1. Jelaskan arti dari Interaksi Gen, mengapa interaksi gen itu terjadi?
Interaksi Gen adalah penyimpangan semu terhadap hukum Mendel yang tidak melibatkan
modifikasi nisbah fenotipe, tetapi menimbulkan fenotipe-fenotipe yang merupakan hasil
kerja sama atau interaksi dua pasang gen nonalelik.
2. Sebutkan macam dan jenis interaksi genetika & jelaskan secara lengkap!
1. Atavisme
Terdapat empat jenis jengger ayam, di antaranya walnut (R-P-), rose (R-pp), pea (rrP-), dan
single (rrpp). Sekarang, yuk kita coba lakukan persilangan antara jengger ayam rose (RRpp)
dengan jengger ayam pea (rrPP). Hasilnya bisa disimak pada gambar di bawah ini, ya!
2. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya gen dominan jika tidak berpasangan dengan
gen dominan lainnya. Jadi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan
tersembunyi (kriptos). Contoh kasus kriptomeri terdapat pada persilangan bunga Linaria
maroccana. Bunga Linaria maroccana memiliki 4 gen, yaitu:
B = protoplasma basa
b = protoplasma asam
Misalkan, akan dilakukan persilangan pada bunga Linaria maroccana berwarna merah dengan
bunga Linaria maroccana berwarna putih sebagai berikut:
Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap b. Ingat ya Squad, gen A
mengandung pigmen antosianin, gen a tidak mengandung gen antosianin, gen B
lingkungan basa, dan gen b lingkungan asam.
Warna merah dihasilkan dari pigmen antosianin dalam lingkungan asam,
sehingga bunga yang berwarna merah disimbolkan dengan AAbb/Aabb. Jika di dalam
plasma tidak terdapat pigmen antosianin, maka akan terbentuk warna putih
tanpa adanya pengaruh dari lingkungan, sehingga bunga yang berwarna putih
disimbolkan dengan aaBB/aaBb/aabb.
Ketika bunga warna merah (AAbb) dan bunga warna putih (aaBB) disilangkan, gen
dominan A tidak bertemu dengan gen dominan A yang lain, begitu juga dengan gen
dominan B. Akibatnya, sifat gen dominan tersebut akan tersembunyi dan F1
menghasilkan warna ungu. Nah, kalauwarna ungu ini berasal dari pigmen
antosianin yang berada pada lingkungan yang bersifat basa, Squad.
3. Polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen yang bersifat kumulatif (saling menambah). Jadi, gen-
gen tersebut saling berinteraksi untuk mempengaruhi dan menghasilkan keturunan yang sama.
Contohnya adalah gandum berbiji merah yang memiliki dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga
apabila kedua gen tersebut bertemu maka ekspresi warna akan semakin kuat.
Misalkan, akan dilakukan persilangan antara gandum berbiji merah dengan gandum berbiji
putih sebagai berikut:
4. Epistasis-Hipostasis
Perhatikan contoh kasus epistasis dan hipostasis pada persilangan labu di bawah ini:
5. Komplementer
Misalkan, dilakukan persilangan antara bunga Lathyrus odoratus berwarna putih dengan
bungaLathyrus odoratus berwarna putih pula. Maka, akan diperoleh keturunan dan rasio
fenotip sebagai berikut:
b. Sebutkan modifikasi yang ada akibat interaksi gen & berikan penjelasan
secukupnya!
3. Gen Letal
Gen letal atau Gen Kematian ialah gen yang dalam keadaan homozigot dapat
mengakibatkan kematian pada individu yang dimilikinya. Kematian ini dapat
terjadi pada masa embrio atau beberapa saat setelah kelahiran. Akan tetapi,
adakalanya pula terdapat sifat subletal, yang menyebabkan kematian pada waktu
individu yang bersangkutan menjelang dewasa.
Ada dua macam gen letal, yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif. Gen letal
dominan dalam keadaan heterozigot dapat menimbulkan efek subletal atau kelainan
fenotipe, sedang gen letal resesif cenderung menghasilkan fenotipe normal pada
individu heterozigot..
Sementara itu, gen letal resesif misalnya adalah gen penyebab albino pada tanaman
jagung. Tanaman jagung dengan genotipe gg akan mengalami kematian setelah
cadangan makanan di dalam biji habis, karena tanaman ini tidak mampu melakukan
fotosintesis sehubungan dengan tidak adanya khlorofil. Tanaman Gg memiliki
warna hijau kekuningan, sedang tanaman GG adalah hijau normal. Persilangan
antara sesama tanaman Gg akan menghasilkan keturunan dengan nisbah fenotipe
normal (GG) : kekuningan (Gg) = 1 : 2.
Kriptomeri merupakan suatu peristiwa dimana suatu faktor tidak tampak pengaruhnya bila
berdiri sendiri, tetapi baru tampak pengaruhnya bila ada faktor lain yang menyertainya.
Dengan kata lain bahwa kriptomer adalah peristiwa dimana suatu faktor dominan baru
nampak pengaruhnya bila bertemu dengan faktor dominan lain yang bukan alelanya.
Kriptomeri memiliki ciri khas: ada karakter baru muncul bila ada 2 gen dominan bukan alel
berada bersama.Faktor dominan ini seolah-olah sembunyi (kriptos). Jadi Faktor yang
tersebunyi tersebut adalah Faktor Kriptomer. Interaksi bentuk kriptomeri sifatnya
menyembunyikan karakter yang terdapat pada leluhur (=atavisme).
Contoh karakter yang dipengaruhi oleh gen kriptomer antara lain :
Bentuk Jengger ayam
Warna bulu mencit
Warna bunga Linaria maroccana
Berdasarkan hasil persilangan di atas. F2 menghasilkan perbandingan fenitope Ungu :
Merah : putih sebesar 9 : 3 : 4. Jika dilihat sepintas, hal tersebut tampak tidak sesuai
dengan hukum Mendel. Sebenarnya, perbandingan 9 : 3 : 4 tersebut hanya merupakan
modifikasi dari perbandingan 9 : 3 + (3 + 1).
1. Komplementer
Komplementer adalah peristiwa dimana 2 gen dominan saling mempengaruhi atau
melengkapi dalam mengekspresikan suatu sifat. Dengan kata lain bahwa
Komplementer merupakan bentuk kerjasama dua gen dominan yang saling melengkapi
untuk memunculkan suatu karakter. Gen Komplementer adalah interaksi antara dua gen
dominan, jika terdapat bersama-sama akan saling melengkapi sehingga muncul
fenotipe alelnya. Bila salah satu gen tidak ada, maka pemunculan sifat terhalang.
Contoh karakter yg dipengaruhi oleh gen komplementer a.l. :
A. Warna bunga kacang Lathyrus odoratus
B. Warna kulit biji jagung
C. Bentuk buah labu summer squash (Cucurbita pepo)
D. Tuli (“Deaf mutism”) pada manusia
Perkawinan pria bisu tuli dengan wanita bisu tuli, ternyata keturunan F1-nya semuanya
normal, bagaimanakah Hasil Keturunan F2– nya?
Melihat angka perbandingan F2 yang hampir sama, yaitu 9 : 7, maka bila suatu
perkawinan hanya menghasilkan anak sedikit (misalnya 1 atau 2) dimungkinkan semua
normal atau semua bisu tuli.
Kunci pemahamam gen-gen komplementer adalah :
A. rr epistasis (menutupi) B dan b
B. bb epistasis (menutupi) A dan a
2. Epistasis-Hipostasis
Epistasis dan Hipostasis adalah peristiwa dimana 2 faktor yang bukan pasangan
alelanya dapat mempengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme. Dengan kata
lain bahwa Epistasis-hipostasis merupakan suatu peristiwa dimana suatu gen dominan
menutupi pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi
disebut epistasis, dan yang ditutupi disebut hipostasis. Gen yang menutupi tersebut
bisa Gen yang dominan maupun Gen yang resesif, dengan demikian Epistasis dapat
dikelompokkan menjadi Epistasis dominan = bila faktor yang menutupi adalah gen
dominan dan Epistasis resesif = bila faktor yang menutupi adalah gen resesif
Sebenarnya dalam Epistasis ini tidak dapat diterangkan “Bagaimana cara bekerjanya
masing-masing pasangan gen”, tetapi hasil pada F2 diperoleh Individu-Individu dengan
imbangan yang mirip dengan imbangan Dihybrid, sehingga dengan demikian
disimpulkan bahwa yang bekerja adalah dua (2) pasang gen.
Berdasarkan bekerjanya 2 pasang gen, maka Epistasis dapat dibedakan mjd :
Polimer
Polimer adalah Pola penurunan sifat yang berdasarkan banyak gen sehingga disebut
juga Multiple Gen Heredity = Quantitatif Heredity atau Poymeri.
Polimer adalah peristiwa dimana beberapa sifat beda yang berdiri sendiri-sendiri
mempengaruhi bagian yang sama dari suatu individu. Polimer adalah bentuk interaksi gen
yang bersifat kumulatif (saling menambah). Perbedaan dengan komplementer adalah tanpa
kehadiran salah satu gen (alel dominan) karakter yang disebabkannya tetap muncul, hanya
mutu / derajatnya yang kurang dibandingkan dengan kehadirannya. Gen yang menumbuh
kan karakter polimeri biasanya lebih dari 2 gen sehingga disebut “karakter gen ganda
(polygenic inheritance)”.
Hipotesa tentang Polimer atau Multiple Gen Heredity ini pertama kali dikemukakan oleh
Nilson-Ehla, yaitu pada tahun 1908 dengan materi tanaman Gandum yaitu Gandum berbiji
Merah disilangkan dengan Gandum berbiji Putih.
Dari persilangan yang dilakukan oleh Nelson Ehla pada gandum berbiji merah dengan gen
berbiji putih, pada F1 didapatkan gandum berbiji Merah tetapi warna bijinya tidak merah
tua seperti Parentalnya. Sedangkan pada F2 didapatkan perbandingan Gandum berbiji
Merah dengan Putih yaitu 15 : 1.
Namun ia menemukan variasi warna yang bertingkat-tingkat dari hasil keturunan nya,
yaitu Merah Tua (Dark Red), Merah agak tua (Medium Dark Red), Merah Muda (Medium
Red), Kemerahan (Light Red) dan Putih. Apabila dilihat dari warna biji maka orang mengira
bahwa sifat tersebut ditentukan oleh sepasang gen saja, namun apabila melihat hasil
perbandingan pada F2 yaitu 15 : 1, maka dapat disimpulkan bahwa sifat ini ditentukan oleh
lebih dari satu pasang gen.
Peristiwa tersebut mirip dengan persilangan dihibrid tidak dominan sempurna ulang
menghasilkan warna peralihan seperti merah muda. Warna yang dihasilkan ini tidak hanya
dikontrol oleh satu pasangan gen saja melainkan oleh dua gen yang berbeda lokus, namun
masih berpengharuh terhadap sifat yang sama, peristiwa ini disebut polimeri. Jadi Polimeri
adalah dua gen atau lebih yang menempati lokus berbeda, tetapi memiliki sifat yang sama.
Berdasarkan hasil generasi F2 dapat diketahui, bahwa fenotipe merah akan selalu muncul
jika mendapatkan gen dominan M berapapun jumlahnya. Fenotipe putih hanya akan
muncul, jika tidak terdapat gen dominan M. Semakin banyak jumlah gen dominan, maka
sifat yang muncul akan semakin kuat. Jadi, satu ciri dipengaruhi oleh banyak gen dan
terjadi secara akumulatif (Cumulative=Additive)
Contoh polimeri yang lain adalah :
A. Warna kulit dan warna iris pada mata manusia.
B. Sifat Ketebalan Lemak Punggung (Back Fat) pada Ternak babi.