.
Misalnya, tema dengan nuansa
islami, yaitu kegiatan para remaja di
bulan suci Ramadhan.

142
RAMPAK BEDUG

b. Judul
= bertujuan untuk memberikan
identitas kepada karya seni, judul
biasanya terintegrasi dari tema
garapan yang diangkat.

143
RAMPAK BEDUG

c. Sinopsis
= suatu ringkasan tentang jalan
cerita yang akan ditampilkan secara
garis besar.

144
RAMPAK BEDUG
c. Sinopsis
“Di suatu sore, sekelompok pemuda pemudi melakukan tradisi
Ngabuburit, adalah istilah yang berasal dari bahasa Sunda,
burit artinya waktu menjelang malam hari atau waktu Maghrib.
Jadi ngabuburit selama bulan puasa ini adalah menunggu
atau menghabiskan waktu hingga menjelang waktu Adzan
Maghrib tiba, yaitu saat berbuka puasa. Para pemuda pemudi
mengisi ngabuburit ini dengan berbagai kegiatan hingga
mereka lupa akan rasa lapar dan haus selama berpuasa. Dan
ternyata kegiatan yang paling asyik adalah ngadulag atau
menabuh bedug berirama sambil sesekali menari mengikuti
irama tabuhan. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok
dan kegiatan ini dilakukan dengan penuh rasa gembira”.

145
RAMPAK BEDUG

d. Uraian pementasan
= dasar koreografi untuk membuat
suatu gerak tari dan komposisi
dalam seni Rampak Bedug

146
RAMPAK BEDUG

d. Uraian pementasan

No Musik Gerakan Pola Lantai


(Floor Design)
1 Bubuka / Gerak berjalan memasuki X XX X X
Intro tempat pementasan
dilanjutakan dengan X XXX X X
gerakan silat
2 ……………….. ………………………….. …………………………

147
SUMBER REFERENSI
 Buku Muatan Lokal Budaya Banten SENI RAMPAK
BEDUG untuk SMA/MA/SMK; Penyusun: Tanti Febrianti,
M.Pd & Haris Suharyan, S.Si; Penerbit: Dinas
Pendidikan Provinsi Banten (2014)

148

Anda mungkin juga menyukai