Anda di halaman 1dari 7

Perkembangan Farmasi di Zaman Kuno

( sebelum abad ke-5 Sm)

1. Pendahuluan

Sejak manusia diciptakan manusia tidak terlepas dari penyakit, sehinga


manusia kala itu mencari cara untuk menyembuhkan penyakit yang ada. Cara
untuk menyembuhkan suatu penyakit inilah yang disebut ilmu pengobatan.

Pada awalnya semua ilmu pengobatan berawal dari coba-coba. Apabila


suatu ramuan berhasil menyembuhkan suatu penyakit, maka ramuan tersebut
akan digunakan seterusnya secara turun-temurun untuk menyembuhkan penyakit
yang sama. Hal inilah yang mendasari lahirnya ilmu tentang pengobatan.

Pada masa lalu dalam pengobatan suatu penyakit dilakukan oleh seorang
tabib yang bertugas mendiagnosa serta membuatkan obat bagi sang pasien bisa
dikatakan hal ini seperti seorang dokter yang berfungsi juga sebagai apoteker.
Barulah pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan
pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang
terkenal “Two Silices”.

Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa banyak perubahan


disegala aspek kehidupan. Tidak terkecuali ilmu pengobatan. Selama berabad-
abad lamanya, setelah ditemukannya teknologi-teknologi yang dapat membantu
manusia dalam melakukan berbagai penelitian, pengobatan pun turut mengalami
kemajuan. Obat yang pada awalnya hanya diproduksi terbatas dan terkadang
hanya terdapat di daerah tertentu kini dapat dimanfaatkan dan dikonsumsi secara
universal. Hal ini salah satunya merupakan dampak karena adanya kemajuan dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

A. Awal mula farmasi

Farmasi berasal dari kata “PHARMACON” yang berarti obat atau racun.
Sedangkan pengertian farmasi adalah suatu profesi di bidang kesehatan yang
meliputi kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi,
pengolahan, peracikan, informasi obat dan distribusi obat.
Ilmu farmasi awalnya berkembang dari para tabib dan pengobatan
tradisional yang berkembang di Yunani, Timur-Tengah, Asia kecil, Cina, dan
Wilayah Asia lainnya. Mulanya “ilmu pengobatan” dimiliki oleh orang tertentu
secara turun-temurun dari keluarganya. Di negara Cina, para tabib mendapatkan
ilmunya dari keluarga secara turun-temurun. Itu gambaran “ilmu farmasi” kuno
di Cina.
Sedangkan di Yunani, yang biasanya dianggap sebagai tabib adalah
pendeta. Dalam legenda kuno Yunani, Asclepius, Dewa Pengobatan
menugaskan Hygieia untuk meracik campuran obat yang ia buat. Oleh
mmasyarakat Yunani, Hygiea disebut sebagai apoteker (Inggris : apothecary).
Sedangkan di Mesir, praktek farmasi dibagi dalam dua pekerjaan, yaitu : Yang
mengunjungi orang sakit dan yang bekerja di kuil menyiapkan racikan obat.
Buku tentang bahan obat-obatan pertama kali ditulis di Cina sekitar 2735
SM. Para pengguna awal Cina dikenal pada materia medica adalah Shennong
Bencao Jing (Herb-Akar Klasik Petani Divine), datang kembali ke abad 1.
Bahan-bahan tersebut dikumpulkan selama dinasti Han dan dikaitkan dengan
mitos Shennong. Literatur sebelumnya termasuk daftar resep untuk penyakit
tertentu, dicontohkan oleh "Resep untuk 52 Penyakit" manuskrip, ditemukan di
makam Mawangdui, disegel di 168 SM. Dioscorides, De Materia Medica ,
Byzantium, abad ke-15 Kemudian sekitar tahun 400 SM berdirilah sekolah
kedokteran di Yunani. Salah seorang muridnya adalah Hipocrates yang
menempatkan profesi tabib pada tataran etik yang tinggi. Ilmu farmasi secara
perlahan berkembang.

Di dunia Arab pada abad VIII, ilmu farmasi yang dikembangkan oleh para
ilmuawan Arab menyebar luas sampai ke Eropa. Pada masa ini sudah mulai
dibedakan peran antara seorang herbalist dengan kedokteran terjadi pada tahun
1240 ketika Kaisar Frederick II dari Roma melakukan pemisahan tersebut.
Maklumat yang dikeluarkan tentang pemisahan tersebut menyebutkan bahwa
masing-masing ahli ilmu mempunyai keinsyafan, standar etik, pengetahuan, dan
keterampilan sendirisendiri yang berbeda dengan ilmu lainnya. Dengan
keluarnya maklumat kaisar ini, maka mulailah sejarah baru perkembangan ilmu
farmasi sebagai ilmu yang berdiri sendiri. Berdasarkan hal tersebut maka
lambang Ilmu Farmasi dan Kedokteran Berbeda. Ilmu Farmasi memakai
lambang cawan dililit ular sedangkan kedokteran tongkat dililit ular.
Perkembangan ilmu farmasi kemudian menyebar hampir ke seluruh dunia.
Mulai Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa Barat. Sekolah Tinggi Farmasi yang
pertama didirikan di Philadelphia, Amerika Serikat pada tahun 1821 (sekarang
sekolah tersebut bernama Philadelphia College of Pharmacy and Science).
Setelah itu, mulailah era baru ilmu farmasi dengan bermunculannya sekolah-
sekolah tinggi dan fakultas-fakultas di universitas. Peran organisasi keprofesian
atau keilmuwan juga ditentukan perkembangan ilmu farmasi. Sekarang ini
banyak sekali organisasi ahli farmasi baik lingkup nasional maupun
internasional. Di Inggris, organisasi profesi pertama kali didirikan pada tahun
1841 dengan nama “The Pharmaceutical Society of Great Britain”. Sedangkan,
di Amerika Serikat menyusul 11 tahun kemudian dengan nama “American
Pharmaceutical Association”. Organisasi internasionalnya akhirnya didirikan
pada tahun 1910 dengan nama “Federation International Pharmaceutical”.

B. Perkembangan Ilmu Farmasi Dunia


1. Zaman Prasejarah
Suatu zaman yang sangat awal, belasan maupun puluhan abad
sebelum masehi. Alam lebih dahulu tercipta dari manusia, alam
menyediakan berbagai sumber hayati, hewani serta mineral-mineral
serta zat kimiawi lainnya yang pada akhirnya akan dimanfaatkan oleh
manusia. Pada masa zaman prasejarah (awal mula kehidupan) manusia
dan penyakit adalah dua hal yang saling berkaitan, zaman dahulu untuk
mengobati penyakit mereka menggunakan insting dalam mengobati
penyakit misal luka manusia membubuhkan daun-daun segar diatas
luka, atau menutupinya dengan lumpur, mereka melakukan pencarian
obat secara acak, dan ini merupakan awal mula pngetahuan dan ilmu
farmasi.
Selanjutnya penemuan arkeologi mengenai tulisan-tulisan
mengenai farmasi yang terkenal adalah penemuan catatan-catatan yang
disebut ‘Papyrus Ebers’, papyrus ebers ini merupakan suatu kertas yang
berisi tulisan yang panjangnya 60 kaki (kurang lebih 20 meter) dan
lebarnya 1 kaki (sekitar sepertiga meter) berisi lebih dari 800 formula
atau resep, disamping itu disebutkan juga 700 obat-obatan yang berbeda
antara lain obat yang berasal dari tumbuh tumbuhan seperti akasis, biji
jarak (castrol), anisi serta mineral seperti besi oksida, natrium
bikarbonat, natrium klorida dan sulfur.

2. Farmasi pada Masa Babylonia Kuno


Babylon, permata bagi Mesopotamia kuno, sering disebut juga
sebagai tempat munculnya peradaban manusia, adalah yang pertama
menemukan dan melaksanakan praktek peracikan obat. Para ahli
penyembuh ketika itu (sekitar 2600 SM) melaksanakan tiga peran
berbeda secara bersamaan sebagai agamawan, dokter, dan apoteker.
Naskah-naskah medik ditulis di atas tablet tablet tanah liat yang
berisikan gejala-gejala penyakit, resep dan cara peracikan obat, dan juga
doa-doa. Orang-orang babylon telah berhasil menemukan hal-hal
penting dalam upaya penyembuhan penyakit yang pada masa sekarang
dikenal dengan farmasetik modern, ilmu kedokteran, serta kegiatan-
kegiatan spiritual.

3. Farmasi pada Masa Cina Kuno


Kefarmasian di Cina menurut legenda pertama kali dikembangkan
oleh Shen Nung (sekitar 2000 SM). Seorang kepala suku yang telah
mencari dan menginvestigasi khasiat obat dari ratusan herbal. Beliau
diyakini mencobakan beberapa herbal tersebut terhadap dirinya
sendiri,serta menulis Pen T-Sao pertama, tulisan tentang herbal-herbal
asli yang berisikan 365 jenis obat- obatan. Sesuatu yang masih dipuja
oleh orang cina asli penghasil obat sebagai wujud perlindungan Tuhan
untuk mereka. Shen Nung secara menakjubkan menguji beberapa herbal,
kulit kayu, dan akar yang diperoleh dari ladang, rawa-rawa, dan hutan
yang masih dikenal dalam bidang kefarmasian hingga kini.
Menggunakan background “Pa Kua”, suatu simbol matematis dari
penciptaan dan kehidupan. Tanaman-tanaman obat yang ditemukan oleh
Shen Nung antara lain podophyllum, rhubarb, ginseng, stramonium,
kulit kayu cinnamon, dan jugaseperti yang berada di tangan bocah pada
gambar, ma huang, atau disebut juga ephedra. (Anonim, 2016)

4. Awal Masehi
Sejarah farmasi dan kedokteran juga dipengaruhi tokoh tokoh
seperti hippocrates (450-370 SM), Dioscorides (abad ke-1 M), dan
Galen (120-130 M)
a. Hippocrates (450-370 SM) merupakan seorang dokter yunani yang
dihargai karna memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara
ilmiah, ia membuat sistematika dalam pengobatan, serta menyusun
uraian tentang beratus-ratus jenis obat-obatan, ia juga dinobatkan
sebagai bapak dari ilmu kedokteran.
b. Dioscorides (abad ke-1 M), seorang dokter yunani yang merupakan
seorang ahli botani, yang merupakan orang pertama yang
menggunakan ilmu tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan,
hasil karyanya berupa De Materia Medika. Selanjutnya
mengembangkan ilmu farmakognosi. Obat-obatan yang dibuat
Dioscoridaes antara lain napidium, opium, ergot, hyosciamus, dan
cinnamon.
c. Galen (120-130 M), seorang dokter dan ahli farmasi bangsa Yunani
berkewarganegaraan Romawi, yang menciptakan suatu sistim
pengobatan, fisiologi, patologi yang merumuskan kaidah yang
banyak diikuti selama 1500 tahun, dia merupakan pengarang buku
terbanyak dizamannya, ia telah meraih penghargaan untuk 500
bukunya tentang ilmu kedokteran dan farmasi serta 250 buku lainnya
tentang falsafal, hukum, maupun tata bahasa. Hasil karyanya
dibidang farmasi uraian mengenai banyak obat, cara pencampuran
dan lain sebagainya, sekarang lazim disebut farmasi ‘galenik’.
DAFTAR PUSTAKA

Dheelis. 2012. Sejarah Farmasi http://en.wikipedia.org/wiki/History_of_pharmacy

Anonim. 2016. History of Pharmacy :


http://dheelis.wordpress.com/2012/04/30/sejarah-farmasi/

Anda mungkin juga menyukai