Anda di halaman 1dari 1

Suasana hati seringkali mempengaruhi aktifitas yang dilakukan oleh seseorang dalam kesehariannya.

Aktivitas yang pada umumnya dilakukan seseorang karena terikat kewajiban atau kontrak akan menjadi
rutinitas sehari hari seseorang. Rutinitas tersebut yang akan membuat pekerjaan terasa menjadi bagian
dari hidup seseorang seiring berjalannya waktu. Keharusan seseorang melakukan pekerjaan tersebut
karena kontrak yang telah dibuat akan memaksa seseorang untuk terus melakukannya dalam waktu lama
yang telah ditentukan. Selain itu, tuntutan untuk berprogres juga mendorong seseorang agar bisa
menguatkan dirinya lebih menekuni pekerjaannya dengan lebih baik. Simpelnya, seseorang pasti
memiliki pekerjaan atau aktivitas yang harus ia lakukan secara rutin karena terikat dengan kewajiban
atau kontrak tertentu. Pekerjaan tersebut seperti pergi ke kantor bagi pekerja kantoran, pergi berjualan
bagi penjual, pergi bercocok tanam bagi petani kebun, pergi mengurus ladang bagi petani, pergi
mencari penumpang bagi supir transportasi umum, hingga pergi ke kampus bagi mahasiswa dan pergi ke
sekolah bagi pemelajar. Semua hal tersebut adalah pekerjaan yang hampir setiap hari dilakukan oleh
pelakunya masing masing yang harus berkembang dengan segala bentuk kompetisi yang ada.

Pekerjaan yang dilakukan bukan karena kesukaan atau hoby tentu akan mengalami titik jenuh yang
mengakibatkan seseorang mengalami penurunan produktifitasnya dalam bekerja atau bahkan berpikir
untuk berhenti melakukannya. Jenuh yang dialami seseorang tak jarang terjadi, dan hal itu sangat
membahayakan bagi individu yang dituntut dengan berbagai target yang harus dicapai. Perasaan jenuh
dan putus asa sering muncul saat berbagai tuntutan menyerang dalam waktu yang berdekatan atau
bersamaan. Hal ini membuat individu harus mempunyai kontrol diri yang kuat agar suasana hatinya tidak
mempengaruhi produktifitasnya dalam bekerja. Individu tidak boleh mengikuti perasaannya yang kacau
dengan keadaan yang menekannya. Justru hati dan pikirannya harus mampu melawan keadaan yang
ada, mampu melawan rasa tidak nyamn yang dirasakan, dan perlu sugesti kuat agar diri tetap berpikir
positif dan mendorong diri untuk terus bekerja lebih baik.

Seseorang harus mampu mensugestikan pikiran positif untuk melawan susana hati yang tidak baik,
sehingga bagaimanapun keadaan perasaan, seseorang tetap bisa menjalani waktunya dengan produktif.
Suasana hati yang tidak baik sangat mudah memicu seseorang untuk melakukan hal yang sia-sia seperti
melampiaskan dengan terus menerus bermain game, nonton film, main gadget, bermalas malasan dan
sebaginya dengan alasan untuk menghibur diri. Padahal hal tersebut hanya akan membuang buang
waktu yang akan sangat berbahaya jika orang tersebut tidak mampu mengontrolnya sehingga larut
dengan hal-hal yang sia-sia tersebut. Kontrol pikiran dan hati sangat perlu agar tidak mempengaruhi diri
untuk melakukan hal yang sia-sia. Sehingga seseorang perlu untuk memiliki pikiran yang kuat untuk
mendorong dirinya tetap bertahan di segala situasi, tidak mudah tebawa perasaan, sehingga seseorang
mampu menghasilkan banyak pencapaian dalam waktu yang dimiliki.

Pikiran dan kontrol diri yang kuat bisa diperoleh dari kemauan yang kuat terhadap sesuatu yang harus
dicapai. Seseorang perlu mengenali motivasi internal yang dimiliki untuk menjadi kekuatan agar
seseorang tidak pernah berhenti menjalani proses dalam keadaan apapun demi mencapai
tujuannya.Faktor penting dari keberhasilan suatu pencapaian adalah motivasi internal dan mengenalinya
dengan sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai