Anda di halaman 1dari 20

Tugas ke 1.

Menganalisis KD

ANALISIS KETERKAITAN KD

MATA PELAJARAN : Biologi


KELAS : XII/genap
TOPIK : Pola-Pola Hereditas Pautan dan Pindah Silang
Domain :
. Pengetahuan
a. Kompetensi Dasar :
3.7 Menganalisis pola-pola hereditas pada makhluk hidup

b. Lingkup materi (buku siswa) :


Setiap gen yang ada di dalam tubuh kita membawa materi genetik yang
diwariskan dari induk kepada keturunannya. Hal inilah yang menyebabkan
makhluk hidup bisa memiliki ciri atau sifat yang mirip bahkan sama dengan
orangtuanya. Pewarisan sifat dari orang tua kepada anak-anaknya ini disebut
dengan istilah hereditas. Pada proses terjadinya pewarisan sifat, terdapat bentuk-
bentuk tertentu atau pola-pola dalam mewariskannya, diantaranya:

1. Pautan Gen (Gene Linkage)

Pola pewarisan sifat yang pertama adalah pautan gen. Setiap kromosom
mengandung gen yang tersimpan di tempat khusus yang disebut lokus. Gen-
gen ini dapat berada pada kromosom yang sama atau kromosom yang
berbeda. Gen-gen yang berada dalam satu kromosom homolog yang sama
dan letaknya saling berdekatan ini yang disebut sebagai pautan gen (gene
linkage). Berikut ini merupakan contoh gen yang mengalami pautan dan gen
yang tidak mengalami pautan.
Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama
sampai saat pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen
atau lebih akan menghasilkan jumlah gamet yang lebih
sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. Oleh karena itu,
keturunan yang dihasilkan akan memiliki
perbandingan fenotip dan genotip yang lebih sedikit pula. Contoh kasus
pautan gen dapat kamu temui pada persilangan tanaman ercis pada gambar di
bawah ini.   

Persilangan ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) dengan ercis bunga
merah pollen bulat (ppll) akan menghasilkan keturunan pertamanya (F1) yaitu
ercis bunga ungu pollen lonjong (PpLl). Ketika dilakukan persilangan kembali
pada antar sesama F1, maka akan menghasilkan keturunan (F2) dengan
perbandingan fenotip 3 : 1. Hal ini disebabkan karena adanya pautan antara
gen P dengan gen L, serta alelnya yaitu gen p dengan gen l. Akibatnya, pada
F2 hanya terbentuk dua macam gamet, yaitu PL dan pl. 

. Pindah Silang (Crossing Over)


Pola pewarisan sifat yang kedua adalah pindah silang.
Pindah silang (crossing over) adalah
peristiwa pertukaran segmen kromatid yang bukan
saudaranya (non-sister chromatids) dari
sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah
silang terjadi saat pembelahan meiosis I, yaitu
pada akhir profase I atau awal metafase I. Pada saat
itu, satu buah kromatid akan membelah menjadi dua.
Peristiwa pindah silang umumnya terjadi pada
organisme seperti manusia, tumbuhan, dan juga
hewan.

Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang


baru. Hal ini disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu
penggabungan dari sebagian gen induk jantan dengan sebagian gen induk
betina pada saat proses fertilisasi (pembuahan), sehingga menghasilkan
susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-gen induknya. Nah, Squad, kamu
tahu nggak, ternyata kita bisa menghitung nilai persentase rekombinasi dari
hasil terjadinya pindah silang, lho! Caranya, dengan menggunakan rumus di
bawah ini, nih.
Sekarang, ayo kita coba kerjakan bersama-sama contoh soal di bawah ini, ya.

Contoh soal:

Hasil persilangan antara mangga besar manis (BbMm) dengan mangga kecil
asam (bbmm) memperoleh hasil sebagai berikut:

Besar asam = 150

Besar manis = 750

Kecil manis = 100

Kecil asam = 500

Tentukan nilai pindah silangnya?

Pembahasan:

Diketahui bahwa mangga besar manis dan mangga kecil asam adalah parental,
sedangkan mangga besar asam dan mangga kecil manis merupakan
rekombinan. Jadi, nilai pindah silangnya adalah

3. Gagal Berpisah (Non Disjunction)

Selanjutnya adalah gagal berpisah. Pada pembelahan meiosis, kromosom-


kromosom yang telah mengganda akan ditarik menuju kutub sel oleh benang-
benang spindel yang menempel pada sentromer. Dalam keadaan normal,
kromosom-kromosom tersebut akan berpisah dan menuju ke kutub sel yang
berlawanan. Akan tetapi, terdapat suatu kasus di mana kromosom mengalami
gagal berpisah, sehingga semua kromosom hanya akan tertarik ke salah satu
kutub sel saja. Akibatnya, gamet yang terbentuk akan mengalami penambahan
atau pengurangan jumlah kromosom.

Berikut ini merupakan contoh kelainan jumlah kromosom yang diakibatkan


oleh peristiwa gagal berpisah, yaitu:

 Aneuploidi

Aneuploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang hanya


terjadi pada pasangan kromosom tertentu. Perubahan jumlah kromosom ini
dapat berupa penambahan jumlah kromosom atau pengurangan jumlah
kromosom. Aneuploidi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan
perubahan jumlah kromosomnya, di antaranya monosomi (2n-1), nulisomi
(2n-2), trisomi (2n+1), dan tetrasomi (2n+2). Contoh aneuploidi yang umum
terjadi pada manusia adalah kasus trisomi 13 atau sindrom Patau.

 Euploidi
Euploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang terjadi pada
seluruh pasangan kromosom. Hal ini menyebabkan jumlah kromosom
individu dengan kasus euploidi akan senilai dengan kelipatan kromosom
haploidnya. Berdasarkan jumlah kelipatan kromosomnya, euploidi dibedakan
menjadi triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), dan seterusnya.

4. Gen Letal

Pola pewarisan sifat yang terakhir adalah gen letal. Gen letal adalah gen
yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot,
sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat bersifat normal
atau subletal.

Terdapat dua macam gen letal yang perlu kamu ketahui, yaitu:

 Gen letal dominan

Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan kematian individu


dalam keadaan homozigot dominan. Sedangkan dalam keadaan heterozigot,
seorang individu dapat bersifat subletal yang mengakibatkan terjadinya
kelainan. Contoh kasus gen letal dominan adalah gen yang menyebabkan kaki
dan sayap pendek (redep) pada ayam, gen warna rambut kuning pada tikus,
gen Huntington’s Disease, dan gen yang menyebabkan pemendekan ruas-ruas
tulang jari (brakidaktili) pada manusia.
Ayam redep (sumber: ayamhias.com)

 Gen letal resesif 

Sementara itu, gen letal resesif adalah gen yang menyebabkan kematian


individu dalam keadaan homozigot resesif. Sedangkan dalam keadaan
heterozigot, seorang individu dapat bersifat carrier(pembawa sifat) yang akan
diwariskan kepada keturunannya. Contoh kasus gen letal resesif adalah gen
yang menyebabkan kelainan albino pada tanaman jagung.

Jagung albino (sumber: jungseed.com)


. Keterampilan
a. Kompetensi Dasar :
4.7 Menyajikan hasil penerapan pola-pola hereditas dalam perhitungan
peluang dari persilangan yang melibatkan peristiwa pautan dan pindah silang.

b. Lingkup Materi :

ANALISIS KETERKAITAN KD
MATA PELAJARAN : Biologi
KELAS : XII/genap
TOPIK : Mutasi
Domain :
1. Pengetahuan
a. Kompetensi Dasar :
8 Menganalisis peristiwa mutasi pada makhluk hidup

b. Lingkup materi (buku siswa) :


Mutasi adalah suatu perubahan yang terjadi pada bahan genetik yang
menyebabkan perubahan ekspresinya. Perubahan bahan genetik dapat terjadi
pada tingkat pasangan basa, tingkat satu ruas DNA, bahkan pada tingkat
kromosom. Peristiwa terjadinya mutasi disebut mutagenesis. Sedangkan,
individu yang mengalami mutasi sehingga menghasilkan fenotip baru disebut
mutan. Faktor yang menyebabkan mutasi disebut mutagen.
1. Mutasi Gen (Mutasi Titik)
Mutasi gen atau mutasi titik adalah mutasi yang terjadi karena perubahan pada
satu pasang basa DNA suatu gen. Perubahan DNA menyebabkan perubahan
kodon-kodon RNA d, yang akhirnya menyebabkan perubahan asam amino
tertentu pada protein yang dibentuk. Perubahan protein atau enzim akan
menyebabkan perubahan metabolisme dan fenotip organisme. Besar kecilnya
jumlah asam amino yang berubah akan menentukan besar kecilnya perubahan
fenotip pada organisme tersebut. Ada dua mekanisme mutasi gen, yaitu
subtitusi pasangan basa dan penambahan atau pengurangan pasangan basa.
a. Subtitusi pasangan basa
Subtitusi pasangan basa ialah pergantian satu pasang nukleotida oleh pasangan
nukleotida lainnya. Subtitusi pasangan basa ada dua macam, yaitu transisi dan
tranversi.
b. Penambahan atau pengurangan pasangan basa
Mutasi gen yang lain adalah perubahan jumlah basa akibat penambahan atau
pengurangan basa. Penambahan atau pengurangan basa pada DNA dapat
menyebabkan perubahan sederetan kodon RNA-d yang terdapat di belakang
titik perubahan tersebut, berarti juga akan terjadi perubahan asam amino yang
disandikan melalui RNA-d tersebut. Akibat lain dari penambahan atau
pengurangan basa adalah terjadinya pergeseran kodon akhir pada RNA-d.
Pergeseran kodon akhir menyebabkan rantai polipeptida mutan menjadi lebih
panjang atau lebih pendek. Mutasi ini disebut juga mutasi ubah rangka karena
menyebabkan perubahan ukuran pada DNA maupun polipeptida.
Mutasi ubah rangka ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penambahan basa
(adisi) dan pengurangan basa (delesi).
2. Mutasi Kromosom
Selain terjadi pada tingkat gen, mutasi juga dapat terjadi pada tingkat
kromosom, atau disebut juga aberasi kromosom. Mutasi kromosom ini
mengakibatkan perubahan sejumlah basa yang berdampingan pada rantai
DNA atau perubahan runtunan nukleotida dalam suatu ruas gen sehingga
akibat yang ditimbulkan pada fenotip individu menjadi lebih nyata. Mutasi
kromosom dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
a. Perubahan struktur kromosom
Perubahan struktur kromosom merupakan penataan kembali struktur
kromosom akibat terjadinya delesi, duplikasi, inversi, dan translokasi
kromosom.
b. Perubahan jumlah kromosom
Perubahan jumlah kromosom terjadi pada waktu terjadinya meiosis pada saat
terjadi pindah silang atau gagal berpisah. Ada dua jenis perubahan jumlah
kromosom, yaitu aneuploidi (penambahan atau pengurangan satu atau
beberapa kromosom pada satu ploidi) dan euploidi (penambahan atau
kehilangan keseluruhan kromosom dalam satu ploidi).
c. Faktor penyebab mutasi
Perubahan bahan genetik, baik mutasi tingkat gen maupun mutasi kromosom
dapat terjadi secara alami atau buatan.
1) Mutasi alami
Mutasi alami dapat terjadi akibat kesalahan secara acak yang berlangsung
dalam proses replikasi, saat pembelahan sel, atau karena adanya unsur
dalam material genetik yang dapat berubah secara acak.
2) Mutasi buatan
Peristiwa mutasi alami terjadi sangat lambat. Oleh karena itu, manusia
melakukan perubahan materi genetik yang sengaja dibuat untuk
kepentingannya. Mutagen yang dapat dipakai untuk merangsang mutasi
adalah:
(a)  Bahan fisik, misalnya berbagai gelombang cahaya pada sinar
matahari, seperti ultraviolet, infra merah, dan sinar- sinar radioaktif seperti
sinar α, β, dan γ.
(b)  Bahan kimia, antara lain etil metan sulfonat (EMS), etiletan sulfonat
(EES), dan hidroksilamin (HA).
(c)  Bahan biologis yang merupakan bahan mutakhir digunakan ialah
elemen loncat.
Selain mutagen di atas, suhu yang tinggi dan virus juga merupakan
mutagen.

2. Keterampilan
a. Kompetensi Dasar :
4.8 Menyajikan data hasil eksplorasi peristiwa mutasi yang menyebabkan
variasi dan kelainan sifat pada makhluk hidup

b. Lingkup Materi :

ANALISIS KETERKAITAN KD
MATA PELAJARAN : Biologi
KELAS : XII/genap
TOPIK : Evolusi
Domain :
1. Pengetahuan
a. Kompetensi Dasar :
9 Menjelaskan teori, prinsip dan mekanisme evolusi serta pandangan terkini
para ahli terkait spesiasi

b. Lingkup materi (buku siswa) :


Evolusi merupakan perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang berlangsung
secara perlahan-lahan dalam waktu sangat lama. Fenomena burung finch dan
kura-kura Galapagos menimbulkan gagasan Darwin untuk mengemukakan teori
Evolusi. Ilmuwan yang mengilhami teori Evolusi Darwin yaitu :

 Charles Lyell dengan bukunya Principles of Geology Sumbangan teori ; Variasi


karena pengaruh alam.
 Thomas Malthus dengan bukunya The Principles of Population Sumbangan teori ;
Seleksi alam karena ketersediaan pangan.

Prinsip Pokok Darwin

Prinsip pokok dari teori Evolusi Darwin yaitu :

 Spesies yang berkembang sekarang berasal dari spesies-spesies yang hidup pada
masa lampau.
 Evolusi terjadi melalui seleksi alam.

Bukti-Bukti Evolusi

Dalam bukti-bukti evolusinya sebagai berikut ini :


 Rekaman Fosil
Perubahan bentuk fosil disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda.
 Homologi
Semakin banyak kemiripan organ ( homolog ) antara spesies semakin dekat
hubungan kekerabatan di antara spesies tersebut.
 Embriologi Perbandingan
Embrio-embrio mengulangi proses evolusi yang telah dialami nenek moyangnya.
 Organ Vestigial
Pada beberapa jenis makhluk hidup terdapat organ-organ yang tidak fungsional,
yang merupakan peninggalan dari nenek moyangnya.

Mekanisme Evolusi

Dalam mekanisme evolusi sebagai berikut :


 Seleksi Alam
Makhluk hidup yang mampu beradaptasi akan mampu bertahan hidup.
 Mutasi Gen
Perubahan susunan DNA dapat menimbulkan sifar baru.
 Frekuensi Gen Dalam Populasi
Perbandingan frekuensi gen dapat mengalami perubahan, adanya perubahan
keseimbangan frekuensi gen dalam populasi menunjukkan adanya evolusi.
 Hubungan Antara Waktu Dengan Perubahan Sifat Organisme
Selama penciptaan makhluk hidup telah terjadi proses evolusi dalam waktu yang
lama, proses tersebut menyebabkan terbentuknya spesies-spesies baru.
Rumus hukum Hardy – Weinberg yaitu ( p + q )2 = P2 + 2pq + q2 = 1. Syarat
berlakunya hukum Hardy – Weinberg yaitu tidak terjadi mutasi, perkawinan
secara acak, tidak terjadi aliran gen, populasi cukup besar, tidak ada seleksi alam.

Teori Asal Usul Kehidupan


Dalam teori asal usul kehidupan seperti yaitu :
 Teori Abiogenesis
Makhluk hidup berasal dari benda tidak hidup tokoh pendukung ; Aristoteles,
Nedham.
 Teori Biogenesis
Makhluk hidup berasal dari makhluk hidup tokoh pendukung ; Francesco Redi,
Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur.
 Teori Cosmozoic
Makhluk hidup bumi berasal dari spora kehidupan yang berasal dari luar angkasa.
 Teori Penciptaan
Makhluk hdiup diciptakan oleh Tuhan.
 Teori Evolusi Biokimia
Asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi dan
atmosfer tokoh pendukung ; Alexander Oparin, Harold Urey, Stanley Miller.
 Teori Evolusi Biologi
Makhluk hidup tersusun dari zat organik ( asam amino ) yang berasal dari lautan.

2. Keterampilan
a. Kompetensi Dasar :
4.9 Menyajikan karya ilmiah terhadap gagasan baru tentang kemungkinan-
kemungkinan pandangan evolusi berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.

b. Lingkup Materi :

ANALISIS KETERKAITAN KD
MATA PELAJARAN : Biologi
KELAS : XII/genap
TOPIK : Bioteknologi
Domain :
1. Pengetahuan
a. Kompetensi Dasar :
10 Menganalisis prinsip-prinsip Bioteknologi dan penerapannya sebagai
upaya peningkatan kesejahteraan manusia

b. Lingkup materi (buku siswa) :


Bioteknologi berasal dari istilah Latin, yaitu Bio (hidup), teknos (teknologi =
penerapan), dan logos (ilmu). Artinya, ilmu yang mempelajari penerapan
prinsip-prinsip biologi. Menurut European Federation of Biotechnology
(EFB), Bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu
rekayasa yang bertujuan untuk meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel,
bagian dari organisme hidup, dan/atau analog molekuler untuk menghasilkan
barang dan jasa.
Ilmu-ilmu pendukung dalam bioteknologi diantaranya adalah mikrobiologi,
biokimia, genetika, biologi sel, teknik kimia, dan enzimologi. Saat ini, aplikasi
bioteknologi tidak hanya pada mikroorganisme saja, namun pada tumbuhan
dan hewan. Terdapat 4 prinsip dasar bioteknologi, yaitu: Penggunaan agen
biologi, menggunakan metode tertentu, dihasilkannya suatu produk turunan,
dan melibatkan banyak disiplin ilmu.
Menurut perkembangannya, secara umum bioteknologi dibagi menjadi dua
jenis:
A. Bioteknologi Konvensional (sederhana)
Bioteknologi Konvensional adalah bioteknologi yang memanfaatkan
organisme secara langsung untuk menghasilkan produk barang dan jasa yang
bermanfaat bagi manusia melalui proses fermentasi. Bioteknologi
konvensional biasanya dilakukan secara sederhana dan diproduksi tidak
jumlah yang besar. Dalam bidang pangan, fermentasi merupakan kegiatan
mikrobia pada bahan pangan sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki.
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa
akseptor elektron eksternal. Seiring dengan perkembangan teknologi, definisi
fermentasi meluas menjadi semua proses yang melibatkan mikroorganisme
untuk menghasilkan suatu produk yang merupakan metabolit primer atau
sekunder dalam suatu lingkungan yang dikendalikan.
Bioteknologi konvensional dimanfaatkan dalam beberapa bidang:
1. Bidang Makanan
Dalam bidang makanan Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya
dengan fermentasi, hasilnya antara lain : yoghurt , keju , tempe, roti,
kecap, ,cuka, dan sebagainya.
a. Yogurt
Yogurt merupakan minuman hasil fermentasi susu yang menggunakan
bakteri Streptococcus thermophillus atau Lactobacillus bulgaricus.
Bakteri ini akan mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat.
Efek lain dari proses fermentasi adalah pecahnya protein pada susu
yang menyebabkan susu menjadi kental. Hasil akhirnya susu akan
terasa asam dan kental. Proses penguraian ini disebut fermentasi asam
laktat dan hasil akhirnya dinamakan.
b. Keju
Keju merupakan bahan makanan yang dihasilkan dengan memisahkan
zat-zat padat pada susu melalui proses pengentalan atau koagulasi.
Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus thermophillus. Bakteri ini akan
menghasilkan enzim renin, sehingga protein pada susu akan
menggumpal dan membagi susu menjadi cair dan padatan (dadih).
Selanjutnya enzim renin akan mengubah gula laktosa dalam susu
menjadi asam dan protein yang ada pada dadih. Dadih inilah yang akan
diproses lebih lanjut melalui proses pematangan dan pengemasan
sehingga terbentuk olahan makanan yang dikenal dengan keju.

c. Roti
Pembuatan roti juga memanfaatkan peristiwa fermentasi yang dibantu
oleh yeast atau khamir. Yeast merupakan sejenis jamur yang ditambah
pada adonan tepung dan akan menimbulkan proses fermentasi. Proses
ini akan menghasilkan gas karbondioksida dan alkohol. Gas
karbondioksida berperan dalam mengembangkan roti, sedangkan
alkohol akan berkontribusi dalam menghasilkan aroma dan memberi
rasa pada roti. Adonan akan tampak lebih mengembang dan membesar
pada saat adonan dimasukkan ke oven, karena gas akan mengembang
pada suhu tinggi.
d. Tempe
Tempe adalah makanan tradisional khas Indonesia yang sering
dikonsumsi menjadi salah satu makanan favorit. Pada dasarnya proses
produksi tempe ini menggunakan teknik fermentasi. Fermentasi
dilakukan dengan menumbuhkan jamur Rhizopus oryzae dan Rhizopus
oligosporus pada biji kedelai. Pada proses pertumbuhan, jamur akan
menghasilkan benang-benang yang disebut dengan hifa. Benang-
benang itu mengakibatkan biji-bijian kedelai saling terikat dan
membentuk struktur yang kompak. Pada waktu pertumbuhan jamur,
jamur juga akan membuat suatu enzim protease yang dapat
menguraikan protein kompleks yang ada pada kedelai menjadi asam
amino yang lebih mudah dicerna oleh tubuh kita.

e. Cuka
Bahan dasar pada proses pembuatan cuka adalah etanol yang dihasilkan
oleh fermentasi anaerob oleh ragi. Oleh bakteri asam asetat, seperti
Acetobacter dan Gluconobacter, etanol akan dioksidasi menjadi asam
asetat.
2. Bidang Pertanian
Di bidang pertanian, bioteknologi memberi andil dalam usaha pemenuhan
kebutuhan makanan. Bioteknologi konvensional dalam bidang pertanian
diantaranya adalah:
a. Kultur Jaringan
Kultur artinya pembudidayaan, sedangkan jaringan artinya
sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama.
Dengan demikian kultur jaringan berarti membudidayakan suatu
jaringan makhluk hidup menjadi individu baru yang mempunyai sifat
sama seperti induknya.
b. Pembastaran
Pembastaran atau persilangan merupakan perkawinan antara dua
individu tanaman yang berbeda varietas, tetapi masih dalam satu
spesies. Pembastaran merupakan cara yang sederhana, murah, dan
paling mudah untuk menghasilkan tanaman pangan varietas unggul.
c. Hidroponik
Hidroponik adalah teknik bercocok tanam tanpa menggunakan tanah
sebagai media tanamnya. Termasuk juga bercocok tanam di dalam pot
atau wadah lainnya yang menggunakan air atau bahan yang bersifat
porus, seperti pecahan genting, pasir kali, batu, kerikil, spons, sabut
kelapa, arang kayu, dan sebagainya.
3. Bidang Industri
Penerapan bioteknologi konvensional di bidang industri di antaranya
adalah teknik bioremediasi, yaitu suatu proses pengelolaan limbah yang
mengandung zat-zat yang berbahaya (logam berat) menjadi limbah yang
kurang berbahaya. Bioremediasi ini juga melibatkan mikroba tertentu,
diantaranya Xanthomonas campestris dan Pseudomonas foetida. Caranya
dengan melepaskan langsung bakteri tersebut ke limbah pabrik yang
tercemar.
4. Bidang Pengobatan
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pengobatan, misalnya
antibiotik penisilin yang digunakan untuk pengobatan, diisolasi dari
bakteri dan jamur, dan vaksin yang merupakan mikroorganisme yang
toksinnya telah dimatikan bermanfaat untuk meningkatkan imunitas.
5. Bidang Peternakan
Bioteknologi tradisional di bidang peternakan, misalnya pada domba
ankon yang merupakan domba berkaki pendek dan bengkok, sebagai hasil
mutasi alami dan sapi Jersey yang diseleksi oleh manusia agar
menghasilkan susu dengan kandungan krim lebih banyak.

B. Bioteknologi Modern
Peningkatan jumlah penduduk berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan
pangan. Produksi pangan dengan cara tradisional tidak lagi memadai untuk
memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat. Hal ini menuntut para
ilmuwan untuk mencari solusi dalam memproduksi bahan pangan dengan cara
yang lebih baik. Penerapan bioteknologi dalam produksi bahan pangan
menjadi solusi terbaik saat ini. Bioteknologi berpotensi meningkatkan
produksi tanaman budidaya dan mengurangi pemakaian bahan kimia
berbahaya seperti pupuk dan pestisida. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan
tesebut para ilmuwan mengembangkan bioteknologi modern.
Dalam bioteknologi modern, orang berupaya untuk dapat menghasilkan
produk dalam jumlah besar secara efektif dan efisien, dengan menggunakan
peralatan canggih. Dalam bioteknologi modern selain menggunakan
mikroorganisme juga dapat menggunakan bagian- bagian tubuh
mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan.
Bioteknologi modern dalam produksi pangan dilakukan dengan menerapkan
teknik rekayasa genetik. Rekayasa genetik adalah kegiatan manipulasi gen
untuk mendapatkan produk baru dengan cara membuat DNA baru. Manipulasi
materi genetik dilakukan dengan cara menambah atau menghilangkan gen
tertentu. Salah satu produk hasil rekayasa genetik adalah dengan membuat
organisme transgenik.
Melalui teknik rekayasa genetik, para ahli bidang bioteknologi dapat
menyusun pola gen sedemikian rupa sehingga menghasilkan organisme yang
sifat-sifatnya sesuai dengan kebutuhan. Teknik ini dikenal juga dengan istilah
DNA rekombinan, yaitu proses mengkombinasikan DNA suatu organisme ke
organisme lain. Pengaturan pola genetik ini melibatkan penggunaan gen
organisme lain yang disisipkan ke pita DNA organisme tertentu. Organisme
yang menggunakan bagian gen organisme lain di dalam tubuhnya dikenal
dengan istilah organisme transgenik.
1. Tanaman Transgenik
Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah mengalami perubahan susunan
informasi genetik dalam tubuhnya. Tanaman transgenik ini merupakan suatu
alternatif agar tanaman tahan terhadap hama sehingga hasil panen dapat
melimpah. Bahkan, tanaman juga dapat direkayasa agar mampu membunuh
hama yang menyerang tumbuhan tersebut. Untuk membuat suatu tanaman
transgenik, pertama-tama dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan
menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan).

2. Hewan Transgenik
Selain tumbuhan transgenik, juga ada hewan-hewan transgenik. Pada awalnya
hewan transgenik merupakan bahan penelitian para ilmuwan untuk
menemukan jenis penyakit yang menyerang hewan tertentu dan cara
penanggulangannya. Perkembangan selanjutnya, penerapan teknologi rekayasa
genetik pada hewan bertujuan untuk menghasilkan hewan ternak yang
memproduksi susu dan daging yang berkualitas, ikan yang cepat besar dan
mengandung vitamin tertentu, dan sebagainya.

Bioteknologi modern mempunyai peranan penting dalam bidang kedokteran


sehingga semakin menonjol setelah adanya penelitian dan penerapan ilmiah.
Bioteknologi modern dibidang kedokteran hampir sama dengan di
bioteknologi konvensional tetapi hasilnya jauh lebih banyak dan lebih terjamin
menggunakan bioteknologi modern karena dibantu oleh alat- alat canggih
lainnya misalnya pembuatan antibodi monoklonal, vaksin, antibiotika, dan
hormon.
2. Keterampilan
a. Kompetensi Dasar :
4.10 Menyajikan laporan hasil percobaan penerapan prinsip-prinsip
Bioteknologi konvensional berdasarkan metode ilmiah

b. Lingkup Materi :

Anda mungkin juga menyukai