PEWARISAN SIFAT
Prinsip tentang gen dan pewarisan sifat modern pertama kali dikemukakan oleh
Gregor Mendel. Mendel mempelajari 7 jenis sifat yang diturunkan pada tanaman
buncis dan menemukan teoripersilangan untuk gen-gen yang independen. Teori
tersebut menyatakan bahwa gen dari anak merupakan perpaduan (persilangan) dari
gen-gen yang dari kedua orang tuanya.
Pewarisan sifat dan kombinasi antar gen, tak jarang menghasilkan gen yang kurang
diinginkan, seperti gen hemofilia dan albinism. Gen yang kurang diinginkan tersebut
dapat dihindari dengan mempelajari pohon keluarga yang merepresentasikan
pewarisan sifat antar generasi.
Penurunan sifat dapat terjadi melalui perkawinan antara dua individu sejenis.
Perkawinan antara dua individu sejenis yang mempunyai sifat beda disebut
persilangan. Sifat beda ditentukan oleh gen di dalam kromosom yang di turunkan dari
generasi ke generasi berikutnya.
Sifat yang dimiliki orang tua diwariskan kepada anaknya melalui gen. Gen terdapat di
dlalam kromosom yang ada didalam inti sel. Kromosom ada 2 jenis, yaitu autosom
(dikode dengan huruf A) dan gonosom yang disebut juga kromosom seks, yaitu
kromosom yang menentukan jenis kelamin (dikodekan dengan huruf XX untuk
wanita, dan XY untuk pria).
Kromosom sel tubuh (somatis) manusia bersifat diploid dengan jumlah kromosom 46
(23 pasang). Pada pria adalah 44 A + XY, sedangkan pada wanita 44A + XX, atau 22
aa + XX. Kromosom pada sel kelamin (gamet) bersifat haploid (n). Kromosom pada
sel spermatozoa adalah 22a + X dan 22a + Y. Kromosom pada ovum (sel telur) adalah
22a + X.
Sifat ada yang diwariskan melalui kromosom autosom dan ada yang melalui
gonosom. Baik bersifat dominan maupun resensif.
Gen yang bertempat pada kromosom seks disebut gen terpaut seks. Sifat gen yang
terpaut dalam seks sifatnya bergabung dengan jenis kelamin tertentu dan diwariskan
bersama kromosom seks. Umumnya gen terpaut seks terdapat pada kromosom X,
tetapi ada juga yang terpaut pada kromosom Y.
PENYIMPANGAN MENDEL
Penyimpangan semu hukum Mendell merupakan bentuk persilangan yang
menghasilkan rasio fenotif yang berbeda dengan dasar dihibrid menurut hukum
Mendell. Meskipun tampak berbeda sebenarnya rasio fenotif yang diperoleh
merupakan modifikasi dari penjumlahan rasio fenotif hukum Mendel semula.
Misalnya pada perkawinan antara 2 individu dg 2 sifat beda, ternyata ratio fenotip F2
tidak selalu 9:3:3:1. Tetapi sering dijumpai perbandingan-perbandingan yang berbeda,
tetapi merupakan penggabungan angka-angka perbandingan Mendel yang ditulis 9: 3:
3: 1 yaitu :
Epistasis dominan
Pada peristiwa epistasis dominan terjadi penutupan ekspresi gen oleh suatu gen
dominan yang bukan alelnya. Perbandingan fenotipe pada generasi F2 dengan adanya
epistasis dominan adalah 12 : 3 : 1.
Epistasis Resesif
Peristiwa epistasis resesif terjadi apabila suatu gen resesif menutupi ekspresi gen lain
yang bukan alelnya. Akibat peristiwa ini, pada generasi F2 akan diperoleh nisbah
fenotipe 9 : 3 : 4.
Epistasis Dominan dan Resesif
Epistasis dominan-resesif terjadi apabila gen dominan dari pasangan gen I epistatis
terhadap pasangan gen II yang bukan alelnya, sementara gen resesif dari pasangan gen
II ini juga epistatis terhadap pasangan gen I. Epistasis ini menghasilkan nisbah
fenotipe 13 : 3 pada generasi F2.
Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa suatu faktor dominan yang baru tampak pengaruhnya
apabila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelnya. Faktor dominan ini
seolah-olah tersembunyi (kriptos).Seperti percobaan Correns pada tumbuhan Linaria
maroccana berbunga merah galur murni dengan yang berbunga putih juga galur
murni. Dalam persilangan tersebut diperoleh F1 semua berbunga ungu, sedangkan F2
terdiri atas tanaman debgan perbandingan ungu: merah: putih = 9: 3: 4.
Polimeri
Polimeri adalah peristiwa dengan beberapa sifat beda yang berdiri sendiri
memengaruhi bagian yang sama dari suatu individu. Peristiwa Polimeri pertama kali
dilaporkan oleh Nelson-Ehle, melalui percobaan persilangan antara gandum berbiji
merah dengan gandum berbiji putih. Perbandingan fenotipe pada F2 dalam
penyimpangan adalah 15 : 1.
Gen Koplementer
Komplementer adalah peristiwa dua gen dominan saling memengaruhi atau
melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Perbandingan fenotipe pada F2 dalam
penyimpangan adalah 9 : 7.
Dalam persilangan terdapat 3 jenis persilangan, yaitu :
Kodominan : dua alel suatu gen yang menghasilkan produk berbeda dengan
alel yang satu tidak dipengaruhi oleh alel yang lain.
Alel ganda : adanya tiga atau lebih alel dari suatu gen yang terjadi sebagai
akibat dari mutasi. Contoh : warna rambut kelinci. Pertambahan jumlah
anggota alel ganda menyebabkan bertambahnya kemunkinan genotip bagi
masing-masing fenotip (polimorfisme).
Alel letal : alel yang dapat menyebabkan kematian bagi individu yang
memilikinya pada saat masih menjadi embrio awal atau beberapa saat setelah
kelahiran.
a. Alel letal resesif : alel yang dalam keadaan homozihot resesif dapar menyebabkan
kematian. Contoh : albino ( 1 dari 4 keturunan akan mati)
b. Alel letal dominan : alel yag dalam keadaan homozigot dominan dapat
menyebabkan kematian. Contoh : ayam jambul (1 dari 4 keturunan akan mati).