Anda di halaman 1dari 38

SEJARAH FARMASI

DEFINISI
• Asal kata Farmasi  PHARMACON
(Yunani), Pharmacy ( Inggris)
• Arti : obat atau racun
• Farmasi : profesi kesehatan yang meliputi
kegiatan di bidang penemuan,
pengembangan, produksi, pengolahan,
peracikan, informasi obat dan distribusi
obat.
Sejarah Farmasi
• Ilmu resep telah ada semenjak timbulnya penyakit. Dengan
mulai timbul peradapan dan mulai terjadinya penyebaran
penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk
melakukan usaha pencegahan terhadap penyakit pada
manusia untuk mempertahankan hidup dan setelah
bertahun-tahun membawa pada penemuan-penemuan.
• Penggunaan obat walaupun dalam bentuk yang masih
sederhana tidak diragukan lagi sudah ada namun jarang
yang ditulis.
• Karena naluri orang- orang primitif untuk menghilangkan
rasa sakit zaman dl sdh ada salah satu contoh yaitu dengan
cara : pada luka dengan merendamnya dalam air dingin atau
menempelnya dengan daun segar, atau menutupinya
dengan lumpur.
• Diantara banyak suku terdahulu mempunyai
anggapan bahwa, penyakit disebabkan oleh roh
jahat yang masuk kedalam tubuh, pengobatan
biasanya dengan mengusir pengganggu yang
masuk dari tubuh si penderita. Dari sejarah
diketahui bahwa cara pengobatan seperti ini
memakai mantera, penggunaan bunyi-bunyian
dan pemberian ramuan tumbuh-tunbuhan.
PER APOTEKAN YANG PERTAMA

• Sebelum jamannya para pendeta, orang


yang dianggap bijak dari suatu suku, yang
mempunyai ilmu menyembuhkan dengan
tumbuh-tumbuhan, yang mereka dapatkan
dari pengalaman atau diperoleh dengan
cara tururn temurun, biasanya dipanggil
untuk mengobati suatu penyakit atau yang
luka.
• Ilmu dari perapotekan selalu dihubungkan dengan
hal yang gaib, dan para pelakunya dianggap
mempunyai hubungan dengan mahkluk halus
• oleh karena itu mereka dianggap sebagai perantara
antara yang terlihat dan yang tidak terliahat.
• Anggapan bahwa obat mempunyai hubungan gaib
artinya bahwa berkerjanya obat untuk suatu
kebaikan atau kejahatan tidak didasarkan dari sifat
alamiahnya.
• Rasa kasihan dari dewa, kehadirannya dalam
upacara pengobatan dari sipemberi obat secara
perorangan dan kolektif hasil dari penanganan
tersebut membuat efektif sesuai dngan hasil yang
diinginkan (efek terapeutik).
• Dengan berjalannya waktu ilmu terapeutik
menjadi satu dengan fungsi dari pendeta,
dan diantara kehidupan terdahulu ahli ilmu
gaib, pendeta atau dokter pendeta
menjadi penyembuh lahir dan batin.
• Pada zaman dahulu pekerjaan
kefarmasian dan kedokteran tidak dapat
dibedakan karena pekerjaan tersebut
umumnya merupakan fungsi pimpinan
agama suatu suku.
• Di Indonesia sendiri sejak dahulu nenek moyang
kita telah mengenal penggunaan obat tradisional
(jamu) dan pengobatan secara tradisional
(dukun).
• Pada zaman itu sebenarnya dukun
melaksanakan dua profesi sekaligus, yaitu
profesi kedokteran ( diagnose penyakit ) dan
profesi kefarmasian (meramu dan menyerahkan
obat kepada yang membutuhkan).
Obat-obat Zaman Dahulu
Perkembangan Sejarah Obat

• Obat merupakan segala bentuk zat baik


kimiawi, hewani, maupun nabati yang
dalam dosis layak dapat menyembuhkan,
meringankan, atau mencegah penyakit
berikut gejalanya.
• Di masa lalu (sampai sekarang),
kebanyakan obat berasal dari tanaman.
• Orang purba mengobati penyakit dari cara
coba-mencoba. Istilah kerennya sih
“empiris”.
• Empiris berarti berdasarkan pengalaman
dan disimpan serta dikembangkan secara
turun-temurun hingga muncul apa yang
disebut Ilmu Pengobatan Rakyat atau
yang lazimnya disebut Pengobatan
Tradisional Jamu
• Akan tetapi, tidak semua obat “memulai”
sejarahnya sebagai obat anti penyakit.
Ada obat yang pada awalnya digunakan
sebagai racun seperti strychnine &
kurare yang digunakan sebagai racun-
panah oleh penduduk pedalaman Afrika.
Contoh yang paling up to date adalah
nitrogen-mustard (awalnya digunakan
sebagai gas beracun saat perang dunia
pertama) sebagai obat kanker.
• Jenis obat nabati ini biasanya digunakan
dengan jalan direbus.
• Efek yang dihasilkan pun berbeda-beda,
tergantung dari asal tanaman dan cara
pembuatannya.
• Kondisi seperti inilah yang
melatarbelakangi para ahli kimia untuk
mengisolasi zat-zat aktif yang terdapat
dalam tumbuhan berkhasiat obat.
• Sudah banyak zat-zat kimia yang berhasil
diisolasi, seperti efedrin (dari tanaman Ma
Huang – Ephedra vulgaris), digoksin
(digitalis lanata), genistein (dari kacang
kedelai) dan lainnya.
• Baru sekitar pada permulaan abad ke-20,
obat-obat kimia sintetis mulai
“menampakkan diri”. Contohnya Aspirin
salah satu indikator kemajuan obat kimia
sintetis saat itu.
• Pada tahun 1935 terjadi gebrakan dalam penemuan
dan penggunaan kemoterapeutika yaitu
sulfanilamid yang disusul penisilin pada tahun
1940.
• Secara tradisional, sebenarnya luka bernanah dapat
disembuhkan dengan menutupinya dengan kapang-
kapang dari jenis tertentu, tetapi baru sekitar tahun
1928 khasiat ini baru diselidiki secara ilmiah oleh Dr.
Alexander Fleming. Dari hasil penelitian Dr.
Alexander Fleming, ditemukanlah penisilin.
• Sejak saat itu, beribu-ribu zat sintetis diketemukan
(diperkirakan sekitar 500 zat per tahun-nya). Hal ini
membuat perkembangan di bidang Farmakoterapi
meningkat pesat.
Pengantar Pandangan Ilmiah
• Sepanjang sejarah banyak yang memberi
sumbangan pemikiran untuk kemajuan ilmu
kesehatan. Yang dapat dicatat diantara mereka
yang jenius dan kreativitasnya mempunyai
pengaruh revolusioner terhadap perkembangan
farmasi dan kedokteran adalah hippocrates (ca.
460 - 370 sebelum masehhi), Dioscorides (Abad
ke-1 setelah masehi), Galen (ca. 160-200
setelah masehi ) dan Paracelsus (1493-1541
setelah masehi).
Perkembangan Ilmu Farmasi
• Ilmu pengobatan tradisional berkembang di Cina,
Yunani, Timur-Tengah dan wilayah Asia
• Dimiliki turun temurun dalam keluarga
• Cina  tabib
• Yunani pendeta
• Penggunaan Obat dapat ditelusuri sejak tahun 2000 SM
• Pada zaman kebudayaan Mesir dan Babilonia
telah dikenal obat dalam bentuk tablet tanah liat
(granul) dan bentuk sediaan lain.
• Saat itu juga sudah dikenal ratusan jenis bahan
alam yang digunakan sebagai obat.
• Pengetahuan tentang obat dan pengobatan
selanjutnya berkembang lebih rasional pada
zaman Yunani, ketika Hippocrates (460 SM)
memperkenalkan metode dasar ilmiah dalam
pengobatan.
• Dalam zaman yunani itu dikenal pula Aesclapius
(Dewa Pengobatan) ( 7 SM) dan puterinya
Hygeia.
• Aesclepius menugaskan Hygeia untuk meracik
campuran obat yang ia buat. Hygieia apoteker
(Inggris : apothecary)
• Lambang tongkat Aesclepius yang dililit ular
saat ini dijadikan lambang penyembuhan
(kedokteran), sedangkan cawan/mangkok
Hygeia yang dililiti ular dijadikan lambang
(kefarmasian).
• Tonggak sejarah yang penting bagi farmasi yaitu
tahun 1240 di Sisilia, Eropa ketika dikeluarkan surat
perintah oleh Raja Frederick II yang secara legal
(UU) mengatur pemisahan farmasi dari kedokteran.
• Surat perintah kemudian dinamakan “ Magna
Charta “ dalam bidang farmasi mewajibkan seorang
farmasis melalui pengucapan sumpah untuk
menghasilkan obat yang dapat diandalkansesuai
keterampilan dan seni meracik, dalam kualitas yang
sesuai dan seragam.
• “Magna Charta“ kefarmasian dikembangkan sampai
saat ini dalam bentuk Kode Etik Apoteker Indonesia
dan Sumpah Apoteker.
TOKOH-TOKOH BESAR
FARMASI

Hipocrates (370-460 SM)


"Bapak Ilmu Kedokteran"
menerangkan obat secara rasional, dan
menyusun sistematika pengetahuan
kedokteran, serta meletakkan pekerjaan
kedokteran pada suatu etik yang tinggi.
Dioscorides
(abad 1 M)

• Ahli botani (Yunani)  ilmu farmakognosi


• Orang pertama yang menggunakan
tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi
terapan
• Hasil karya  De Materia Medika
• Obat yang dibuat  Opium, Ergot,
Hyoscyamus, dan Cinnamon.
Galen (130-200 M)

• Dokter dan ahli farmasi Yunani


• menciptakan suatu sistem yang sempurna
dari fisiologi, patologi, dan pengobatan.
• Memperkenalkan obat-obatan yang
berasal dari alam, formula dan sediaan
farmasi yang disebut Farmasi Galenik.
Ibnu Sina (980-1037)

• Menggabungkan pengetahuan pengobatan dari


berbagai negara yaitu Yunani, India, Persia, dan Arab 
pengobatan lebih baik
• Menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan
dan penyimpanan tumbuhan obat
• Menulis buku cara pembuatan sediaan obat seperti pil,
supositoria, sirup
Philipus Aureolus Thephratus Bombastus
van Hohenheim (1493 - 1541)

• Dokter dan ahli kimia (Swiss)


• Dikenal “Paracelcus”
• Pengaruh besar pada perkembangan ilmu
farmasi
• menyiapkan bahan obat yang spesifik untuk
melawan penyakit dan memperkenalkan
sejumlah besar zat kimia obat secara
internal.
Johan Jakob Wepfer (1620-1695)

• Berhasil melakukan verifikasi efek


farmakologi dan toksikologi obat pada
hewan percobaan
• Orang pertama yang melakukan penelitian
farmakologi dan toksikologi pada hewan
percobaan
Perkembangan Obat

• Awalnya  tanaman  obat tradisional (jamu)


• Sampai akhir abad 19  obat : produk organik atau
anorganik dari tumbuhan yang dikeringkan atau segar, bahan
hewan atau mineral
• Keterbatasan :
- menimbulkan efek toksik bila dosisnya terlalu tinggi atau pada
kondisi tertentu penderita
- aktivitas yang seringkali berbeda-beda tergantung dari asal
tanaman dan cara pembuatannya.
- Tergantung musim  diawetkan dengan pengeringan
Lanjutan…

• Ahli kimia dipelopori oleh F.W.Sertuerner


(1783-1841) tahun 1804 mengisolasi zat
aktif tanaman
- efedrin dari tanaman Ephedra vulgaris
- atropin dari Atropa belladona
- morfin dari Papaver somniferum
- digoksin dari Digitalis lanata
- reserpin dari Rauwolfia serpentina
Perkembangan Obat Baru

• Tahun 1897 Felix Hoffman menemukan cara menambahkan


dua atom ekstra karbon dan lima atom ekstra karbon dan lima
atom ekstra hidrogen ke dalam sari pati kulit kayu willow 
asetosal  industri obat (BAYER)
• Pendobrakan sejati dicapai  penemuan dan penggunaan
obat-obat kemoterapetik sulfanilamid (1935) dan penisilin
(1940)
• Perang Dunia II  penemuan obat secara massal, obat TBC,
hormaon steroid, dan kontrasepsi serta antipsikotika.
• Indonesia  Tahun1896 berdiri industri Kina di Bandung
• Terus berkembang  1950, pemerintah mengipor produk
farmasi ke Indonesia  industri farmasi seperti Kimia Farma,
Indofarma, Biofarma, dan lainnya
Istilah Kelarutan
• Pernyataan kelarutan zat dalam bagian tertentu
pelarut adalah kelarutan pada suhu 20ºC ( FI III)
atau 25ºC ( FI IV) dinyatakan dalam 1 bagian
bobot zat padat atau 1 bagian volume zat cair
dalam bagian volume tertentu pelarut, kecuali
dinyatakan lain.
• Kelarutan yang tanpa angka adalah kelarutan
pada suhu kamar.
• Pernyataan bagian dalam kelarutan berarti
bahwa 1 g zat padat atau 1 ml zat cair dalam
sejumlah ml pelarut.
ISTILAH KELARUTAN
Sangat mudah larut Kurang dari 1

Mudah larut 1 sampai 0

Larut 10 sampai 30

Agak sukar larut 30 sampai 100

Sukar larut 100 sampai 1000

Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000

Praktis tidak larut Lebih dari 10.000

Catatan : Angka tersebut merupakan jumlah bagian pelarut yang diperlukan


untuk melarutkan 1 bagian zat.
• Air : yang dimaksud dengan air adalah air
suling
• Air demineral : air yang di murnikan
• Derajat Suhu : yang digunakan adalah
Celsius, dinyatakan dengan tanda derajat,
nol kecil yang ditulis di sebelahkanan atas
angka, contoh : 30ºC.
• Air hangat :air dengan suhu 60º-70º
• Air panas : air dengan suhu 85º-95º
Persen, dinyatakan dengan 4 cara yaitu :

1. b/b% adalah persen bobot per bobot, yaitu jumlah


g zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir (larutan
atau campuran)
2. b/v% adalah persen bobot per volume yaitu jumlah
g zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir ( air atau
pelarut lain )
3. v/v% adalah persen volume per volume yaitu
jumlah ml zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir
(larutan)
4. v/b% adalah persen volume per bobot yaitu jumlah
ml zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir.
Yang dimaksud Persen (%) tanpa penjelasan adalah persen bobot perbobot.
Persyaratan Persen
1. Campuran zat pada atau setengah padat
adalah b/b
2. Larutan dan suspensi adalah b/v
3. Larutan cairan dalam cairan v/v
4. Larutan gas dalam cairan adalah b/v
Wadah
• Wadah dan sumbatnya dapat
mempengaruhi bahan yang disimpan di
dalamnya baik secara kimia maupun fisika
yang dapat mengakibatkan perubahan
khasiat, mutu atau kemurniannya hingga
tidak memenuhi syarat baku.
Ada 3 kategori kualitas wadah, yaitu :
1. Wadah tertutup baik, harus melindungi isi nya terhadap
pemasukan bahan padat dari luar dan mencegah
kehilangan isi waktu pengurusan, pengangkutan,
penyimpanan dan penjualan dalam kondisi normal.
2. Wadah tertutup rapat, harus melindungi isi nya
terhadap masuknya bahan padat dari luar dan
mencegah kehilangan, pelapukan, pencairan dan
penguapan pada waktu pengurusan, pengangkutan,
penyimpanan dan penjualan dalam kondisi normal.
3. Wadah tertutup kedap, harus mencegah
menembusnya udara atau gas pada waktu pengurusan,
pengangkutan, penyimpanan dan penjualan dalam
kondisi normal.
• Wadah satuan tunggal, harus tertutup sehingga
isinya tidak dapat dipindahkan tanpa merusak
tutupnya. Wadah satuan tunggal untuk injeksi disebut
wadah dosis tunggal, contoh : ampul.
• Wadah dosis satuan, adalah wadah satuan tunggal
untuk bahan yang digunakan bukan secara parenteral
dalam dosis tunggal langsung dari wadah. Contohnya :
lacto b , oralit sach , L bio sach.
• Wadah satuan ganda, memungkinkan dapat diambil
sebagian isinya tanpa ada perubahan potensi, mutu
dan kemurnian zat dalam wadah, contoh : vial atau
serum.
• Wadah satuan ganda untuk injeksi disebut wadah
dosis ganda
Suhu Penyimpanan Obat
1. Dingin adalah suhu tidak lebih dari 8º. Lemari
pendingin memiliki suhunya antara 2º - 8º sedangkan
lemari pembeku mempunyai suhu antara -20º s/d -
10º.
2. Sejuk adalah suhu antara 8 s/d 15 derajat. Kecuali
dinyatakan lain harus disimpan pada suhu sejuk
dapat disimpan dilemari pendingin.
3. Suhu Kamar adalah suhu yang diatur antara 15º s/d
30º.
4. Hangat adalah suhu antara 30º s/d 40º
5. Panas berlebih adalah suhu diatas 40º
SAMPAI JUMPA LAGI

Anda mungkin juga menyukai