Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan Laporan Biologi ini. Laporan ini merupakan salah satu bagian dari tugas yang telah Ibu guru berikan kepada para siswa. Laporan ini berisi mengenai faktor penyebab terjadinya evolusi, fakta bahwa organisme berevolusi kini telah dapat diterima secara luas, Walaupun demikian, evolusi masih menjadi konsep yang diperdebatkan.Oleh karena itu dengan adanya Laporan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Kami sangat mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun,

agar penyusunan Laporan ini dapat lebih baik dikemudian hari. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunya Laporan ini.

Tangerang,

Maret 2011

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul Kata Pengantar Daftar Isi Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI Bab VII ............................................................................................... .............................................................................................. i ii iii 1 2 5 7 9

........................................................................................................ Pendahuluan ........................................................................... ..............................

Faktor-faktor penyebab terjadinya evolusi Mutasi Genetik

......................................................................... ...............................................................

Rekombinasi Genetik Seleksi Alam

........................................................................... .................................................................

Isolasi Reproduksi Penutup

.................................................................................... 11

a. Kesimpulan b. Saran

ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Latar belakang Kami menyusun Laporan ini yaitu selain untuk memenuhi tugas yang telah Ibu guru berikan juga untuk menambah wawasan Kami sebagai seorang siswa mengenai Faktor penyebab terjadinya evolusi, karena kita mengetahui bahwa Evolusi memengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku organisme, dan evolusi dapat terjadi karena disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu, pada Laporan ini kita akan mengetahui lebih mendalam mengenai Struktur Faktor Penyebab terjadinya evolusi. 1.2 Permasalahan Apa saja yang menjadi faktor penyebab terjadinya evolusi ? Bagaimana Faktor mutasi gen bisa mempengaruhi terjadinya proses evolusi? Mengapa Faktor Rekombinasi Genetik dapat mempengaruhi terjadinya proses evolusi? Mengapa Faktor Seleksi Alam dapat mempengaruhi terjadinya proses evolusi? Mengapa Faktor Isolasi Reproduksi dapat mempengaruhi terjadinya proses evolusi? 1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor penyebab terjadinya evolusi. Untuk mengetahui alasan faktor Rekombinasi Genetik dapat mempengaruhi terjadinya proses evolusi. Untuk mengetahui alasan Faktor Seleksi Alam dapat mempengaruhi terjadinya proses evolusi. Untuk mengetahui alasan faktor Isolasi Reproduksi dapat mempengaruhi terjadinya proses evolusi iii

BAB II FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA EVOLUSI

Evolusi memengaruhi setiap aspek dari bentuk dan perilaku organisme. Yang paling terlihat adalah adaptasi perilaku dan fisik yang diakibatkan oleh seleksi alam. Adaptasi-adaptasi ini membantu aktivitas seperti menemukan makanan, menghindari predator, dan menarik lawan jenis. Organisme juga dapat merespon terhadap seleksi dengan berkooperasi satu sama lainnya, biasanya dengan saling membantu dalam simbiosis. Dalam jangka waktu yang lama, evolusi dapat menghasilkan spesies yang baru. Evolusi dalam biologi berati proses kompleks pewarisan sifat organisme yang berubah dari generasi ke generasi dalam kurun waktu jutaan tahun. Evolusi mempelajari bagaimana spesies baru dapat muncul dari berbagai spesies tumbuhan dan hewan dalam jangka waktu tertentu. Evolusi juga mempelajari bagaimana spesies-spesies yang berbeda dapat memiliki kekerabatan. Evolusi berusaha memahami faktor-faktor yang mendorong terbentuknya berbagai makhluk hidup yang ada di dunia saat ini. Berikut merupakan faktor-faktor penyebab terjadinya

evolusi, yaitu :
1. Mutasi Gen 2. Rekombinasi Genetik 3. Seleksi Alam 4. Isolasi Reproduksi

BAB II MUTASI GENETIK

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada materi genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi merupakan perubahan pada urutan DNA sel genom dan diakibatkan oleh radiasi, virus, transposon, bahan kimia mutagenik, serta kesalahan selama proses meiosis ataupun replikasi DNA. Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies. Mutasi dapat melibatkan duplikasi fragmen DNA yang besar, yang merupakan sumber utama bahan baku untuk gen baru yang berevolusi, dengan puluhan sampai ratusan gen terduplikasi pada genom hewan setiap satu juta tahun.

Macam-macam Mutasi Berdasarkan Sel yang Bermutasi


Mutasi somatik adalah mutasi yang terjadi pada sel somatik, yaitu sel tubuh seperti sel kulit. Mutasi ini tidak akan diwariskan pada keturunannya. Mutasi Gametik adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet, yaitu sel organ reproduksi yang meliputi sperma dan ovum pada manusia. Karena terjadinya di sel gamet, maka akan diwariskan kepada keturunannya. Pada umumnya, mutasi itu merugikan, mutannya bersifat letal dan homozigot resesif. Namun mutasi juga menguntungkan, diantaranya, melalui mutasi, dapat dibuat tumbuhan poliploid yang sifatnya unggul. Contohnya, semangka tanpa biji, jeruk tanpa biji, buah stroberi yang besar, dll. Mutasi ini juga menjadi salah satu kunci terjadinya evolusi di dunia ini.

Macam-macam mutasi berdasarkan bagian yang bermutasi


Mutasi titik Mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA. Mutasi titik relatif sering terjadi namun efeknya dapat dikurangi oleh mekanisme pemulihan gen. Mutasi titik dapat berakibat berubahnya urutan asam amino pada protein, dan dapat mengakibatkan berkurangnya, berubahnya atau hilangnya fungsi enzim. Teknologi saat ini menggunakan mutasi titik sebagai marker (disebut SNP) untuk mengkaji perubahan yang terjadi pada gen dan dikaitkan dengan perubahan fenotipe yang terjadi. contoh mutasi gen adalah reaksi asam nitrit dengan adenin menjadi zat hipoxanthine. Zat ini akan menempati tempat adenin asli dan berpasangan dengan sitosin, bukan lagi dengan timin. Aberasi Mutasi kromosom, sering juga disebut dengan mutasi besar/gross mutation atau aberasi kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen dalam kromosom. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan meiosis dan sedikit dalam mitosis. Aneuploidiadalah perubahan jumlah n-nya. Dalam hal ini, "n" menandakan jumlah set kromosom. Sebagai contoh, sel tubuh manusia memiliki 2 paket kromosom sehingga disebut 2n, dimana satu paket n manusia berjumlah 23 kromosom. Aneuploidi dibagi menjadi 2, yaitu: >> Autopoliploidi, yaitu n-nya mengganda sendiri karena kesalahan meiosis. >> Allopoliploidi, yaitu perkawinan atau hibrid antara spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya. Aneusomiadalah perubahan jumlah kromosom. Penyebabnya adalah anafase lag (peristiwa tidak melekatnya beneng-benang spindel ke sentromer) dan non disjunction (gagal berpisah). 3

Aneusomi pada manusia dapat menyebabkan: Sindrom Turner, dengan kariotipe (22AA+X0). Jumlah kromosomnya 45 dan kehilangan 1 kromosom kelamin. Penderita Sindrom Turner berjenis kelamin wanita, namun ovumnya tidak berkembang (ovaricular disgenesis). Sindrom Klinefelter, kariotipe (22 AA+XXY), mengalami trisomik pada kromosom gonosom. Penderita Sindrom Klinefelter berjenis kelamin laki-laki, namun testisnya tidak berkembang (testicular disgenesis) sehingga tidak bisa menghasilkan sperma (aspermia) dan mandul (gynaecomastis) serta payudaranya tumbuh. Sindrom Jacobs, kariotipe (22AA+XYY), trisomik pada kromosom gonosom. Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal. Penelitian di luar negeri mengatakan bahwa sebagian besar orang-orang yang masuk penjara adalah orang-orang yang menderita Sindrom Jacobs. Sindrom Patau, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada kromosom autosom. kromosom autosomnya mengalami kelainan pada kromosom nomor 13, 14, atau 15. Sindrom Edward, kariotipe (45A+XX/XY), trisomik pada autosom. Autosom mengalami kelainan pada kromosom nomor 16,17, atau 18. Penderita sindrom ini mempunyai tengkorak lonjong, bahu lebar pendek, telinga agak ke bawah dan tidak wajar. Delesi Terjadi ketika sebuah fragmen kromosom patah dan hilang pada saat pembelahan sel. Kromosom tempat fragmen tersebut berasal kemudian akan kehilangan gen-gen tertentu. Namun dalam beberapa kasus, fragmen patahan tersebut dapat berikatan dengan kromosom homolog menghasilkan Duplikasi.Fragmen tersebut juga dapat melekat kembali pada kromosom asalnya dengan arah terbalik dan menghasilkan Inversi

BAB III REKOMBINASI GENETIK

Rekombinasi genetika merupakan proses pemutusan seunting bahan genetika (biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh penggabungan dengan molekul DNA lainnya. Pada eukariota rekombinasi biasanya terjadi selama meiosis sebagai pindah silang kromosom antara kromosom yang berpasangan. Proses ini menyebabkan keturunan suatu makhluk hidup memiliki kombinasi gen yang berbeda dari orang tuanya, dan dapat menghasilkan alel kimerik yang baru. Pada biologi evolusioner, perombakan gen ini diperkirakan memiliki banyak keuntungan, yakni mengijinkan organisme yang bereproduksi secara seksual menghindari Ratchet Muller. Dalam biologi molekular, rekombinasi juga dapat merujuk pada rekombinasi rantai DNA yang tidak sama secara buatan, sering kali merupakan DNA organisme yang berbeda. Rekombinasi ini menghasilkan DNA rekombinan. Rekombinasi tidak mengubahan frekuensi alel, namun mengubah alel mana yang diasosiasikan satu sama lainnya, menghasilkan keturunan dengan kombinasi alel yang baru. Manakala proses ini meningkatkan variasi pada keturunan individu apapun, pencampuran genetika dapat diprediksi untuk tidak menghasilkan efek, meningkatkan, ataupun mengurangi variasi genetika pada populasi, bergantung pada bagaimana ragam alel pada populasi tersebut terdistribusi. Sebagai contoh, jika dua alel secara acak terdistribusi pada sebuah populasi, maka jenis kelamin tidak akan memberikan efek pada variasi. Namun, jika dua alel cenderung ditemukan sebagai satu pasang, maka pencampuran genetika akan menyeimbangkan distribusi tak-acak ini, dan dari waktu ke waktu membuat organisme pada populasi menjadi lebih mirip satu sama lainnya.[57] Efek keseluruhan jenis kelamin pada variasi alami tidaklah jelas, namun riset baru-baru ini menunjukkan bahwa jenis kelamin biasanya meningkatkan variasi genetika dan dapat meningkatkan laju evolusi. 5

Rekombinasi mengijinkan alel sama yang berdekatan satu sama lainnya pada unting DNA diwariskan secara bebas. Namun laju rekombinasi adalah rendah, karena pada manusia dengan potongan satu juta pasangan basa DNA, terdapat satu di antara seratus peluang kejadian rekombinasi terjadi per generasi. Akibatnya, gen-gen yang berdekatan pada kromosom tidak selalu disusun ulang menjauhi satu sama lainnya, sehingga cenderung diwariskan bersama. Rekombinasi dan pemilahan ulang dapat menghasilkan individu dengan kombinasi gen yang baru dan menguntungkan. Efek positif ini diseimbangkan oleh fakta bahwa proses ini dapat menyebabkan mutasi dan pemisahan kombinasi gen yang menguntungkan.

BAB IV SELEKSI ALAM

Seleksi alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya. Contoh seleksi alam misalnya yang terjadi pada ngengat biston betularia. Ngengat biston betularia putih sebelum terjadinya revolusi industri jumlahnya lebih banyak daripada ngengat biston betularia hitam. Namun setelah terjadinya revolusi industri, jumlah ngengat biston betularia putih lebih sedikit daripada ngengat biston betularia hitam. Ini terjadi karena ketidakmampuan ngengat biston betularia putih untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya. Seleksi alam juga merupakan proses di alam. Misalnya perubahan lingkungan. Persaingan antarorganisme. dan proses makan dimakan. yang dapat memilih organisme yang dapat bertahan hidup atau tidak dapat bertahan hidup di alam. Di Kepulauan Galapagos juga terdapat contoh adanya seleksi alam yang lain. Kaktus yang hidup di pulau yang tidak dihuni kura-kura tumbuh rendah dengan duriduri lunak. Adapun kaktus yang hidup di pulau yang dihuni kura-kura tumbuh seperti pohon dengan batang tebal dan tinggi serta dilindungi oleh duri yang keras dan kaku. Organisme yang berhasil lolos dari seleksi alam akan mampu bertahan hidup. 7

Sebaliknya. organisme yang tidak berhasiI lolos dari seleksi alam akan punah. Contoh organisme yang punah karena seleksi alam adalah dinosaurus. Beberapa teori berusaha menjelaskan punahnya dinosaurus. Salah satunya menyebutkan bahwa dinosaurus punah karena jutaan tahun yang lalu sebuah meteor menabrak bumi. Tabrakan itu menimbulkan ledakan hebat yang mengakibatkan terlepasnya sejumlah besar debu ke atmoster. Debu tersebut menghalangi sinar matahari sehingga tumbuhan hijau tidak dapat melakukan fotosintesis. Akibatnya, banyak tumbuhan mati. Dinosaurus yang herbivor tidak mendapatkan makanan dan mati. Dinosaurus pemakan daging yang tidak mendapat mangsa akhirnya punah.

BAB V ISOLASI REPRODUKSI

Isolasi Reproduksi dibagi menjadi 5 macam, yaitu : 1) Isolasi Habitat Apabila dua spesies simpatrik yang terdapat disuatu daerah masing masing menempati habitat yang berbeda. Contoh Bufo fowleri dan Bufo americanus adalah dua katak yang sangat berdekatan dan dapat mengadakan persilangan yang menghasilkan keturunan-keturunan.

Bufo fowleri biasa hidup di air mengalir sedang Bufo americanus berbiak di
genangan air hujan. hal ini menyebabkan adanya barier yang disebabkan oleh adanya perbedaan habitat. 2) Isolasi Musim Terjadi bila dua spesies simpatrik masing masing memiliki pemasakan kelamin yang berbeda Lawan jenis tidak dapat ditemui karena matang kawin pada musim yang berbeda atau terdapat pada habitat berbeda. Contoh Pinus radiata dan Pinus muricata, adalah dua jenis Pinus simpatrik yang terdapat di daerah California. Mereka dapat mengadakan persilangan, tetapi hal ini jarang terjadi sebab Pinus radiata mengeluarkan serbuk sarinya pada permulaan bulan Februari, sedangkan Pinus muricata baru mengeluarkan serbuk sarinya pada bulan April. 3) Isolasi Tingkah Laku Kedua jenis kelamin dari dua spesies binatang mungkin terdapat pada lokasi dan waktu yang sama tetapi pola berpasangannya berbeda sehingga mencegah perkawinan. 9

Atau apabila dua spesies simpatrik mempunyai bentuk morfologi alat reproduksi yang berbeda pada waktu kawin Misal, Drosophila melanogaster dan Drosophila simulans tidak berkawin meskipun dalam lokasi yang sama karena polalaku yang berbeda. 4) Isolasi Geografi Kalau sistem populasi yang semula continue dipisahkan oleh sebab-sebab geografis yang menyebabkan hambatan bagi penyebaran spesies, maka sistem populasi yang terpisah ini tidak mungkin memepertukarkan susunan gen mereka dan sistem evolusi mereka selanjutnya akan terpisah. Di dalam waktu yang cukup lama, kedua sistem populasi yang terpisah itu semakin berbeda sebab masing-masing menjalani evolusi dengan caranya masing-masing. 5) Isolasi Mekanik Bila perbedaan-perbedaan structural diantara dua spesies yang sangat berdekatan menyebabkan terhalangnya perkawinan antar individu. Misalnya suatu spesies binatang adalah jauh lebih besar daripada spesies lainnya, perkawinan diantara kedua spesies binatang ini sudah tentu tidak terjadi. Dapat juga terjadi bahwa perbedaan alat kelamin mencegah terjadinya perkawinan. Isolasi mekanis lebih penting artinya bagi tanaman daripada binatang, terutama pada tumbuh-tumbuhan yang tergantung pada serangga untuk penyerbukannya.

10

BAB V PENUTUP

5.1

Kesimpulan Jadi dapat kami simpulkan bahwa Waktu adalah faktor penting dalam evolusi.

Proses evolusi memerlukan waktu yang sangat lama, proses evolusi membawa spesies yang ada untuk berinteraksi dengan kondisi lingkungannya, dan Alam mengadakan seleksi terhadap individu-individu yang hidup di dalamnya. Hanya individu-individu yang dapat menyesuaikan diri dengan alam lingkungannya yang akan terus hidup, sedangkan individu yang tidak dapat menyesuaikan dengan lingkungannya akan semakin berkurang, mati atau pindah tempat.

5.2

Saran Kami segenap tim penyusun menerima segala bentuk kritik dan saran yang

bersifat membangun, agar penyusunan Laporan ini dapat lebih baik di kemudian hari. Semoga Laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

11

(FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA EVOLUSI)

Disusun Oleh : KELOMPOK 3 1. Galuh Pravitasari 2. Huda Eka Permana 3. Lenny Prastiwi 4. Metika Melani 5. Try Puji Pangestuti

XII IPA 1

Anda mungkin juga menyukai