Anda di halaman 1dari 32

SEJARAH

KEFARMASIAN
• Asal kata Farmasi  PHARMACON (Yunani)
• Arti : obat atau racun
• Farmasi : profesi kesehatan yang meliputi kegiatan di
bidang penemuan, pengembangan, produksi,
pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi
obat.

DEFINISI
• Ilmu pengobatan tradisional berkembang di Cina, Yunani,
Timur-Tengah dan wilayah Asia
• Dimiliki turun temurun dalam keluarga
• Cina  tabib
• Yunani pendeta
Asclepius (Dewa Pengobatan) menugaskan Hygieia
untuk meracik campuran obat yang ia buat. Hygieia
apoteker (Inggris : apothecary)

Perkembangan Ilmu
Farmasi
• Obat : zat yang dipakai dalam diagnosis,
mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah
penyakit pada manusia atau hewan
• Bahan obat ditemukan -> diidentifikasi (kimia
dan fisika -> ditentukan farmakologi dasar ->
jalur pemakaian yg paling efektif -> dosis ->
bentuk sediaan yang sesuai

OBAT
• Obat harus diminum dalam jumlah yang cukup
pada waktu-waktu tertentu dan untuk jangka
waktu yang telah ditetapkan untuk mencapai
tujuan pembuat resep.
• Yang di maksud dengan obat ialah semua zat
baik kimiawi, hewani maupun nabati, yang dalam
dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan
atau mencegah penyakit berikut   gejala-
gejalanya.

OBAT
• Kebanyakan obat yang digunakan dimasa lampau
adalah obat yang berasal dari tanaman. Dengan
cara mencoba –coba, secara empiris orang purba
mendapatkan pengalaman dengan berbagai
macam daun atau akar tumbuhan untuk
menyembuhkan penyakit. Pengetahuan ini secara
turun temurun disimpan dan dikembangkan,
sehingga muncul ilmu pengobatan rakyat,
sebagaimana pengobatan tradisional jamu di
Indonesia

OBAT
• Obat yang pertama digunakan adalah obat yang berasal
dari tanaman yang di kenal dengan  sebutan obat
tradisional (jamu). Obat-obat nabati ini di gunakan
sebagai rebusan atau ekstrak dengan aktivitas yang
seringkali berbeda-beda tergantung dari asal tanaman
dan cara pembuatannya.

OBAT
• Hal ini dianggap kurang memuaskan, maka lambat laun
ahli-ahli kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat
aktif  yang terkandung dalam tanaman – tanaman
sehingga menghasilkan serangkaian zat – zat kimia
sebagai obat misalnya efedrin dari tanaman Ephedra
vulgaris , atropin dari Atropa belladonna, morfin dari
Papaver somniferium, digoksin dari Digitalis lanata,
reserpin dari Rauwolfia serpentina, vinblastin dan
Vinkristin adalah obat kanker dari  Vinca Rosea

OBAT
• Pada permulaan abad XX mulailah dibuat obat –
obat sintesis, misalnya asetosal,  di susul
kemudian dengan sejumlah zat-zat lainnya.
Pendobrakan sejati baru tercapai dengan
penemuan dan penggunaan obat-obat
kemoterapeutik sulfanilamid (1935) dan
penisillin (1940). Sejak tahun 1945 ilmu kimia, 
fisika dan kedokteran berkembang dengan pesat
dan hal ini menguntungkan sekali bagi
penyelidikan yang  sistematis dari obat-obat
baru..
• Penemuan-penemuan baru menghasilkan lebih
dari 500 macam obat setiap tahunnya, sehingga
obat-obat kuno semakin terdesak oleh obat-obat
baru. Kebanyakan obat-obat yang kini digunakan
di temukan sekitar 20 tahun yang lalu, sedangkan
obat-obat kuno di tinggalkan dan diganti dengan
obat modern tersebut.
• Penyakit mendorong manusia membuat penemuan-
penemuan untuk sembuh
• Mulanya orang-orang primitif secara naluriah merendam
luka dalam air dingin, menempelkan daun segar pada
luka, menutupi dgn lumpur
• Suku-suku tertentu : sakit karena roh jahat, diusir dgn
mantera, bunyi-bunyian dan ramuan tumbuh-tumbuhan

SEJARAH FARMASI
• Penyembuhan oleh orang bijak lalu oleh pendeta -> awal
mula perapotekan
• Perapotekan berhubungan dengan mahkluk gaib, para
pelakunya dianggap perantara
• Kata “Farmasi” berasal dari kata Pharmacon (Yunani) :
suatu guna-guna atau obat yang dpt dipakai untuk maksud
baik atau jahat
• Ilmu perapotekan menjadi satu dengan fungsi pendeta,
mnjadi penyembuh lahir dan batin.
• Ilmu kefarmasian dan kedokteran tidak dapat dibedakan

PERAPOTEKAN YANG
PERTAMA
• Tablet tanah sumerian dari milenium ketiga sebelum
masehi, resep paling tua didunia
• Yang paling terkenal, Papyrus ebers : formula-formula
dari tumbuhan, mineral dan hewan
• Zat pembawa dlm sediaan : bir, anggur, susu, madu
• Sudah terdapat bentuk-bentuk sediaan : suppositoria, obat
kumur, pil, o.hisap, trokisi, lotio, salep mata, plester dan
enema

Obat-obatan zaman
dahulu
• Mesir
Farmasi  - mengunjungi orang sakit
- menyiapkan obat
• Tahun 2735 SM  Buku pengobatan pertama ditulis (Cina)
• Tahun 400 SM  sekolah kedokteran (Yunani)-
Hipocrates
• Tahun 1240  Maklumat Kaisar Frederick II (Roma)
pembedaan peran herbalist dan kedokteran

Masing-masing ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik,


pengetahuan, dan keterampilan sendiri-sendiri yang berbeda
dengan ilmu lainnya  sejarah baru perkembangan ilmu
farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
 Hipocrates (460-370 SM)
"Bapak Ilmu Kedokteran"
menerangkan obat secara rasional, dan
menyusun sistematika pengetahuan
kedokteran, serta meletakkan pekerjaan
kedokteran pada suatu etik yang tinggi.

TOKOH-TOKOH
BESAR FARMASI
Dioscorides
(abad 1 M)

• Ahli botani (Yunani)  ilmu farmakognosi


• Hasil karya  De Materia Medika
• Obat yang dibuat  Opium, Ergot, Hyoscyamus, dan
Cinnamon.
• Dokter dan ahli farmasi Yunani
• menciptakan suatu sistem yang sempurna dari
fisiologi, patologi, dan pengobatan.
• Mencampur dan melebur bermacam-macam tumbuhan
obat  Farmasi Galenika

Galen (130-200 M)
• menggabungkan pengetahuan pengobatan dari
berbagai negara yaitu Yunani, India, Persia, dan
Arab  pengobatan lebih baik
• menulis beberapa buku tentang metode
pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat
• Menulis buku cara pembuatan sediaan obat
seperti pil, supositoria, sirup

Ibnu Sina (980-1037)


• Dokter dan ahli kimia (Swiss)
• Dikenal “Paracelcus”
• Pengaruh besar pada perkembangan ilmu farmasi
• menyiapkan bahan obat yang spesifik untuk
melawan penyakit dan memperkenalkan sejumlah
besar zat kimia obat secara internal.

Philipus Aureolus Thephratus Bombastus


van Hohenheim (1493 - 1541)
• berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan
toksikologi obat pada hewan percobaan
• orang pertama yang melakukan penelitian farmakologi
dan toksikologi pada hewan percobaan

Johann Jakob Wepfer (1620-1695)


• Awalnya  tanaman  obat tradisional (jamu)
• Sampai akhir abad 19  obat : produk organik atau
anorganik dari tumbuhan yang dikeringkan atau segar,
bahan hewan atau mineral
• Keterbatasan :
- menimbulkan efek toksik bila dosisnya terlalu tinggi atau
pada kondisi tertentu penderita
- aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari
asal tanaman dan cara pembuatannya.
- Tergantung musim  diawetkan dengan pengeringan

Perkembangan Obat
• Ahli kimia dipelopori oleh F.W.Sertuerner (1783-1841)
tahun 1804 mengisolasi zat aktif tanaman
- efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris
- atropin dari Atropa belladona
- morfin dari Papaver somniferum
- digoksin dari Digitalis lanata
- reserpin dari Rauwolfia serpentina

Lanjutan…
• Tahun 1897 Felix Hoffman menemukan cara menambahkan dua atom ekstra
karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima atom ekstra hidrogen ke dalam
sari pati kulit kayu willow  asetosal  industri obat (BAYER)
• Pendrobakan sejati dicapai  penemuan dan penggunaan obat-obat
kemoterapetik sulfanilamid (1935) dan penisilin (1940)
• Perang Dunia II  penemuan obat secara massal, obat TBC, hormaon steroid,
dan kontrasepsi serta antipsikotika.
• Indonesia  Tahun1896 berdiri industri Kina di Bandung
• Terus berkembang  1950, pemerintah mengipor produk farmasi ke Indonesia
 industri farmasi seperti Kimia Farma, Indofarma, Biofarma, dan lainnya

Perkembangan Obat Baru


• Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai
“Bapak Ilmu Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi
Farmasi. Saat itu seorang “Dokter” yang mendignosis penyakit,
juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang
menyiapkan obat. Semakin berkembangnya ilmu kesehatan
masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun
cara pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian
tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II
memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan
Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari
sejarah ini, satu hal yang perlu digarisbawahi adalah akar
ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama
• Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon,
yang berarti : obat) merupakan salah satu bidang profesional
kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan
ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan
efektivitas dan keamanan penggunaan obat.
• Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi
tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta
pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan
terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik,
evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan
informasi obat.
• Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma)

Awal mula kelahiran Ilmu Farmasi


• Ilmu farmasi baru menjadi ilmu pengetahuan yang
sesungguhnya pada abad XVII di Perancis. Pada tahun
1797 telah berdiri sekolah farmasi yang pertama di
perancis dan buku tentang farmasi mulai diterbitkan
dalam beberapa bentuk antara lain buku pelajaran,
majalah, Farmakope maupun komentar. Kemajuan di
Perancis ini diikuti oleh negara Eropa yang lain, misalnya
Italia, Inggris, Jerman, dan lain-lain. Di Amerika sekolah
farmasi pertama berdiri pada tahun 1821 di Philadelphia.
• Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka
ilmu farmasipun mengalami perkembangan hingga
terpecah menjadi ilmu yang lebih khusus, tetapi saling
berkaitan, misalnya farmakologi, farmakognosi, galenika
dan kimia farmasi.
• Perkembangan farmasi di Indonesia sudah dimulai
semenjak zaman Belanda, sehingga buku pedoman
maupun undang-undang yang berlaku pada waktu itu
berkiblat pada negeri Belanda. Setelah kemerdekaan,
buku pedoman maupun undang-undang yang dirasa
masih cocok tetap dipertahankan, sedangkan yang tidak
sesuai lagi dihilangkan
• Pekerjaan kefarmasian terutama pekerjaan meracik obat-obatan
dikerjakan di apotek yang dilakukan oleh Asisten Apoteker di
bawah pengawasan Apoteker.
• Bentuk apotek yang pernah ada di Indonesia ada 3 macam : apotek
biasa, apotek darurat dan apotek dokter.
• Dalam melakukan kegiatan di apotek mulai dari mempersiapkan
bahan sampai penyerahan obat, kita harus berpedoman pada buku
resmi farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan,
antara lain buku Farmakope (berasal dari kata “Pharmacon” yang
berarti racun/obat dan “pole” yang berarti membuat)..
• Buku ini memuat persyaratan kemurniaan, sifat kimia
dan fisika, cara pemeriksaan, serta beberapa ketentuan
lain yang berhubungan dengan obat-obatan.
• Hampir setiap negara mempunyai buku farmakope
sendiri, seperti :
• · Farmakope Indonesia milik negara Indonesia
• · United State Pharmakope ( U.S.P ) milik Amerika
• · British Pharmakope ( B.P ) milik Inggris
• · Nederlands Pharmakope milik Belanda
• Pada farmakope-farmakope tersebut ada perbedaan dalam
ketentuan, sehingga menimbulkan kesulitan bila suatu resep dari
negara A harus dibuat di negara B. Oleh karena itu badan dunia
dalam bidang kesehatan, WHO ( world health organization )
menerbitkan buku Farmakope Internasional yang dapat disetujui
oleh semua anggotanya. Tetapi sampai sekarang masing-masing
negara memegang teguh farmakopenya.
• Sebelum Indonesia mempunyai farmakope, yang berlaku adalah
farmakope Belanda. Baru pada tahun 1962 pemerintah RI
menerbitkan buku farmakope yang pertama, dan semenjak itu
farmakope Belanda dipakai sebagai referensi saja
• Buku-buku farmasi yang dikeluarkan oleh Departemen
Kesehatan :
• Farmakope Indonesia edisi I jilid I terbit tanggal 20 Mei 1962
• Farmakope Indonesia edisi I jilid II terbit tanggal 20 Mei 1965
• Formularium Indonesia ( FOI ) terbit 20 Mei 1966
• Farmakope Indonesia edisi II terbit 1 April 1972
• Ekstra Farmakope Indonesia terbit 1 April 1974
• Formularium Nasional terbit 12 Nopember 1978
• Farmakope Indonesia III terbit 9 Oktober 1979
• Farmakope Indonesia IV terbit 5 Desember 1995
THANK YOU

SAMPAI JUMPA LAGI

Anda mungkin juga menyukai