Anda di halaman 1dari 31

Pola - pola

hereditas

Disusun oleh Kelompok 6


ANGGOTA Kelompok
Diyni Nur hanifah Femmy agustine Gita Febriana

izmi destika r Muhammad rigan Rangga Saputra w


Apa itu pola hereditas?
Pewarisan sifat dari orang tua kepada
anak-anaknya ini disebut dengan istilah
hereditas. Pada proses terjadinya
pewarisan sifat, terdapat bentuk-bentuk
tertentu atau pola-pola dalam
mewariskannya itulah yang disebut sebagai
pola-pola hereditas.
A. PAUTAN
Pautan (linkage) adalah peristiwa dua gen atau lebih yang terletak
pada kromosom yang sama dan tidak dapat memisah secara bebas
pada waktu pembelahan meiosis. Gen-gen tersebut berada dalam
keadaan tertaut sehingga cenderung diturunkan bersama-sama.
Pautan dapat terjadi pada kromosom tubuh (pautan gen) maupun
kromosom seks (pautan seks).

Pautan gen
Setiap kromosom mengandung gen yang tersimpan di tempat khusus yang
disebut lokus. Gen-gen ini dapat berada pada kromosom yang sama atau
kromosom yang berbeda. Gen-gen yang berada dalam satu kromosom
homolog yang sama dan letaknya saling berdekatan inilah yang disebut
pautan gen (gene linkage)
Jika ada pautan
induk akan menghasilkan
gamet :
• AB
• ab

alel-alel yang terletak pada berkas kromatid yang sama akan


sama-sama bersegregasi. Segregasi bersama-sama ini terjadi
karena adanya pautan genetik pada alel-alel tersebut.
.Jika tidak ada pautan maka pada anafase 1 meiosis, dua berkas
kromosom homolog yang sudah melakukan pindah silang akan berpisah
sehingga terbentuk beberapa gamet.
Induk AaBb akan
menghasilkan 4 macam
gamet, yaitu :
1. AB
2. Ab
3. aB
4. ab
Pautan seks
Adanya suatu sifat khas individu yang hanya dimiliki oleh wanita
saja atau laki-laki saja. Peristiwa ini terjadi karena adanya pautan
seks. Peristiwaterdapatnya gen dalam kromosom kelamin disebut
terpaut seks (sex linkage). Gen-gennya disebut gen-gen terpaut
seks (sex linked genes). Oleh karena kromosom X lebih
panjang dari kromosom Y, jumlah gen-gen yang terpaut
kromosom X lebih banyak daripada gen-gen terpaut kromosom Y.
pautan seks pada hewan
A. Pautan Seks pada Drosophila Melanogaster (Lalat Buah)
Sifat warna mata Drosophila melanogaster terpaut pada kromosom X. Drosophila
melanogaster bermata putih selalu berkelamin jantan. Hal ini menunjukkan warna mata merah
lebih dominan daripada warna mata putih.
B Pautan Seks pada Kucing
Sifat warna rambut terpaut pada
kromosom X. Misalnya, gen B menentukan
warna hitam, gen b menentukan warna
kuning, dan Bb adalah genotipe untuk
warna belang tiga (hitam, kuning, putih)
pautan seks pada manusia
Pautan seks pada manusia dapat dibedakan pada gen
dominan dengan gen resesif. Pautan gen pada gen
dominan misal gigi coklat dan hypertrichosis. Adapun
pautan seks pada gen resesif missal hemophilia, buta
warna, dan anadontia.
b. pindah silang (crossing over)
Pindah silang adalah peristiwa pertukaran segmen kromatid yang bukan
saudaranya dari sepasang kromosom homolog. Pindah silang terjadi saat
pembelahan meiosis I, yaitu pada akhir profase I atau awal metaphase I.
Peristiwa tersebut menghasilkan kombinasi baru (rekombinan gen) dari sifat
induknya. Pindah silang mengakibatkan terbentuknya empat macam gamet,
dua macam gamet yang sifatnya sama dengan induknya (tipe parental) dan
dua macam gamet yang merupakan hasil pindah silang (tipe rekombinan).
faktor - faktor pindah silang
Menurut Suryo (1992), ada beberapa faktor yang kemungkinan mempengaruhi peristiwa pindah
silang, antara lain:
1.) Jarak antara gen-gen yang terangkai.
Makin jauh letak satu gen dengan gen lainnya, makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang.
2.) Suhu
Di atas atau di bawah suhu normal akam memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
3.) Umur
Makin tua umur individu, makin kecil peluang terjadinya pindah silang.
4.) Zat kimia
Ada zat kimia tertentu yang memperbesar kemungkinan pindah silang.
5.) Jenis kelamin
Pindah silang umumnya terjadi pada individu jantan dan betina, tetapi pada lat sutera (Bombyx
mori) hanya ulat sutra jantan yang mengalami pindah silang. Demikian pula pada lalat buah
(Drosophila) jantan.
Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru.
Hal ini disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari
sebagian gen induk jantan dengan sebagian gen induk betina pada saat proses
fertilisasi (pembuahan), sehingga menghasilkan susunan pasangan gen yang
berbeda dari gen-gen induknya.
CONTOH SOAL :
C. Gagal berpisah (Non Disjunsion)
Pada pembelahan meiosis, kromosom- kromosom yang telah
mengganda akan ditarik menuju kutub sel oleh benang-benang
spindel yang menempel pada sentromer. Dalam keadaan normal,
kromosom-kromosom tersebut akan berpisah dan menuju ke
kutub sel yang berlawanan. Akan tetapi, terdapat suatu kasus di
mana kromosom mengalami gagal berpisah, sehingga semua
kromosom hanya akan tertarik ke salah satu kutub sel saja.
Akibatnya, gamet yang terbentuk akan mengalami penambahan
atau pengurangan jumlah kromosom.
Berikut ini merupakan contoh kelainan jumlah kromosom yang
diakibatkan oleh peristiwa gagal berpisah, yaitu:
1. Aneuploidi
Aneuploidi, adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang hanya
terjadi pada pasangan kromosom tertentu. Perubahan jumlah
kromosom ini dapat berupa penambahan jumlah kromosom atau
pengurangan jumlah kromosom. Aneuploidi dibedakan menjadi
beberapa macam berdasarkan perubahan jumlah kromosomnya, di
antaranya monosomi (2n-1), nulisomi (2n-2), trisomi (2n+1), dan
tetrasomi (2n+2). Contoh aneuploid yang umum terjadi pada manusia
adalah kasus trisomi 13 atau sindrom Patau.
2. Euploidi
Euploidi, adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang terjadi pada seluruh
pasangan kromosom. Hal ini menyebabkan jumlah kromosom individu dengan
kasus euploidi akan senilai dengan kelipatan kromosom haploidnya. Berdasarkan
jumlah kelipatan kromosomnya, euploidi dibedakan menjadi triploid (3n),
tetraploid (4n), pentaploid (Sn), dan seterusnya.
D. Gen letal Gen letal dapat menyebabkan
kematian bagi individu yang memilikinya
Gen letal adalah gen yang
karena dapat mengganggu peran atau
menyebabkan kematian fungsi gen dalam menumbuhkan sifat
individu dalam sedangkan atau bagian-bagian tubuh yang
keadaan dalam homozigot, penting. Akibatnya, gen-gen tersebut
keadaan heterozigot, tidak dapat menyelesaikan tugasnya
seorang individu dapat dengan baik. Gen letal dapat
menyebabkan kematian individu pada
bersifat subletal atau
berbagai tingkatan, mulai dari tahap
kelainan
embrio, saat kelahiran, atau saat
individu telah tumbuh dewasa.
1. Gen letal dominan
Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan kematian individu dalam
keadaan homozigot dominan. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang
individu dapat bersifat subietal yang mengakibatkan terjadinya kelainan.
Contoh kasus gen letal dominan adalah gen yang menyebabkan kaki dan sayap
pendek (radep) pada ayam.
Berdasarkan Hukum Mendel, perbandingan
fenotip yang diharapkan adalah 3:1. Dengan
adanya gen letal yaitu gen dominan C yang
homozigotik (CC), maka terjadi
penyimpangan perbandingan fenotip menjadi
1 normal: 2 redep: 1 fetal.
2. Gen letal Resesif
Gen letal resesif adalah gen yang menyebabkan kematian individu dalam
keadaan homozigot resesif. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang
individu dapat bersifat carrier (pembawa sifat) yang akan diwariskan
kepada keturunannya. Contoh kasus gen letal resesif adalah gen yang
menyebabkan kelainan albino pada tanaman jagung.
E. Kelainan / penyakit menurun pada manusia
kelainan/penyakit menurun melalui autosom
1. Albino
Albino merupakan kelainan yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh
dalam membentuk pigmen melanin. Hal ini menyebabkan seseorang
menderita albino, warna kulit dan rambutnya menjadi putih (tidak
berpigmen). Selain itu, warna retina penderita albino biasanya juga
kekurangan pigmen sehingga penderita albino merasa perih matanya jika
melihat cahaya matahari yang terang
2. Brakidaktili
Brakidaktili merupakan kelainan genetik yang menyebabkan jari-jari tangan
dan kaki menjadi pendek. Kelainan ini disebabkan oleh adanya gen letal
dominan yang disimbolkan dengan B. dalam keadaan homozigot, gen tersebut
bersifat letal. Individu yang mengandung gen homozigot akan dilahirkan tanpa
jari tangan dan jari kaki dengan kerusakan lain pada rangka sehingga
menyebabkan kematian. Orang yang heterozigot hanya memiliki dua ruas jari
karena ruas jari tengah sangat pendek dan tumbuh bersatu dengan ruas jari
yang lain.
3. Talasemia
Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan
penyakit keturunan yang diturunkan secara autosomal. Kalau sepasang dari
mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita talasemia
berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier) talasemia, dan 25%
kemungkinan bebas talasemia. Sebagian besar penderita talasemia adalah
anak-anak usia 0 hingga 18 tahun.
E. Kelainan / penyakit menurun pada manusia
kelainan/penyakit menurun melalui gonosom
Kelainan Gonosom ini juga terbagi menjadi 2, yaitu kelainan yang disebabkan karena
terpaut kromosom X dan kelainan yang terjadi karena terpaut kromosom Y. Pada
kasus yang disebabkan karena terpaut kromosom X, gen penyebab penyakit selalu
bersama-sama dengan kromosom X. Contoh penyakitnya antara lain :

1. buta warna
Buta warna adalah kelainan yang ditandai dengan ketidakmampuan untuk
membedakan warna. Buta warna dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu buta warna
parsial (sebagian) dan buta warna total. Penderita buta warna parsial tidak
bisa membedakan warna merah dan warna hijau, sedangkan buta warna total
tidak bisa membedakan semua warna, dalam penglihatannya hanya warna
hitam dan putih saja.
2. Anodontia
Anodontia merupakan suatu keadaan dimana benih gigi tidak terbentuk sama
sekali disebabkan oleh gen resesif pada kromosom X. Namun sebagian besar
kasus ditemukan anodontia yang terjadi pada gigi tetap. Gangguan ini dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi berupa kesulitan dalam aktivitas yang
melibatkan fungsi gigi. Misalnya seperti pengunyahan, bicara, dan juga
gangguan estetis.
3. Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit genetik yang ditandai dengan darah yang sulit
membeku. Hal ini karena tubuh penderita hemofilia kekurangan faktor pembeku
darah sehingga darah sulit membeku. Apabila seorang penderita hemofilia
mengalami luka maka akan mengalami pendarahan terus menerus sehingga luka
sekecil apapun dapat menyebabkan penderita meninggal karena kehabisan
darah.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai