Anda di halaman 1dari 26

SEJARAH FARMASI

• Asal kata  PHARMACON (Yunani)

• Arti : obat atau medika

Farmasi : ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik formula obat,
identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi/pembakuan obat serta pengobatan, termasuk
sifat-sifat obat dan distribusi serta penggunaan yang aman.

FARMASETIKA

• Mempelajari cara penyediaan obat menjadi bentuk yang siap digunakan sebagai obat

• Farmasetika = ilmu resep = ilmu meracik obat (art of drug compounding)

• Profesi farmasi – profesi yang berhubungan dengan seni /ilmu dalam penyediaan
bahan yang cocok dan menyenangkan untuk pengobatan dan pencegahan penyakit

PERKEMBANGAN ILMU FARMASI

 Ilmu pengobatan tradisional berkembang di Cina, Yunani, Timur-Tengah dan wilayah


Asia

 Dimiliki turun temurun dalam keluarga

 Cina  tabib

 Yunani pendeta

 Asclepius (Dewa Pengobatan) menugaskan Hygieia untuk meracik campuran obat


yang ia buat. Hygieia apoteker (Inggris : apothecary)

• Mesir

Farmasi  -mendatangi orang sakit

- menyiapkan obat

• Tahun 2735 SM  Buku pengobatan pertama ditulis (Cina)

• Tahun 400 SM  sekolah kedokteran (Yunani) Hipocrates

• Tahun 1240  Maklumat Kaisar Frederick II (Roma) pembedaan peran herbalist dan
kedokteran
Masing-masing ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan
keterampilan sendiri-sendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya  sejarah baru
perkembangan ilmu farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri

TOKOH-TOKOH BESAR FARMASI

 Hipocrates (460-370 SM)

"Bapak Ilmu Kedokteran"

menerangkan obat secara rasional, dan menyusun sistematika pengetahuan kedokteran, serta
meletakkan pekerjaan kedokteran pada suatu etik yang tinggi.

 Dioscorides (abad 1M)


1. Ahli botani (Yunani)  ilmu farmakognosi
2. Hasil karya  De Materia Medika
3. Obat yang dibuat  Opium, Ergot, Hyoscyamus, dan Cinnamon.
 Galen (130-200 M)
1. Dokter dan ahli farmasi Yunani
2. menciptakan suatu sistem yang sempurna dari fisiologi, patologi, dan pengobatan.
3. Mencampur dan melebur bermacam-macam tumbuhan obat  Farmasi Galenika
 Ibnu sina (980-1037 M)
1. menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India,
Persia, dan Arab  pengobatan lebih baik
2. menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan
obat
3. Menulis buku cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup
 Philipus Aureolus Thephratus Bombastus van Hohenheim (1493 – 1541 M)
1. Dokter dan ahli kimia (Swiss)
2. Dikenal “Paracelcus”
3. Pengaruh besar pada perkembangan ilmu farmasi
4. menyiapkan bahan obat yang spesifik untuk melawan penyakit dan memperkenalkan
sejumlah besar zat kimia obat secara internal.
 Johan jacob wafper (1620-1695 M)
1. berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan toksikologi obat pada hewan
percobaan
2. orang pertama yang melakukan penelitian farmakologi dan toksikologi pada hewan
percobaan

PERKEMBANGAN ILMU FARMASI

• Farmakologi = khasiat obat,

• Farmakognosi = sumber bahan obat dari alam (tumbuhan)

• Galenika = pembuatan sediaan obat dari bahan alam

• Kimia farmasi = kimia obat untuk tujuan pengobatan, analisis/pemeriksaan dan


pembakuan.

PERKEMBANGAN OBAT

• Awalnya  tanaman  obat tradisional (jamu)

• Sampai akhir abad 19  obat : produk organik atau anorganik dari tumbuhan yang
dikeringkan atau segar, bahan hewan atau mineral

• Keterbatasan :

- menimbulkan efek toksik bila dosisnya terlalu tinggi atau pada kondisi tertentu
penderita

- aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari asal tanaman dan cara
pembuatannya.

- Tergantung musim  diawetkan dengan pengeringan

• Ahli kimia dipelopori oleh F.W.Sertuerner (1783-1841) tahun 1804 mengisolasi zat
aktif tanaman

- efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris

- atropin dari Atropa belladona

- morfin dari Papaver somniferum

- digoksin dari Digitalis lanata

- reserpin dari Rauwolfia serpentina

PERKEMBANGAN OBAT BARU


• Tahun 1897 Felix Hoffman menemukan cara menambahkan dua atom ekstra karbon
dan lima atom ekstra karbon dan lima atom ekstra hidrogen ke dalam sari pati kulit
kayu willow  asetosal  industri obat (BAYER)

• Pendrobakan sejati dicapai  penemuan dan penggunaan obat-obat kemoterapetik


sulfanilamid (1935) dan penisilin (1940)

• Perang Dunia II  penemuan obat secara massal, obat TBC, hormaon steroid, dan
kontrasepsi serta antipsikotika.

• Indonesia  Tahun1896 berdiri industri Kina di Bandung

• Terus berkembang  1950, pemerintah mengipor produk farmasi ke Indonesia 


industri farmasi seperti Kimia Farma, Indofarma, Biofarma, dan lainnya.

PERKEMBANGAN FARMAKOPE

• Amerika serikat = united states pharmacopoeia (usp)

• Inggris = british pharmacopoeia (bp)

• Belanda = netherlands pharmacopea (nf)

• Indonesia = farmakope indonesia ,formularium indonesia dan formularium nasional

LANJUTAN

• Farmakope INDonesia edisi I jilid I terbit 20 mei 1962

• Farmakope indonesia edisi I jilid ii terbit 20 mei 1965

• Formularium indonesia terbit 20 mei 1966

• Farmakope indonesia jilid ii terbit 1 april 1972

• Ekstra farmakope indonesia terbit 1 april 1974

• Formularium nasional terbit 12 november 1978

• Farmakope indonesia edisi iii terbit 9 oktober 1979

• Farmakope indonesia edisi iv terbit 5 desember 1995

• Farmakope indonesia edisi v terbit


SEJARAH

• Periode/tahap tradisional (sebelum th 1960)

• Periode/tahap transisional (tahun 1960-1970)

• Periode/tahap masa kini (Farmasi klinis)

• Periode/tahap masa depan (abad ke – 21) Pelayanan kefarmasian/ Pharmaceutical


care

DUNIA KERJA FARMASI


Apotek, rumah sakit, lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga penelitian,
laboratorium pengujian mutu, laboratorium klinis, laboratorium forensik, berbagai jenis
industri meliputi industri obat, kosmetik-kosmeseutikal, jamu, obat herbal, fitofarmaka,
nutraseutikal, health food, obat veteriner dan industri vaksin, lembaga informasi obat serta
badan asuransi kesehatan

Ketentuan Umum Farmakope

 Istilah farmakope (PHARMACOPOEIA)


Berasal dari bahasa yunani
 Pharmacon = obat
Poein = buat

FARMAKOPE

Kedua kata tersebut bermakna resep atau formula atau standar lain yang dikehendaki untuk
membuat atau mempersiapkan/mengolah/meracik suatu obat. Kata ini pertama kali digunakan
pada tahun 1580 dalam suatu buku lokal yang merupakan standar obat di Bergamo suatu
daerah di Itali.

Farmakope merupakan buku resmi yang memuat uraian, persyaratan, keseragaman pengujian
mutu dan pengolahan / peracikan obat, juga tentang alat-alat dan persyaratan alat yang
digunakan untuk pengolahan / peracikan dan pengujian mutu obat serta cara-cara pengujian
potensi obat.

Buku Farmakope diakui dan didukung secara resmi dalam lingkungan suatu negara atau
regional (gabungan beberapa negara dalam satu wilayah) atau lembaga / badan internasional
serta berlaku dalam wilayah tersebut.

MACAM-MACAM FARMAKOPE

• Farmakope Indonesia

• “British Pharmacopoeia” (Inggris)

• “The United States Pharmacopoeia” (Amerika)

• “European Pharmacopoeia”

BAHAN DAN PROSES


• Sediaan resmi dibuat dari bahan-bahan yang memenuhi persyaratan dalam monografi
Famakope untuk masing-masing bahan yang bersangkutan, yang monografinya
tersedia dalam Farmakope.

• Bahan resmi harus dibuat sesuai dengan prinsip-prinsip cara pembuatan yang baik dan
dari bahan yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan, untuk menjamin agar
bahan yang dihasilkan memenuhi semua persayaratan yang tertera pada monografi
Farmakope.

BAHAN DAN TAMBAHAN

• Bahan resmi yang dibedakan dari sediaan resmi, tidak boleh mengandung bahan yang
ditambahkan, kecuali secara khusus diperkenankan dalam monografi

• Kecuali dinyatakan lain dalam monografi atau ketentuan umum, bahan-bahan yang
diperlukan seperti bahan dasar, penyalut, pewarna, penyedap, pengawet, pemantap,
dan pembawa dapat ditambahkan ke dalam sediaan resmi untuk meningkatkan
stabilitas, manfaat atau penampilan maupun untuk memudahkan pembuatan.

SYARAT BAHAN TAMBAHAN

1. Bahan tersebut tidak membahayakan dalam jumlah yang digunakan.

2. Tidak melebihi jumlah minimal yang diperlukan untuk memberikan efek yang
diharapkan.

3. Tidak mengurangi ketersediaan hayati, efek terapi atau keamanan dari sediaan resmi

4. Tidak menganggu dalam pengujian dan penetapan kadar.

PEMERIAN

Pemerian memuat paparan mengenai sifat zat secara umum terutama meliputi :

1. Wujud

2. Rupa

3. Warna

4. Rasa

5. bau
6. dan untuk beberapa hal dilengkapi dengan sifat kimia atau sifat fisika

dimaksudkan untuk dijadikan petunjuk dalam pengelolaan, peracikan, dan penggunaan.

TANGAS UAP

• Jika dinyatakan penggunaan tangas uap, yang dimaksud adalah tangas dengan uap
panas mengalir. Dapat juga pemanasan lain yang dapat diatur, hingga suhunya sama
dengan uap panas mengalir.

• Uap panas mengalir maksudnya seperti magic jar, autoclave

TANGAS AIR

• Jika dinyatakan penggunaan tangas air, tanpa menyebutkan suhu tertentu yang
dimaksudkan adalah tangas air yang mendidih kuat.

LARUTAN

• Pernyataan (1 dalam 10 ) mempunyai arti 1 bagian volume cairan atau 1 bagian bobot
zat padat diencerkan dengan atau dilarutkan dalam pengencer atau pelarut secukupnya
hingga volume akhir 10 bagian volume.

KELARUTAN ZAT DALAM FARMAKOPE

WADAH DAN PENYIMPANANNYA


• Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan didalamnya
baik secara kimia maupun secara fisika, yang dapat mengakibatkan perubahan
kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi

1. KEMASAN TAHAN RUSAK


Wadah suatu bahan steril yang dimaksudkan untuk pengobatan mata atau telinga,
kecuali yang disiapkan segera sebelum diserahkan atas resep dokter, harus disegel
sedemikian rupa hingga isinya tidak dapat digunakan tanpa merusak segel.
2. WADAH TIDAK TEMBUS CAHAYA
Wadah tidak tembus cahaya harus dapat melindungi isi dari pengaruh cahaya, dibuat
dari bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya contohnya dengan cara
memberi pembungkus yang buram
3. WADAH TERTUTUP BAIK
Wadah tertutup baik harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan
mencegah kehilangan bahan selama penanganan , pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi
4. WADAH TERTUTUP RAPAT
Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair, bahan padat atau uap dan
mencegah kehilangan, merekat, mencair atau menguapnya bahan selama penanganan,
pengangkutan dan distribusi dan harus dapat ditutup rapat kembali. Wadah tertutup
rapat dapat diganti dengan wadah tertutup kedap untuk bahan dosis tunggal.
5. WADAH TERTUTUP KEDAP
Harus dapat mencegah menembusnya udara atau gas selama penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan distribusi
6. WADAH DOSIS TUNGGAL DAN GANDA
Wadah ini untuk bahan yang hanya digunakan secara parenteral
 Wadah satuan tunggal
Digunakan untuk produk obat yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai
dosis tunggal yang harus digunakan segera setelah dibuka. Wadah atau
pembungkusnya sebaiknya dirancang sedemikian rupa, hingga dapat diketahui
apabila wadah tersebut pernah dibuka. Tiap wadah satuan tunggal harus diberi
etiket yang menyebutkan identitas, kadar atau kekuatan, nama produsen, nomor
batch dan tanggal kadaluarsa.
 Wadah satuan ganda
Adalah wadah yang memungkinkan dapat diambil isinya beberapa kali tanpa
mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau kemurnian sisa zat dalam wadah
tersebut.

SUHU PENYIMPANAN OBAT


• Penyimpanan suhu beku (-20° dan -10° C) yang umumnya digunakan untuk
menyimpan vaksin.

• Penyimpanan suhu dingin (2° – 8° C)

• Penyimpanan suhu sejuk (8° – 15° C), dan.

• Penyimpanan suhu kamar (15° – 30° C)

BENTUK PERSEN DALAM FARMAKOPE

1. Persen bobot per bobot (b/b) Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram campuran
atau larutan.

2. Persen bobot per volume (b/v) Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan,
sebagai pelarut dapat digunakan air atau pelarut lain.

3. Persen volume pervolume (v/v) Menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml


larutan. Pernyataan persen tanpa penjelasan lebih lanjut untuk campuran padat atau
setengah padat, yang dimaksud adalah b/b, untuk larutan dan suspensi suatu zat padat
dalam cairan yang dimaksud adalah b/v dan untuk larutan cair di dalam cairan yang
dimaksud adalah v/v dan untuk larutan gas dalam cairan yang dimaksud adalah b/v.

BOBOT JENIS

• Kecuali dinyatakan lain, bobot jenis adalah perbandingan bobot zat diudara pada suhu
25 derajat terhadap volume air dengan volume sama pada suhu 25 derajat.

DALUARSA/EX-DATE

• Adalah waktu yang menunjukan batas akhir obat masih memenuhi syarat baku.
Dalurasa dinyatakn dalam bulan dan tahun harus dicantumkan dalam etiket.

Penggolongan obat

S.P Menkes RI No. 193/Keb/BVII/71: Peraturan tentang obat, obat jadi, obat paten, obat
standar, obat asli, dan obat baru.

OBAT

Suatu bahan atau bahan-bahan yg dimaksudkan utk dipergunakan dlm menetapkan


diagnosa, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pd manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh
atau bagian tubuh manusia.

PENGERTIAN OBAT SECARA KHUSUS

 Obat Jadi: Obat dlm keadaan murni/campuran (serbuk, cairan, salep, tablet, pil,
suppositoria,dll) yg mempunyai teknis sesuai FI/lain yg ditetapkan Pemerintah.

 Obat Patent: Obat jadi dg nama dagang yg terdaftar atas nama sipembuat/yg
dikuasakannya dan dijual dlm bungkus asli pabrik yg memproduksinya.

 Obat Baru: Obat yg terdiri atau berisi zat, baik sebagai bagian yg berkhasiat, ataupun
yg tdk berkhasiat, misalnya: lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau komponen lain,
yg blm dikenal shg tdk diketahui khasiat dan kegunaannya

 Obat Asli: Obat yg didpt langsung dr bahan2 alamiah Indonesia, terolah secara
sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dlm pengobatan tradisional.

 Obat Esensial: Obat yg plng dibthkan utk pelayanan kesehatan masyarakat terbyk dan
tercantum dlm Daftar Obat Esensial yg ditetapkan oleh MENKES.

 Obat Generik: Obat dg nama resmi yg ditetapkan dlm FI utk zat berkhasiat yg
dikandungnya.

 Penggolongan sederhana dapat diketahui dari definisi yang lengkap di atas yaitu obat
untuk manusia dan obat untuk hewan. Selain itu ada beberapa penggolongan obat
yang lain, dimana penggolongan obat itu dimaksudkan untuk peningkatan keamanan
dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi.

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG OBAT DIGOLONGKAN DALAM

1.Obat Bebas

2.Obat Keras

3.Obat Psikotropika

1. OBAT BEBAS = Obat bebas adalah obat yang boleh digunakan tanpa resep dokter
(disebut obat OTC = Over The Counter), terdiri atas obat bebas dan obat bebas
terbatas. Ini merupakan tanda obat yang paling "aman" .
Obat bebas, yaitu obat yang bisa dibeli bebas di apotek, bahkan di warung, tanpa
resep dokter, ditandai dengan lingkaran hijau bergaris tepi hitam. Obat bebas ini
digunakan untuk mengobati gejala penyakit yang ringan. Misalnya : vitamin/multi
vitamin (Livron B Plex, )
2. OBAT BEBAS TERBATAS= Obat bebas terbatas (dulu disebut daftar
W). yakni obat-obatan yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di
apotek, tanpa resep dokter, memakai tanda lingkaran biru bergaris tepi
hitam. Contohnya, obat anti mabuk (Antimo), anti flu (Noza). Pada
kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak
kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan
tulisan sebagai berikut
P.No. 1: Awas! Obat keras. Bacalah aturan pemakaiannya.
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
P.No. 3: Awas! Obat keras. Tidak boleh ditelan.
P.No. 4: Awas! Obat keras. Hanya untuk dibakar.
P.No. 5: Awas! Obat keras. Obat wasir, jangan ditelan
3. OBAT KERAS= Obat keras (dulu disebut obat daftar G = gevaarlijk = berbahaya)
yaitu obat berkhasiat keras yang untuk memperolehnya harus dengan resep
dokter,memakai tanda lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di
dalamnya. Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah antibiotik
(tetrasiklin, penisilin, dan sebagainya), serta obat-obatan yang mengandung hormon
(obat kencing manis, obat penenang, dan lain-lain).
Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila dipakai sembarangan bisa berbahaya bahkan
meracuni tubuh, memperparah penyakit atau menyebabkan mematikan.
4. PSIKOTROPIKA DAN NARKOTIKA= Obat-obat ini sama dengan narkoba yang
kita kenal dapat menimbulkan ketagihan dengan segala konsekuensi yang sudah kita
tahu. Karena itu, obat-obat ini mulai dari pembuatannya sampai pemakaiannya
diawasi dengan ketat oleh Pemerintah dan hanya boleh diserahakan oleh apotek atas
resep dokter. Tiap bulan apotek wajib melaporkan pembelian dan pemakaiannya pada
pemerintah.
PSIKOTROPIKA Psikotropika adalah Zat/obat yang dapat menurunkan aktivitas otak
atau merangsang susunan syaraf pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai
dengan timbulnya halusinasi (mengkhayal), ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan
alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta mempunyai efek
stimulasi (merangsang) bagi para pemakainya.
Jenis –jenis yang termasuk psikotropika:
a. Ecstasy
b. Sabu-sabu
NARKOTIKA Adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman,
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh-pengaruh
tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh
manusia.
Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan semangat ,
halusinasi atau timbulnya khayalan-khayalan yang menyebabkan efek ketergantungan
bagi pemakainya.

PENGGOLONGAN OBAT TRADISIONAL Penggolongan obat di atas adalah obat yang


berbasis kimia modern, padahal juga dikenal obat yang berasal dari alam, yang biasa dikenal
sebagai obat tradisional.Obat tradisional Indonesia semula hanya dibedakan menjadi 2
kelompok, yaitu obat tradisional atau jamu dan fitofarmaka. Namun, dengan semakin
berkembangnya teknologi, telah diciptakan peralatan berteknologi tinggi yang membantu
proses produksi sehingga industri jamu maupun industri farmasi mampu membuat jamu
dalam bentuk ekstrak. Namun, sayang pembuatan sediaan yang lebih praktis ini belum
diiringi dengan perkembangan penelitian sampai dengan uji klinik. Saat ini obat tradisional
dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu jamu, obat ekstrak alam, dan fitofarmaka

1. Jamu (Empirical based herbal medicine)


Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam
bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang
menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya,
jenis ini dibuat dengan mengacu pada resep peninggalan leluhur yang disusun dari
berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar antara 5 – 10 macam
bahkan lebih. Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan
klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-
menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah
membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu
2. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine)
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang
dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses
ini membutuhkan peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah
dengan tenaga kerja yang mendukung dengan pengetahuan maupun ketrampilan
pembuatan ekstrak. Selain proses produksi dengan tehnologi maju, jenis ini pada
umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-
klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan ekstrak
tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas
akut maupun kronis.
3. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine)
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan
obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan
bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia.. Dengan uji klinik akan lebih
meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan
kesehatan. Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena
manfaatnya jelas dengan pembuktian secara ilimiah.

BENTUK SEDIAAN OBAT


Bahasa latin dan reseptur
BAHASA LATIN (sesuai aturan pakai)
Istilah bahasa latin Arti
ad 2 vic/ ad duas vices/ dalam dua kali
in 2 vc in duabus vicibus
ad libit ad libitum sesukanya
applic applicator/applicandum untuk digunakan
b bis dua kali
bid/ bis in die dua kali sehari
b in d
haust haustus diminum sekaligus
lit or litus oris tutul mulut
loc aeg/ locus aeger/ pada tempat yang sakit (luka)
loc dol/ locus dolens/
part dol/ parte dolente/
pa parte affectae
si necess sit/ si necesse sit/ jika perlu
si op sit / si opus sit/
prn pro renata
ter in d / ter in die/ tiga kali sehari
tdd ter de die
qdd quattuor de die/ 4 kali sehari/
quinque de die 5 kali sehari
u c/ usus cognitus/ pemakaian tahu
un usus notus
ue usus externus dipakai untuk luar
ui usus internus dipakai untuk dalam
uv usus veterinarus dipakai untuk kehewanan

(berkaitan dengan takaran/jumlah/satuan)


Istilah bahasa latin Arti
a/aa ana tiap-tiap
C/cochl cochlear sendok makan, 15 ml
cp cochlear pultis sendok bubur, 8 ml
cth cochlear theae sendok I, 5 ml
cc centimetrum sentimeter kubik
cubicum
d i d/d in dim da in dimidio berilah separonya
d in 2plo da in duplo berilah dua kalinya
dtd da tales doses berikan sekian takaran
g/grm gramma gram
gr granum ± 65 mg
gtt guttae tetes
mg,mgr,mg milligramma miligram
ad sampai
no nomero jumlah
part vic partitus dalam dosis bagi
vicibus
q l/ quantum libet/ banyaknya
q pl/ quantum sesukanya/secukupnya
qs placet/
quantum
sufficit (satis)

Berkitan dengan perintah pembuatannya

Istilah bahasa latin Arti


R/Rp/Rcp recipe ambillah
add adde tambahkan
agit agitation gojog
decanth decantha tuangkan
div in p aeq divide in partes aequales bagilah dalam bagian
yang sama
evap evaporetur, evapora diuapkan, uapkan
f fac, fiat, fiant buat, dibuat
filtr flitra, filtretur saring, disaring
guttat guttatim tetes demi tetes
la/sa lege artis/ secundum menurut aturan seni
artem
mf misce fac campur buat
cito disp cito dispensatur Hendaknya dibuat segera

Berkaitan dengan keterangan waktu


Istilah bahasa latin Arti
a ante sebelum
ac ante cibos/ sebelum makan
ante coenam
dc durante coenam selagi makan
dur dol durante dolor selagi sakit
feb dur febri durante selagi demam
pc post coenam setelah makan
alt hor/ alternis horis/ tiap jam
oh omni hora
dd de die sehari
h hora jam
hm hora matutina pagi-pagi
hd hora decubitus pada waktu tidur
hs hora somni pada waktu hendak tidur
m et v mane et vespere pagi dan malam
om omni mane tiap pagi
on omni nocte tiap malam
vesp vespere malam

Berkaitan dengan keterangan tempat penggunaan oba


Istilah bahasa latin Arti
dext dexter kanan
a/aur auris telinga
ad auris dextra telinga kanan
al auris laeva telinga kiri
od oculuc dexter mata kanan
os oculuc sinister mata kiri
ocul utro oculo utro tiap mata

Berkaitan dengan istilah bahan obat


Istilah bahasa latin Arti
aq aqua air
aq bisdest aqua bisdestillata air suling dua kali
aq bull aqua bulliens air mendidih
aq coct aqua cocta air direbus
aq comm aqua communis air biasa
aq dest aqua destillata air suling
aq ferv aqua fervida air panas, 85° – 95° C
aq glycer aqua glycerinate air gliserin
aq sacch aqua saccharata Air gula
bol boli pil yang besar
cer cera malam, lilin
clysm clysma lavemen
collut collutorium cuci mulut
collyr collyrium cuci mata
dil dilutus, dilutio encer, diencerkan
emuls emulsum emulsi
enem enema lavemen
epith epithema kompres
extr fl/ extractum fluidum/ ekstrak cair
Extr liq extractum liquidum

Istilah bahasa latin Arti


extr sicc extractum siccum ekstrak kering
extr spiss extractum spissum ekstrak kental
garg gargarisma obat kumur
gran granulum butir
gutt ad aur guttae ad sures tetes telinga
inf Infunde, infusum sari, sarian
lav ophth lavementum cuci mata
ophthalmicum
mixt mixtura campuran
ppp pulvis pro pilulis campuran sama banyak
Succus dan Radix Liquiritae
past dentifr pasta dentifricia pasta gigi
pul pulvis, pulveratus serbuk, dibuat serbuk
pulv adsp pulvis adspersorius serbuk tabur
tct/ tinct/ tra tinctura tingtur
cap capsula kapsul
collun collunarium obat semprot hidung
aurist auristillae Tetes telinga
cr cremor krim
oculent oculentum salep mata

Istilah lainnya
Istilah bahasa latin Arti
c cum dengan
chart cer charta cerata kertas berlilin
char par charta paraffinata kertas parafin
d c f/ da cum formula berilah dengan
d c form formulanya
iter iteretur, iteratio diulang, ulangan
m i/ mihi ipsi/ untuk diri sendiri
up usus propium
n i/ ne iteretur tidak diulang
ne iter
non rep non reperatur Jangan diulang
ne det ne detur belum diserahkan
p i m/ periculum in mora berbahaya bila ditunda
per in mora
pp pro paupere untuk si miskin
rec recen baru (segar)
rec par recenter paratus dibuat segar
s signa tanda
ad man med/ ad manus medici/ diserahkan ke tangan
imm in manus medici dokter

SINONIM NAMA OBAT


• Padanan nama resmi – nama lain
memuat nama resmi dan padanannya dengan nama lain (nama lain : nama generik
tidak resmi meliputi nama lazim, singkatan dan nama dagang).
• Indeks nama lain – nama dagang
memuat nama lain dan padanannya dengan nama dagang.
Resep dan kelengkapannya
PENGERTIAN OBAT
 Resep adalah permintaan tertulis dokter, dokter gigi, dokter hewan kpd Apoteker di
Apotek utk membuatkan obat dalam bentuk sediaan ttt & menyerahkan kpd penderita
 Satu resep  Satu penderita
 Dokter umum & spesialis  tdk ada pembatasan jenis obat yg diberikan pd Pasien.
 Dokter gigi  jenis obat yg b’hubungan dg penyakit gigi.
 Dokter hewan  resep utk keperluan hewan
KERTAS RESEP
 Resep ditulis diatas kertas resep dg ukuran panjang 15-18 cm dan lebar 10-12 cm.
 Permintaan obat melalui telepon hendaknya dihindari !!!
 Resep utk penderita hendaknya dibuat rangkap dua, satu utk pasien, satu lagi untuk
dokumentasi dokter.
MODEL KOP RESEP YANG LENGKAP
1. Nama & alamat dokter, SIP, No. tlp, jam & hari praktek
2. Nama kota serta tanggal resep ditulis dokter
3.Tanda R/ atau recipe berarti “ harap diambil” Superscriptio
4. Nama setiap jenis/bahan obat
a. Obat pokok (remedium cardinale)
 mutlak harus ada
b. Bahan pembantu (adjuvan)
 bantu kerja obat pokok, # wajib
c. Corrigens (Coloris, Saporis, Odoris)
d. Konstituen (Air, Laktosa, Vaselin)
5. Jumlahnya obat/bahan obat
a. Jumlah dinyatakan dalam satuan berat (mcg, mg, g) untuk bhn padat
b. Jumlah obat dinyatakan dalam satuan isi (ml, liter, tetes) untuk cairan.
c. Penulisan angka tanpa keterangan lain “gram”
6. Cara pembuatan atau bentuk sediaan yg dikehendaki  Subscriptio.
 misalnya m.f.l.a Pulv = buat sesuai aturan pembuatan obat puyer
 Ungt = salep
 Potio = sirup
 Caps = kapsul
7. Aturan pemakaian obat oleh Px umumnya ditulis dg bahasa latin, aturan pakai ditandai dg
Signatura disingkat S.
8. Nama penderita dibelakang kata Pro :
a. Pasien Dewasa : Tn, Ny, Nn, Bpk, Ibu diikuti nama)
b. Anak (An), Bayi (By)
c. Lengkapi dengan alamat
9.Tanda tangan atau paraf dokter yg menulis resep
 Khusus Obat gol Narkotika hrs dibubuhi tanda tangan lengkap dr.
 Dalam satu kertas resep tdd > 1 R/ dipisah dg tanda # dan tiap R/ diparaf atau
ditandatangani
KETENTUAN PENULISAN RESEP
 Dokter bertanggungjawab penuh thd resep yg ditulisnya.
 Resep ditulis sedemikian rupa hingga dpt dibaca petugas apotek.
 Resep ditulis dg tinta warna hitam atau biru shg tdk mudah terhapus
 Hindari penulisan rumus kimia obat misal : H2O2, NaCl,
 Hiindari penulisan singkatan yg meragukan
 Boleh menulis lebih dari 1 R/ diatas satu kertas resep.
 Menyimpan turunan dari tiap resep yg dituliskan.
 Sedapat mungkin dokter menulis resep dihadapan pasien
 Jangan bersikap ragu-ragu, mencoret dan merobek kertas resep dihadapan pasien.
 Sebelum resep diberikan pasien dibaca kembali apa yg telah ditulis.
 Perhatikan kondisi ekonomi penderita
 Tanggal resep ditulis jelas
 Bila Px anak-anak  cantumkan umur atau berat badan.
 Di bawah nama Px  tulis alamat.
 Utk jumlah obat yg diberikan dihindari penggunaan angka desimal
 Obat yg dinyatakan dg satuan unit, jgn disingkat U.
 Obat berupa cairan dinyatakan satuan ml, hindari menulis cc.
 Preparat cairan berupa obat minum utk anak 50, 60, 100, 150 ml.
 Preparat cairan berupa obat minum utk orang dewasa 200, 300 ml.
 Obat tetes (mata, hidung, telinga) diberikan 10 ml.
Etiket, copy resep, dan kelengkapannya

ETIKET
Etiket adalah penandaan yang diberikan oleh sarana pelayanan kesehatan yang biasanya
ditempel di depan obat atau alat kesehatan yang berguna untuk memberikan informasi
penggunaan kepada para pemakai obat atau alat kesehatan tersebut.
PENYERAHAN OBAT
Penyerahan obat dan perbekalan kesehatan dibidang farmasi atas dasar resep harus dilengkapi
dengan etiket warna putih untuk obat dalam dan etiket warna biru untuk obat luar. Yang
dimaksud obat dalam ialah obat yang digunakan melalui mulutdan masuk ke dalam
kerongkongan kemudian ke perut /saluran pencernaan (oral), sedangkan yang dimaksud obat
luar adalah obat obat yang digunakan melalu kulit, mata, telinga, hidung, vagina, rektum, dan
termasuk pula obat parental/injeksi/ obat suntik dan obat kumur.
ETIKET OBAT
Pada etiket harus tercantum:
• 1. Nama dan alamat apotek
• 2. Nama dan nomor SIK Apotek Pengelola Apotek
• 3. Nomor dan tanggal pembuatan
• 4. Nama pasien
• 5. Aturan pemakaian
• 6. Tanda lain yang diperlukan misalnya: Kocok dahulu,
Tidak boleh diulang tanpa resep baru dari dokter

ETIKET PUTIH
Bagian-bagiannya terdiri dari :
• Nama Sarana Pelayanan Kesehatan
• Logo Sarana Pelayanan Kesehatan
• Alamat dan No Telepon Sarana Pelayanan Kesehatan
• Nama dan nomor SIK Apotek Pengelola Apotek
• Nomor Resep yang berisi obat tersebut atau nomor Rekam
Medis pasien
• Tanggal Resep tersebut diberikan
• Nama Pasien yang mengkonsumsi obat
• Aturan Pakai Obat
• Bentuk sediaan Obat
• Waktu menelan obat
• Paraf yang memberikan informasi dan obat kepada pasien
• Nama obat yang diberikan etiket
• Jumlah obat yang diberikan sesuai etiket
• Batas kadaluarsa obat

ETIKET BIRU
Bagian-bagiannya terdiri dari :
• Nama Sarana Pelayanan Kesehatan
• Logo Sarana Pelayanan Kesehatan
• Alamat dan No Telepon Sarana Pelayanan Kesehatan
• Nama dan nomor SIK Apotek Pengelola Apotek
• Nomor Resep yang berisi obat tersebut atau nomor Rekam Medis pasien
• Tanggal Resep tersebut diberikan
• Nama Pasien yang mengkonsumsi obat
• Aturan Pakai Obat
• Nama bentuk sediaan
• Tulisan "Obat Luar" yang menerangkan bahwa obat tersebut bukan untuk diminum
• Nama obat atau alat kesehatan yang diberikan etiket
• Jumlah obat atau alat kesehatan yang diberikan sesuai etiket
• Batas kadaluarsa obat atau alat kesehatan
• Paraf yang memberikan informasi dan obat atau alat kesehatan kepada pasien

LABEL
Label adalah petunjuk tambahan dalam obat yang berisi peringatan untuk diperhatikan para
pasien sebelum mengkonsumsinya
Label obat terdiri atas :
"Label Kocok Dahulu" biasanya untuk obat yang berbentuk sediaan sirup
"Label Tidak boleh diulang tanpa Resep dokter" untuk golongan obat keras dan narkotika
"Label Dihabiskan" untuk obat antibiotik

SALINAN RESEP
Salinan resep adalah salinan tertulis dari suatu resep yang dibuat oleh apotek.
• Istilah lain dari salinan resep : kopi resep, apograph, Exemplum, Afschrift.
• Salinan resep memuat :
- Semua keterangan yang terdapat dalam resep asli
- Nama dan alamat apotek
- Nama dan nomor Surat izin pengelolaan apotek
- Tanda tangan atau paraf APA
- Tanda det atau detur untuk obat yang sudah diserahkan; tanda nedet atau nedetur
untuk obat yang belum diserahkan
- Nomor resep dan tanggal peresepan
- Tanda “det”=“detur” untuk obat yang sudah diserahkan, atau tanda “nedet”
=”nedetur” untuk obat yang belum diserahkan.
- Nomor resep dan tanggal pembuatan.
• Salinan resep atau resep hanya boleh diperlihatkankepada dokter penulis resep,
penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang berwenang
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
ITERASI =PENGULANGAN OBAT

ISTILAH DALAM COPY RESEP


Did = da in dimidio
Det = detur = sudah diserahkan
Nedet = belum diserahkan
Det orig = menunjukkan bahwa obat telah diberikan sesuai resep aslinya
KETENTUAN LAIN SALINAN RESEP
Salinan resep harus ditandatangani oleh APA (bila tidak ada dilakukan oleh apoteker
pendamping, asisten apoteker kepala, apoteker supervisor atau apoteker pengganti dengan
mencantumkan nama terang dan status yang bersangkutan).
• Resep/salinan resep harus dirahasiakan.
• Resep/salinan resep hanya boleh diperlihatkan kepada dokter penulis resep atau yang
merawat penderita, penderita yang bersangkutan, petugas kesehatan atau petugas lain yang
berwenang menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
SALINAN RESEP NARKOTIKA
• Apotek dilarang melayani salinan resep yang mengandung narkotika,
walaupun resep tersebut baru dilayani sebagian atau belum dilayani sama
sekali (untuk mencegah kemungkinan penyalahgunaan blanko-blanko
salinan resep).
• Untuk resep narkotika yang baru dilayani sebagian atau belum dilayani
sama sekali, apotek boleh membuat salinan resep tetapi salinan resep
tersebut hanya boleh dilayani di apotek yang menyimpan resep aslinya.
• Salinan resep dari resep narkotika dengan tulisan iter tidak boleh dilayani
sama sekali (dokter tidak boleh menuliskan iter untuk resep yang
mengandung narkotika).
• Resep dari luar provinsi harus mendapat persetujuan dokter dari setempat.
PENYIMPANAN RESEP DAN SALINAN RESEP
 Resep yang telah dikerjakan diatur menurut tanggal dan nomor urut
penerimaan resep dan harus disimpan minimal tiga tahun.
 Resep yang mengandung narkotika harus dipisahkan dari resep lainnya.
 Resep yang telah disimpan lebih dari tiga tahun dapat dimusnahkan
dengan cara dibakar atau dengan cara lain yang memadai oleh APA
bersama sekurangkurangnya seorang petugas apotek, dan harus dibuat
berita acara pemusnahan.

Anda mungkin juga menyukai