Anda di halaman 1dari 8

POLA POLA PEWARISAN SIFAT

Pewarisan sifat dari orang tua kepada anak-anaknya ini disebut dengan istilah
hereditas. Pada proses terjadinya pewarisan sifat, terdapat bentuk-bentuk tertentu atau
pola-pola dalam mewariskannya. Ayo kita ketahui apa saja macam-macam pola
pewarisan sifat itu pada artikel di bawah ini!

1. Pautan Gen (Gene Linkage)


Pola pewarisan sifat yang pertama adalah pautan gen. Setiap kromosom mengandung
gen yang tersimpan di tempat khusus yang disebut lokus. Gen-gen ini dapat berada
pada kromosom yang sama atau kromosom yang berbeda.

Nah, gen-gen yang berada dalam satu kromosom homolog yang sama dan letaknya
saling berdekatan ini yang disebut sebagai pautan gen (gene linkage). Berikut ini
merupakan contoh gen yang mengalami pautan dan gen yang tidak mengalami pautan.

Baca Juga: Perbedaan Fotosintesis dan Kemosintesis Serta Proses Terjadinya

Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama sampai
saat pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih
akan menghasilkan jumlah gamet yang lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang
tidak berpautan. Oleh karena itu, keturunan yang dihasilkan akan memiliki
perbandingan fenotip dan genotip yang lebih sedikit pula. Contoh kasus pautan gen
dapat kamu temui pada persilangan tanaman ercis pada gambar di bawah ini.
Persilangan ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) dengan ercis bunga merah pollen
bulat (ppll) akan menghasilkan keturunan pertamanya (F1) yaitu ercis bunga ungu
pollen lonjong (PpLl). Ketika dilakukan persilangan kembali pada antar sesama F1,
maka akan menghasilkan keturunan (F2) dengan perbandingan fenotip 3 : 1. Hal ini
disebabkan karena adanya pautan antara gen P dengan gen L, serta alelnya yaitu gen
p dengan gen l. Akibatnya, pada F2 hanya terbentuk dua macam gamet, yaitu PL dan
pl.

2. Pindah Silang (Crossing Over)


Pola pewarisan sifat yang kedua adalah pindah silang. Pindah silang (crossing over)
adalah peristiwa pertukaran segmen kromatid yang bukan saudaranya (non-sister
chromatids) dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa pindah silang terjadi saat
pembelahan meiosis I, yaitu pada akhir profase I atau awal metafase I. Pada saat itu,
satu buah kromatid akan membelah menjadi dua. Peristiwa pindah silang umumnya
terjadi pada organisme seperti manusia, tumbuhan, dan juga hewan.

Baca Juga: Penyimpangan Semu pada Hukum Mendel

Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru. Hal ini
disebabkan karena adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian gen
induk jantan dengan sebagian gen induk betina pada saat proses fertilisasi
(pembuahan), sehingga menghasilkan susunan pasangan gen yang berbeda dari gen-
gen induknya.

Nah, kamu tahu nggak, ternyata kita bisa menghitung nilai persentase rekombinasi dari
hasil terjadinya pindah silang, lho! Caranya, dengan menggunakan rumus di bawah
ini, nih.
Sekarang, ayo kita coba kerjakan bersama-sama contoh soal di bawah ini, ya.

Contoh Soal Pindah Silang

Hasil persilangan antara mangga besar manis (BbMm) dengan mangga kecil asam
(bbmm) memperoleh hasil sebagai berikut:

Besar asam = 150

Besar manis = 750

Kecil manis = 100

Kecil asam = 500

Tentukan nilai pindah silangnya?

Pembahasan:

Diketahui bahwa mangga besar manis dan mangga kecil asam adalah parental,
sedangkan mangga besar asam dan mangga kecil manis merupakan rekombinan. Jadi,
nilai pindah silangnya adalah
3. Gagal Berpisah (Non Disjunction)
Selanjutnya adalah gagal berpisah. Pada pembelahan meiosis, kromosom-kromosom
yang telah mengganda akan ditarik menuju kutub sel oleh benang-benang spindel yang
menempel pada sentromer. Dalam keadaan normal, kromosom-kromosom tersebut
akan berpisah dan menuju ke kutub sel yang berlawanan.

Akan tetapi, terdapat suatu kasus di mana kromosom mengalami gagal berpisah,
sehingga semua kromosom hanya akan tertarik ke salah satu kutub sel saja. Akibatnya,
gamet yang terbentuk akan mengalami penambahan atau pengurangan jumlah
kromosom. Peristiwa ini dapat terjadi pada meiosis I maupun meiosis II.
Baca Juga: Berkenalan dengan Enzim: Fungsi, Struktur, dan Sifatnya

Berikut ini merupakan contoh kelainan jumlah kromosom yang diakibatkan oleh
peristiwa gagal berpisah, yaitu:

a. Aneuploidi

Aneuploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang hanya terjadi pada
pasangan kromosom tertentu. Perubahan jumlah kromosom ini dapat berupa
penambahan jumlah kromosom atau pengurangan jumlah kromosom. Aneuploidi
dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan perubahan jumlah kromosomnya, di
antaranya monosomi (2n-1), nulisomi (2n-2), trisomi (2n+1), dan tetrasomi (2n+2).
Contoh aneuploidi yang umum terjadi pada manusia adalah kasus trisomi 13 atau
sindrom Patau.

b. Euploidi

Euploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang terjadi pada seluruh
pasangan kromosom. Hal ini menyebabkan jumlah kromosom individu dengan kasus
euploidi akan senilai dengan kelipatan kromosom haploidnya. Berdasarkan jumlah
kelipatan kromosomnya, euploidi dibedakan menjadi triploid (3n), tetraploid (4n),
pentaploid (5n), dan seterusnya.

4. Gen Letal
Pola pewarisan sifat yang terakhir adalah gen letal. Gen letal adalah gen
yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot, sedangkan dalam
keadaan heterozigot, seorang individu dapat bersifat normal atau subletal.

Terdapat dua macam gen letal yang perlu kamu ketahui, yaitu:

a. Gen letal dominan


Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan
homozigot dominan. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat
bersifat subletal yang mengakibatkan terjadinya kelainan. Contoh kasus gen letal
dominan adalah gen yang menyebabkan kaki dan sayap pendek (redep) pada ayam,
gen warna rambut kuning pada tikus, gen Huntington’s Disease, dan gen yang
menyebabkan pemendekan ruas-ruas tulang jari (brakidaktili) pada manusia.
Ayam redep (sumber: jpnn.com)
b. Gen letal resesif
Sementara itu, gen letal resesif adalah gen yang menyebabkan kematian individu dalam
keadaan homozigot resesif. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu
dapat bersifat carrier (pembawa sifat) yang akan diwariskan kepada keturunannya.
Contoh kasus gen letal resesif adalah gen yang menyebabkan kelainan albino pada
tanaman jagung.

Jagung albino (sumber: jungseed.com)

Bagaimana, nih? Sekarang, kamu sudah tahu kan apa saja macam-macam pola
hereditas itu. Jadi, pola-pola hereditas terdiri dari pautan gen, pindah silang, gagal
berpisah, dan gen letal.

Anda mungkin juga menyukai