Pengertian Hereditas
Hereditas adalah penurunan sifat dari induk kepada keturunannya.
Dimana keturunan yang dihasilkan dari perkawinan antar individu
mempunyai perbandingan genotip yang mengikuti aturan tertentu.
Pada kejadian sehari-hari dapat dijumpai seorang anak kerap
memiliki sifat seperti orang tuanya, baik rupa maupun tingkah
lakunya. Sebaliknya, sering pula tampak seorang anak memiliki sifat
menyimpan dari ibu dan ayahnya. Keadaan tersebut berkaitan erat
dengan kaitan genetika manusia.
A. Pewarisan Sifat Berdasarkan Hukum Mendel
Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat
pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam
karyanya Percobaan mengenai Persilangan Tumbuhan. Hukum ini
terdiri dari dua bagian:
1. Atavisme
Atavisme adalah interaksi antar gen berbeda alel
yang menghasilkan filial atau keturunan dengan
fenotip yang berbeda dari induknya. Contoh
atavisme dapat kamu temukan pada kasus jengger
ayam.
2. Kriptomeri
Kriptomeri adalah peristiwa tersembunyinya suatu
gen dominan jika tidak berpasangan dengan gen
dominan dari alel lainnya. Jadi, jika gen dominan
tersebut berdiri sendiri, maka sifatnya akan
tersembunyi (kriptos). Contoh kasus kriptomeri
terdapat pada persilangan bunga Linaria
maroccana. Warna bunga Linaria maroccana
dipengaruhi oleh 4 gen, yaitu:
A = terbentuk pigmen antosianin
A = tidak terbentuk pigmen antosianin
B = protoplasma basa
B = protoplasma asam
3. Polimeri
Polimeri adalah interaksi antar gen-gen berbeda
alel yang memunculkan satu fenotip dan bersifat
kumulatif (saling menambah). Contohnya adalah
warna merah pada biji gandum yang ditentukan
oleh dua gen yaitu M1 dan M2, sehingga apabila
kedua gen tersebut bertemu maka ekspresi warna
merahnya akan semakin kuat.
4. Epistasis-Hipostasis
Epistasis-hipostasis merupakan peristiwa ketika gen
yang bersifat dominan akan menutupi pengaruh
gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang
menutupi disebut epistasis, sedangkan gen yang
ditutupi disebut hipostasis. Contoh kasus epistasis
dan hipostasis dapat ditemukan pada persilangan
labu.
5.Komplementer
Penyimpangan semu Hukum Mendel yang terakhir
adalah komplementer. Komplementer adalah
interaksi antara dua gen dominan berbeda alel yang
saling melengkapi untuk memunculkan fenotip
tertentu.
Apabila salah satu gen tidak muncul, maka sifat yang
dimaksud pun tidak akan muncul. Contoh
komplementer dapat ditemukan pada kasus
persilangan bunga Lathyrus odoratus yang terdiri dari
gen:
C = membentuk pigmen warna
C = tidak membentuk pigmen warna
P = membentuk enzim penyaktit
P = tidak membentuk enzim pengaktif
C. Pola-pola Hereditas
3. Gagal Berpisah
peristiwa ini merupakan keadaan di mana
kromosom gagal berpisah saat pembelahan sel.
Gagal berpisah dapat terjadi pada pembelahan sel
fase anafase. Pada saat anafase, kromosom yang
telah mengganda harusnya ditarik menuju kutub
sel oleh benang-benang spindel yang menempel
pada kromosom. Selanjutnya, kromosom tersebut
akan berpisah menuju kutub-kutub yang
berlawanan. Nah, pada peristiwa gagal berpisah ini,
kromosom yang tertarik ke kutub sel hanya
sebagiannya saja. Sedangkan kromosom yang tidak
tertarik akan mengalami penambahan atau
pengurangan jumlah kromosom. Peristiwa gagal
berpisah itu dapat menyebabkan mutasi pada
tingkat kromosom.
4. Gen Letal
Penyimpangan yang terakhir adalah gen letal. Gen
ini dapat menyebabkan kematian bagi individu
yang memilikinya dalam keadaan homozigot,
sedangkan dalam keadaan heterozigot bisa bersifat
normal maupun subletal.Gen letal juga ada macam-
macamnya nih, yaitu gen letal dominan dan gen
letal resesif.
Gen Letal Dominan
Gen ini bisa menyebabkan kematian dalam
keadaan homozigot dominan. Nah, kalau dalam
keadaan heterozigot, individu akan mengalami
kelainan karena bersifat subletal.
Gen Letal Resesif
Gen letal resesif menyebabkan kematian individu
pada keadaan homozigot resesif. Sedangkan pada
keadaan heterozigot, individu tersebut bersifat
carrier (pembawa sifat), dan bisa diwariskan
kepada keturunannya.
1.Warna kulit
Warna kulit manusia berbeda-beda dan itu dipengaruhi
oleh gen. Pada gen ada tiga macam, yakni gen A, B, dan
C yang mengkode pembentukan pigmen kulit, yaitu
melamin.
Pignen menyebabkan kulit menjadi gelap. Variasi gen
lain pada kulit yaitu gen a, b, c.
2.Bentuk rambut
Bentuk rambut juga dipengaruhi oleh gen. Ada dua
macam gen yang dapat mengendalikan rambut, yakni
gen C (dominan) untuk rambut kering dan ges s (resesif)
untuk rambut lurus.
Jika salah satu dari kedua gen tersebut dan
mendapatkan campuran, maka rambut akan menjadi
berombak (Cs).
3.Cuping telinga
Jika kamu mengamati ada yang cuping telinganya
melekat dan terlepas. Tipe perlekatan cuping telinga
dikontrol oleh gen, yaitu gen G untuk cuping telinga
terpisah dan gen g untuk cuping telinga melekat.
2. Kelainan sifat
Pada pewaris sifat manusia juga terjadi kelainan yang
diwariskan orang tua. Ada beberapa kelainan yang
diwariskan dari orang tua, yakni:
1. Albino
Albino merupakan kelainan yang disebabkan adanya zat
warna (pigmen) yang disebut zat melanin.
Pigmen melanin berfungsi untuk melindungi kulit dari sinar
ultraviolet. Tidak adanya pigmen kulit membuat penderita
lebih rentan terserang kanker kulit.
Kulit juga mudah melepuh dampak terkena sinar matahari.
Gen penyebab kelainan ini bersifat resesif (gen a).
Pada orang yang menderita kelainan albino memiliki genotip
homozigot resesif (aa). Sementara orang yang normal
memiliki genotip homozigot (AA).
Banyak ditemui seseorang yang seluruh tubuhnya putih,
termasuk rambutnya.
2. Buta warna
Buta warna disebab oleh faktor genetis. Buta warna
merupakan suatu kelainan yang disebabkan
ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap
suatu spektrum warna tertentu. Ini juga termasuk kelainan
genetik yang diturunkan oleh orang tua kepada anaknya.
Buta warna sering juga disebut sex linked. Kelainan ini
dibawa oleh kromosom X, artinya kromosom Y tidak
membawa faktor buta warna. Buta warna terjadi ketika saraf
reseptor cahaya di retina mengalami perubahan, terutama
sel kerucut.
3. Hemofilia
Hemofilia merupakan penyakit yang diturunkan dari ibu
kepada anaknya pada saat anak dilahirkan.
Darat pada penderita hemofilia tidak dapat membeku
dengan sendirinya secara normal. Proses pembekuan darah
pada penderita tidak secepat orang normal.
Kebanyakan penderita hemofilia mengalami gangguan
pendarahan di bawah kulit.
Pertanyaan: