Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan dan
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pembuatan “Proyek
Biologi Alat Peraga Sintesis Protein ”.
Dalam penulisan percobaan ini, berbagai hambatan telah kami alami. Oleh
karena itu, terselesaikannya laporan percobaan ini tentu saja bukan karena
kemampuan kami semata-mata. Namunkarena adanya dukungan dan bantuan dari
pihak-pihak yang terkait.Sehubungan dengan hal tersebut, perlu kiranya kami
dengan ketulusan hati mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pengajar Mata
Pelajaran Biologi kelas XII IPA 1 yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan laporan percobaan ini.
Dalam penyusunan laporan percobaan ini, kami menyadari pengetahuan
dan pengalaman kami masih sangat terbatas. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar laporan percobaan
ini lebih baik dan bermanfaaat.Serta akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Kelompok IV
1
DAFTAR ISI
PRAKATA1
DAFTAR ISI2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang3
1.2 Rumusan Masalah3
1.3 Tujuan Penelitian3
1.4 Manfaat Penelitian4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori5
2.2 Hipotesis6
2.3 Objek Penelitian6
2.4 Variabel6
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat dan Bahan7
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian7
3.3 Cara Kerja Penelitian7
3.4 Metode Perolehan Data8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan dan Tabel9
4.2 Pengolahan Data dan Analisis Penelitian9
BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan12
5.2 Saran12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk membantu memahami proses sintesis protein
melalui alat peraga tiga dimensi
2. Menghasilkan karya alat peraga proses sintesis protein
3
5. Mengetahui jenis-jenis asam amino
6. Mengetahui materi genetik dalam proses sintesis protein
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
B.Jenis Mutasi
Mutasi dapat dibedakan atas beberapa macam berdasarkan tingkat
mutasi, faktor penyebab, dan fenotife muatan.
1. Euploidi
Euploidi merupakan peristiwa perubahan jumlah kromosom
pada seluruh pasangan kromosomnya. Jumlah kromosom makhluk
hidup euploid adalah kelipatan dari kromosom haploidnya.
Berdasarkan jumlah kromosomnya, makhluk hidup euploidi dapat
dibedakan atas monoploid (n/haploid), diploid(2n), dan poliploid
(lebih dari 2n). Contoh dari makhluk hidup monoploid adalah lebah
madu jantan yang merupakan hasil dari telur yang tidak dibuahi,
diploid contohnya adalah manusia dan kebanyakan makhluk
eukariotik lainnya.
Poliploid terjadi akibat peleburan sel kelamin yang masing-
masing atau salah satunya memiliki jumlah kromosom yang tidak
normal. hal ini dinamakan dengan alopoliploid. Kasus ini bisa
terjadi pada manusia yang dinamakan dengan kasus digini, dimana
terjadi peleburan antara sel sperma dengan sel telur/ovum yang
6
masih bersatu dengan polositnya. Ada juga kasus yang dinamakan
dengan diandri yaitu dibuahinya sel ovum oleh dua sel sperma.
Pada saat sel melakukan meiosis I terjadi kegagalan berpisah
pada salah kromosom homolog, akibatnya pada saat memasuki
meiosis II, sel memiliki 3 set kromosom, dan satu set kromosom,
memasuki fase anafase II maka yang terjadi akan terdapat 4
kromatid disebelah kiri, dan 2 kromatid disebalah kanan, hal ini
akan berakibat jumlah kromosom pada gamet yang terbentuk.
Pada tahap meiosis I, sel membelah secara normal, tapi pada
saat memasuki meiosis II sel mengalami gagal berpisah pada sel
sebelah kiri pada salah satu kromosom, ini berakibat pada
pembentukan gamet yang paling kiri terdapat 3 kromosom(n+1)
2. Aneuploidi
Aneuploidi adalah perubahan jumlah kromosom yang hanya terjadi
pada pasangan kromosom tertentu. Berdasarkan jumlah kromosom
yang berubah, aneuploidi dibedakan menjadi:
Monosomi(2n-1): jika individu kehilangan satu kromosom pada
salahsatu pasangan kromosom nomor tertentu. Gamet yang
dihasilkan ada dua macam yaitu (n) dan gamet (n-1)
Nulisomi(2n-2): jika individu kehilangan dua kromosom pada
salah satu pasangan kromosom yang kehilangan masing-masin
satu kromosom. Gamet yang dihasilkan adalah (n-1) atau (n)
dan (n-1)
Trisomi(2n+1): jika individu memperoleh tambahan satu
kromosom pada salah satu pasangan kromosom nomor tertentu.
Gamet yang dihasilkan adalah (n) dan (n+1). Trisomi
ganda(2n+1+1): jika individu mempunyai du pasangan
kromosom yang masing-masing memperoleh tambahan satu
kromosom. Gamet yang dihasilkan adalah (n) dan (n+2)
Tetrasomi(2n+2): jika suatu individu memperoleh tambahan
dua kromosom pada salah satu pasangan kromosom nomor
tertentu. Gamet yang dihasilkan adalah (n) dan (n+2)
7
1. Sindrom turner(45,XO)
Sindrom turner dapat terjadi jika sel telur/ovum dibuahi oleh sel sperma
yang tidak memiliki kromosom seks, hal ini juga bisa terjadi jika sel telur
tidak memiliki kromosom seks dibuahi oleh sel sperma yang normal. dengan
hilangnya kromosom seks pada salah satu sel, maka akan terjadi gagal
berpisah pada saat pembelahan sel.
Penderita sindrom turner adalah wanita yang memiliki kromosom tubuh
sebanyak 44 kromosom dan satu kromosom seks X. penderita sindrom
turner bersifat steril/mandul dengan ciri ciri sebagai berikut :
Tidak memiliki ovarium sehingga tidak bisa menghasilkan ovum.
Payudara tidak berkembang
Tubuh pendek( dwarfisme )
Tingkat kecerdasan dibawah normal
Letak telinga agak ke bawah
6. Sindrom edward(47,XX/XY)
Sindrom edward bisa terjadi jika terjadi penambahan satu kromosom pada
kromosom tubuh nomor 18 sehingga penderita memiliki jumlah kromosom
47, XX/XY(45A + XX/XY). Kejadian ini termasuk ke dalam kasus trisomi
dimana penderitanya bisa laki-laki maupun perempuan. Penderita sindrom
edward memiliki ciri-ciri diantaranya adalah tengkorak berbentuk lonjong,
dada pendek dan lebar.
7. Sindrom patau(47, XX/XY)
Sindrom patau terjadi jika terjadi penambahan satu kromosom pada
kromosom tubuh nomor 13, sehingga penderita memiliki jumlah kromosom
sebanyak 47, XX/XY(45A + XX/XY). Kejadian ini termasuk kasus trisomi
yang bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Ciri-cirinya
diantaranya adalah memiliki kepala dan mata berukuran kecil dan posisi
telinga agak kebawah.
BAB III
METODE PENELITIAN
9
3.1 Alat dan Bahan
Alat
1. Gunting
2. Cutter
3. Penggaris
4. Tang
5. Tembakan lem
6. Paku
Bahan :
1. Botol plastik
2. Tutup botol
3. Kardus
4. Selang
5. Lem lilin
6. Kawat
7. Cat semprot
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
11
4.1 Analisis Pembahasan
a. Jenis Mutasi yang Diperagakan
Mutasi yang diperagakan adalah Euploid dan Aneuploid. Kedua mutasi
tersebut merupakan mutasi tingkat kromosom. Macam mutasi euploidi
yang akan diperagakan adalah monoploid, diploid, triploid dan tetraploid.
Sedangkan mutasi aneuploidi yang akan diperagakan adalah monosomi,
nulisomi, trisomi dan tetrasomi.
b. Deskripsi Alat Peraga
Alat peraga yang dibuat menggunakan plastisin sebagai bahan utamanya.
Plastisin dibuat sebagai model kromosom. Model kromosom yang dibuat
sebanyak 92 kromosom untuk mempergakan aneuploidi hingga euploidi
jenis tetraploid. Setiap kromosom homolog dibuat dengan ukuran yang
berbeda dan dicirikan dengan nomor kromosom menggunakan kertas.
Seluruh kromosom membentuk kariotipe sebanyak 23 jenis kromosom.
c. Cara Mensimulasikan Alat Peraga Euploidi dan Aneuploidi
1. Euploid
Monoploid
Membuat kariotipe kromosom sebanyak 23 (n) dengan
menata plastisin sebagai model kromosom sesuai dengan tata
letak pada kariotipe.
Diploid
Palstisin yang sudah ditata sesuai kariotipe yang monoploid
mengganda menjadi 2. Setiap kromosom dengan nomor
berbeda yang sudah ditata sebelumnya ditambah dengan satu
plastisin pada masing masing nomor kromosom tentunya
dengan ukuran yang sama karena akan menjadi kromosom
yang sehomolognya. Sehingga kariotipe tersebur menjadi 2n
dengan jumlah kromoson (plastisin) sebanyak 46
Triploid
Pada mutasi triploid, setiap kromosom dengan nomor yang
berbeda tersebut masing masing mempunyai 3 perangkat
kromosom. Sehingga satu kromosom dengan nomor yang
sama akan memiliki 3 buah kromosom. Tripoid dapat terjadi
salah satunya ketika gamet hasil nondisjunction melebur
dengan gamet normal akan menghasilkan individu yang
triploid. Sehingga plastisin model diploid dapat ditambah satu
palstisin (kromosom) pada setiap nomor kromosom. Kariotipe
pada triploid ini akan menjadi 3n disetiap nomor
kromosomnya.
Tetraploid
12
Kariotipe kromosom tetraploid dapat dapat dibuat juga
dengan menambahkan satu plastisin sebagai model kromosom
pada setiap nomor kromosom di kariotipe kromosom yang
triploid. Sehingga kariotipe setelah terjadi penambahan akan
menjadi 4n di setiap nomor kromosomnya.
2. Aneuploid
Monosomi
Mutasi jenis ini adalah pengurangan satu kromosom dari total kromosom yang ada di
inti sel. Plastisin yang sudah ditata menjadi kariotipe 2n (diploid) atau 46 kromosom
dikurangi sebanyak satu , contoh pada kromosom seks X yang semula dimodelkan
dengan dua plastisin kemudian dikurangi satu menjadi satu kromosom X. Sehingga
jumlah plastisinnya menjadi 45
Nulisomi
Mutasi jenis ini adalah pengurangan sepasang kromosom dari total kromosom yang
ada di inti sel. Plastisin yang sudah ditata menjadi kariotipe 2n (diploid) atau 46
kromosom dikurangi sebanyak dua dengan nomor kromosom yang sama atau
sehomolog , sehingga jumlah plastisinnya akan menjadi 44 plastisin (kromosom)
Trisomi
Mutasi jenis ini adalah penambahan satu kromosom dari total kromosom yang ada di
inti sel. Plastisin yang sudah ditata menjadi kariotipe 2n (diploid) atau 46 kromosom
ditambah sebanyak satu di nomor tertentu, contoh pada kromosom nomor 21 yang
semula dimodelkan dengan dua plastisin kemudian ditambah satu menjadi 3
kromosom di nomor 21, kasus tersebut merupakan sindrom down. Sehingga jumlah
plastisinnya menjadi 47 plastisin(kromosom) atau 2n + 1
Tetrasomi
Mutasi jenis ini adalah penambahan dua kromosom dari total kromosom yang ada di
inti sel. Plastisin yang sudah ditata menjadi kariotipe 2n (diploid) atau 46 kromosom
ditambah sebanyak dua di nomor tertentu, contoh pada kromosom nomor 2 yang
semula dimodelkan dengan dua plastisin kemudian ditambah dua menjadi 4
kromosom di nomor 2, Sehingga pada kariotipe tersebut terdapat kromosom yang
memiliki 4 perangkat kromosom. Jumlah plastisinnya menjadi 48 plastisin
(kromosom) atau 2n + 2
13
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Setelah penulis melakukan penelitian, penulis menyarankan kepada
pembaca agar dalam pembuatan dilakukan di tempat yang aman, jauh dari
anak kecil, dan dari kondisi yang dapat mengganggu pembuatan alat
peraga tersebut. Pastikan semua alat dan bahan dapat digunakan dengan
aman. Buatlah alat peraga yang dapat memeragakan kasus mutasi efesien
dan praktis.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://rahminawati.blogspot.com/2016/05/simulasi-sintesis-protein.html
16
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
17
Basa nitrogen yang sudah
diberi warna
18