Anda di halaman 1dari 12

Mata Kuliah : Pengantar Genetika Tanaman

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Ir. Bambang Sutaryo, MS


Nama : Wati Tri Utami
Nirem : 03.06.19.0105
Prodi/Semester : Teknologi Benih 1/ 1

1. Jelaskan arti dari Interaksi Gen, mengapa interaksi gen itu terjadi?
Interaksi Gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan
modifikasi nisbah fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil
kerja sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik.

2. Sebutkan macam dan jenis interaksi genetika & jelaskan secara lengkap!

1. Atavisme

Penyimpangan semu Hukum Mendel yang pertama adalah atavisme. Atavisme


adalah interaksi antar gen yang menghasilkan filia atau keturunan dengan fenotip yang
berbeda dari induknya. Contoh atavisme dapat kamu temukan pada kasus jengger ayam.

Perhatikan contoh persilangan kasus atavisme di bawah ini:

Terdapat empat jenis jengger ayam, di antaranya walnut (R-P-), rose (R-pp), pea (rrP-), dan
single (rrpp). Sekarang, yuk kita coba lakukan persilangan antara jengger ayam rose (RRpp)
dengan jengger ayam pea (rrPP). Hasilnya bisa disimak pada gambar di bawah ini, ya!
2. Kriptomeri

Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak berpasangan dengan
gen dominan lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan
tersembunyi (kriptos). Contoh kasus kriptomeri terdapat pada persilangan bunga Linaria
maroccana. Bunga Linaria maroccana memiliki 4 gen, yaitu:

A = terbentuk pigmen antosianin

a = tidak terbentuk pigmen antosianin

B = protoplasma basa

b = protoplasma asam

Misalkan, akan dilakukan persilangan pada bunga Linaria maroccana berwarna merah dengan
bunga Linaria maroccana berwarna putih sebagai berikut:
 Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap b. Ingat ya Squad, gen A
mengandung pigmen antosianin, gen a tidak mengandung gen antosianin, gen B
lingkungan basa, dan gen b lingkungan asam.
 Warna merah dihasilkan dari pigmen antosianin dalam lingkungan asam,
sehingga bunga yang berwarna merah disimbolkan dengan AAbb/Aabb. Jika di dalam
plasma tidak terdapat pigmen antosianin, maka akan terbentuk warna putih
tanpa adanya pengaruh dari lingkungan, sehingga bunga yang berwarna putih
disimbolkan dengan aaBB/aaBb/aabb.
 Ketika bunga warna merah (AAbb) dan bunga warna putih (aaBB) disilangkan, gen
dominan A tidak bertemu dengan gen dominan A yang lain, begitu juga dengan gen
dominan B. Akibatnya, sifat gen dominan tersebut akan tersembunyi dan F1
menghasilkan warna ungu. Nah, kalauwarna ungu ini berasal dari pigmen
antosianin yang berada pada lingkungan yang bersifat basa, Squad.

3. Polimeri

Polimeri adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Jadi, gen-
gen tersebut saling berinteraksi untuk mempengaruhi dan menghasilkan keturunan yang sama.
Contohnya adalah gandum berbiji merah yang memiliki dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga
apabila kedua gen tersebut bertemu maka ekspresi warna akan semakin kuat.

Misalkan, akan dilakukan persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji
putih sebagai berikut:
4. Epistasis-Hipostasis

Selanjutnya adalah epistasis-hipostasis. Epistasis-hipostasis merupakan peristiwa ketika gen


yang bersifat dominan akan menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya.
Gen yang menutupi disebut epistasis, sedangkan gen yang ditutupi disebut hipostasis. Contoh
kasus epistasis dan hipostasis dapat ditemukan pada persilangan labu.

Perhatikan contoh kasus epistasis dan hipostasis pada persilangan labu di bawah ini:

5. Komplementer

Penyimpangan semu Hukum Mendel yang terakhir adalah komplementer. Komplementer


adalahinteraksi antar gen dominan dengan sifat yang berbeda yang saling melengkapi,
sehingga memunculkan fenotip tertentu. Apabila salah satu gen tidak muncul, maka sifat
yang dimaksudpun tidak akan muncul. Contoh komplementer dapat ditemukan pada kasus
persilangan bungaLathyrus odoratus yang terdiri dari gen:
C = membentuk pigmen warna

c = tidak membentuk pigmen warna

P = membentuk enzim pengaktif

p = tidak membentuk enzim pengaktif

Misalkan, dilakukan persilangan antara bunga Lathyrus odoratus berwarna putih dengan
bungaLathyrus odoratus berwarna putih pula. Maka, akan diperoleh keturunan dan rasio
fenotip sebagai berikut:

3. a. Mengapa terjadi modifikasi nisbah dari hukum Mendel?

 Percobaan-percobaan persilangan sering kali memberikan hasil yang seakan-akan


menyimpang dari hukum Mendel. Dalam hal ini tampak bahwa nisbah fenotipe yang
diperoleh mengalami modifikasi dari nisbah yang seharusnya sebagai akibat terjadinya aksi
gen tertentu. misal untuk monohibrida bukan 3:1 tapi 1:2:1. Dan pada dihibrida, mungkin
kombinasi yang mucul adalah, 9:6:1 atau 15:1. Munculnya perbandingan yang tidak sesuai
dengan hukum Mendel ini disebut “Penyimpangan Semu Hukum Mendel“, kenapa
“Semu”, karena prinsip segregasi bebas tetap berlaku atau karena masih mengikuti hukum
Mendel, hal ini disebabkan oleh gen-gen yang membawa sifat memiliki ciri tertentu.
 Jadi Penyimpangan semu hukum Mendel adalah penyimpangan yang keluar dari aturan
hukum Mendel, karena terjadi perubahan rasio F2-nya karena gen memiliki sifat berbeda-
beda. Jadi, rasio fenotipe tidak akan sama seperti yang telah diuraikan pada hukum Mendel.
Penyimpangan semu hukum Mendel : terjadinya suatu kerjasama berbagai sifat yang
memberikan fenotip berlainan namun masih mengikuti hukum-hukum perbandingan
genotip dari Mendel. Penyimpangan semu ini terjadi karena adanya 2 pasang gen atau lebih
saling mempengaruhi dalam memberikan fenotip baru pada suatu individu. Dengan
demikian Peristiwa pengaruh mempengaruhi antara 2 pasang gen atau lebih
disebut Interaksi Gen. Dengan kata lain bahwa Interaksi Gen adalah apabila 2 pasang gen
atau lebih bekerjasama sehingga membentuk suatu fenotipe baru.Gen memiliki peran
tersendiri dalam menumbuhkan karakter, tetapi adabeberapa gen yang saling berinteraksi
dengan gen lain dalam menumbuhkankarakter. Gen-gen tersebut terdapat pada kromosom
yang sama atau padakromosom yang berbeda.
 Secara garis besar modifikasi nisbah Mendel dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
modifikasi nisbah 3 : 1 dan modifikasi nisbah 9 : 3 : 3 : 1.

b. Sebutkan modifikasi yang ada akibat interaksi gen & berikan penjelasan
secukupnya!

 Modifikasi Nisbah Monohybrid


 Ada tiga peristiwa yang menyebabkan terjadinya modifikasi nisbah 3 : 1, yaitu semi
dominansi, kodominansi, dan gen letal.
1. Semi Dominansi/Intermedier/Dominansi Tidak Sempurna
 Peristiwa semi dominansi terjadi apabila suatu gen dominan tidak menutupi
pengaruh alel resesifnya dengan sempurna, sehingga pada individu heterozigot akan
muncul sifat antara (intermedier).
 Dengan demikian, individu heterozigot akan memiliki fenotipe yang berbeda
dengan fenotipe individu homozigot dominan. Akibatnya, pada generasi F2tidak
didapatkan nisbah fenotipe 3 : 1, tetapi menjadi 1 : 2 : 1 seperti halnya nisbah
genotipe.
 Contoh peristiwa semi dominansi dapat dilihat pada pewarisan warna bunga pada
tanaman bunga pukul empat (Mirabilis jalapa). Gen yang mengatur warna bunga
pada tanaman ini adalah M, yang menyebabkan bunga berwarna merah, dan gen m,
yang menyebabkan bunga berwarna putih. Gen M tidak dominan sempurna
terhadap gen m, sehingga warna bunga pada individu Mm bukannya merah,
melainkan merah muda. Oleh karena itu, hasil persilangan sesama genotipe Mm
akan menghasilkan generasi F2 dengan nisbah fenotipe merah : merah muda : putih
= 1 : 2 : 1.
2. Kodominansi
 Seperti halnya semi dominansi, peristiwa kodominansi akan menghasilkan nisbah
fenotipe 1 : 2 : 1 pada generasi F2. Bedanya, kodominansi tidak memunculkan sifat
antara pada individu heterozigot, tetapi menghasilkan sifat yang merupakan hasil
ekspresi masing-masing alel. Dengan perkataan lain, kedua alel akan sama-sama
diekspresikan dan tidak saling menutupi.
 Peristiwa kodominansi dapat dilihat misalnya pada pewarisan golongan darah
sistem ABO pada manusia (lihat juga bagian pada bab ini tentang beberapa contoh
alel ganda). Gen IA dan IB masing-masing menyebabkan terbentuknya antigen A
dan antigen B di dalam eritrosit individu yang memilikinya. Pada individu dengan
golongan darah AB (bergenotipe IAIB) akan terdapat baik antigen A maupun antigen
B di dalam eritrositnya. Artinya, gen IA dan IB sama-sama diekspresikan pada
individu heterozigot tersebut.
 Perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang masing-masing memiliki
golongan darah AB dapat digambarkan seperti pada diagram berikut ini.


3. Gen Letal
 Gen letal atau Gen Kematian ialah gen yang dalam keadaan homozigot dapat
mengakibatkan kematian pada individu yang dimilikinya. Kematian ini dapat
terjadi pada masa embrio atau beberapa saat setelah kelahiran. Akan tetapi,
adakalanya pula terdapat sifat subletal, yang menyebabkan kematian pada waktu
individu yang bersangkutan menjelang dewasa.
 Ada dua macam gen letal, yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif. Gen letal
dominan dalam keadaan heterozigot dapat menimbulkan efek subletal atau kelainan
fenotipe, sedang gen letal resesif cenderung menghasilkan fenotipe normal pada
individu heterozigot..
 Sementara itu, gen letal resesif misalnya adalah gen penyebab albino pada tanaman
jagung. Tanaman jagung dengan genotipe gg akan mengalami kematian setelah
cadangan makanan di dalam biji habis, karena tanaman ini tidak mampu melakukan
fotosintesis sehubungan dengan tidak adanya khlorofil. Tanaman Gg memiliki
warna hijau kekuningan, sedang tanaman GG adalah hijau normal. Persilangan
antara sesama tanaman Gg akan menghasilkan keturunan dengan nisbah fenotipe
normal (GG) : kekuningan (Gg) = 1 : 2.

 Modifikasi Nisbah Dihybrid


 Modifikasi nisbah 9 : 3 : 3 : 1 disebabkan oleh peristiwa interaksi gen misalnya yang
dinamakan epistasis, yaitu penutupan ekspresi suatu gen nonalelik. Jadi, dalam hal ini suatu
gen bersifat dominan terhadap gen lain yang bukan alelnya.
Kejadian Interaksi gen yang menyebabkan terjadinya Modifikasi Nisbah
Dihybrid/Peyimpangan Semu Hukum Mendel Dihybrid terbagi menjadi 4 macam
yaitu : Kriptomer (9:3:4), Komplementer (9:7), Epistasis-Hipostasis (12:3:1) dan Polimer
(15:1)
Kriptomer

 Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor tidak tampak pengaruhnya bila
berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain yang menyertainya.
Dengan kata lain bahwa kriptomer adalah peristiwa dimana suatu faktor dominan baru
nampak pengaruhnya bila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelanya.
Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul bila ada 2 gen dominan bukan alel
berada bersama.Faktor dominan ini seolah-olah sembunyi (kriptos). Jadi Faktor yang
tersebunyi tersebut adalah Faktor Kriptomer. Interaksi bentuk kriptomeri sifatnya
menyembunyikan karakter yang terdapat pada leluhur (=atavisme).
 Contoh karakter yang dipengaruhi oleh gen kriptomer antara lain :
 Bentuk Jengger ayam
 Warna bulu mencit
 Warna bunga Linaria maroccana

 Correns (1913) menyilangkan Bunga Linaria


marrocana berbunga Merah dengan berbunga Putih, dimana masing-masing berasal
dari keturunan murni. Warna pada bunga hanya akan muncul, jika kedua gen penghasil
pigmen warna, yaitu A dan B muncul. Jika salah satu dari kegua gen tersebut tidak
muncul maka bunga menjadi tidak berwarna (putih) karena enzim penghasil pigmen
tidak aktif.
 Dimana :
 A = ada pigmen warna anthosianin B = Enzim protoplasma basa
 a = tak ada pigmen warna anthosianin b = Enzim protoplasma tidak basa


 Berdasarkan hasil persilangan di atas. F2 menghasilkan perbandingan fenitope Ungu :
Merah : putih sebesar 9 : 3 : 4. Jika dilihat sepintas, hal tersebut tampak tidak sesuai
dengan hukum Mendel. Sebenarnya, perbandingan 9 : 3 : 4 tersebut hanya merupakan
modifikasi dari perbandingan 9 : 3 + (3 + 1).

1. Komplementer
 Komplementer adalah peristiwa dimana 2 gen dominan saling mempengaruhi atau
melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Dengan kata lain bahwa
Komplementer merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling melengkapi
untuk memunculkan suatu karakter. Gen Komplementer adalah interaksi antara dua gen
dominan, jika terdapat bersama-sama akan saling melengkapi sehingga muncul
fenotipe alelnya. Bila salah satu gen tidak ada, maka pemunculan sifat terhalang.
 Contoh karakter yg dipengaruhi oleh gen komplementer a.l. :
A. Warna bunga kacang Lathyrus odoratus
B. Warna kulit biji jagung
C. Bentuk buah labu summer squash (Cucurbita pepo)
D. Tuli (“Deaf mutism”) pada manusia
 Perkawinan pria bisu tuli dengan wanita bisu tuli, ternyata keturunan F1-nya semuanya
normal, bagaimanakah Hasil Keturunan F2– nya?


 Melihat angka perbandingan F2 yang hampir sama, yaitu 9 : 7, maka bila suatu
perkawinan hanya menghasilkan anak sedikit (misalnya 1 atau 2) dimungkinkan semua
normal atau semua bisu tuli.
 Kunci pemahamam gen-gen komplementer adalah :
A. rr epistasis (menutupi) B dan b
B. bb epistasis (menutupi) A dan a

2. Epistasis-Hipostasis
 Epistasis dan Hipostasis adalah peristiwa dimana 2 faktor yang bukan pasangan
alelanya dapat mempengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme. Dengan kata
lain bahwa Epistasis-hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen dominan
menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi
disebut epistasis, dan yang ditutupi disebut hipostasis. Gen yang menutupi tersebut
bisa Gen yang dominan maupun Gen yang resesif, dengan demikian Epistasis dapat
dikelompokkan menjadi Epistasis dominan = bila faktor yang menutupi adalah gen
dominan dan Epistasis resesif = bila faktor yang menutupi adalah gen resesif
 Sebenarnya dalam Epistasis ini tidak dapat diterangkan “Bagaimana cara bekerjanya
masing-masing pasangan gen”, tetapi hasil pada F2 diperoleh Individu-Individu dengan
imbangan yang mirip dengan imbangan Dihybrid, sehingga dengan demikian
disimpulkan bahwa yang bekerja adalah dua (2) pasang gen.
 Berdasarkan bekerjanya 2 pasang gen, maka Epistasis dapat dibedakan mjd :

Polimer
 Polimer adalah Pola penurunan sifat yang berdasarkan banyak gen sehingga disebut
juga Multiple Gen Heredity = Quantitatif Heredity atau Poymeri.
 Polimer adalah peristiwa dimana beberapa sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri
mempengaruhi bagian yang sama dari suatu individu. Polimer adalah bentuk interaksi gen
yang bersifat kumulatif (saling menambah). Perbedaan dengan komplementer adalah tanpa
kehadiran salah satu gen (alel dominan) karakter yang disebabkannya tetap muncul, hanya
mutu / derajatnya yang kurang dibandingkan dengan kehadirannya. Gen yang menumbuh
kan karakter polimeri biasanya lebih dari 2 gen sehingga disebut “karakter gen ganda
(polygenic inheritance)”.
 Hipotesa tentang Polimer atau Multiple Gen Heredity ini pertama kali dikemukakan oleh
Nilson-Ehla, yaitu pada tahun 1908 dengan materi tanaman Gandum yaitu Gandum berbiji
Merah disilangkan dengan Gandum berbiji Putih.
 Dari persilangan yang dilakukan oleh Nelson Ehla pada gandum berbiji merah dengan gen
berbiji putih, pada F1 didapatkan gandum berbiji Merah tetapi warna bijinya tidak merah
tua seperti Parentalnya. Sedangkan pada F2 didapatkan perbandingan Gandum berbiji
Merah dengan Putih yaitu 15 : 1.
 Namun ia menemukan variasi warna yang bertingkat-tingkat dari hasil keturunan nya,
yaitu Merah Tua (Dark Red), Merah agak tua (Medium Dark Red), Merah Muda (Medium
Red), Kemerahan (Light Red) dan Putih. Apabila dilihat dari warna biji maka orang mengira
bahwa sifat tersebut ditentukan oleh sepasang gen saja, namun apabila melihat hasil
perbandingan pada F2 yaitu 15 : 1, maka dapat disimpulkan bahwa sifat ini ditentukan oleh
lebih dari satu pasang gen.
 Peristiwa tersebut mirip dengan persilangan dihibrid tidak dominan sempurna ulang
menghasilkan warna peralihan seperti merah muda. Warna yang dihasilkan ini tidak hanya
dikontrol oleh satu pasangan gen saja melainkan oleh dua gen yang berbeda lokus, namun
masih berpengharuh terhadap sifat yang sama, peristiwa ini disebut polimeri. Jadi Polimeri
adalah dua gen atau lebih yang menempati lokus berbeda, tetapi memiliki sifat yang sama.


 Berdasarkan hasil generasi F2 dapat diketahui, bahwa fenotipe merah akan selalu muncul
jika mendapatkan gen dominan M berapapun jumlahnya. Fenotipe putih hanya akan
muncul, jika tidak terdapat gen dominan M. Semakin banyak jumlah gen dominan, maka
sifat yang muncul akan semakin kuat. Jadi, satu ciri dipengaruhi oleh banyak gen dan
terjadi secara akumulatif (Cumulative=Additive)
 Contoh polimeri yang lain adalah :
A. Warna kulit dan warna iris pada mata manusia.
B. Sifat Ketebalan Lemak Punggung (Back Fat) pada Ternak babi.

Anda mungkin juga menyukai