Anda di halaman 1dari 8

HUKUM MENDEL DAN INTERAKSI GEN

MAY 28, 2014 / ASTRIDSAFIRAIDHAM

 PEWARISAN SIFAT
Prinsip tentang gen dan pewarisan sifat modern pertama kali dikemukakan oleh
Gregor Mendel. Mendel mempelajari 7 jenis sifat yang diturunkan pada tanaman
buncis dan menemukan teoripersilangan untuk gen-gen yang independen. Teori
tersebut menyatakan bahwa gen dari anak merupakan perpaduan (persilangan) dari
gen-gen yang dari kedua orang tuanya.

Pewarisan sifat dan kombinasi antar gen, tak jarang menghasilkan gen yang kurang
diinginkan, seperti gen hemofilia dan albinism. Gen yang kurang diinginkan tersebut
dapat dihindari dengan mempelajari pohon keluarga yang merepresentasikan
pewarisan sifat antar generasi.

Penurunan sifat dapat terjadi melalui perkawinan antara dua individu sejenis.
Perkawinan antara dua individu sejenis yang mempunyai sifat beda disebut
persilangan. Sifat beda ditentukan oleh gen di dalam kromosom yang di turunkan dari
generasi ke generasi berikutnya.

Sifat yang dimiliki orang tua diwariskan kepada anaknya melalui gen. Gen terdapat di
dlalam kromosom yang ada didalam inti sel. Kromosom ada 2 jenis, yaitu autosom
(dikode dengan huruf A) dan gonosom yang disebut juga kromosom seks, yaitu
kromosom yang menentukan jenis kelamin (dikodekan dengan huruf XX untuk
wanita, dan XY untuk pria).

Kromosom sel tubuh (somatis) manusia bersifat diploid dengan jumlah kromosom 46
(23 pasang). Pada pria adalah 44 A + XY, sedangkan pada wanita 44A + XX, atau 22
aa + XX. Kromosom pada sel kelamin (gamet) bersifat haploid (n). Kromosom pada
sel spermatozoa adalah 22a + X dan 22a + Y. Kromosom pada ovum (sel telur) adalah
22a + X.

Sifat ada yang diwariskan melalui kromosom autosom dan ada yang melalui
gonosom. Baik bersifat dominan maupun resensif.

Gen yang bertempat pada kromosom seks disebut gen terpaut seks. Sifat gen yang
terpaut dalam seks sifatnya bergabung dengan jenis kelamin tertentu dan diwariskan
bersama kromosom seks. Umumnya gen terpaut seks terdapat pada kromosom X,
tetapi ada juga yang terpaut pada kromosom Y.

 PENYIMPANGAN MENDEL
Penyimpangan semu hukum Mendell merupakan bentuk persilangan yang
menghasilkan rasio fenotif yang berbeda dengan dasar dihibrid menurut hukum
Mendell. Meskipun tampak berbeda sebenarnya rasio fenotif yang diperoleh
merupakan modifikasi dari penjumlahan rasio fenotif hukum Mendel semula.
Misalnya pada perkawinan antara 2 individu dg 2 sifat beda, ternyata ratio fenotip F2
tidak selalu 9:3:3:1. Tetapi sering dijumpai perbandingan-perbandingan yang berbeda,
tetapi merupakan penggabungan angka-angka perbandingan Mendel yang ditulis 9: 3:
3: 1 yaitu :

1. Gen komplementer :9:7 =9:(3+3+1)


2. Epistasis dan Hipostasis : 12 : 3 : 1 =(9+3):3:1
3. Polimeri : 15 : 1 =(9+3+3):1
4. Kriptomeri :9:3:4 =9:3:(3+1)
Macam-macam Penyimpangan Semu Hukum Mendel
1. Epistasis-Hipotasis
Epistasis-hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen dominan menutupi
pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi disebut epistasis,
dan yang ditutupi disebut hipostasis.

Epistasis dibedakan menjadi 3, yaitu :

 Epistasis dominan
Pada peristiwa epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi gen oleh suatu gen
dominan yang bukan alelnya. Perbandingan fenotipe pada generasi F2 dengan adanya
epistasis dominan adalah 12 : 3 : 1.

 Epistasis Resesif
Peristiwa epistasis resesif terjadi apabila suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain
yang bukan alelnya. Akibat peristiwa ini, pada generasi F2 akan diperoleh nisbah
fenotipe 9 : 3 : 4.
 Epistasis Dominan dan Resesif
Epistasis dominan-resesif terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistatis
terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen
II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I. Epistasis ini menghasilkan nisbah
fenotipe 13 : 3 pada generasi F2.
 Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa suatu faktor dominan yang baru tampak pengaruhnya
apabila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelnya. Faktor dominan ini
seolah-olah tersembunyi (kriptos).Seperti percobaan Correns pada tumbuhan Linaria
maroccana berbunga merah galur murni dengan yang berbunga putih juga galur
murni. Dalam persilangan tersebut diperoleh F1 semua berbunga ungu, sedangkan F2
terdiri atas tanaman debgan perbandingan ungu: merah: putih = 9: 3: 4.

 Polimeri
Polimeri adalah peristiwa dengan beberapa sifat beda yang berdiri sendiri
memengaruhi bagian yang sama dari suatu individu. Peristiwa Polimeri pertama kali
dilaporkan oleh Nelson-Ehle, melalui percobaan persilangan antara gandum berbiji
merah dengan gandum berbiji putih. Perbandingan fenotipe pada F2 dalam
penyimpangan adalah 15 : 1.

 Gen Koplementer
Komplementer adalah peristiwa dua gen dominan saling memengaruhi atau
melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Perbandingan fenotipe pada F2 dalam
penyimpangan adalah 9 : 7.
Dalam persilangan terdapat 3 jenis persilangan, yaitu :

1. Testcross : persilangan antara suatu individu yang tidak diketahui genotipnya


dengan induk yang genotipnya homozigot resesif. Tujuan dari persilangan ini adalah
untuk menguji heterozigositas suatu persilangan.
2. Backcross : persilangan antara anakan F1 yang heterozigot dengan induknya
yang homozigot dominan, karena disilangkan seperti ini maka kemungkinan anak
hasil dari persilangan itu hanya satu macam.
3. Resiprok : persilangan ulang dengan jenis kelamin yang dipertukarkan.
Penyimpangan karena interaksi alel adalah :
 Dominasi tidak sempurna (incomplete dominance) : alel dominan tidak
dapat menutupi alel resesif sepenuhnya. Akibatnya individu heterozigot bersifat
setengah dominan dan setengah resesif. Contoh : tanaman
bunga Snapdragon.Hasilnya berupa perbandingan 1 : 2 : 1

 Kodominan : dua alel suatu gen yang menghasilkan produk berbeda dengan
alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain.
 Alel ganda : adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen yang terjadi sebagai
akibat dari mutasi. Contoh : warna rambut kelinci. Pertambahan jumlah
anggota alel ganda menyebabkan bertambahnya kemunkinan genotip bagi
masing-masing fenotip (polimorfisme).
 Alel letal : alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang
memilikinya pada saat masih menjadi embrio awal atau beberapa saat setelah
kelahiran.
a. Alel letal resesif : alel yang dalam keadaan homozihot resesif dapar menyebabkan
kematian. Contoh : albino ( 1 dari 4 keturunan akan mati)

b. Alel letal dominan : alel yag dalam keadaan homozigot dominan dapat
menyebabkan kematian. Contoh : ayam jambul (1 dari 4 keturunan akan mati).

TAUTAN DAN PINDAH SILANG


Selain karena adanya interaksi genetic dan alel, penyimpangan dalam hukum mendel
juga bisa berasal dari adanya tautan dan pindah silang. Hal ini menyebabkan
terjadinya rekombinasi di antara gen-gen pada sepasang kromosom.

Tautan sendiri dibagi menjadi :


1. Tautan autosomal : gen-gen yang terletak pada kromosom yang sama tidak dapat
bersegregasi secara bebas dan cenderung diturunkan bersama. Penelitian ini
dilakukan oleh Thomas Hunt Morgan dengan menggunakan lalat buah yang
dikembang biakkan dan akhirnya menemukan satu variasi baru berupa lalat bermata
putih yang Ia sebut sebagai lalat mutan, karena berasal dari alel tipe normal yang
mengalami perubahan atau mutasi.
2. Tautan kelamin : percobaan pertama Morgan dilanjutkan dengan mengawinkan
lalat buah bermata putih jantan dengan lalat buah betina bermata merah. Hasilnya
seperti persilangan pada umumnya yaitu 3 : 1, hanya saja perbedaan yang muncul
adalah keturunan bermata putih hanya ada pada jantan, dan ternyata warna mata pada
lalat adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Sehingga diambil kesimpulan bahwa gen
yang membawa mata putih hanya terdapat pada kromosom X. gen tertaut kelamin
adalah gen yang terletak pada kromosom kelamin dan sifat yang ditimbulkan gen pada
kromosom ini diturunkan bersama dengan jenis kelamin. Gen tertaut ini terbagi 2
menjadi sempurna yang terletak dibagian homolog dan tidak sempurna di bagian yang
tidak sempurna.

Anda mungkin juga menyukai